Fragmen-14

"Putri Lea…" kepala pelayan Leazah membungkuk di tengah ruangan, melayangkan sebelah tangan ke arah pintu. "Jenderal Jeremiah sudah tiba." Ia memberitahu.

Kemudian derap kaki kuat dengan irama teratur dari tumit sepatu militer yang telah disemir yang beradu dengan lantai terdengar dari luar pintu.

Dan setengah dari pelayan wanita yang sedang menata hidangan di tengah ruangan merasa seperti terhipnotis.

Jeremiah berjalan masuk ke dalam ruangan, dan ketika ia melewati meja panjang tempat para pelayan berjajar menata hidangan, seisi ruangan dipaksa untuk mengetahui tinggi badannya yang mengesankan.

Ia menatap lurus ke depan saat berjalan, tapi tak cukup rendah hati untuk menatap para wanita yang bergumam dan berdecak kagum ketika ia melewatinya.

Setelah mencapai meja di mana Putri Lea telah menunggunya, jenderal itu berhenti, kemudian memutar dengan gerakan yang tepat, dan tidak memberi hormat. Tetap berdiri tegap dengan sikap waspada.

Mantel putih tentara sang jenderal melekat pas di dada bidangnya saat ia menunggu. Tanda pangkat emas di bahunya yang lebar berkilau di bawah cahaya kandil yang menggantung di langit-langit di atas kepalanya. Sutra hitam melingkar sempurna di pinggang rampingnya, ujung panjangnya menyentuh sisi celana panjang ketat berwarna putih. Sepatu bot selutut seperti baru digosok tampak tak bernoda, sementara pedangnya memantulkan cahaya.

Rambut halus berwarna cokelatnya yang memanjang melewati bahu, dibiarkan terurai membingkai wajah tampannya.

Mata serigalanya memberikan tampilan mata pengembara padang pasir yang biasa digunakan untuk meneropong jauh ke medan gelap. Rahangnya yang tinggi menegaskan wajah angkuh yang pantang menyerah. Semua itu menggambarkan kekuatannya sebagai seorang ksatria yang patut diperhitungkan di medan perang.

Untuk beberapa saat, tidak satu pun dari para penyambut tamu dalam ruangan itu tahu apa yang akan mereka katakan, bagaimana cara memulainya. Bahkan sang putri pun terdiam sesaat. Semua orang hanya terpaku menatap pemuda itu, mengagumi sosok menawan di hadapan mereka untuk mengingat bahwa pemuda setampan itu pun bisa berada di medan pertempuran.

"Silahkan, Jenderal!" Putri Lea melayangkan sebelah tangannya dari seberang meja. Pandangannya tak bisa lepas dari wajah tampan sang jenderal.

Dua pelayan wanita menyiapkan tempat duduk untuk sang jenderal dengan antusias.

Dari ujung koridor, Douglas Pierre, sang Duke Maranatha yang akan datang, bergegas menuju kediaman Putri Lea dengan langkah-langkah lebar. Wajah tampannya yang arogan mengencang seiring ia mendekat. Kemarahan membakar dadanya tatkala ia mendengar laporan dari pengawalnya bahwa Putri Lea mengadakan perjamuan khusus untuk sang jenderal.

"Kuharap kau punya waktu untuk memanduku berkeliling asrama," Leazah berkata setelah hampir sepuluh menit mereka berbincang-bincang.

"Tentu, Putri." Jeremiah membungkuk sekilas dari seberang meja seraya tersenyum tipis. "Akan menjadi kehormatan bagiku."

Douglas menyeruak masuk ke dalam ruangan dikawal dua bangsawan yang dibawanya dari Maranatha.

Leazah terkesiap.

Jeremiah mengikuti arah pandangnya, mengangkat sebelah alisnya dan mengerling ke balik bahunya, merasa sedikit jengkel.

"Jadi Putri Lea sedang mengadakan perjamuan?" Douglas berhenti di tengah ruangan, menatap tajam pada Leazah dan berkacak pinggang. "Sayang sekali aku tak diundang," katanya seraya tersenyum masam dan melirik sinis pada sang jenderal.

Jeremiah mendengus tipis, tapi tidak mengatakan apa-apa.

Demi mempertahankan prinsipnya, Jeremiah tidak mengizinkan dirinya untuk berdebat dengan lelaki yang kepalanya bisa ia hancurkan dengan mudah hanya dengan menggunakan tangan kosong.

Leazah menaikkan dagunya dan memaksakan senyum. "Hanya perjamuan kecil yang kuyakin bukan salah satu dari kesukaanmu, tuan Duke." sindirnya di antara senyum manisnya.

Jeremiah menyembunyikan senyum sinisnya.

Douglas mempertahankan senyumnya, tapi kilatan di matanya mengandung api kemarahan yang meluap-luap.

Bertepatan dengan itu, dua tentara muncul menyela mereka. "Dengan segala hormat, Nona."

Seisi ruangan menoleh ke arah pintu.

Leazah mengangguk santun menyambut para serdadu itu.

"Jenderal Jeremiah harus kembali ke barak!" Serdadu itu memberitahu.

"Silahkan, Jenderal!" Leazah membungkuk ke arah Jeremiah seraya melayangkan sebelah tangannya ke arah pintu.

Jeremiah membungkuk sekilas, kemudian bergegas meninggalkan ruang perjamuan.

Douglas menyeringai tipis ke arah Leazah dengan penuh kemenangan.

Leazah menatapnya dengan dingin, kemudian berbalik memunggungi pria itu dengan sikap ketus, lalu bergegas ke dalam kamarnya dan mengurung diri.

Douglas mengangkat dagunya dan mengedar pandang. "Bersihkan ruangan ini!" perintahnya dengan arogan.

Semua pelayan serentak membungkuk.

Jeremiah tiba di rumah tahanan tak lama kemudian. Lalu seorang penjaga penjara melaporkan padanya bahwa dua penyusup tadi malam tewas terbunuh di dalam selnya sebelum diinterogasi.

Jeremiah mendekati mayat mereka dan memeriksanya. Memungut sehelai kain yang ia duga bekas penutup wajah dari salah satu penyusup itu dan menelitinya.

"Seseorang berusaha membungkam mereka," komentar salah satu perwira.

"Aku curiga adanya campur tangan orang dalam," timpal perwira yang lainnya.

Jeremiah masih bergeming. Berpikir keras.

Tentu saja dia mencium adanya campur tangan orang dalam. Sebagai salah satu petinggi dari royal guard yang telah mengabdi pada kaisar selama sepuluh tahun, Jeremiah tahu persis bagaimana situasi keamanan istana. Tidak ada celah untuk penyusup, kecuali musuh dalam selimut.

.

.

.

"Apa kau pernah menyinggung seseorang?" Lazareth bertanya ketika Jeremiah mengutarakan hasil investigasinya untuk meminta saran.

Lazareth adalah petinggi pasukan abadi yang paling dekat dengan raja, ahli hukum dan undang-undang yang mengetahui kebiasaan zaman. Hakim kerajaan yang terkenal sebagai orang arif bijaksana.

"Tidak seorang pun," jawab Jeremiah. Kecuali Duke Maranatha yang akan datang, ia menambahkan dalam hati. Tak berniat mengutarakannya pada Lazareth. Khusus untuk yang satu ini, aku akan menyelidikinya sendiri, tekadnya. "Aku menduga tidak sesederhana itu," katanya kemudian.

Lazareth termangu dan berpikir keras.

"Keamanan raja harus diutamakan," Jeremiah menandaskan, kemudian beranjak dari tempat duduknya di seberang meja Lazareth dan berpamitan.

Begitu keluar dari balai hakim, dua pengawal kaisar menyongsongnya di serambi. "Yang Mulia memanggilmu."

Hari ini sedikit sibuk, pikirnya lelah.

Kaisar menunggunya di pemandian air panas dan mengundangnya untuk bergabung.

"Tuangkan dia minuman," perintah Rasmus kepada para pelayan. "Apa yang kau inginkan? Makanan? Pijat? Wanita?"

"Ini saja," jawab Jeremiah seraya menerima cawan yang disodorkan pelayan Rasmus, kemudian meneguk isinya.

"Kau masih muda," tukas kaisar.

Jeremiah tidak menjawab.

"Pengabdianmu patut diperhitungkan, Jenderal!" Rasmus menambahkan. "Aku sedang mempertimbangkannya. Jadi aku mohon maaf jika aku sedikit emosi waktu itu."

"Tidak masalah!" Jeremiah berusaha untuk tetap bersikap profesional, sementara pikirannya menebak-nebak arah pembicaraan kaisar.

"Aku turut prihatin atas apa yang menimpamu tadi malam," lanjut kaisar.

"Terima kasih atas kepedulian Yang Mulia."

"Kudengar Putri Lea mengadakan perjamuan khusus untuk mengungkapkan kepeduliannya?"

Inikah intinya? Jeremiah bertanya dalam hatinya. "Begitulah," jawabnya singkat.

"Aku tak mengira dia begitu peduli," ujar kaisar.

"Aku juga tidak," timpal Jeremiah sembari terkekeh.

Lalu kaisar ikut terkekeh bersamanya.

Keheningan menyergap mereka selama beberapa saat.

"Yang Mulia?" Jeremiah bertanya setelah sejenak terdiam.

"Ya, Jenderal?" Kaisar menatapnya.

"Siapa Putri Lea?" tanya Jeremiah hati-hati.

Kaisar langsung terdiam. Lalu berdeham dan mengalihkan perhatiannya dari sang jenderal. "Dia calon tunangan Duke Maranatha yang akan datang," katanya seraya menarik tubuhnya dari air, kemudian beranjak dari kolam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!