Keadilan

Aku sudah mengatakan akan membayar semua hutangku secepatnya, dan anda tidak perlu datang ke rumah apalagi memberikan ancaman kepada saya."

Luisa mengatakan hal tersebut kepada dua orang laki - laki yang kini menatapnya dengan penuh menakutkan.

"Ternyata suami anda orang kaya, namun sungguh sangat kasihan, karena ternyata dia

tidak mengetahui jika istrinya memiliki banyak sekali hutang di luar sana

"

Dengan tatapan garang salah satu penagih utang tersebut mengatakan hal itu kepada Luisa.

" Aku mohon untuk kalian tidak datang ke rumah lagi, sore nanti secepatnya aku Transfer."

wajah Luisa sangat ketakutan dengan ancaman para penagih hutang tersebut.

"Kami tidak mau menunggu sampai sore, kami beri kau waktu sampai siang, jika siang nanti kau belum membayarkan hutang mu, kami bukan saja mendatangi rumah ini, namun kami akan datang ke kantor suami mu, bukan hal sulit untuk kami mencari tau dimana suami mu saat ini bekerja!"

Salah satu penagih hutang tersebut mengatakan hal itu kepada Luisa dengan suara lantang.

"Baik, siang nanti aku akan segera membayar hutang ku.""

"Ingat ancaman kami bukalah ancaman yang main - main lagi, anda sudah terlalu sering gali lubang di aplikasi online kami!"

Deg

Kali ini sungguh kedua lutut Louisa lemas sekali dengan ancaman dari penagih hutang tersebut.

"Iya, saya berjanji."

Setelah mengatakan hal tersebut para penagih hutang tersebut langsung pergi, seketika itu juga Luisa terduduk di pinggir jalan dan menenggelamkan wajahnya ke dalam kedua tangan.

Air mata Luisa kembali mengalir dengan deras, pagi ini Luisa penuh dengan rasa takut, takut akan ancaman para penagih hutang, takut jika Ronald mengetahui semuanya.

"Sampai kapan semua ini akan terjadi kepada ku Tuhan? aku memiliki pinjaman bukan untuk aku bersenang - senang, namun semua demi anak ku, apakah ini adil bagi ku Tuhan jika aku harus mendapatkan semuanya?"

"Aku memiliki anak spesial yang harus terus melakukan pengobatan, aku seorang ibu tanpa suami karena korban pemerkosaan, dan..."

Air mata yang terlalu membanjiri pada akhirnya membuat Luisa tidak kuasa melanjutkan kata - katanya lagi.

"Rasanya aku ingin berteriak dengan sangat kencang."

Luisa mengatakan hal tersebut sambil terus menenggelamkan dirinya.

"Lebih baik aku segera kembali masuk ke dalam rumah jika tidak ingin membuat mas Ronald curiga."

Luisa mengatakan hal tersebut dengan menghapus air matanya, dengan perlahan Luisa berdiri dan langsung berjalan kembali masuk ke dalam rumah.

pertemuan Luisa dengan para penagih hutang di gang sempit membuat para penjaga rumah tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Dengan tenang Luisa mencoba untuk tetap melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah.

Satu kamar yang saat ini dia ingin tuju adalah kamar Jovan sang buah hatinya.

Sesampainya di dalam kamar sejenak Luisa memperhatikan Jovan yang sejak tadi masih tertidur dengan pulas.

Wajah polos Jovan sungguh mengguncang hati Luisa

"Sayang mama akan tetap bertahan, ya sekuat mama sayang, semua mama lakukan untuk mu sayang, ya sayang hanya untuk mu seorang."

Luisa mengatakan hal tersebut sambil mencium puncak kepala Jovan berkali - kali sebagai bentuk rasa sayang Luisa terhadap putra semata wayangnya.

"Luisa, Luisa, Luisa."

Terdengar suara Ronald memanggilnya dengan suara yang nyaring.

Dengan cepat Luisa menghapus ke air matanya dan langsung bangkit dari kamar Jovan kembali ke dalam kamarnya sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!