Kirimkan fotomu...

Gavin memasukkan mobilnya ke dalam garasi, setelah mematikan mesin mobil dan melepaskan seat belt, Gavin bergegas turun dan melangkah masuk ke dalam rumah, dia baru mau membuka pintu tetapi pintu itu sudah terhempas terbuka.

"Gimana Gavin?" tanya Mira yang membuat Gavin menghela nafasnya panjang, sebesar itu keinginan sang ibu melihat dirinya untuk menikah? bahkan sampai rela menunggu Gavin pulang sampai selarut ini.

"Apanya yang gimana Bu?" tanya Gavin mencoba mengalihkan pembicaraan.

Hal itu membuat tangan Mira sontak saja menggebuk pantat Gavin sampai laki-laki tinggi tegap itu terlonjak kaget.

"Aduh sakit Bu," ucap Gavin sambil menatap gemas ke arah sang ibu, sungguh ini memalukan sekali! Untung saja sejawat dosen dan dokter serta mahasiswanya tidak ada yang melihat,, kalau sampai ada yang melihat!!! bisa hancur reputasi Gavin dalam sekejap saja.

"Makanya jangan suka bercandain orang tua," ucap Mira.

Gavin menghela nafasnya panjang.

"Gavin bercanda gimana sih Bu? Gavin baru saja pulang ini," ucap Gavin lalu melangkah masuk meninggalkan ibunya di depan pintu, itu adalah suatu hal yang membuat Mira makin melotot tajam, dia sedang berbicara dengan sangat serius dan anak itu malah nyelonong pergi begitu saja.

Dengan langkah cepat Mira memburu langkah Gavin menyusul putranya itu naik ke lantai dua, dia harus memperjelas semuanya sebelum nanti dia pulang ke kampung dan membahas perihal perjodohan Gavin dan Tati.

"Gavin, kamu nggak sopan banget Ibu masih bicara dan kamu main pergi begitu saja," ucap Mira yang membuat Gavin yang sedang menekan knop pintu langsung menoleh pada ibunya, Gavin kembali menutup pintu kamarnya dan melihat ibunya dengan saksama, Gavin menghela nafas panjang lagi lalu mengangguk kemudian jalan menuju sofa yang berada di lantai atas.

"Iya deh Gavin minta maaf, Bu, sini deh kita bicara, Ibu mau bicara apa? Gavin dengerin deh," ucap Gavin sambil duduk di sofa.

Mira yang tadinya sudah dongkol setengah mati kini menurut dan ikut duduk juga di sofa, berhadapan dengan anak bungsu kebanggaan Mira,, dari tiga anaknya hanya Gavin yang kemudian sukses bisa menjadi dokter, bukan hanya dokter umum saja tapi juga seorang dokter spesialis sekaligus menjadi dosen di Fakultas Kedokteran PTN bergengsi di kota ini! Ibu mana yang tidak akan bangga?

"Untung ibu sayang sama kamu Vin, kalau Ibu tidak sayang sudah Ibu lempar pakai pot yang ada di depan rumah," ucap Mira yang sontak membuat Gavin tertawa terbahak-bahak, dia tidak yakin kalau ibunya sampai tega melakukan hal itu padanya,, karena dia tahu ibunya sangat menyayangi dirinya.

"Iya deh jadi ibu ingin bicara apa?" tanya Gavin langsung ke intinya saja, sebelum Ibunya itu makin ngalur-ngidul pembahasannya.

"Gimana? mana calon menantu ibu?" tanya Mira yang membuat Gavin langsung tersenyum. Gavin menyandarkan tubuhnya dengan santai di sofa, rasanya pertanyaan itu tidak lagi terdengar seram dan menjemukan di telinga Gavin, tentu tidak akan lagi karena dia sudah punya jawaban atas pertanyaan yang dulu begitu menakutkan untuk Gavin.

"Besok Gavin bawa ke sini deh, bilang sama bibi suruh masak yang enak yah, atau Ibu pengennya kita makan di luar aja?" tanya Gavin yang memberi ibunya pilihan dan dia tinggal menghubungi Diandra saja untuk menjemputnya,, lalu semuanya beres.

"Ah... itu mah urusan gampang,, orang mana?? cantik?" tanya Mira dengan binar mata yang begitu cerah dia terlihat sangat bahagia dan juga penasaran.

Senyum Gavin langsung merekah, biarlah besok ibunya melihat sendiri bagaimana cantiknya dan menggemaskannya Diandra, ya selama penyakit menyebalkan itu tidak kumat dari dalam diri Diandra, tentu itu penilaian visual Gavin terhadap calon istrinya. Diandra memang sangat cantik dan juga sangat menggemaskan.

"Dia mahasiswi Gavin Bu,, baru saja lulus," ucap Gavin.

"Astaga Vin,, Tati kamu tolak,, tapi ujung-ujungnya kamu juga mau menikahi daun muda," ucap Mira sambil membulatkan matanya.

Gavin langsung mendengus kesal.

"Bu,, Tati itu masih anak-anak banget kalau Diandra tidak terlalu anak-anak lagi dia sudah lulus kuliah tentu lah Gavin lebih memilih Diandra," ucap Gavin.

Tampak Gavin tertawa membuat Gavin memanyunkan bibirnya,, Diandra hendak diadu dengan Tati? kalah jauh kah! bagai langit dan bumi kah perbedaan mereka?

"Okelah,, mana fotonya? Ibu mau lihat?" tanya Mira.

Hah Foto?

Gavin langsung tercengang, dia lupa kalau dia tidak memiliki foto Diandra sama sekali, mana foto profil aplikasi Diandra tidak memakai fotonya sendiri, melainkan foto kucing yang entah milik siapa. Mau ambil dari akun sosial media gadis itu, Gavin baru ingat kalau dia tidak memiliki akun sosial media manapun.

"Foto? lebih baik besok saja Ibu lihat secara langsung kalau foto kebanyakan menipu Bu," ucap Gavin memberikan alasan.

Mira yang wajahnya sudah cerah langsung berubah, tampak Mira mencebikkan bibirnya,, menatap Gavin dengan kesal, tanpa berkata-kata wanita paruh baya itu langsung bangkit melangkah menuju tangga meninggalkan Gavin seorang diri.

Baru hendak mau menuruni tangga, Mira menoleh menatap Gavin dengan saksama.

"Kamu masih mau makan,, Gavin?" tanya Mira.

##########

Diandra meletakkan iphone miliknya di atas kasur,, dia terlentang sambil mengamati langit-langit kamar kosnya,, setelah hampir setengah jam ngobrol melalui panggilan telepon akhirnya sang Papa menutup panggilan telepon mereka, mengakhiri obrolan panjang lebar di antara mereka.

"Eh!!! kamu pulang tidak dalam rangka meminta izin nikah kan?"

Kembali pertanyaan itu terngiang-ngiang di telinga Diandra, pertanyaan yang tentunya tidak dijawab secara jujur oleh Diandra, bisa kena serangan jantung Papanya kalau dia bilang memang benar pulang ingin izin menikah.

"Astaga ya Allah!!! gini amat takdir Diandra ya Allah!!!" ucap Diandra sambil memijit pelipisnya.

Diandra lantas bangkit, Diandra hendak melangkah ke kamar mandi namun ponselnya kembali berdering, Diandra melirik ponselnya dan sontak memanyunkan bibirnya ketika melihat nomor itu menghubungi dirinya.

"Suamiku tercinta"

"Apaan lagi sih? heran!!!" omel Diandra lalu menghela nafasnya panjang.

Rasanya Diandra ingin saja membiarkan ponsel itu terus berdering, tetapi itu sama saja membiarkan dia terus kena teror tiap waktu,, laki-laki itu tentu saja tidak akan membiarkan panggilan teleponnya diabaikan terus oleh Diandra,, sungguh miris sekali nasibnya!!!

Dengan malas Diandra mengangkat panggilan telepon dari pria itu,, pria yang sangat menyebalkan seumur hidup Diandra yang pernah Diandra temui.

"Halo? kenapa lagi sih Dok?" tanya Diandra menampakkan ketidaksukaannya.

"Kalau saya menelepon kamu berarti ada hal penting,, Dian," ucap pria itu juga dengan kesal.

Diandra memutar bola matanya dengan malas,, memang hal penting apalagi yang hendak dikatakan bujang lapuk ini?

"Katakan kalau begitu?" ucap Diandra dengan malas.

"Kirimkan aku foto mu," ucap Gavin tegas dan jelas.

Diandra langsung membulatkan matanya, dia tidak salah dengarkan? kirimkan foto? foto apa? Gavin meminta dirinya mengirimkan fotonya? dalam rangka apa? dan hendak dipakai buat apa fotonya itu? atau jangan-jangan....

"Dok? Dokter mau guna-guna saya yah?" ucap Diandra terkejut dan membuat Gavin mendengus kesal.

"Apa katamu?" ucap pria itu yang ikut berteriak, membuat Diandra benar-benar tidak mengerti dan juga penasaran, memang untuk apa bujang lapuk itu meminta fotonya?

"Apakah tampang saya ini tampang orang-orang yang suka main begitu?" ucap Gavin.

"Iya kan? lalu untuk apa kalau bukan untuk itu Dok?" ucap Diandra yang masih menuduh tanpa ingin menyerang.

"Untuk apa katamu? yah untuk aku simpan lah kalau ada teman-teman sejawat yang tanya siapa calon istri saya nanti tinggal aku perlihatkan. Biar saya tidak dikira halu mau menikahi kamu," ucap Gavin.

"APA?" ucap Diandra.

Terpopuler

Comments

Andriani

Andriani

VC kan bisa bentar biar dilihat Mira calon menantu nya

2022-10-19

1

lihat semua
Episodes
1 Jodohku kemana sih Ya Allah?
2 Ini sangat tidak adil!!!
3 Flashback...
4 Flashback 2...
5 Mencari Dokter Gavin...
6 Semoga dipermudah Ya Allah!!!
7 Lulus!!!
8 Bujang lapuk menyebalkan!!!
9 Saya membutuhkan kamu Diandra!!!
10 Makan malam absurd...
11 Kamu pulang tidak dalam rangka meminta izin nikah kan?
12 Kirimkan fotomu...
13 Nah ketemu kau!!!
14 Diktator,,,
15 Terima babak belur...
16 Rasa bangga yang sempat bertengger,,,
17 Tidak ada hubungan apa-apa sama dia,,,
18 Kabar burung,,
19 Kalian itu benar-benar jodoh,,,
20 Tidak berniat kabur kan?
21 Batalkan saja!!!
22 Biar saya carikan jodoh untuk Dokter,,,
23 Saya akan bantu sebisa saya,,,
24 Gimana caranya?
25 Terdengar indah kalau Diandra yang memanggilnya begitu?
26 Semoga beneran jodoh yah,,,
27 Cara kedua?
28 Bayangkan Dian,,,
29 Otak kamu kenapa?
30 Diandra mengomel...
31 Mimpi aneh...
32 Sisi lain,,,
33 Mimpi aneh lagi...
34 Nggak mungkin!!!"
35 Ingin cucu kembar,,,
36 Pengen nikah kan?
37 Kapan nak Gavin bisa kesini?
38 Kepikiran!!!
39 Tidak main-main!!!
40 Kehidupan Diandra harus lebih baik, itu sudah mutlak!
41 Apa benar yang Diandra katakan?
42 Kedatangan Gavin...
43 Seret saya kayak barusan lagi, ya?
44 Makin tidak terduga?
45 Ketahuan bohong!!!
46 Kelak kamu akan mengerti..
47 Anak orang jangan diapa-apain,,,
48 Gini amat perjuangan untuk menikahi mu!
49 Are you ready, Vin?
50 Dibalik ajakan hiking mendadak!
51 Saya tunggu kedatangan keluarga di rumah Vin!
52 Habis wisuda!
53 Sudah siap nikah?
54 Sebahagia kita selamanya!!!
55 Entah kamu merasakan ini juga atau tidak!
56 Laki-laki sejati nggak main kasar sama wanita!!
57 Keep calm, Dian!!!
58 Nggak! pokoknya nggak!!!
59 Gavin benar-benar ragu,,
60 Dokter ngapain!
61 Tanpa pikir panjang,,,
62 Kenapa sehoror ini sih?
63 Bisa jadi partner kamu!
64 Kenapa dia begitu lemah?
65 Nangis aja dulu, Dian!
66 Ngambek dikit!
67 Jatuh cinta?
68 Pernyataan cinta!
69 Diandra vs Tati!
70 Permintaan!
71 Tertunda!
72 Teman-teman Gavin...
73 Sampai dimana tadi?
74 Mas sakit!
75 Gagal lagi!
76 Sorry yah Vin!
77 Kaget aja...
78 Dia siapa?
79 Mencoba bertahan!
80 Ingin nambah cucu..
81 Ingin pulang secepatnya!
82 Tidak sabar!
83 Pegang boleh kok!
84 Telepon dari siapa?
85 Buat cucu!
86 Lebih baik tahan dulu!
87 Lagi dan lagi!
88 Rahasia pabrik....
89 Kepo!!!
90 Agenda kita jalan-jalan kan?
91 Setuju kalau begitu!
92 Waktu berdua!
93 Yang di depanku ini apa?
94 Itu janji Mas!
95 Ingin tahu!
96 Aku nggak bisa janji!
97 Giliran Mas kan, Dian?
98 Ki udah dong! jangan nangis,,,
99 Please! bisa jangan bahas itu lagi, Ki?
100 Hanya itu!!!
101 Aku maunya di sini,,
102 Program kembar...
103 Gercep amat Om,
104 Aliya!
105 Baik-baik saja kan?
106 Kalau aku nggak mau lepas gimana?
107 Kau menantang ku, Diandra Safaluna?
108 Dia kan...
109 Tempat biasa kan?
110 Kenapa rasanya begitu sulit?
111 Susah fokus!
112 Tawar menawar!
113 Derren!
114 Terpejam erat!
115 Kamu nggak apa-apa Dek?
116 Dasar lelaki menyebalkan,,
117 Mas, ibu datang, Mas...
118 Sekarang dia harus bagaimana?
119 Ikut ke dalam ya?
120 Menikah itu ternyata sungguh manis sekali!
121 Bayangin Ki...
122 Kamu nggak apa-apa kan?
123 Jamu!
124 Penasaran namanya!
125 Aku belum siap hamil!
126 Begitu dia sukai...
127 Kalian rukun, akur dan bahagia selalu!
128 Nggak! Nggak mungkin, Dian!
129 Ya kan baru aja kenal, sah-sah saja salah!
130 Namanya Derren!!!
131 Kiki cantik kok!
132 Nggak usah sirik gitu!!!
133 Kau mau jadi Dokter apa tukang tunggu kantin, heh?
134 Ngapain sih di sana?
135 Mau kan?
136 Pertanyaan Kiki tidak salah, bukan?
137 Dermaga cinta yang tak bertepi...
138 Nggak mau alasan apapun!
139 Dia sahabatnya Diandra!
140 Sekarang dia harus apa?
141 Kalian jodoh!
142 Maaf!
143 Tidak terima!
144 Kenapa rasanya sedikit sakit?
145 Boleh, kan?
146 Mau yang model kayak Dokter Gavin!!!
147 Kecuali jika kamu yang ingin menyudahi!!!
148 Selamat yah!!!
149 Masa lalu biarlah masa lalu!!!
150 Apa yang harus dia lakukan sekarang?
151 Saya tidak suka pakai barang bekas orang,,,
152 Jangan hubungi aku lagi untuk alasan apapun!"
153 Kenapa mulut Gavin bisa sekejam tadi?
154 Bertemu lagi!!!
155 Siapa yang sebenarnya selingkuh?
156 Kejadian sesungguhnya!
157 Apapun itu, terima kasih dulu sudah menyakiti aku...
158 Beruntung!
159 Nguping!
160 Kehilangan lelaki yang begitu tulus mencintai dirinya..
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Jodohku kemana sih Ya Allah?
2
Ini sangat tidak adil!!!
3
Flashback...
4
Flashback 2...
5
Mencari Dokter Gavin...
6
Semoga dipermudah Ya Allah!!!
7
Lulus!!!
8
Bujang lapuk menyebalkan!!!
9
Saya membutuhkan kamu Diandra!!!
10
Makan malam absurd...
11
Kamu pulang tidak dalam rangka meminta izin nikah kan?
12
Kirimkan fotomu...
13
Nah ketemu kau!!!
14
Diktator,,,
15
Terima babak belur...
16
Rasa bangga yang sempat bertengger,,,
17
Tidak ada hubungan apa-apa sama dia,,,
18
Kabar burung,,
19
Kalian itu benar-benar jodoh,,,
20
Tidak berniat kabur kan?
21
Batalkan saja!!!
22
Biar saya carikan jodoh untuk Dokter,,,
23
Saya akan bantu sebisa saya,,,
24
Gimana caranya?
25
Terdengar indah kalau Diandra yang memanggilnya begitu?
26
Semoga beneran jodoh yah,,,
27
Cara kedua?
28
Bayangkan Dian,,,
29
Otak kamu kenapa?
30
Diandra mengomel...
31
Mimpi aneh...
32
Sisi lain,,,
33
Mimpi aneh lagi...
34
Nggak mungkin!!!"
35
Ingin cucu kembar,,,
36
Pengen nikah kan?
37
Kapan nak Gavin bisa kesini?
38
Kepikiran!!!
39
Tidak main-main!!!
40
Kehidupan Diandra harus lebih baik, itu sudah mutlak!
41
Apa benar yang Diandra katakan?
42
Kedatangan Gavin...
43
Seret saya kayak barusan lagi, ya?
44
Makin tidak terduga?
45
Ketahuan bohong!!!
46
Kelak kamu akan mengerti..
47
Anak orang jangan diapa-apain,,,
48
Gini amat perjuangan untuk menikahi mu!
49
Are you ready, Vin?
50
Dibalik ajakan hiking mendadak!
51
Saya tunggu kedatangan keluarga di rumah Vin!
52
Habis wisuda!
53
Sudah siap nikah?
54
Sebahagia kita selamanya!!!
55
Entah kamu merasakan ini juga atau tidak!
56
Laki-laki sejati nggak main kasar sama wanita!!
57
Keep calm, Dian!!!
58
Nggak! pokoknya nggak!!!
59
Gavin benar-benar ragu,,
60
Dokter ngapain!
61
Tanpa pikir panjang,,,
62
Kenapa sehoror ini sih?
63
Bisa jadi partner kamu!
64
Kenapa dia begitu lemah?
65
Nangis aja dulu, Dian!
66
Ngambek dikit!
67
Jatuh cinta?
68
Pernyataan cinta!
69
Diandra vs Tati!
70
Permintaan!
71
Tertunda!
72
Teman-teman Gavin...
73
Sampai dimana tadi?
74
Mas sakit!
75
Gagal lagi!
76
Sorry yah Vin!
77
Kaget aja...
78
Dia siapa?
79
Mencoba bertahan!
80
Ingin nambah cucu..
81
Ingin pulang secepatnya!
82
Tidak sabar!
83
Pegang boleh kok!
84
Telepon dari siapa?
85
Buat cucu!
86
Lebih baik tahan dulu!
87
Lagi dan lagi!
88
Rahasia pabrik....
89
Kepo!!!
90
Agenda kita jalan-jalan kan?
91
Setuju kalau begitu!
92
Waktu berdua!
93
Yang di depanku ini apa?
94
Itu janji Mas!
95
Ingin tahu!
96
Aku nggak bisa janji!
97
Giliran Mas kan, Dian?
98
Ki udah dong! jangan nangis,,,
99
Please! bisa jangan bahas itu lagi, Ki?
100
Hanya itu!!!
101
Aku maunya di sini,,
102
Program kembar...
103
Gercep amat Om,
104
Aliya!
105
Baik-baik saja kan?
106
Kalau aku nggak mau lepas gimana?
107
Kau menantang ku, Diandra Safaluna?
108
Dia kan...
109
Tempat biasa kan?
110
Kenapa rasanya begitu sulit?
111
Susah fokus!
112
Tawar menawar!
113
Derren!
114
Terpejam erat!
115
Kamu nggak apa-apa Dek?
116
Dasar lelaki menyebalkan,,
117
Mas, ibu datang, Mas...
118
Sekarang dia harus bagaimana?
119
Ikut ke dalam ya?
120
Menikah itu ternyata sungguh manis sekali!
121
Bayangin Ki...
122
Kamu nggak apa-apa kan?
123
Jamu!
124
Penasaran namanya!
125
Aku belum siap hamil!
126
Begitu dia sukai...
127
Kalian rukun, akur dan bahagia selalu!
128
Nggak! Nggak mungkin, Dian!
129
Ya kan baru aja kenal, sah-sah saja salah!
130
Namanya Derren!!!
131
Kiki cantik kok!
132
Nggak usah sirik gitu!!!
133
Kau mau jadi Dokter apa tukang tunggu kantin, heh?
134
Ngapain sih di sana?
135
Mau kan?
136
Pertanyaan Kiki tidak salah, bukan?
137
Dermaga cinta yang tak bertepi...
138
Nggak mau alasan apapun!
139
Dia sahabatnya Diandra!
140
Sekarang dia harus apa?
141
Kalian jodoh!
142
Maaf!
143
Tidak terima!
144
Kenapa rasanya sedikit sakit?
145
Boleh, kan?
146
Mau yang model kayak Dokter Gavin!!!
147
Kecuali jika kamu yang ingin menyudahi!!!
148
Selamat yah!!!
149
Masa lalu biarlah masa lalu!!!
150
Apa yang harus dia lakukan sekarang?
151
Saya tidak suka pakai barang bekas orang,,,
152
Jangan hubungi aku lagi untuk alasan apapun!"
153
Kenapa mulut Gavin bisa sekejam tadi?
154
Bertemu lagi!!!
155
Siapa yang sebenarnya selingkuh?
156
Kejadian sesungguhnya!
157
Apapun itu, terima kasih dulu sudah menyakiti aku...
158
Beruntung!
159
Nguping!
160
Kehilangan lelaki yang begitu tulus mencintai dirinya..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!