Diktator,,,

Mata Gavin melotot tajam begitu melihat foto-foto apa yang diposting oleh gadis itu di laman akun Instagr*mnya. Foto-foto itu Gavin langsung mendengus kesal,, segera menscreenshot beberapa foto yang menurut Gavin tidak pantas ada di akun sosial media itu lagi. Tampaknya dia harus memperhatikan dan mengawasi Diandra dengan seksama.

Gavin segera mengirimkan hasil screenshot itu ke nomor Diandra. Ada lebih dua puluh file yang dikirimnya, setelah memastikan puluhan file itu centang dua alias sudah terkirim dan diterima Gavin segera menekan nomor Diandra, lalu kembali menghubungi calon istri dadakannya yang menyebalkan sekali itu.

"Apalagi sih Dok? apalagi?" tanya Diandra yang langsung nge-gas begitu panggilan Gavin diangkatnya.

Gavin menghela nafasnya panjang, mencoba sabar menghadapi Diandra yang sejak dulu Gavin tahu betul tidak pernah akur ketika berhadapan dengan dirinya.

"Sudah buka chat saya?" tanya Gavin yang mencoba tetap sabar, melatih diri untuk sabar sebelum nanti mereka hidup dalam satu rumah. Bisa baku hantam tiap hari mereka kalau Gavin tidak bisa mengendalikan emosinya.

"Belum Dok! saya baru mencoba untuk kembali tidur setelah dokter ganggu tadi!" ucap Diandra di seberang sana dengan suara yang ketus, sangat menyebalkan sekali di telinga Gavin.

"Baca chat saya, cepat hapus foto-foto itu. Saya tunggu dan awasi dari sini oke?" ucap Gavin lalu segera menutup panggilan telepon itu sebelum Diandra membantah dan mengajak berdebat lagi. Dia kembali membuka akun barunya dan membuka akun milik Diandra. Membuka satu persatu postingan gadis itu yang rata-rata mendapatkan ratusan love dan komentar.

Entah mengapa rasanya Gavin sangat kesal begitu membaca komentar para lelaki yang entah ada hubungan apa dengan Diandra. Gavin mengeram!!! dasar buaya semua!!!

"Apaan sih? duit masih minta sama orang tua aja sok-sokan godain anak orang," ucap Gavin sambil membuka profil lelaki itu, ah ternyata anak FK juga,, baru lulus pula! agaknya Gavin harus ingat betul nama dan wajah lelaki itu. Akan Gavin kerjain habis-habisan kalau dia koas di bagian bedah,, lihat saja.

Gavin lalu meletakkan ponselnya,, tidak sanggup kalau harus membaca lebih banyak lagi komentar para lelaki di akun sosial media Diandra. Hatinya panas.

"Kok jadi gini sih?" Gavin sama sekali tidak mengerti, cemburu kah dia? cemburu? benarkah ini cemburu?

Gavin menghela nafasnya panjang, merebahkan tubuhnya di kasur dan mencoba menutup mata. Baru beberapa detik mata Gavin terpejam,, bayangan wajah Diandra tiba-tiba muncul dan bertengger di dalam pikiran Gavin.

Sontak Gavin kembali terjaga lalu mengusap wajahnya dengan kedua tangan.

"Masa iya aku suka sama dia? aku jatuh cinta sama gadis menyebalkan macam Diandra? astaga!!!"

#############

"Bu Gavin berangkat," ucap Gavin dengan kunci mobil yang sudah dia genggam, dia hendak melesat keluar ketika Mira lantas berteriak memanggil namanya.

"Eh...Vin tunggu!!!" teriak Mira.

Langkah Gavin sontak berhenti, dia menoleh dan mendapati sang ibu melangkah ke arahnya,, ada apa lagi?

"Kenapa Bu? Gavin buru-buru nih," ucap Gavin.

"Jangan lupa nanti malam bawa pacarmu kemari, ibu akan masak banyak malam ini, oke?" ucap Mira yang langsung membuat Gavin melotot,, dia lupa memberitahukan Diandra tentang ini! dua kali menelepon dini hari kemarin Gavin hanya fokus membahas foto Diandra yang dimata Gavin begitu vulgar.

"Ah...iya Gavin ingat, Bu. Jangan khawatir," ucap Gavin sambil tersenyum meraih tangan Ibunya dan menciumnya dengan penuh hormat.

"Gavin berangkat dulu,, Bu," pamit Gavin dan Mira pun tersenyum, mengangguk pelan dan menatap kepergian Gavin dari pintu. Ibu mana yang tidak bangga punya anak macam Gavin begitu? tentu Mira bangga sangat bangga.

Mira kembali masuk ke dalam, setelah mobil itu meninggalkan halaman rumah. Dia harus bersiap-siap untuk acara nanti malam, Mira begitu penasaran dengan calon mantu yang hendak Gavin bawakan. Apakah benar lebih baik dari Tati?

Sementara itu Gavin yang tadinya bertujuan hendak pergi ke kampus jadi putar tujuan menuju kos Diandra, gadis itu hanya membaca pesan-pesan yang Gavin kirimkan semalam tanpa membalasnya.

Kurang ajar! minta dicium sampai lemas gadis satu itu!!!

Gavin sedikit tergesa membawa mobil itu menuju ke rumah kos Diandra. Entah mengapa perasaan Gavin menyuruhnya untuk segera sampai di tempat itu, membuat Gavin sedikit tergesa dan sedikit ngebut membawa mobilnya.

Benar saja!!! ketika Gavin sampai di gerbang kos Diandra, nampak gadis itu sudah bersiap masuk ke dalam mobil dengan tas ranselnya. Gavin bergegas turun mencekal tangan Diandra yang hendak masuk ke dalam mobil.

"Mau kabur kemana Dian?" tanya Gavin ketika berhasil mencegah Diandra untuk masuk ke dalam mobil.

Bisa Gavin lihat mata Diandra melotot tajam ke arahnya, dan bisa Gavin pastikan setelah ini mereka akan adu mulut seperti biasanya.

"Kabur? Dokter bilang saya mau kabur?" ucap Diandra.

Benar bukan? Diandra sudah melotot dan mulai berisik membalas kalimat yang keluar dari mulut Gavin.

"Lantas pagi-pagi sudah bawa tas emang mau pergi ke mana? heh?" tanya Gavin, awas saja kalau Diandra kabur, akan Gavin kejar sampai ke ujung dunia pun.

Diandra mendengus sambil menatap tajam ke arah Gavin dengan tatapan mata kesal, sebuah tetapan yang malah membuat Gavin gemas setengah mati.

"Kemarin siapa yang bilang menyuruhku merayu Papaku biar lamarannya tidak ditolak? siapa yang egois tidak mau tahu dan tidak mau terima penolakan? siapa?" ucap Diandra yang masih melotot tajam ke arah Gavin, Diandra bahkan mendekatkan tubuh bahwa dia tengah menggertak Gavin.

Gavin tercekat ketika menyadari wajah mereka begitu dekat, mata mereka beradu membuat Gavin membeku di tempat dia berdiri.

Diandra kenapa dia secantik dan semanis ini? di luar sikapnya yang rese dan menyebalkan,, Gavin akui,, Diandra begitu cantik!!! sangat cantik!!!

Diandra tampak mengurangi kadar ketajaman sorot matanya ketika menyadari Gavin hanya membeku di tempatnya berdiri, Diandra menarik tubuhnya menjauh, tampak terlihat gadis itu begitu gugup.

"Jangan pulang hari ini, Dian. Ibu mengundangmu makan malam di rumah," ucap Gavin setelah berhasil mengendalikan diri.

Kembali mata Diandra membulat, mulutnya setengah terbuka menatap Gavin yang masih mencoba bersikap cool tidak peduli Diandra mengusik hatinya dengan luar biasa.

"Mana bisa Dok? saya sudah terlanjur beli dan pesan tiket pesawat," ucap Diandra.

Bukan Diandra namanya kalau tidak membantah dan mendebat dirinya.

Gavin menghela nafasnya panjang.

"Biarlah tiket itu nanti saya belikan yang baru, pokoknya malam ini kamu harus ikut ke rumah saya,, Dian," ucap Gavin tidak mau dibantah.

"Loh...ta...tapi Dokter,"

"Nggak ada tapi!" potong Gavin dengan tegas.

"Saya tidak terima penolakan dalam bentuk apapun," ucap Gavin lagi.

Diandra melotot,, bibirnya mengerucut kesal,, membuat wajah itu makin menggemaskan dan menarik di mata Gavin.

Kenapa rasanya Gavin seperti ingin....

"Dasar diktator," ucap Diandra yang sontak menyadarkan Gavin dari jerat pesona gadis itu.

Apa tadi dia bilang? diktator? Gavin tersenyum lalu mendekatkan wajahnya dan berbisik lirih di telinga Diandra.

"Diktator? percayalah Dian, kelak suatu saat kamu akan sangat menyukai sikap saya yang kau bilangil diktator itu," bisik Gavin.

Episodes
1 Jodohku kemana sih Ya Allah?
2 Ini sangat tidak adil!!!
3 Flashback...
4 Flashback 2...
5 Mencari Dokter Gavin...
6 Semoga dipermudah Ya Allah!!!
7 Lulus!!!
8 Bujang lapuk menyebalkan!!!
9 Saya membutuhkan kamu Diandra!!!
10 Makan malam absurd...
11 Kamu pulang tidak dalam rangka meminta izin nikah kan?
12 Kirimkan fotomu...
13 Nah ketemu kau!!!
14 Diktator,,,
15 Terima babak belur...
16 Rasa bangga yang sempat bertengger,,,
17 Tidak ada hubungan apa-apa sama dia,,,
18 Kabar burung,,
19 Kalian itu benar-benar jodoh,,,
20 Tidak berniat kabur kan?
21 Batalkan saja!!!
22 Biar saya carikan jodoh untuk Dokter,,,
23 Saya akan bantu sebisa saya,,,
24 Gimana caranya?
25 Terdengar indah kalau Diandra yang memanggilnya begitu?
26 Semoga beneran jodoh yah,,,
27 Cara kedua?
28 Bayangkan Dian,,,
29 Otak kamu kenapa?
30 Diandra mengomel...
31 Mimpi aneh...
32 Sisi lain,,,
33 Mimpi aneh lagi...
34 Nggak mungkin!!!"
35 Ingin cucu kembar,,,
36 Pengen nikah kan?
37 Kapan nak Gavin bisa kesini?
38 Kepikiran!!!
39 Tidak main-main!!!
40 Kehidupan Diandra harus lebih baik, itu sudah mutlak!
41 Apa benar yang Diandra katakan?
42 Kedatangan Gavin...
43 Seret saya kayak barusan lagi, ya?
44 Makin tidak terduga?
45 Ketahuan bohong!!!
46 Kelak kamu akan mengerti..
47 Anak orang jangan diapa-apain,,,
48 Gini amat perjuangan untuk menikahi mu!
49 Are you ready, Vin?
50 Dibalik ajakan hiking mendadak!
51 Saya tunggu kedatangan keluarga di rumah Vin!
52 Habis wisuda!
53 Sudah siap nikah?
54 Sebahagia kita selamanya!!!
55 Entah kamu merasakan ini juga atau tidak!
56 Laki-laki sejati nggak main kasar sama wanita!!
57 Keep calm, Dian!!!
58 Nggak! pokoknya nggak!!!
59 Gavin benar-benar ragu,,
60 Dokter ngapain!
61 Tanpa pikir panjang,,,
62 Kenapa sehoror ini sih?
63 Bisa jadi partner kamu!
64 Kenapa dia begitu lemah?
65 Nangis aja dulu, Dian!
66 Ngambek dikit!
67 Jatuh cinta?
68 Pernyataan cinta!
69 Diandra vs Tati!
70 Permintaan!
71 Tertunda!
72 Teman-teman Gavin...
73 Sampai dimana tadi?
74 Mas sakit!
75 Gagal lagi!
76 Sorry yah Vin!
77 Kaget aja...
78 Dia siapa?
79 Mencoba bertahan!
80 Ingin nambah cucu..
81 Ingin pulang secepatnya!
82 Tidak sabar!
83 Pegang boleh kok!
84 Telepon dari siapa?
85 Buat cucu!
86 Lebih baik tahan dulu!
87 Lagi dan lagi!
88 Rahasia pabrik....
89 Kepo!!!
90 Agenda kita jalan-jalan kan?
91 Setuju kalau begitu!
92 Waktu berdua!
93 Yang di depanku ini apa?
94 Itu janji Mas!
95 Ingin tahu!
96 Aku nggak bisa janji!
97 Giliran Mas kan, Dian?
98 Ki udah dong! jangan nangis,,,
99 Please! bisa jangan bahas itu lagi, Ki?
100 Hanya itu!!!
101 Aku maunya di sini,,
102 Program kembar...
103 Gercep amat Om,
104 Aliya!
105 Baik-baik saja kan?
106 Kalau aku nggak mau lepas gimana?
107 Kau menantang ku, Diandra Safaluna?
108 Dia kan...
109 Tempat biasa kan?
110 Kenapa rasanya begitu sulit?
111 Susah fokus!
112 Tawar menawar!
113 Derren!
114 Terpejam erat!
115 Kamu nggak apa-apa Dek?
116 Dasar lelaki menyebalkan,,
117 Mas, ibu datang, Mas...
118 Sekarang dia harus bagaimana?
119 Ikut ke dalam ya?
120 Menikah itu ternyata sungguh manis sekali!
121 Bayangin Ki...
122 Kamu nggak apa-apa kan?
123 Jamu!
124 Penasaran namanya!
125 Aku belum siap hamil!
126 Begitu dia sukai...
127 Kalian rukun, akur dan bahagia selalu!
128 Nggak! Nggak mungkin, Dian!
129 Ya kan baru aja kenal, sah-sah saja salah!
130 Namanya Derren!!!
131 Kiki cantik kok!
132 Nggak usah sirik gitu!!!
133 Kau mau jadi Dokter apa tukang tunggu kantin, heh?
134 Ngapain sih di sana?
135 Mau kan?
136 Pertanyaan Kiki tidak salah, bukan?
137 Dermaga cinta yang tak bertepi...
138 Nggak mau alasan apapun!
139 Dia sahabatnya Diandra!
140 Sekarang dia harus apa?
141 Kalian jodoh!
142 Maaf!
143 Tidak terima!
144 Kenapa rasanya sedikit sakit?
145 Boleh, kan?
146 Mau yang model kayak Dokter Gavin!!!
147 Kecuali jika kamu yang ingin menyudahi!!!
148 Selamat yah!!!
149 Masa lalu biarlah masa lalu!!!
150 Apa yang harus dia lakukan sekarang?
151 Saya tidak suka pakai barang bekas orang,,,
152 Jangan hubungi aku lagi untuk alasan apapun!"
153 Kenapa mulut Gavin bisa sekejam tadi?
154 Bertemu lagi!!!
155 Siapa yang sebenarnya selingkuh?
156 Kejadian sesungguhnya!
157 Apapun itu, terima kasih dulu sudah menyakiti aku...
158 Beruntung!
159 Nguping!
160 Kehilangan lelaki yang begitu tulus mencintai dirinya..
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Jodohku kemana sih Ya Allah?
2
Ini sangat tidak adil!!!
3
Flashback...
4
Flashback 2...
5
Mencari Dokter Gavin...
6
Semoga dipermudah Ya Allah!!!
7
Lulus!!!
8
Bujang lapuk menyebalkan!!!
9
Saya membutuhkan kamu Diandra!!!
10
Makan malam absurd...
11
Kamu pulang tidak dalam rangka meminta izin nikah kan?
12
Kirimkan fotomu...
13
Nah ketemu kau!!!
14
Diktator,,,
15
Terima babak belur...
16
Rasa bangga yang sempat bertengger,,,
17
Tidak ada hubungan apa-apa sama dia,,,
18
Kabar burung,,
19
Kalian itu benar-benar jodoh,,,
20
Tidak berniat kabur kan?
21
Batalkan saja!!!
22
Biar saya carikan jodoh untuk Dokter,,,
23
Saya akan bantu sebisa saya,,,
24
Gimana caranya?
25
Terdengar indah kalau Diandra yang memanggilnya begitu?
26
Semoga beneran jodoh yah,,,
27
Cara kedua?
28
Bayangkan Dian,,,
29
Otak kamu kenapa?
30
Diandra mengomel...
31
Mimpi aneh...
32
Sisi lain,,,
33
Mimpi aneh lagi...
34
Nggak mungkin!!!"
35
Ingin cucu kembar,,,
36
Pengen nikah kan?
37
Kapan nak Gavin bisa kesini?
38
Kepikiran!!!
39
Tidak main-main!!!
40
Kehidupan Diandra harus lebih baik, itu sudah mutlak!
41
Apa benar yang Diandra katakan?
42
Kedatangan Gavin...
43
Seret saya kayak barusan lagi, ya?
44
Makin tidak terduga?
45
Ketahuan bohong!!!
46
Kelak kamu akan mengerti..
47
Anak orang jangan diapa-apain,,,
48
Gini amat perjuangan untuk menikahi mu!
49
Are you ready, Vin?
50
Dibalik ajakan hiking mendadak!
51
Saya tunggu kedatangan keluarga di rumah Vin!
52
Habis wisuda!
53
Sudah siap nikah?
54
Sebahagia kita selamanya!!!
55
Entah kamu merasakan ini juga atau tidak!
56
Laki-laki sejati nggak main kasar sama wanita!!
57
Keep calm, Dian!!!
58
Nggak! pokoknya nggak!!!
59
Gavin benar-benar ragu,,
60
Dokter ngapain!
61
Tanpa pikir panjang,,,
62
Kenapa sehoror ini sih?
63
Bisa jadi partner kamu!
64
Kenapa dia begitu lemah?
65
Nangis aja dulu, Dian!
66
Ngambek dikit!
67
Jatuh cinta?
68
Pernyataan cinta!
69
Diandra vs Tati!
70
Permintaan!
71
Tertunda!
72
Teman-teman Gavin...
73
Sampai dimana tadi?
74
Mas sakit!
75
Gagal lagi!
76
Sorry yah Vin!
77
Kaget aja...
78
Dia siapa?
79
Mencoba bertahan!
80
Ingin nambah cucu..
81
Ingin pulang secepatnya!
82
Tidak sabar!
83
Pegang boleh kok!
84
Telepon dari siapa?
85
Buat cucu!
86
Lebih baik tahan dulu!
87
Lagi dan lagi!
88
Rahasia pabrik....
89
Kepo!!!
90
Agenda kita jalan-jalan kan?
91
Setuju kalau begitu!
92
Waktu berdua!
93
Yang di depanku ini apa?
94
Itu janji Mas!
95
Ingin tahu!
96
Aku nggak bisa janji!
97
Giliran Mas kan, Dian?
98
Ki udah dong! jangan nangis,,,
99
Please! bisa jangan bahas itu lagi, Ki?
100
Hanya itu!!!
101
Aku maunya di sini,,
102
Program kembar...
103
Gercep amat Om,
104
Aliya!
105
Baik-baik saja kan?
106
Kalau aku nggak mau lepas gimana?
107
Kau menantang ku, Diandra Safaluna?
108
Dia kan...
109
Tempat biasa kan?
110
Kenapa rasanya begitu sulit?
111
Susah fokus!
112
Tawar menawar!
113
Derren!
114
Terpejam erat!
115
Kamu nggak apa-apa Dek?
116
Dasar lelaki menyebalkan,,
117
Mas, ibu datang, Mas...
118
Sekarang dia harus bagaimana?
119
Ikut ke dalam ya?
120
Menikah itu ternyata sungguh manis sekali!
121
Bayangin Ki...
122
Kamu nggak apa-apa kan?
123
Jamu!
124
Penasaran namanya!
125
Aku belum siap hamil!
126
Begitu dia sukai...
127
Kalian rukun, akur dan bahagia selalu!
128
Nggak! Nggak mungkin, Dian!
129
Ya kan baru aja kenal, sah-sah saja salah!
130
Namanya Derren!!!
131
Kiki cantik kok!
132
Nggak usah sirik gitu!!!
133
Kau mau jadi Dokter apa tukang tunggu kantin, heh?
134
Ngapain sih di sana?
135
Mau kan?
136
Pertanyaan Kiki tidak salah, bukan?
137
Dermaga cinta yang tak bertepi...
138
Nggak mau alasan apapun!
139
Dia sahabatnya Diandra!
140
Sekarang dia harus apa?
141
Kalian jodoh!
142
Maaf!
143
Tidak terima!
144
Kenapa rasanya sedikit sakit?
145
Boleh, kan?
146
Mau yang model kayak Dokter Gavin!!!
147
Kecuali jika kamu yang ingin menyudahi!!!
148
Selamat yah!!!
149
Masa lalu biarlah masa lalu!!!
150
Apa yang harus dia lakukan sekarang?
151
Saya tidak suka pakai barang bekas orang,,,
152
Jangan hubungi aku lagi untuk alasan apapun!"
153
Kenapa mulut Gavin bisa sekejam tadi?
154
Bertemu lagi!!!
155
Siapa yang sebenarnya selingkuh?
156
Kejadian sesungguhnya!
157
Apapun itu, terima kasih dulu sudah menyakiti aku...
158
Beruntung!
159
Nguping!
160
Kehilangan lelaki yang begitu tulus mencintai dirinya..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!