Fragmen-5

"Kenapa semua orang menatapku?" Leazah bertanya gelisah ketika Lexath dan Eleazar membimbingnya melintasi taman istana yang luas dengan kolam air mancur berukuran besar berbentuk lingkaran yang di tengah-tengahnya terdapat patung wanita berbahan emas. Leazah mengamati patung itu dengan dahi berkerut-kerut.

Wajah patung itu mengingatkan Leazah pada ibunya.

"Penampilan adalah segalanya," tutur Lexath.

"Penampilan?" Leazah mengalihkan pandangannya dari patung itu dan menoleh pada Lexath. Kemudian mengedar pandang.

Banyak orang berkerumun—pria dan wanita yang berkelompok atau berpasang-pasangan dengan pakaian glamor di seputar tepian kolam.

"Mereka lebih suka bergosip tentang dirimu daripada menyikapi kehampaan hidup mereka sendiri," Lexath menambahkan.

Tiga orang gadis dengan rias wajah menor tertawa cekikikan di bawah air mancur saat mereka melintas.

Dua orang---pria dan wanita, melirik ke arah Leazah dengan tatapan sinis.

"Aku?" Leazah menoleh kembali pada Lexath seraya menaikkan alisnya.

"Diangkut dari biara sudah cukup menjadikanmu berita hangat," Eleazar mengambil alih jawaban.

Leazah sekarang berpaling pada Eleazar.

"Mungkin," Eleazar menambahkan. "Tapi, fakta bahwa kaisar membawamu ke istana telah menjadikanmu sebagai objek intrik."

"Setiap tentara diambil dari berbagai tempat," tukas Leazah.

"Ya, tapi tidak semua calon tentara mendapatkan hak istimewa untuk menjadi pasukan abadi," kilah Eleazar seraya menjentikkan jarinya ke arah seragam khusus yang dikenakan Leazah.

Pasukan abadi? Leazah mengamati dirinya seraya berpikir keras.

Pasukan abadi adalah pasukan khusus kerajaan sebagai Garda Imperial atau Royal Guard, seperti Lexath dan Eleazar—para pengawal elit yang bertugas di hadapan raja dan orang-orang terdekat raja seperti Jenderal Jeremiah dan Pendeta Bernadus. Dan hanya anak laki-laki keturunan bangsawan asli Nadia yang bisa masuk ke dalam pelatihan tentara Pasukan Abadi.

Saat makan malam, Leazah bertemu dengan Jeremiah di dapur umum tentara. Pria itu mengamati penampilan baru Leazah dengan tatapan menilai.

Gadis itu mengenakan seragam putih tentara dengan jubah merah maroon yang penuh hiasan dan sulaman bergambar naga dan tombak emas. Di balik jubahnya ia memakai baju zirah kulit tebal yang dibuat dari kulit binatang yang direbus.

"Dari mana kau mendapatkan baju jelek ini?" goda Jeremiah tanpa tertawa.

Dalam balutan seragam barunya, sosok Leazah terlihat semakin mungil dan bukan gagah. Menjadikan gadis itu terlihat seperti tentara cilik.

"Mereka bilang ini seragam khusus untuk pasukan abadi," gumam Leazah seraya memeriksa penampilannya sekali lagi.

"Mereka?" Jeremiah menatapnya penuh selidik.

"Dua orang royal guard yang bertugas di hadapan raja," jawab Leazah.

Lexath? terka Jeremiah.

Saat Leazah mengangkat wajahnya, gadis itu menyadari beberapa tentara tersenyum sinis ke arah mereka.

Jeremiah mengikuti lirikan matanya dan mengerti, kemudian melotot pada mereka—memperingatkan tanpa suara, sehingga mereka terdiam, lalu buru-buru menjauh.

Jeremiah menatap Leazah dengan prihatin ketika sebagian tentara yang pengecut itu mulai menyelinap pergi.

"Jenderal, makanan Anda." Pengawas makanan tentara menyapa mereka dengan membungkuk.

Jeremiah mendesah pendek dan tersenyum samar ketika ia melihat dua nampan perak dengan menu makanan yang sama yang biasa disajikan khusus hanya untuknya.

Leazah mengerling sekilas pada Jeremiah seraya menyembunyikan senyumnya.

Seusai makan malam, Leazah menyempatkan diri untuk memberi makan kudanya meski para pengawas kuda telah memastikan kuda itu mendapatkan semua yang dibutuhkannya.

Setelah itu…

Leazah menghilang.

Gadis itu tak muncul saat latihan, dan ketika Jeremiah memeriksa kamarnya, kamar gadis itu juga kosong.

Mula-mula Bernadus, pikir Jeremiah. Kemudian Lexath. Apa tepatnya yang sedang mereka rencanakan tanpa sepengetahuanku?

Jeremiah menghambur keluar barak dan berlari di sepanjang selasar menuju istana utama dengan wajah gusar.

Dua orang pengawas taman istana meliriknya dengan ekspresi heran.

Jeremiah terkenal sebagai sosok berkepribadian tenang.

Hari ini tampaknya dunia sedang ditunggang-balikkan.

"Apa matahari terbit dari barat hari ini?" komentar salah satu dari pengawas taman istana itu.

Yang lainnya hanya angkat bahu.

Sementara itu…

Di sisi lain selasar istana, Leazah tengah menyelinap di antara bayang-bayang pilar istana. Ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk dapat bergerak dengan mulus. Gerakannya gesit dan ringan, tidak meninggalkan suara sedikit pun seperti tiupan angin.

Setelah ia berkeliling hampir setengah hari bersama dua pengawal abadi tadi siang, Leazah akhirnya mengetahui seluk-beluk tempat yang jarang dilalui orang. Tempat itu memiliki celah kecil yang hanya dapat dilalui oleh anak-anak. Celah sempit di antara pilar-pilar dan bak-bak bunga di sepanjang tepian serambi.

Jarak antara pilar yang satu dengan yang lain memang cukup jauh untuk dapat dijangkau dalam satu kali lompatan, tapi itu bukan masalah mengingat Leazah sudah terbiasa menyelinap di biara pada siang hari.

Seseorang tidak selalu fokus memandang pada satu arah dalam waktu yang lama kecuali saat melamun. Leazah hanya perlu menunggu beberapa saat sampai para penjaga lengah untuk bisa berpindah dari satu pilar ke pilar yang lain. Dan ia berhasil sampai sejauh ini.

Tersisa tiga pilar dan ia sudah akan sampai di sudut tergelap, memanjat pohon di ujung pekarangan, lalu melompat ke balkon.

Dari tata letak taman dan struktur bangunan di seluruh istana, Leazah sudah bisa menebak bagian dalam istana yang belum pernah dimasukinya melalui pola khas yang mudah disimpulkan. Itu sama seperti mengetahui kebiasaan seseorang. Seperti mendengar cerita seseorang mengenai sesuatu sepanjang waktu hingga berulang-ulang dan kau akhirnya tahu hal itu merupakan bagian penting dari orang itu.

Hanya satu hal yang membuat Leazah cemas.

Semoga surat itu belum sampai di tangan kaisar, harapnya dalam hati.

Ibunya mungkin tetap bersikeras untuk memberitahu raja mengenai jati dirinya. Tapi ia belum siap dihalau dari istana untuk saat ini.

Ketika gadis itu sudah mencapai balkon kamar kaisar, Jeremiah sedang bergegas meniti tangga menuju kamar yang sama.

Setelah memeriksa semua tempat di mana orang-orang terdekat raja biasa berada dan mendapati semua tempat itu kosong, Jeremiah akhirnya memutuskan untuk memeriksa kamar kaisar.

"Matikan lampunya," perintah Kaisar Rasmus pada para sida-sida dalam kamarnya. Bernadus juga berada di dalam kamar itu bersama kaisar.

Mendapati kamar kaisar yang mendadak gelap, Jeremiah mendadak gusar. Ada yang salah dengan kamar kaisar, pikirnya khawatir. Pintu kamar itu tidak tertutup sepenuhnya. Itu di luar kebiasaan Rasmus. Dengan perasaan waswas, jendral itu mempercepat langkahnya dan menerjang ke arah pintu.

Bersamaan dengan itu, Leazah baru saja berhasil menyelinap ke dalam kamar kaisar.

BRUAK!

Pintu kamar berderak membuka.

Leazah memekik tertahan dan terperanjat.

Sejurus kemudian, lampu kamar itu kembali menyala.

Jeremiah dan Leazah terperangah bersamaan.

Raja Rasmus berdiri berkacak pinggang di tengah ruangan di atas karpet beludru bercorak naga dan tombak berwarna emas di dekat tempat tidurnya, sementara wajahnya tertunduk menatap Leazah yang terbelalak membeku menatap Jeremiah yang juga tengah terbelalak dan membeku di ambang pintu.

Apa sebenarnya yang sedang terjadi? pikir Jeremiah.

Rasmus melipat kedua tangannya di depan dada, kemudian tersenyum lebar seraya mendongakkan rahangnya, menatap Bernadus di seberang ruangan dengan ekspresi bangga.

Bernadus membalas senyumnya dengan ekspresi tak kalah bangga.

Kaisar tersenyum! pekik Jeremiah di dalam hatinya. Lalu melayangkan pandang ke sekeliling ruangan.

Tujuh tentara utama pasukan abadi dan keenam orang terdekat raja berderet di sekeliling ruangan sembari bersedekap dan menyeringai.

Leazah mengernyit ngeri sembari melirik ke arah raja dan menyisir sekeliling ruangan melalui sudut matanya tanpa berani memalingkan wajah dari Jeremiah. Habislah sudah, pekiknya dalam hati.

Terpopuler

Comments

Samosier Toba

Samosier Toba

lanjut

2022-12-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!