Fragmen-16

Leazah berusaha keras untuk tidak ternganga dan gagap ketika sang jenderal menyapanya bersama seorang wanita cantik yang menjadi pasangannya malam itu.

Jantungnya berdegup keras seiring dia mencoba menutupi kebingungannya yang mulai tumbuh. Entah bagaimana sikap formal pria itu terasa mengiris hatinya.

Putri Lea bergaun sutra berwarna biru terang. Bentuk tubuhnya terlihat semakin langsing dan luwes. Rambut cokelat gadis itu disanggul seluruhnya di puncak kepala. Sulur-sulur kecil dari rambutnya membingkai wajahnya dan menari-nari di sekitar tengkuknya yang dibalut renda dari gaun malamnya yang berkerah tinggi. Sarung tangan satin warna putih memanjang hingga sela sikunya, seolah menggoda lelaki untuk menyelipkan tangannya di sana.

Sangat cantik, Jeremiah mengakuinya dalam hati. Lalu menegang mendapati Douglas Pierre mendekat ke arah gadis itu.

Detak kerinduan yang menyebalkan menyiksa Jeremiah ketika ia melihat kecantikan Putri Lea yang sederhana. Berbeda sekali dengan wanita penggoda yang berbahaya yang berada di sampingnya.

Tapi Jeremiah memiliki keahliannya dalam mengabaikan fakta mengenai perasaannya sendiri.

Ia tak ingin mengakuinya. Tapi sejak pertama kali ia melihatnya, sosok gadis itu membangkitkan perasaan aneh di dalam dirinya. Perasaan itu membuat dadanya sesak dan jantung sialannya berdebar kencang. Semua itu sangat menyiksanya.

Perasaan sialan macam apa ini sebenarnya? pikir Jeremiah tak sabar, bingung dan sedikit merasa jijik pada dirinya sendiri.

Satu hal yang akan diakuinya adalah mengenyampingkan kekagumannya atas kecantikan sang putri. Ia harus berusaha untuk bersikap menyenangkan malam ini… setidaknya di permukaan.

Menutupi keinginannya untuk lebih dekat lagi dengan sang putri, Jeremiah melemparkan senyum palsu pada pasangannya, menggamit tangan wanita itu layaknya pasangan yang sangat bahagia.

Douglas menarik Leazah ke samping, "Sebaiknya kau bersikap manis padaku," bisiknya mengejek.

Leazah memandangnya dengan tatapan peringatan yang dingin.

Douglas menahan senyum nakalnya. Tidak diragukan lagi, Leazah pasti sedang berusaha menahan rasa cemburu yang kini menggelitiknya melihat Jeremiah bersama wanita lain. Sebaliknya, Jeremiah juga sepertinya merasa cemburu melihat Douglas menggamit lengan dewi pujaannya.

Sesaat kemudian, seorang harpis mulai bermain di koridor, menciptakan keheningan dan keindahan di malam itu. Tapi sangat memilukan bagi Leazah.

Para tamu berbaur dalam ketenangan sembari menikmati anggur pada pembukaan yang manis di perjamuan tertutup itu.

"Peperangan tampaknya sudah di depan mata," Jeremiah mengumumkan setelah lewat perjamuan yang kelima dan para wanita menyisi ke ruangan lain, kecuali Leazah.

Seisi ruangan langsung terdiam.

Inikah alasan Jeremiah mengadakan perjamuan? Leazah membatin getir.

Dia sama sekali tidak berniat menebus perjamuan yang dia tinggalkan kemarin siang!

"Perang terakhir telah menguras keuangan kerajaan, sementara para tentara bekerja dengan perutnya, bukan kakinya," sela Eleazar. "Mereka semua ingin dibayar."

"Musuh telah mengerahkan sejumlah pengintai dan menebarkan banyak penyusup di mana-mana," Jeremiah menimpali. "Termasuk di dalam istana."

"Apa kau berpikir penyerangan di kamarmu kemarin malam benar-benar merupakan bentuk agresi militer?" Lazareth menginterupsi. "Menurutku itu terlalu pribadi untuk disimpulkan sebagai perang."

Seisi ruangan terkekeh menanggapi komentar Lazareth.

Lazareth tidak tertawa. "Bisa saja itu hanya tindakan kriminal seperti perampokan dan percobaan pembunuhan."

"Lalu bagaimana dengan insiden penembakan terhadap kaisar di gerbang istana?" Jeremiah balas menginterupsi.

"Kau sendiri telah menyelidikinya," tukas Lazareth. "Dia datang dari Xerxes."

Xerxes adalah nama sebuah kota di selatan Nadia.

"Dia orang dalam," Lazareth menambahkan. "Hanya pemberontak!"

"Xerxes adalah pemasok tekstil terbesar untuk Malisande," Leazah tiba-tiba menyela.

Seisi ruangan tercengang memelototinya.

Melisande adalah negara tetangga di selatan Nadia, berbatasan dengan kota Xerxes.

"Apakah saudara-saudara semua lupa, berapa kali Xerxes menggugat pemisahan diri dari Nadia?" Leazah menambahkan.

Seisi ruangan tetap bergeming.

Tentu saja mereka semua ingat---lebih tepatnya diingatkan kembali. Tapi sungguh tak pantas bagi seorang wanita muda untuk menunjukkan minat pada urusan politik.

"Dengan segala hormat, Putri!" Lazareth menatap Leazah seraya menangkupkan kedua tangannya di depan dada---memberikan peringatan.

Tapi kemudian kaisar berdeham menginterupsi, mengangkat sebelah tangannya dan menelengkan kepalanya sedikit. "Bolehkah?"

"Tentu, Yang Mulia!" Lazareth segera membungkuk.

Leazah tertunduk di bawah pengawasan tajam mata kaisar.

"Nak," kaisar menegurnya dengan hati-hati. "Dari mana kau tahu Xerxes memasok banyak tekstil untuk Melisande?"

Leazah menelan ludah. Meski wajahnya memerah, ia segera menguasai diri. "Kabar itu sudah lama dibicarakan di balai wanita," katanya berbohong.

Sebetulnya si pelaku penembakan itu sendiri yang mengatakannya pada Leazah. Pria itu mengatakan banyak hal selama mereka berada di dalam sel.

Tapi tentu saja Leazah harus menjaga supaya identitasnya sebagai Elijah Knight tak sampai terungkap ketika ia menjadi Putri Lea.

Dorian mengawasi gadis itu dari seberang meja di sisi Bernadus. Lalu melirik ke arah Jeremiah melalui sudut matanya.

Wajah jenderal itu tetap datar dan sulit ditebak.

Kaisar mengerling ke arah Lazareth, lalu kembali berdeham. "Well," katanya ragu-ragu. "Apa pendapatmu tentang hal itu… Nona?"

"Aliansi," Leazah menjawab lugas.

Seisi ruangan mengerjap. Beberapa orang sebenarnya terkesiap.

Jeremiah spontan berpikir keras.

"Apa saranmu, Nona?" Kaisar bertanya lagi—sebenarnya sedang menguji.

"Kerahkan sejumlah pengintai sebagai pembuka jalan bagi garda yang lebih kuat," tutur Leazah. "Sebagai langkah awal yang efisien, para pecatur umumnya menggerakkan pion di hadapan raja."

Seisi ruangan setentak mengerling ke arah Jeremiah.

Jeremiah mengangkat kepalanya dan penuh risiko melirik dengan hati-hati ke arah Leazah.

Tatapan mereka bertemu.

Terkunci.

Udara di paru-paru Jeremiah berdesing keluar. Tatapan terpukaunya menjelajahi garis leher sang putri.

Dorian menautkan jemarinya di depan wajahnya. Menyembunyikan senyum tipisnya.

"Pembukaan ini akan melibatkan beberapa menteri, mempercepat rokade dan dengan langkah-langkah yang tepat membentuk formasi yang condong ke arah bertahan daripada menyerang." Leazah menambahkan.

Kaisar tersenyum puas secara diam-diam, dan bertukar pandang dengan Bernadus yang mengerjap takjub.

Jeremiah tertunduk menyembunyikan senyum kagumnya. Kukira kau hanya si bodoh yang suka merajuk, batinnya geli.

"Aku bersulang untuk Putri Lea!" Lazareth mengangkat gelasnya.

Seisi ruangan mengikutinya.

Dengan gesit, pelayan Jeremiah segera menghambur membawakan segelas anggur untuk Leazah.

Leazah mengangkat gelas itu dan meneguk isinya bersamaan dengan yang lain.

Jeremiah bangkit dari kursinya kemudian melayangkan sebelah tangannya ke arah meja kudapan. "Persilahkan kami menghidangkan kudapan ini untukmu, Putri."

"Tidak perlu, saya bisa mengambilnya sendiri," ujar Leazah, kemudian membungkuk ke arah meja panjang tempat di mana para pembesar istana duduk berjajar, kemudian berjalan ke arah meja kudapan yang berjarak sepuluh kaki dan bergabung dengan Jeremiah.

Ini mungkin satu-satunya kesempatan baginya untuk mendekati sang jenderal.

Kesadaran yang menegangkan bergaung di antara mereka saat sang putri berdiri dengan anggun di samping sang jenderal di depan meja kudapan sambil melihat-lihat bermacam-macam biskuit dan potongan-potongan sandwich seukuran jari. Punggung keduanya membelakangi semua orang yang ada di ruangan itu.

"Terima kasih atas perjamuan khususnya, Jenderal," ungkap Lea perlahan. Tidak membutuhkan apa pun selain bisa membuat pria itu merasakan sindiran dalam kata-katanya.

Jeremiah sedikit menjauhkan diri darinya. Lalu membungkuk dengan sopan. "Mohon maaf untuk… nuansa politiknya."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!