Flashback...

Dan di sinilah Gavin berada sekarang,, duduk di sebelah Diandra,, mahasiswi yang paling menyebalkan dalam sepanjang karir Gavin menjadi dosen. Meskipun baru dua tahun ini dia menjadi tenaga pengajar di universitas, tetapi sungguh baru kali ini dia bertemu dengan makhluk semenyebalkan Diandra.

"Jadi bagaimana, Diandra?" tanya Profesor Ali dekan Fakultas Kedokteran itu sambil menatap Diandra dan Gavin bergantian.

"Saya mau mengajukan protes,, Prof!" ucap Diandra tanpa rasa takut sedikitpun, yang sontak membuat Gavin terlonjak kaget, Edan! berani benar rupanya makhluk satu ini!

"Protes yang seperti apa?" tanya Profesor Ali sambil menatap Gavin yang terkejut itu,, dia masih mencoba tenang dan hendak menyimak apa yang hendak mahasiswi itu keluhkan.

"Saya keberatan dengan para dosen yang seenaknya memberi aturan tidak mengizinkan mahasiswa masuk kelas ketika mahasiswa terlambat! itu tentu sangat merugikan bagi kami sebagai mahasiswa, karena kami di sini bayar SPP juga Prof, uang pangkal juga bayar dan lain-lain, terus seenaknya saja, saya tidak boleh ikut kelas terus,," cerocos Diandra tanpa rasa takut sedikitpun.

"Yang jadi dosen saya, saya yang mengajar dan selama jam pelajaran saya,, otomatis saya yang memegang kendali buat peraturan dan itu sudah sangat mutlak!"ucap Gavin yang akhirnya bersuara, Gavin tidak suka diinterupsi seperti ini, memangnya gadis ini siapa?

"Tapi disini yang dibuat pihak kampus bayar jasa Dokter sebagai pengajar itu adalah uang saya juga,, Dokter! dan Dokter dengan seenaknya saja melarang saya untuk ikut kelas,, itu sama saja merugikan saya Dokter!" ucap Diandra.

Gavin mengeram kesal,, rasanya dia ingin sekali menggebrak meja itu seketika, namun dia sungkan pada seseorang yang duduk di depan mereka. Gavin menatap Diandra dengan sorot mata sangat tajam, begitupun sebaliknya Diandra juga seperti itu. Sungguh Gavin sampai tidak mengerti,, mengapa ada makhluk yang sangat menyebalkan seperti ini?

"Tapi itu kelas saya,, jadi saya berhak membuat peraturan di kelasku, dan selama kamu ikut dalam kelas saya,, maka kamu harus patuh dengan segala aturan di kelas saya," ucap Gavin lagi tidak mau dibantah.

Tampak gadis itu ikut mengeram kesal,, membuat Gavin rasanya ingin....Ah tentu saja tidak! karena dia wanita tentu saja akan sangat cemen jika baku hantam dengan seorang wanita,, dimana martabatnya sebagai seorang laki-laki?

"Kalau hukuman yang Dokter berikan sesuai dengan kesalahan dan tidak merugikan saya dalam jangka panjang seperti ini, tentu saya akan terima Dokter, tapi hukuman Dokter itu sama saja merugikan saya dalam jangka panjang, jadi mana mungkin saya akan terima! saya kuliah disini bayar,, bukan Dokter yang bayar biaya kuliah saya," ucap Diandra lagi.

Dasar anak ini... Gavin terus mengeram dalam hatinya, berani sekali bocah itu melawan dirinya? mana di depan dekan pula. Astaga... kepala Gavin langsung pusing seketika, rasanya sia-sia saja berdebat dengan bocah satu ini.

"Jadi mau mu,, kamu mau dihukum apa?" tanya Gavin.

Seketika Diandra tergagap membuat Gavin sontak menghela nafas panjang. Dasar menyebalkan!

"Jadi intinya Ananda Diandra ini keberatan dengan hukuman yang diberikan oleh Dokter Gavin?" tanya Profesor Ali yang kembali bersuara, sudah saatnya dia melerai pertikaian dihadapannya saat ini, Gavin menghela nafasnya panjang, yang jelas Gavin ingin segera menyelesaikan urusannya dengan anak menyebalkan ini tanpa diperpanjang,, Gavin sudah sangat malas.

"Tentu saja Prof,, karena hukumannya sangat tidak manusiawi sekali dan juga merugikan saya Prof," ucap Diandra.

Gavin seketika terbelalak,, tidak manusiawi kata bocah itu? memang Gavin sudah melakukan apa? meminta bocah itu membangun jalan dari Anyer ke Panarukan? bikin jembatan Suramadu? atau apa? dimana letak tidak manusiawi nya dirinya?

"Dokter Gavin, saya rasa pendapat Ananda Diandra ada benarnya juga, lebih baik diberi hukuman lain yang memberi efek jera, mereka akan ketinggalan materi jika tidak diizinkan masuk kelas,, bukan?" ucap Profesor Ali.

"Ta...tapi Prof,, sa...,"

"Dokter Gavin please! apa perlu saya bawa teman-teman untuk demo di depan Fakultas?" ucap Diandra.

Entah sudah ke berapa kalinya Gavin membelalakan matanya pagi ini karena kesal pada mahasiswi nya yang sangat bandel ini. Sungguh rasanya Gavin sudah gemas setengah mati, Bapaknya praktik di mana sih? Dokter apa? sampai anaknya bisa seberani ini pada dosennya sendiri.

Namun Gavin sudah tidak bisa berkutik lagi, oke. Hari ini dia memang kalah melawan gadis menyebalkan ini. Akan dia ganti hukuman yang dia berikan, namun suatu hari nanti Gavin sudah bertekad akan membalas gadis ini dan membuat gadis ini menyesal sudah berurusan dengan Gavin Narendra Putra, lihat saja nanti!

##########

"Loh kenapa makalah saya dikembalikan Dok?" ucap Diandra terlihat jelas dia protes keras pada Gavin yang mengembalikan makalahnya.

Gavin tersenyum sinis sambil menepuk pundak gadis itu lalu berbisik "Lain kali kalau mau ngumpulin tugas itu dibaca dulu ketentuan tugasnya itu seperti apa,, mengerti?"

Gavin melihat jelas wajah gadis itu tampak memucat, sedetik kemudian mata gadis itu kembali menatap tajam padanya, Gavin tersenyum setengah mengejek Diandra,, sebelum dia melangkah pergi dari hadapan Diandra.

Siapa suruh berani berurusan dengan dirinya? gadis itu memang benar uang pembayaran kuliahnya yang membayar jasanya di sini. Namun perlu Gavin tekankan segalanya di sini, lebih tepatnya di kelas Gavin,, bahwa Gavin yang berkuasa penuh.

Dengan langkah kaki santai Gavin masuk ke dalam ruangannya, Gavin hendak bersiap menuju rumah sakit karena jam mengajarnya telah selesai dan deretan jadwal operasi sudah menunggunya di rumah sakit, samar-samar Gavin bisa mendengar ocehan gadis itu yang tampaknya sangat protes atas tindakan yang Gavin lakukan.

"Hah.. siapa suruh berurusan dengan saya, Dian? rasakan saja sekarang," ucap Gavin yang entah mengapa sangat puas melihat wajah cemberut gadis itu tadi.

Gavin sudah menaikkan tas itu ke punggungnya, ketika tiba-tiba ponselnya berdering, dia segera merogoh saku kemejanya, yang menampilkan nama dan nomor itu. Gavin langsung menghela nafas panjang,, ibunya yang menelepon,,, bukannya tidak suka ibunya menelepon dirinya hanya saja Gavin pasti akan dibuat sakit kepala dengan permintaan ibunya yang sudah beberapa tahun lalu tidak berubah dan semakin menjadi-jadi, yaitu minta dibawakan calon mantu.

Jujur saja Gavin belum memiliki pandangan seperti apa wanita yang akan dia nikahi, dia belum berpikir sampai ke sana, tapi tahu sendiri bukan bagi warga negara Indonesia, di usia Gavin saat ini, dia ditekan harus sudah berumah tangga? padahal siapa sih yang mengharuskan itu? buat apa juga buru-buru menikah? Gavin menghirup udara sebanyak-banyaknya mempersiapkan diri untuk menghadapi sang Ibu yang sudah Gavin bisa tebak ke mana arah pembicaraan ibunya nanti.

"Assalamualaikum, Bu," ucap Gavin sambil keluar dari ruangannya,, sungguh sangat malu jika rekan-rekannya mendengar pembicaraan dia dan ibunya tentang masalah itu, ya walaupun rekan-rekan nya tidak bisa mendengar suara ibunya tapi Gavin lebih memilih keluar dari ruangan itu.

"Gavin besok Ibu mau ke sana, kamu mau dibawain apa?" tanya Mira

Mati sudah!

Jika mendapat telepon dari ibunya saja sudah seperti mimpi buruk untuk Gavin, maka dikunjungi ibunya ke rumah,, itu lebih buruk lagi dan sangat menyeramkan, Gavin akan kenyang di ceramai dari pagi sampai malam mengenai jodoh dan keinginan sang ibu agar dia segera menikah. Tapi kalau melarang sang ibu untuk datang ke rumahnya,, itu sama saja kurang ajar, durhaka,, anak tidak tahu di untung dan entah apalagi sebutan untuk dirinya. Gavin memijit pelipisnya perlahan,, dia hendak buka suara namun suara itu lebih dulu menyapanya.

"Gavin,, kamu tidak tiba-tiba menjadi tuli kan?" tanya Mira.

Terpopuler

Comments

Sumawita

Sumawita

Lanjut kak

2022-10-15

0

lihat semua
Episodes
1 Jodohku kemana sih Ya Allah?
2 Ini sangat tidak adil!!!
3 Flashback...
4 Flashback 2...
5 Mencari Dokter Gavin...
6 Semoga dipermudah Ya Allah!!!
7 Lulus!!!
8 Bujang lapuk menyebalkan!!!
9 Saya membutuhkan kamu Diandra!!!
10 Makan malam absurd...
11 Kamu pulang tidak dalam rangka meminta izin nikah kan?
12 Kirimkan fotomu...
13 Nah ketemu kau!!!
14 Diktator,,,
15 Terima babak belur...
16 Rasa bangga yang sempat bertengger,,,
17 Tidak ada hubungan apa-apa sama dia,,,
18 Kabar burung,,
19 Kalian itu benar-benar jodoh,,,
20 Tidak berniat kabur kan?
21 Batalkan saja!!!
22 Biar saya carikan jodoh untuk Dokter,,,
23 Saya akan bantu sebisa saya,,,
24 Gimana caranya?
25 Terdengar indah kalau Diandra yang memanggilnya begitu?
26 Semoga beneran jodoh yah,,,
27 Cara kedua?
28 Bayangkan Dian,,,
29 Otak kamu kenapa?
30 Diandra mengomel...
31 Mimpi aneh...
32 Sisi lain,,,
33 Mimpi aneh lagi...
34 Nggak mungkin!!!"
35 Ingin cucu kembar,,,
36 Pengen nikah kan?
37 Kapan nak Gavin bisa kesini?
38 Kepikiran!!!
39 Tidak main-main!!!
40 Kehidupan Diandra harus lebih baik, itu sudah mutlak!
41 Apa benar yang Diandra katakan?
42 Kedatangan Gavin...
43 Seret saya kayak barusan lagi, ya?
44 Makin tidak terduga?
45 Ketahuan bohong!!!
46 Kelak kamu akan mengerti..
47 Anak orang jangan diapa-apain,,,
48 Gini amat perjuangan untuk menikahi mu!
49 Are you ready, Vin?
50 Dibalik ajakan hiking mendadak!
51 Saya tunggu kedatangan keluarga di rumah Vin!
52 Habis wisuda!
53 Sudah siap nikah?
54 Sebahagia kita selamanya!!!
55 Entah kamu merasakan ini juga atau tidak!
56 Laki-laki sejati nggak main kasar sama wanita!!
57 Keep calm, Dian!!!
58 Nggak! pokoknya nggak!!!
59 Gavin benar-benar ragu,,
60 Dokter ngapain!
61 Tanpa pikir panjang,,,
62 Kenapa sehoror ini sih?
63 Bisa jadi partner kamu!
64 Kenapa dia begitu lemah?
65 Nangis aja dulu, Dian!
66 Ngambek dikit!
67 Jatuh cinta?
68 Pernyataan cinta!
69 Diandra vs Tati!
70 Permintaan!
71 Tertunda!
72 Teman-teman Gavin...
73 Sampai dimana tadi?
74 Mas sakit!
75 Gagal lagi!
76 Sorry yah Vin!
77 Kaget aja...
78 Dia siapa?
79 Mencoba bertahan!
80 Ingin nambah cucu..
81 Ingin pulang secepatnya!
82 Tidak sabar!
83 Pegang boleh kok!
84 Telepon dari siapa?
85 Buat cucu!
86 Lebih baik tahan dulu!
87 Lagi dan lagi!
88 Rahasia pabrik....
89 Kepo!!!
90 Agenda kita jalan-jalan kan?
91 Setuju kalau begitu!
92 Waktu berdua!
93 Yang di depanku ini apa?
94 Itu janji Mas!
95 Ingin tahu!
96 Aku nggak bisa janji!
97 Giliran Mas kan, Dian?
98 Ki udah dong! jangan nangis,,,
99 Please! bisa jangan bahas itu lagi, Ki?
100 Hanya itu!!!
101 Aku maunya di sini,,
102 Program kembar...
103 Gercep amat Om,
104 Aliya!
105 Baik-baik saja kan?
106 Kalau aku nggak mau lepas gimana?
107 Kau menantang ku, Diandra Safaluna?
108 Dia kan...
109 Tempat biasa kan?
110 Kenapa rasanya begitu sulit?
111 Susah fokus!
112 Tawar menawar!
113 Derren!
114 Terpejam erat!
115 Kamu nggak apa-apa Dek?
116 Dasar lelaki menyebalkan,,
117 Mas, ibu datang, Mas...
118 Sekarang dia harus bagaimana?
119 Ikut ke dalam ya?
120 Menikah itu ternyata sungguh manis sekali!
121 Bayangin Ki...
122 Kamu nggak apa-apa kan?
123 Jamu!
124 Penasaran namanya!
125 Aku belum siap hamil!
126 Begitu dia sukai...
127 Kalian rukun, akur dan bahagia selalu!
128 Nggak! Nggak mungkin, Dian!
129 Ya kan baru aja kenal, sah-sah saja salah!
130 Namanya Derren!!!
131 Kiki cantik kok!
132 Nggak usah sirik gitu!!!
133 Kau mau jadi Dokter apa tukang tunggu kantin, heh?
134 Ngapain sih di sana?
135 Mau kan?
136 Pertanyaan Kiki tidak salah, bukan?
137 Dermaga cinta yang tak bertepi...
138 Nggak mau alasan apapun!
139 Dia sahabatnya Diandra!
140 Sekarang dia harus apa?
141 Kalian jodoh!
142 Maaf!
143 Tidak terima!
144 Kenapa rasanya sedikit sakit?
145 Boleh, kan?
146 Mau yang model kayak Dokter Gavin!!!
147 Kecuali jika kamu yang ingin menyudahi!!!
148 Selamat yah!!!
149 Masa lalu biarlah masa lalu!!!
150 Apa yang harus dia lakukan sekarang?
151 Saya tidak suka pakai barang bekas orang,,,
152 Jangan hubungi aku lagi untuk alasan apapun!"
153 Kenapa mulut Gavin bisa sekejam tadi?
154 Bertemu lagi!!!
155 Siapa yang sebenarnya selingkuh?
156 Kejadian sesungguhnya!
157 Apapun itu, terima kasih dulu sudah menyakiti aku...
158 Beruntung!
159 Nguping!
160 Kehilangan lelaki yang begitu tulus mencintai dirinya..
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Jodohku kemana sih Ya Allah?
2
Ini sangat tidak adil!!!
3
Flashback...
4
Flashback 2...
5
Mencari Dokter Gavin...
6
Semoga dipermudah Ya Allah!!!
7
Lulus!!!
8
Bujang lapuk menyebalkan!!!
9
Saya membutuhkan kamu Diandra!!!
10
Makan malam absurd...
11
Kamu pulang tidak dalam rangka meminta izin nikah kan?
12
Kirimkan fotomu...
13
Nah ketemu kau!!!
14
Diktator,,,
15
Terima babak belur...
16
Rasa bangga yang sempat bertengger,,,
17
Tidak ada hubungan apa-apa sama dia,,,
18
Kabar burung,,
19
Kalian itu benar-benar jodoh,,,
20
Tidak berniat kabur kan?
21
Batalkan saja!!!
22
Biar saya carikan jodoh untuk Dokter,,,
23
Saya akan bantu sebisa saya,,,
24
Gimana caranya?
25
Terdengar indah kalau Diandra yang memanggilnya begitu?
26
Semoga beneran jodoh yah,,,
27
Cara kedua?
28
Bayangkan Dian,,,
29
Otak kamu kenapa?
30
Diandra mengomel...
31
Mimpi aneh...
32
Sisi lain,,,
33
Mimpi aneh lagi...
34
Nggak mungkin!!!"
35
Ingin cucu kembar,,,
36
Pengen nikah kan?
37
Kapan nak Gavin bisa kesini?
38
Kepikiran!!!
39
Tidak main-main!!!
40
Kehidupan Diandra harus lebih baik, itu sudah mutlak!
41
Apa benar yang Diandra katakan?
42
Kedatangan Gavin...
43
Seret saya kayak barusan lagi, ya?
44
Makin tidak terduga?
45
Ketahuan bohong!!!
46
Kelak kamu akan mengerti..
47
Anak orang jangan diapa-apain,,,
48
Gini amat perjuangan untuk menikahi mu!
49
Are you ready, Vin?
50
Dibalik ajakan hiking mendadak!
51
Saya tunggu kedatangan keluarga di rumah Vin!
52
Habis wisuda!
53
Sudah siap nikah?
54
Sebahagia kita selamanya!!!
55
Entah kamu merasakan ini juga atau tidak!
56
Laki-laki sejati nggak main kasar sama wanita!!
57
Keep calm, Dian!!!
58
Nggak! pokoknya nggak!!!
59
Gavin benar-benar ragu,,
60
Dokter ngapain!
61
Tanpa pikir panjang,,,
62
Kenapa sehoror ini sih?
63
Bisa jadi partner kamu!
64
Kenapa dia begitu lemah?
65
Nangis aja dulu, Dian!
66
Ngambek dikit!
67
Jatuh cinta?
68
Pernyataan cinta!
69
Diandra vs Tati!
70
Permintaan!
71
Tertunda!
72
Teman-teman Gavin...
73
Sampai dimana tadi?
74
Mas sakit!
75
Gagal lagi!
76
Sorry yah Vin!
77
Kaget aja...
78
Dia siapa?
79
Mencoba bertahan!
80
Ingin nambah cucu..
81
Ingin pulang secepatnya!
82
Tidak sabar!
83
Pegang boleh kok!
84
Telepon dari siapa?
85
Buat cucu!
86
Lebih baik tahan dulu!
87
Lagi dan lagi!
88
Rahasia pabrik....
89
Kepo!!!
90
Agenda kita jalan-jalan kan?
91
Setuju kalau begitu!
92
Waktu berdua!
93
Yang di depanku ini apa?
94
Itu janji Mas!
95
Ingin tahu!
96
Aku nggak bisa janji!
97
Giliran Mas kan, Dian?
98
Ki udah dong! jangan nangis,,,
99
Please! bisa jangan bahas itu lagi, Ki?
100
Hanya itu!!!
101
Aku maunya di sini,,
102
Program kembar...
103
Gercep amat Om,
104
Aliya!
105
Baik-baik saja kan?
106
Kalau aku nggak mau lepas gimana?
107
Kau menantang ku, Diandra Safaluna?
108
Dia kan...
109
Tempat biasa kan?
110
Kenapa rasanya begitu sulit?
111
Susah fokus!
112
Tawar menawar!
113
Derren!
114
Terpejam erat!
115
Kamu nggak apa-apa Dek?
116
Dasar lelaki menyebalkan,,
117
Mas, ibu datang, Mas...
118
Sekarang dia harus bagaimana?
119
Ikut ke dalam ya?
120
Menikah itu ternyata sungguh manis sekali!
121
Bayangin Ki...
122
Kamu nggak apa-apa kan?
123
Jamu!
124
Penasaran namanya!
125
Aku belum siap hamil!
126
Begitu dia sukai...
127
Kalian rukun, akur dan bahagia selalu!
128
Nggak! Nggak mungkin, Dian!
129
Ya kan baru aja kenal, sah-sah saja salah!
130
Namanya Derren!!!
131
Kiki cantik kok!
132
Nggak usah sirik gitu!!!
133
Kau mau jadi Dokter apa tukang tunggu kantin, heh?
134
Ngapain sih di sana?
135
Mau kan?
136
Pertanyaan Kiki tidak salah, bukan?
137
Dermaga cinta yang tak bertepi...
138
Nggak mau alasan apapun!
139
Dia sahabatnya Diandra!
140
Sekarang dia harus apa?
141
Kalian jodoh!
142
Maaf!
143
Tidak terima!
144
Kenapa rasanya sedikit sakit?
145
Boleh, kan?
146
Mau yang model kayak Dokter Gavin!!!
147
Kecuali jika kamu yang ingin menyudahi!!!
148
Selamat yah!!!
149
Masa lalu biarlah masa lalu!!!
150
Apa yang harus dia lakukan sekarang?
151
Saya tidak suka pakai barang bekas orang,,,
152
Jangan hubungi aku lagi untuk alasan apapun!"
153
Kenapa mulut Gavin bisa sekejam tadi?
154
Bertemu lagi!!!
155
Siapa yang sebenarnya selingkuh?
156
Kejadian sesungguhnya!
157
Apapun itu, terima kasih dulu sudah menyakiti aku...
158
Beruntung!
159
Nguping!
160
Kehilangan lelaki yang begitu tulus mencintai dirinya..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!