"Yang Mulia," Lazareth membungkuk di ambang pintu perpustakaan raja.
Rasmus mengalihkan perhatiannya dari Dorian yang sedang menata karya barunya di dinding perpustakaan pribadinya.
Dorian ikut menoleh di sampingnya.
"Tuan muda Douglas Pierre," Lazareth melayangkan sebelah tangannya pada pria di sisinya.
Douglas mengamati seisi ruangan seiring dia berjalan masuk, kemudian bergabung di sisi kaisar dan memandang takjub lukisan Dorian. "Siapa dia?"
"Leazah Bernadeta," jawab kaisar dengan raut wajah bangga. "Putriku," ia menambahkan seraya menoleh pada Douglas untuk melihat reaksinya.
Sepasang mata biru pria itu berbinar-binar dipenuhi kekaguman.
"Bagaimana menurutmu?" Kaisar bertanya meski jawabannya sudah bisa dipastikan.
"Cantik," jawab Douglas spontan.
Rasmus bertukar pandang dengan Dorian dan Lazareth secara diam-diam, seraya menyembunyikan senyumnya.
.
.
.
Sebuah pintu ganda Prancis terkuak di depan mata Leazah.
Gadis itu terperangah takjub dan mengedar pandang ke sekeliling ruangan dengan mata dan mulut membulat.
Jeremiah mempersilahkan gadis itu untuk memasuki kediaman barunya dengan mengangguk.
Leazah menerjang ke dalam ruangan dengan tatapan penasaran anak-anak. "Apa aku sudah mati dan masuk surga?" serunya tak bisa menahan diri.
Jeremiah tersenyum maklum.
Ekspresi Leazah mengingatkan pria itu pada masa remajanya.
Dulu para calon tentara Pasukan Abadi harus menjalani pelatihan sejak masa anak-anak.
Anak-anak itu dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari lima puluh orang dan mereka dilatih menunggang kuda, bertarung, menggunakan senjata, memanah, berenang, melempar tombak, berlari, dan berbaris. Pelatihan mereka sangat berat dan keras baik secara fisik maupun psikologis.
Jeremiah sudah dilatih sejak usianya lima tahun.
Diusia sekecil itu, Jeremiah sudah harus belajar bertahan hidup dalam kondisi yang sulit, hanya dengan memakan buah-buahan liar seperti pistachio—kenari hijau, acorn—buah pohon ek, delima, dan pir liar. Mereka juga dilatih untuk dapat bertahan dalam kondisi cuaca yang tidak mendukung, dan setiap anak dituntut memiliki kemampuan untuk menjinakkan kuda liar.
Di usianya yang kelima belas tahun, Jeremiah resmi menjadi prajurit pasukan abadi. Pada saat itu ia merasakan apa yang dirasakan Leazah pada saat ini—sepuluh tahun silam.
"Aku tak percaya sekarang aku berada di istana," Leazah berdecak takjub. Ekor matanya bergerak-gerak liar ke sana kemari dengan sorot kekaguman yang tak dapat disembunyikan. "Ini sangat menakjubkan," katanya seraya memeriksa semua perabot di sekitarnya, menyentuhnya sembari berdecak-decak.
"Di antara semua hak yang sangat istimewa," sela Jeremiah, "Jika kau hanya bisa memilih satu, mana yang akan kau pilih?"
Leazah memalingkan wajahnya ke arah Jeremiah, dan mengikuti lirikan mata pria itu.
Tombak pendek, pedang pendek, belati besar, busur dan panah, serta perisai yang kecil yang tampak ringan, tersusun rapi dalam peti kayu di atas sebuah meja.
Jeremiah berdiri di sisi meja itu, tertunduk meneliti isi peti.
Leazah menghampirinya dengan mata berbinar-binar. Lalu meneliti semua senjata dalam kotak kayu itu satu per satu. "Semua senjata ini luar biasa," komentarnya kagum. "Tapi…" Leazah mengalihkan pandangannya dari peti senjata dan terpukau oleh sesuatu di sisi lain ruangan---celo. "Aku akan memilih celo-ku!" pekiknya menggebu-gebu. "Kebebasanku," ia menambahkan.
Jeremiah mengerutkan keningnya sembari tersenyum geli. "Kau suka keanggunan?"
"Aku suka kebebasan berekspresi," tukas Leazah.
Jeremiah tersenyum simpul ketika Leazah mulai mencoba celo itu dan memainkan beberapa nada.
Gadis itu berdecak sekali lagi. Lalu menarik sebuah kursi ke dekat jendela, tempat di mana celo itu diletakkan, kemudian duduk dan mencoba memainkan sebuah lagu dengan antusias.
Jeremiah melipat kedua tangannya di depan dada, dan memperhatikan gadis itu bermain celo.
Permainannya penuh semangat, dan memotivasi Jeremiah.
Pria itu melirik dinding di belakang gadis itu dan melihat sebuah biola tergantung di sisi jendela. Ia berjalan melintasi ruangan dan mengambil biola itu, lalu memainkannya mengikuti irama Leazah.
Leazah terkesiap menatap pria itu dengan wajah semringah, tangannya terus bermain, dan mereka berkolaborasi.
Leazah tak bisa mengalihkan pandangannya dari Jeremiah selama mereka memainkan alat musik masing-masing. Setiap kali pria itu meliriknya, perasaan hangat merebak di dadanya. Membuatnya berdebar-debar dan semakin bersemangat memainkan alat musiknya.
Jeremiah juga sebetulnya merasakan hal yang sama setiap kali mereka beradu pandang, tapi ia berusaha mengabaikannya. Getar aneh yang membingungkan, pikirnya.
Apa dia mulai menyukai sesama jenis sekarang?
Dia pasti sudah gila!
Tampaknya Jenderal Jeremiah sudah harus mulai memikirkan soal kencan mulai sekarang. Ia hampir tak pernah bersenang-senang dengan perempuan. Barangkali hal itu membuatnya kesepian.
Selesai satu lagu, mereka dikejutkan oleh tepuk tangan seseorang di ambang pintu, membuat keduanya serentak menoleh, lalu buru-buru membungkuk.
Raja Rasmus berdiri di ambang pintu, diapit Lazareth dan Bernadus yang bersedekap di kiri-kanannya.
"Seperti yang Anda harapkan, Yang Mulia?" komentar Bernadus dipenuhi makna terselubung. "Komposer hebat yang lebih segar!"
Jeremiah dan Leazah setentak bertukar pandang.
Setelah semua orang pergi, Jeremiah mengundang Leazah ke perjamuan khusus untuk merayakan penobatan gadis itu di kediaman pribadinya.
Selesai membersihkan diri dan berganti pakaian, gadis itu kemudian membawa celo-nya menuju kediaman Jeremiah.
Pria itu masih belum selesai berendam ketika pelayan pribadinya memberitahukan kedatangan Leazah.
Dia datang terlalu cepat!
"Suruh dia membawa celo-nya kemari," pesan Jeremiah.
Leazah nyaris tersedak ketika pelayan Jeremiah menyampaikan pesan itu. Tapi kemudian ingat pria itu tidak mengetahui dirinya seorang perempuan.
Ketika gadis itu dinobatkan sebagai tentara pasukan abadi, posisi mereka dalam istana sudah sederajat. Jeremiah tidak lagi menganggapnya sebagai orang lain. Lagi pula dia putra mahkota, pikirnya. Itu sebabnya ia tak ragu mengundang gadis itu ke tempat paling pribadi dalam kamarnya.
Leazah memasuki ruang pemandian pribadi Jeremiah dengan kikuk. Dan ketika ia melihat tubuh telanjang sang jenderal yang sedang berendam, ia bisa merasakan wajahnya bersemu merah.
Rambut panjang pria itu dibiarkan terurai bebas di atas pundaknya yang basah, otot bisep dan trisepnya tampak berkilauan ketika pria itu merentangkan kedua tangannya di tepi kolam, dada bidang dan perutnya yang rata terlihat memukau di permukaan air.
"Mau bergabung?" Jeremiah menawarkan seraya mengerling ke dalam kolam.
"Thanks," sahut Leazah setengah mencebik dan setengah tersipu.
Jeremiah terkekeh tipis, "Bisa kau gambarkan suasana ini dengan musik?" tantangnya pada Leazah.
Leazah mendesah pendek dan mengangkat bahu, kemudian mengambil tempat di tepi kolam.
Jeremiah menopang dagunya dengan telapak tangan, memperhatikan gadis itu menyiapkan alat musiknya, dan menunggu.
Gadis itu duduk menyamping di tepi kolam, sementara Jeremiah duduk berlunjur di dalam air di belakangnya dengan posisi wajah menghadap ke arah Leazah. Setengah tubuh pria itu tenggelam dalam air hingga batas perutnya.
Saat Leazah sudah memainkan separuh lagu dengan celo-nya, tanpa sadar Jeremiah terhanyut dalam alunan musik lembut yang menentramkan dan berangan-angan bahwa si pemain celo di hadapannya adalah seorang gadis.
Pria itu bahkan tak sadar telah memelototinya tanpa berkedip dalam waktu yang lama.
Leazah mengerjap dan mengerling ke arah Jeremiah melalui bahunya. Lalu tergagap antara tersipu dan merasa risih.
Apa pria tampan yang sedang terpesona di sampingnya pecinta musik melankolis atau penyuka sesama jenis?
Leazah menurunkan bow dan berdeham. "Bagaimana menurutmu?" tanyanya meminta pendapat.
Jeremiah tetap bergeming.
"Kau tidak mendengarkan, ya kan?" Leazah memarahinya.
Jeremiah terperangah dan tergagap. Lalu berdeham dan mengernyit, memalingkan wajahnya cepat-cepat, menyembunyikan rona merah samar yang mendadak muncul di wajah tampannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
waktu ratu Miriam diasingkan, berapa usia Jeremiah ?
seingatku waktu itu Jeremiah sudah menjadi orang Istana.
2023-11-02
0
Berty Arie
humh.. benar"!!
2022-12-03
0
Jelly Wurara
keren ceritanya👍
2022-10-20
1