Rasa bangga yang sempat bertengger,,,

"Hush!!! jangan teriak-teriak begitu, Dian," ucap Gavin yang terkejut luar biasa, bagaimana tidak Diandra tiba-tiba berteriak macam begitu dengan suara yang kencang, untung saja jantung Gavin tidak meloncat dari tempatnya, Gavin terus membawa mobil menuju kampus, tidak peduli Diandra berteriak macam tadi, dia hampir telat.

"Biarin!!! saya benci pokoknya sama Dokter, benci banget!!!" ucap Diandra yang kembali memukul-mukul lengan Gavin dengan membabi buta, membuat Gavin lantas menghentikan mobilnya dan bersandar di jok.

Diandra sontak berhenti memukul lengan Gavin,, dia melepas seat belt,, hendak meloncat turun kalau saja tangan Gavin tidak buru-buru mencekal tangan Diandra.

"Ett!!!" Gavin mencengkram kuat tangan itu.

"Saya berhenti bukan kasih kesempatan kamu untuk melarikan diri yah," ucap Gavin lagi.

Diandra langsung mendengus sambil menatap kesal ke arah Gavin yang tampak bersorot mata tajam, mimpi apa Diandra harus berhadapan dengan takdir yang menyebalkan macam ini? agaknya Gavin ini sedikit tidak waras!!!

""Kenapa sih Dokter itu ngeselin banget? kenapa?" tanya Diandra dengan gemas, Diandra berusaha melepaskan cekalan tangan itu namun sayang sekali dia kalah tenaga.

"Sumpah saya kesel banget sama Dokter," ucap Diandra lagi.

Gavin menghela nafas panjang lalu melepaskan tangan itu. Dia mendekatkan wajahnya dan menarik seat belt kembali mengunci tubuh Diandra di jok dan membawa mobilnya pergi dari sana. Dia harus ingat bahwa mahasiswi dan mahasiswanya tengah menunggu kedatangan Gavin.

"Memangnya kamu ini nggak nyebelin apa? nggak ngeselin?" ucap Gavin sambil melirik Diandra yang cemberut di jok sebelahnya.

"Saya juga kesal sama kamu Dian, kesel banget malah," ucap Gavin lagi yang makin membuat wajah Diandra cemberut.

"Kalau gitu kenapa Dokter malah mau menikahi saya? mana ngebet banget lagi mau nikahi saya?" ucap Diandra.

Gavin tidak bereaksi dia hanya fokus pada mobilnya takut jika dia sangat terlambat. Malu pada mahasiswi dan mahasiswanya dong!!! selama ini Gavin paling tidak suka dan tidak memberikan izin untuk mahasiswa dan mahasiswinya masuk ke dalam kelasnya jika mereka terlambat. Lalu apa kata mereka nanti kalau Gavin yang gantian terlambat? dia yang akan dikunci di luar kelas? memalukan!!!

Gavin membelokkan mobilnya masuk ke gerbang kampus, sementara Diandra masih bersandar di jok dengan wajah yang ditekuk. Kalau saja Gavin tidak terlambat rasanya sudah Gavin...Ah tidak Gavin, jangan!!!

Diandra melirik sekilas dan lelaki itu masih diam membisu tidak menjawab protes yang tadi Diandra layangkan. Memang apa yang Diandra harapkan? tentu saja Diandra berharap bahwa rencana gila ini bisa dibatalkan!!! Diandra tidak harus menikah dan hidup satu rumah dengan dosen edan itu meskipun sudah dibuat perjanjian sedemikian rupa.

"Ikut saya ke kelas," ucap Gavin sambil mematikan mesin mobil.

Sontak mata Diandra melotot tajam, dia menoleh dan menatap Gavin dengan alis berkerut. Dia tidak salah dengar kan? Gavin ingin dia ikut ke kelas? tapi buat apa? dia sudah lulus dari fakultas kedokteran dan siap menyandang gelar sarjana kedokteran, wisuda akan dilakukan bulan depan dan Gavin meminta dia untuk ikut kembali ke kelas? tidak mau!!!

"Apa Dokter meminta saya untuk ikut ke kelas? ogah," ucap Diandra yang kembali berteriak, dia semasa kuliah saja kalau tidak kepepet ogah jadi mahasiswi Gavin, apalagi ini dia sudah lulus?

Gavin menatap jengkel ke arah calon istrinya, dicubitnya keras-keras pipi Diandra sampai gadis itu berteriak heboh.

"Aduh sakit Dok heran suka banget sih nyiksa orang," ucap Diandra sambil menimpuk tangan itu sekeras-kerasnya, mengusap pipinya yang langsung memerah.

"Kamu itu siapa suruh suka banget bikin darah tinggi orang? heh?" ucap Gavin sengit, dia sudah melepas seat belt nya.

"Turun ikut saya ke kelas,, saya tidak mau kamu kabur!!!" ucap Gavin.

Bukan Diandra namanya kalau dia tidak membantah. Dengan cepat dia menggelengkan kepalanya,, tanda bahwa dia menolak keras perintah yang Gavin berikan padanya.

"Nggak mau!!! lagian saya mau kabur ke mana sih Dok?" ucap Diandra heran.

Ikut ke kelas Gavin? sudah cukup bagi Diandra selama ini di preklinik kemarin.

"Siapa tahu kamu mau kabur saya tidak teri..." ucap Gavin yang langsung dipotong cepat oleh Diandra.

"Nggak!!! nggak!!! saya nggak bakalan kabur," ucap Diandra cepat walaupun jujur sebenarnya Diandra berniat ingin kabur.

"Janji?" tanya Gavin dengan sorot mata tajam menatap Diandra.

"Janji," ucap Diandra cepat.

"Apa jaminannya?" tanya Gavin yang tampak tidak percaya begitu saja.

"Dokter minta apa ada?" tanya Diandra, sebuah pertanyaan bodoh yang muncul begitu saja dari mulut Diandra, sebuah hal yang kembali disesali.

Gavin menghela nafas panjang.

"Oke kalau begitu!!! kalau sampai kamu nekat kabur maka perjanjian kita batal, kamu wajib melayani saya setelah kita menikah kapanpun saya mau,, oke?" ucap Gavin.

"APA!!!?"

##############

"Kamu wajib menikahi saya setelah kita menikah kapan pun saya mau,"

Diandra sontak bergidik ngeri ketika ucapan itu kembali terngiang di telinganya,, melayani Gavin? Diandra harus... Ah! wajah Diandra memanas ketika bayangan tidak senonoh itu terlintas di dalam pikirannya. Untung Diandra bisa menahan diri untuk tidak berteriak, pasalnya dia sedang duduk di perpustakaan sekarang, bisa-bisa dia diusir oleh petugas perpustakaan kalau sampai dia membuat ribut.

Gavin Narendra Putra.

Mungkin sangat banyak teman-teman kampus terutama perempuan yang mengidolakan dan tergila-gila pada sosok Dokter bedah itu. Tapi tentu saja tidak untuk Diandra, track record mereka begitu buruk, hingga di dalam pandangan Diandra, Gavin begitu sangat menyebalkan dan membuat dia selalu naik pitam.

Apa gunanya wajah seperti aktor,, postur seperti model kalau kelakuan selalu membuat Diandra sakit kepala? dan malangnya karena sumpahnya sendiri, kini Diandra harus terjebak dalam ikatan gila yang sama sekali tidak pernah Diandra bayangkan dalam seumur hidup bersama lelaki itu.

"Eh... sudah dengar gosip belum kalau Dokter Gavin mau nikah sama anak kampus sini,"

Diandra refleks menutup wajahnya dengan buku, takut dikenali dan diketahui keberadaannya, entah siapa itu namun Diandra merasa asing dengan suara mereka mungkin junior.

"Serius? Ah patah hati, sumpah!!!" ujar suara yang lain.

"Iya nih,, beruntung banget tuh cewek dinikahi sama Dokter Gavin, aku mah juga mau,"

Diandra mengeram,, kalau mau Diandra ikhlas kok sebenarnya. Tinggal Dokter Gavin mau nggak sama kalian? mendadak Diandra merasa di atas angin. Entah mengapa ada sedikit perasaan bangga menyeruak di dalam diri Diandra. Terlepas dari sumpah yang Diandra ucapkan, dia yang dipilih oleh Dokter edan itu untuk dinikahi bukan? bukan ratusan mahasiswinya yang lain? apakah itu artinya dia spesial di mata sosok itu? atau apa?

Mendadak obrolan antara Gavin dan Diandra di dalam mobil tadi kembali terngiang, membuat rasa bangga yang sempat bertengger di kepala Diandra sontak lenyap entah ke mana, bukankah tadi juga Gavin bilang bahwa dia kesal pada Diandra? bahwa Diandra selalu membuatnya darah tinggi? itu semua terbukti dengan hubungan mereka yang tidak pernah akur selama Diandra menjadi mahasiswi Gavin. Kening Diandra berkerut, kalau begitu kenapa Gavin tidak cari wanita lain saja untuk dinikahi? kenapa dia malah nekat dan mati-matian hendak menikahi Diandra?

Episodes
1 Jodohku kemana sih Ya Allah?
2 Ini sangat tidak adil!!!
3 Flashback...
4 Flashback 2...
5 Mencari Dokter Gavin...
6 Semoga dipermudah Ya Allah!!!
7 Lulus!!!
8 Bujang lapuk menyebalkan!!!
9 Saya membutuhkan kamu Diandra!!!
10 Makan malam absurd...
11 Kamu pulang tidak dalam rangka meminta izin nikah kan?
12 Kirimkan fotomu...
13 Nah ketemu kau!!!
14 Diktator,,,
15 Terima babak belur...
16 Rasa bangga yang sempat bertengger,,,
17 Tidak ada hubungan apa-apa sama dia,,,
18 Kabar burung,,
19 Kalian itu benar-benar jodoh,,,
20 Tidak berniat kabur kan?
21 Batalkan saja!!!
22 Biar saya carikan jodoh untuk Dokter,,,
23 Saya akan bantu sebisa saya,,,
24 Gimana caranya?
25 Terdengar indah kalau Diandra yang memanggilnya begitu?
26 Semoga beneran jodoh yah,,,
27 Cara kedua?
28 Bayangkan Dian,,,
29 Otak kamu kenapa?
30 Diandra mengomel...
31 Mimpi aneh...
32 Sisi lain,,,
33 Mimpi aneh lagi...
34 Nggak mungkin!!!"
35 Ingin cucu kembar,,,
36 Pengen nikah kan?
37 Kapan nak Gavin bisa kesini?
38 Kepikiran!!!
39 Tidak main-main!!!
40 Kehidupan Diandra harus lebih baik, itu sudah mutlak!
41 Apa benar yang Diandra katakan?
42 Kedatangan Gavin...
43 Seret saya kayak barusan lagi, ya?
44 Makin tidak terduga?
45 Ketahuan bohong!!!
46 Kelak kamu akan mengerti..
47 Anak orang jangan diapa-apain,,,
48 Gini amat perjuangan untuk menikahi mu!
49 Are you ready, Vin?
50 Dibalik ajakan hiking mendadak!
51 Saya tunggu kedatangan keluarga di rumah Vin!
52 Habis wisuda!
53 Sudah siap nikah?
54 Sebahagia kita selamanya!!!
55 Entah kamu merasakan ini juga atau tidak!
56 Laki-laki sejati nggak main kasar sama wanita!!
57 Keep calm, Dian!!!
58 Nggak! pokoknya nggak!!!
59 Gavin benar-benar ragu,,
60 Dokter ngapain!
61 Tanpa pikir panjang,,,
62 Kenapa sehoror ini sih?
63 Bisa jadi partner kamu!
64 Kenapa dia begitu lemah?
65 Nangis aja dulu, Dian!
66 Ngambek dikit!
67 Jatuh cinta?
68 Pernyataan cinta!
69 Diandra vs Tati!
70 Permintaan!
71 Tertunda!
72 Teman-teman Gavin...
73 Sampai dimana tadi?
74 Mas sakit!
75 Gagal lagi!
76 Sorry yah Vin!
77 Kaget aja...
78 Dia siapa?
79 Mencoba bertahan!
80 Ingin nambah cucu..
81 Ingin pulang secepatnya!
82 Tidak sabar!
83 Pegang boleh kok!
84 Telepon dari siapa?
85 Buat cucu!
86 Lebih baik tahan dulu!
87 Lagi dan lagi!
88 Rahasia pabrik....
89 Kepo!!!
90 Agenda kita jalan-jalan kan?
91 Setuju kalau begitu!
92 Waktu berdua!
93 Yang di depanku ini apa?
94 Itu janji Mas!
95 Ingin tahu!
96 Aku nggak bisa janji!
97 Giliran Mas kan, Dian?
98 Ki udah dong! jangan nangis,,,
99 Please! bisa jangan bahas itu lagi, Ki?
100 Hanya itu!!!
101 Aku maunya di sini,,
102 Program kembar...
103 Gercep amat Om,
104 Aliya!
105 Baik-baik saja kan?
106 Kalau aku nggak mau lepas gimana?
107 Kau menantang ku, Diandra Safaluna?
108 Dia kan...
109 Tempat biasa kan?
110 Kenapa rasanya begitu sulit?
111 Susah fokus!
112 Tawar menawar!
113 Derren!
114 Terpejam erat!
115 Kamu nggak apa-apa Dek?
116 Dasar lelaki menyebalkan,,
117 Mas, ibu datang, Mas...
118 Sekarang dia harus bagaimana?
119 Ikut ke dalam ya?
120 Menikah itu ternyata sungguh manis sekali!
121 Bayangin Ki...
122 Kamu nggak apa-apa kan?
123 Jamu!
124 Penasaran namanya!
125 Aku belum siap hamil!
126 Begitu dia sukai...
127 Kalian rukun, akur dan bahagia selalu!
128 Nggak! Nggak mungkin, Dian!
129 Ya kan baru aja kenal, sah-sah saja salah!
130 Namanya Derren!!!
131 Kiki cantik kok!
132 Nggak usah sirik gitu!!!
133 Kau mau jadi Dokter apa tukang tunggu kantin, heh?
134 Ngapain sih di sana?
135 Mau kan?
136 Pertanyaan Kiki tidak salah, bukan?
137 Dermaga cinta yang tak bertepi...
138 Nggak mau alasan apapun!
139 Dia sahabatnya Diandra!
140 Sekarang dia harus apa?
141 Kalian jodoh!
142 Maaf!
143 Tidak terima!
144 Kenapa rasanya sedikit sakit?
145 Boleh, kan?
146 Mau yang model kayak Dokter Gavin!!!
147 Kecuali jika kamu yang ingin menyudahi!!!
148 Selamat yah!!!
149 Masa lalu biarlah masa lalu!!!
150 Apa yang harus dia lakukan sekarang?
151 Saya tidak suka pakai barang bekas orang,,,
152 Jangan hubungi aku lagi untuk alasan apapun!"
153 Kenapa mulut Gavin bisa sekejam tadi?
154 Bertemu lagi!!!
155 Siapa yang sebenarnya selingkuh?
156 Kejadian sesungguhnya!
157 Apapun itu, terima kasih dulu sudah menyakiti aku...
158 Beruntung!
159 Nguping!
160 Kehilangan lelaki yang begitu tulus mencintai dirinya..
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Jodohku kemana sih Ya Allah?
2
Ini sangat tidak adil!!!
3
Flashback...
4
Flashback 2...
5
Mencari Dokter Gavin...
6
Semoga dipermudah Ya Allah!!!
7
Lulus!!!
8
Bujang lapuk menyebalkan!!!
9
Saya membutuhkan kamu Diandra!!!
10
Makan malam absurd...
11
Kamu pulang tidak dalam rangka meminta izin nikah kan?
12
Kirimkan fotomu...
13
Nah ketemu kau!!!
14
Diktator,,,
15
Terima babak belur...
16
Rasa bangga yang sempat bertengger,,,
17
Tidak ada hubungan apa-apa sama dia,,,
18
Kabar burung,,
19
Kalian itu benar-benar jodoh,,,
20
Tidak berniat kabur kan?
21
Batalkan saja!!!
22
Biar saya carikan jodoh untuk Dokter,,,
23
Saya akan bantu sebisa saya,,,
24
Gimana caranya?
25
Terdengar indah kalau Diandra yang memanggilnya begitu?
26
Semoga beneran jodoh yah,,,
27
Cara kedua?
28
Bayangkan Dian,,,
29
Otak kamu kenapa?
30
Diandra mengomel...
31
Mimpi aneh...
32
Sisi lain,,,
33
Mimpi aneh lagi...
34
Nggak mungkin!!!"
35
Ingin cucu kembar,,,
36
Pengen nikah kan?
37
Kapan nak Gavin bisa kesini?
38
Kepikiran!!!
39
Tidak main-main!!!
40
Kehidupan Diandra harus lebih baik, itu sudah mutlak!
41
Apa benar yang Diandra katakan?
42
Kedatangan Gavin...
43
Seret saya kayak barusan lagi, ya?
44
Makin tidak terduga?
45
Ketahuan bohong!!!
46
Kelak kamu akan mengerti..
47
Anak orang jangan diapa-apain,,,
48
Gini amat perjuangan untuk menikahi mu!
49
Are you ready, Vin?
50
Dibalik ajakan hiking mendadak!
51
Saya tunggu kedatangan keluarga di rumah Vin!
52
Habis wisuda!
53
Sudah siap nikah?
54
Sebahagia kita selamanya!!!
55
Entah kamu merasakan ini juga atau tidak!
56
Laki-laki sejati nggak main kasar sama wanita!!
57
Keep calm, Dian!!!
58
Nggak! pokoknya nggak!!!
59
Gavin benar-benar ragu,,
60
Dokter ngapain!
61
Tanpa pikir panjang,,,
62
Kenapa sehoror ini sih?
63
Bisa jadi partner kamu!
64
Kenapa dia begitu lemah?
65
Nangis aja dulu, Dian!
66
Ngambek dikit!
67
Jatuh cinta?
68
Pernyataan cinta!
69
Diandra vs Tati!
70
Permintaan!
71
Tertunda!
72
Teman-teman Gavin...
73
Sampai dimana tadi?
74
Mas sakit!
75
Gagal lagi!
76
Sorry yah Vin!
77
Kaget aja...
78
Dia siapa?
79
Mencoba bertahan!
80
Ingin nambah cucu..
81
Ingin pulang secepatnya!
82
Tidak sabar!
83
Pegang boleh kok!
84
Telepon dari siapa?
85
Buat cucu!
86
Lebih baik tahan dulu!
87
Lagi dan lagi!
88
Rahasia pabrik....
89
Kepo!!!
90
Agenda kita jalan-jalan kan?
91
Setuju kalau begitu!
92
Waktu berdua!
93
Yang di depanku ini apa?
94
Itu janji Mas!
95
Ingin tahu!
96
Aku nggak bisa janji!
97
Giliran Mas kan, Dian?
98
Ki udah dong! jangan nangis,,,
99
Please! bisa jangan bahas itu lagi, Ki?
100
Hanya itu!!!
101
Aku maunya di sini,,
102
Program kembar...
103
Gercep amat Om,
104
Aliya!
105
Baik-baik saja kan?
106
Kalau aku nggak mau lepas gimana?
107
Kau menantang ku, Diandra Safaluna?
108
Dia kan...
109
Tempat biasa kan?
110
Kenapa rasanya begitu sulit?
111
Susah fokus!
112
Tawar menawar!
113
Derren!
114
Terpejam erat!
115
Kamu nggak apa-apa Dek?
116
Dasar lelaki menyebalkan,,
117
Mas, ibu datang, Mas...
118
Sekarang dia harus bagaimana?
119
Ikut ke dalam ya?
120
Menikah itu ternyata sungguh manis sekali!
121
Bayangin Ki...
122
Kamu nggak apa-apa kan?
123
Jamu!
124
Penasaran namanya!
125
Aku belum siap hamil!
126
Begitu dia sukai...
127
Kalian rukun, akur dan bahagia selalu!
128
Nggak! Nggak mungkin, Dian!
129
Ya kan baru aja kenal, sah-sah saja salah!
130
Namanya Derren!!!
131
Kiki cantik kok!
132
Nggak usah sirik gitu!!!
133
Kau mau jadi Dokter apa tukang tunggu kantin, heh?
134
Ngapain sih di sana?
135
Mau kan?
136
Pertanyaan Kiki tidak salah, bukan?
137
Dermaga cinta yang tak bertepi...
138
Nggak mau alasan apapun!
139
Dia sahabatnya Diandra!
140
Sekarang dia harus apa?
141
Kalian jodoh!
142
Maaf!
143
Tidak terima!
144
Kenapa rasanya sedikit sakit?
145
Boleh, kan?
146
Mau yang model kayak Dokter Gavin!!!
147
Kecuali jika kamu yang ingin menyudahi!!!
148
Selamat yah!!!
149
Masa lalu biarlah masa lalu!!!
150
Apa yang harus dia lakukan sekarang?
151
Saya tidak suka pakai barang bekas orang,,,
152
Jangan hubungi aku lagi untuk alasan apapun!"
153
Kenapa mulut Gavin bisa sekejam tadi?
154
Bertemu lagi!!!
155
Siapa yang sebenarnya selingkuh?
156
Kejadian sesungguhnya!
157
Apapun itu, terima kasih dulu sudah menyakiti aku...
158
Beruntung!
159
Nguping!
160
Kehilangan lelaki yang begitu tulus mencintai dirinya..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!