Flashback 2...

"Si Jack kemarin istrinya lahiran loh,, Gavin," ucap Mira.

Gavin mendadak lemas benar kan? di hari kedua ibunya di sini pasti bakalan itu yang dia bahas! sudah Gavin tebak sebelumnya.

"Ya baguslah kalau begitu Bu,, nambah personil berarti nama rezeki juga," ucap Gavin,, begitukan kata orang tua dulu? semboyan yang membuat satu KK sampai memiliki belasan anak, punya banyak anak berarti punya banyak rezeki.

"Yah maka dari itu,, kamu kapan nikah Gavin?" ucap Mira.

Kepala Gavin langsung berputar, rasanya dia ingin sekali lari masuk ke dalam kamar, tapi meninggalkan ibunya sendiri di depan TV seperti ini itu sama saja cari ribut namanya.

"Nanti saja lah,, kerjaan Gavin lagi padat Bu," jawab Gavin sambil berharap ibunya tidak lagi membahas hal itu, namun sepertinya Gavin salah karena sedetik kemudian, Mira membelalakan matanya dan terlihat kesal dengan jawaban Gavin barusan.

"Nanti terus! dari kamu lulus jadi dokter sampai sekarang sudah spesialis setiap ditanya kapan nikah jawabanmu pasti nanti terus, apa tidak ada jawaban lain Gavin?" tanya Mira.

Yassalam!!!

"Kamu itu sudah berumur Gavin,, mau sampai kapan sih melajang terus? masa iya sih ribuan wanita di luaran sana menolak kamu? jangan terlalu pilih-pilih lah Gavin keburu tua kamu," ucap Mira lagi.

Astaga sabar,, batin Gavin.

"Teman-teman kamu coba lihat,, mereka semua sudah punya anak,, sedangkan kamu? astaga Ibu sampai sangat pusing memikirkan kamu!" ucap Mira dengan suara yang masih melengking, membuat Gavin ingin sekali menyumpal telinganya dengan handsfree,, namun Gavin batalkan takut disumpahin tuli,, jangan sampai dia tuli beneran nanti.

"Bu tidak perlu pusing-pusing mikirin Gavin karena Gavin baik-baik saja kok,," ucap Gavin yang mencoba terus bersabar,, astaga,, kenapa sih selalu begini?

"Gimana Ibu tidak pusing,, Gavin lihat umur kamu sekarang berapa? sebelum Ibu mati,, Ibu sangat ingin sekali melihat kamu menikah Gavin, punya anak dan Mama gendong cucu dari kamu," ucap Mira.

Gavin langsung menepuk jidatnya gemas.

"Jangan bicara begitu Bu,, Ibu sehat, Ibu akan panjang umur!" ucap Gavin.

"Gimana Ibu mau panjang umur kalau Ibu selalu stress mikirin kamu terus Gavin," ucap Mira.

Gavin hanya bisa menghela nafas panjang saja,, memang sangat susah tinggal di benua Asia khususnya di Indonesia,, udah tua tapi belum menikah akan jadi omongan, masih muda nikah duluan karena hamil akan menjadi omongan juga,, heran banget,, orang-orang di negara ini mungkin kurang pekerjaan hingga suka ngulik kehidupan orang lain dijadikan pekerjaan.

"Nanti deh Ma, Gavin cari calon dulu," ucap Gavin.

"Nah gitu dong, cari istri jangan hanya cantik saja yang diutamakan tapi lihat attitude nya juga," ucap Mira.

Nah sepertinya Gavin salah bicara lagi, setelah ini sang Ibu pasti bercerita panjang lebar mengenai kriteria calon istri yang baik, yang cocok untuk dirinya seperti apa. Gavin melirik kotak P3K yang menempel di tembok, rasanya setelah ini Gavin harus meminum paracetamol agar dia bisa tidur karena tadi saat obrolan dimulai kepalanya langsung sakit.

##########

"Dokter," panggil seseorang.

Gavin yang baru saja turun dari mobil langsung menoleh,, terlihat gadis yang memakai celana bahan hitam dan kemeja warna pink itu sedang berlari-lari kecil ke arahnya, membuat Gavin tersenyum sinis dan mendadak muncul sebuah ide jahat di kepalanya ketika melihat gadis itu.

"Iyaa kenapa?" tanya Gavin dengan wajah datarnya.

Diandra tampak ngos-ngosan.

Terdengar jelas nafas Diandra terengah-engah, membuat Gavin semakin bernafsu untuk mengerjai mahasiswi menyebalkan seperti Diandra safaluna ini.

"I...ini tu..tu...gas saya Dokter," ucap Diandra yang masih terengah-engah dan tangannya memberikan makalah bersampul mika biru itu kepada Gavin.

Gavin mengambil makalah itu,, membukanya dan melihatnya sejenak,, tidak dia baca memang itu hanya formalitas saja,, dia lantas menutup makalah itu lalu mengembalikan makalah itu kepada sang pemilik yang masih bernafas ngos-ngosan saat ini.

"Telat!! kemarin kan hari terakhir dikumpulkan," ucap Gavin dengan santainya yang langsung membuat mata Diandra membulat dan menatap Gavin dengan kesal, rasanya Gavin ingin sekali berteriak. tidak dosa kan mengerjai mahasiswi seperti Diandra ini? udah badung,, tukang ngeyel,, ngeselin lagi. Mana kadang lemotnya setengah mati lagi, Gavin heran! dulu kok dia bisa lolos jadi mahasiswa kedokteran. Caranya bagaimana?

"Loh!! kemarin kan saya sudah kumpulkan Dok dan ini revisinya," ucap Diandra.

Dan sudah Gavin duga sosok wanita di depannya ini tidak akan gentar untuk protes, membuat Gavin mengacungkan jempol untuk Diandra yang selalu melawannya.

"Makalah yang dikembalikan itu artinya ditolak Dian. Dan itu artinya lagi makalah kamu tidak tercatat dikumpulkan kemarin," ucap Gavin sambil menikmati melihat wajah cemberut itu,, kenapa diam-diam gadis ini menggemaskan sekali?

"Nggak bisa seperti itu dong Dok,, itu peraturan dari mana lagi?" tanya Diandra dengan suara yang melengking,, membuat Gavin ingin sekali membungkam mulut itu dengan segera.

"Peraturan saya dong mau peraturan siapa lagi,, dan setiap mahasiswa yang ikut dalam kelas saya maka harus mematuhi segala peraturan saya,, mengerti Diandra?" ucap Gavin.

"Loh tapikan Dok...." ucap Diandra yang sudah dipotong duluan oleh Gavin.

"Nggak ada tapi-tapian,, itu sudah fix!" ucap Gavin sambil mengacak rambut Diandra,, Gavin tersenyum jahil lalu membalikkan badan meninggalkan gadis itu.

Dia tidak peduli bagaimana ekspresi wajah gadis itu yang terlihat sangat kesal padanya yang penting dia sudah menunjukkan kuasanya di depan gadis itu.

Apa yang akan gadis itu lakukan? melapor pada dekan lagi seperti kemarin? ah! bodo amat akan Gavin tunggu lagi perlawanan seperti apa yang akan dia lakukan. Gavin menghentikan langkahnya lalu membalikkan badannya sejenak untuk melihat apalagi yang dilakukan gadis itu,, tampak gadis itu tengah menginjak-nginjak makalahnya sendiri di tanah membuat tawa Gavin langsung pecah seketika.

"Dian... Dian,, enakan berurusan dengan saya?" ucap Gavin.

###############

"Dokter Gavin!!!!!" teriak Diandra kesal sambil menghempaskan makalah yang sudah tidak berbentuk itu di atas lantai,, nafasnya naik turun,, wajahnya memerah dengan air mata yang masih nampak mengembang di mata indah itu.

Kiki yang berada di sebelah Diandra tahu betul kenapa Diandra selalu berurusan dengan dosen favorit di kampus mereka. Yah apalagi kalau bukan karena protes Diandra dan berani melapor kepada dekan perihal hukuman Gavin bagi mahasiswa yang terlambat masuk di jam mata kuliahnya,, mengantarkan Diandra selalu saja berurusan dengan pria tampan itu.

"Sabarlah!! jangan emosi gitu," ucap Kiki sambil tersenyum kecut,, memang Kiki bisa bantu apa selain mengucapkan kata-kata itu? lama-lama dia juga yang akan kena batunya.

"Gimana mau sabar,, dia sudah tidak adil betul sama aku Ki!" ucap Diandra dengan mata yang kembali basah,, Diandra benar-benar benci dengan lelaki itu.

"Pantas saja sampai umur setua itu dia masih jomblo,, mana ada yang mau sama laki-laki ngeselin kayak dia," ucap Diandra lagi sambil mengeluarkan air matanya.

"Hus!" ucap Kiki yang kontan langsung menepuk gemas punggung temannya.

"Kamu itu kalau beliaunya sampai dengar bisa gawat, Dian" ucap Kiki lagi sambil melihat di sekelilingnya dan dia bersyukur sosok itu tidak ada di sekeliling mereka.

"Biarin sekalian dia dengar," teriak Diandra lagi yang membuat Kiki langsung membekap mulut Diandra.

"Lihat saja pokoknya aku doakan dia mendapatkan istri yang bawel,, yang ngeyel dan ngeselin kayak aku gini! biar dia hipertensi terus kena stroke!!!" ucap Diandra sungguh-sungguh mendoakan.

"Hus!!" kembali Kiki menggebuk punggung Diandra dengan gemas.

"Nih orang yah kalau ngomong selalu saja sembarangan," ucap Kiki.

"Biarin....Biarin... Biarin...!!!" ucap Diandra kesal sambil menghentakkan kakinya ke tanah.

"Pokoknya aku benci - benci - benci banget sama Dokter Gavin!!!" teriak Diandra lagi.

Episodes
1 Jodohku kemana sih Ya Allah?
2 Ini sangat tidak adil!!!
3 Flashback...
4 Flashback 2...
5 Mencari Dokter Gavin...
6 Semoga dipermudah Ya Allah!!!
7 Lulus!!!
8 Bujang lapuk menyebalkan!!!
9 Saya membutuhkan kamu Diandra!!!
10 Makan malam absurd...
11 Kamu pulang tidak dalam rangka meminta izin nikah kan?
12 Kirimkan fotomu...
13 Nah ketemu kau!!!
14 Diktator,,,
15 Terima babak belur...
16 Rasa bangga yang sempat bertengger,,,
17 Tidak ada hubungan apa-apa sama dia,,,
18 Kabar burung,,
19 Kalian itu benar-benar jodoh,,,
20 Tidak berniat kabur kan?
21 Batalkan saja!!!
22 Biar saya carikan jodoh untuk Dokter,,,
23 Saya akan bantu sebisa saya,,,
24 Gimana caranya?
25 Terdengar indah kalau Diandra yang memanggilnya begitu?
26 Semoga beneran jodoh yah,,,
27 Cara kedua?
28 Bayangkan Dian,,,
29 Otak kamu kenapa?
30 Diandra mengomel...
31 Mimpi aneh...
32 Sisi lain,,,
33 Mimpi aneh lagi...
34 Nggak mungkin!!!"
35 Ingin cucu kembar,,,
36 Pengen nikah kan?
37 Kapan nak Gavin bisa kesini?
38 Kepikiran!!!
39 Tidak main-main!!!
40 Kehidupan Diandra harus lebih baik, itu sudah mutlak!
41 Apa benar yang Diandra katakan?
42 Kedatangan Gavin...
43 Seret saya kayak barusan lagi, ya?
44 Makin tidak terduga?
45 Ketahuan bohong!!!
46 Kelak kamu akan mengerti..
47 Anak orang jangan diapa-apain,,,
48 Gini amat perjuangan untuk menikahi mu!
49 Are you ready, Vin?
50 Dibalik ajakan hiking mendadak!
51 Saya tunggu kedatangan keluarga di rumah Vin!
52 Habis wisuda!
53 Sudah siap nikah?
54 Sebahagia kita selamanya!!!
55 Entah kamu merasakan ini juga atau tidak!
56 Laki-laki sejati nggak main kasar sama wanita!!
57 Keep calm, Dian!!!
58 Nggak! pokoknya nggak!!!
59 Gavin benar-benar ragu,,
60 Dokter ngapain!
61 Tanpa pikir panjang,,,
62 Kenapa sehoror ini sih?
63 Bisa jadi partner kamu!
64 Kenapa dia begitu lemah?
65 Nangis aja dulu, Dian!
66 Ngambek dikit!
67 Jatuh cinta?
68 Pernyataan cinta!
69 Diandra vs Tati!
70 Permintaan!
71 Tertunda!
72 Teman-teman Gavin...
73 Sampai dimana tadi?
74 Mas sakit!
75 Gagal lagi!
76 Sorry yah Vin!
77 Kaget aja...
78 Dia siapa?
79 Mencoba bertahan!
80 Ingin nambah cucu..
81 Ingin pulang secepatnya!
82 Tidak sabar!
83 Pegang boleh kok!
84 Telepon dari siapa?
85 Buat cucu!
86 Lebih baik tahan dulu!
87 Lagi dan lagi!
88 Rahasia pabrik....
89 Kepo!!!
90 Agenda kita jalan-jalan kan?
91 Setuju kalau begitu!
92 Waktu berdua!
93 Yang di depanku ini apa?
94 Itu janji Mas!
95 Ingin tahu!
96 Aku nggak bisa janji!
97 Giliran Mas kan, Dian?
98 Ki udah dong! jangan nangis,,,
99 Please! bisa jangan bahas itu lagi, Ki?
100 Hanya itu!!!
101 Aku maunya di sini,,
102 Program kembar...
103 Gercep amat Om,
104 Aliya!
105 Baik-baik saja kan?
106 Kalau aku nggak mau lepas gimana?
107 Kau menantang ku, Diandra Safaluna?
108 Dia kan...
109 Tempat biasa kan?
110 Kenapa rasanya begitu sulit?
111 Susah fokus!
112 Tawar menawar!
113 Derren!
114 Terpejam erat!
115 Kamu nggak apa-apa Dek?
116 Dasar lelaki menyebalkan,,
117 Mas, ibu datang, Mas...
118 Sekarang dia harus bagaimana?
119 Ikut ke dalam ya?
120 Menikah itu ternyata sungguh manis sekali!
121 Bayangin Ki...
122 Kamu nggak apa-apa kan?
123 Jamu!
124 Penasaran namanya!
125 Aku belum siap hamil!
126 Begitu dia sukai...
127 Kalian rukun, akur dan bahagia selalu!
128 Nggak! Nggak mungkin, Dian!
129 Ya kan baru aja kenal, sah-sah saja salah!
130 Namanya Derren!!!
131 Kiki cantik kok!
132 Nggak usah sirik gitu!!!
133 Kau mau jadi Dokter apa tukang tunggu kantin, heh?
134 Ngapain sih di sana?
135 Mau kan?
136 Pertanyaan Kiki tidak salah, bukan?
137 Dermaga cinta yang tak bertepi...
138 Nggak mau alasan apapun!
139 Dia sahabatnya Diandra!
140 Sekarang dia harus apa?
141 Kalian jodoh!
142 Maaf!
143 Tidak terima!
144 Kenapa rasanya sedikit sakit?
145 Boleh, kan?
146 Mau yang model kayak Dokter Gavin!!!
147 Kecuali jika kamu yang ingin menyudahi!!!
148 Selamat yah!!!
149 Masa lalu biarlah masa lalu!!!
150 Apa yang harus dia lakukan sekarang?
151 Saya tidak suka pakai barang bekas orang,,,
152 Jangan hubungi aku lagi untuk alasan apapun!"
153 Kenapa mulut Gavin bisa sekejam tadi?
154 Bertemu lagi!!!
155 Siapa yang sebenarnya selingkuh?
156 Kejadian sesungguhnya!
157 Apapun itu, terima kasih dulu sudah menyakiti aku...
158 Beruntung!
159 Nguping!
160 Kehilangan lelaki yang begitu tulus mencintai dirinya..
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Jodohku kemana sih Ya Allah?
2
Ini sangat tidak adil!!!
3
Flashback...
4
Flashback 2...
5
Mencari Dokter Gavin...
6
Semoga dipermudah Ya Allah!!!
7
Lulus!!!
8
Bujang lapuk menyebalkan!!!
9
Saya membutuhkan kamu Diandra!!!
10
Makan malam absurd...
11
Kamu pulang tidak dalam rangka meminta izin nikah kan?
12
Kirimkan fotomu...
13
Nah ketemu kau!!!
14
Diktator,,,
15
Terima babak belur...
16
Rasa bangga yang sempat bertengger,,,
17
Tidak ada hubungan apa-apa sama dia,,,
18
Kabar burung,,
19
Kalian itu benar-benar jodoh,,,
20
Tidak berniat kabur kan?
21
Batalkan saja!!!
22
Biar saya carikan jodoh untuk Dokter,,,
23
Saya akan bantu sebisa saya,,,
24
Gimana caranya?
25
Terdengar indah kalau Diandra yang memanggilnya begitu?
26
Semoga beneran jodoh yah,,,
27
Cara kedua?
28
Bayangkan Dian,,,
29
Otak kamu kenapa?
30
Diandra mengomel...
31
Mimpi aneh...
32
Sisi lain,,,
33
Mimpi aneh lagi...
34
Nggak mungkin!!!"
35
Ingin cucu kembar,,,
36
Pengen nikah kan?
37
Kapan nak Gavin bisa kesini?
38
Kepikiran!!!
39
Tidak main-main!!!
40
Kehidupan Diandra harus lebih baik, itu sudah mutlak!
41
Apa benar yang Diandra katakan?
42
Kedatangan Gavin...
43
Seret saya kayak barusan lagi, ya?
44
Makin tidak terduga?
45
Ketahuan bohong!!!
46
Kelak kamu akan mengerti..
47
Anak orang jangan diapa-apain,,,
48
Gini amat perjuangan untuk menikahi mu!
49
Are you ready, Vin?
50
Dibalik ajakan hiking mendadak!
51
Saya tunggu kedatangan keluarga di rumah Vin!
52
Habis wisuda!
53
Sudah siap nikah?
54
Sebahagia kita selamanya!!!
55
Entah kamu merasakan ini juga atau tidak!
56
Laki-laki sejati nggak main kasar sama wanita!!
57
Keep calm, Dian!!!
58
Nggak! pokoknya nggak!!!
59
Gavin benar-benar ragu,,
60
Dokter ngapain!
61
Tanpa pikir panjang,,,
62
Kenapa sehoror ini sih?
63
Bisa jadi partner kamu!
64
Kenapa dia begitu lemah?
65
Nangis aja dulu, Dian!
66
Ngambek dikit!
67
Jatuh cinta?
68
Pernyataan cinta!
69
Diandra vs Tati!
70
Permintaan!
71
Tertunda!
72
Teman-teman Gavin...
73
Sampai dimana tadi?
74
Mas sakit!
75
Gagal lagi!
76
Sorry yah Vin!
77
Kaget aja...
78
Dia siapa?
79
Mencoba bertahan!
80
Ingin nambah cucu..
81
Ingin pulang secepatnya!
82
Tidak sabar!
83
Pegang boleh kok!
84
Telepon dari siapa?
85
Buat cucu!
86
Lebih baik tahan dulu!
87
Lagi dan lagi!
88
Rahasia pabrik....
89
Kepo!!!
90
Agenda kita jalan-jalan kan?
91
Setuju kalau begitu!
92
Waktu berdua!
93
Yang di depanku ini apa?
94
Itu janji Mas!
95
Ingin tahu!
96
Aku nggak bisa janji!
97
Giliran Mas kan, Dian?
98
Ki udah dong! jangan nangis,,,
99
Please! bisa jangan bahas itu lagi, Ki?
100
Hanya itu!!!
101
Aku maunya di sini,,
102
Program kembar...
103
Gercep amat Om,
104
Aliya!
105
Baik-baik saja kan?
106
Kalau aku nggak mau lepas gimana?
107
Kau menantang ku, Diandra Safaluna?
108
Dia kan...
109
Tempat biasa kan?
110
Kenapa rasanya begitu sulit?
111
Susah fokus!
112
Tawar menawar!
113
Derren!
114
Terpejam erat!
115
Kamu nggak apa-apa Dek?
116
Dasar lelaki menyebalkan,,
117
Mas, ibu datang, Mas...
118
Sekarang dia harus bagaimana?
119
Ikut ke dalam ya?
120
Menikah itu ternyata sungguh manis sekali!
121
Bayangin Ki...
122
Kamu nggak apa-apa kan?
123
Jamu!
124
Penasaran namanya!
125
Aku belum siap hamil!
126
Begitu dia sukai...
127
Kalian rukun, akur dan bahagia selalu!
128
Nggak! Nggak mungkin, Dian!
129
Ya kan baru aja kenal, sah-sah saja salah!
130
Namanya Derren!!!
131
Kiki cantik kok!
132
Nggak usah sirik gitu!!!
133
Kau mau jadi Dokter apa tukang tunggu kantin, heh?
134
Ngapain sih di sana?
135
Mau kan?
136
Pertanyaan Kiki tidak salah, bukan?
137
Dermaga cinta yang tak bertepi...
138
Nggak mau alasan apapun!
139
Dia sahabatnya Diandra!
140
Sekarang dia harus apa?
141
Kalian jodoh!
142
Maaf!
143
Tidak terima!
144
Kenapa rasanya sedikit sakit?
145
Boleh, kan?
146
Mau yang model kayak Dokter Gavin!!!
147
Kecuali jika kamu yang ingin menyudahi!!!
148
Selamat yah!!!
149
Masa lalu biarlah masa lalu!!!
150
Apa yang harus dia lakukan sekarang?
151
Saya tidak suka pakai barang bekas orang,,,
152
Jangan hubungi aku lagi untuk alasan apapun!"
153
Kenapa mulut Gavin bisa sekejam tadi?
154
Bertemu lagi!!!
155
Siapa yang sebenarnya selingkuh?
156
Kejadian sesungguhnya!
157
Apapun itu, terima kasih dulu sudah menyakiti aku...
158
Beruntung!
159
Nguping!
160
Kehilangan lelaki yang begitu tulus mencintai dirinya..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!