Sudah, sudah, pengawal katakan kepada bibi agar menghangatkan makanan istri ku, dan bawa makanan itu ke dalam kamar."
"Baik mas Ronald."
Dan Luisa pada akhirnya membawa Ronald masuk ke dalam kamarnya.
"Luisa, cukup aku bisa sendiri, kemarikan handuk itu."
Untuk kesekian kalinya Ronald melarang Luisa untuk masuk ke dalam kamar mandi membantunya.
"Tapi mas."
"Ssst, sudah kemarikan handuk itu dan percaya kepada ku."
Pada akhirnya Luisa memberikan handuk tersebut dan membiarkan Ronald masuk sendiri ke dalam kamar mandi.
"Mas kenapa aku tidak boleh membantu mu sampai ke dalam?"
Hanya itu yang Luisa bisa katakan sambil menatap pintu kamar mandi.
Tidak butuh waktu lama untuk Ronald menyelesaikan membersihkan tubuhnya.
Dengan cepat Luisa melayani makan malam Ronald yang sudah tersaji di meja makan di dalam kamar merah mereka.
"Bagaimana hari mu Luisa?"
Ronald mengatakan hal tersebut sambil menyantap makanan yang di hidangan di hadapannya.
"Semuanya baik - baik saja mas."
"Dari raut wajah mu, aku melihat ada yang sedang mengganjal di dalam hati mu, apakah kau punya masalah? atau ada sesuatu yang menganggu pikiran mu?"
Deg
Luisa langsung menaruh sendoknya dan terdiam.
"Ada apa Luisa?"
Ronald kembali bertanya karena malam ini melihat Luisa terdiam.
"Mas, apakah aku benar - benar tidak boleh bekerja lagi mas?"
Luisa mengatakan hal tersebut sambil menatap Ronald dalam - dalam.
"Luisa, Luisa kenapa kau ingin sekali kembali bekerja? apakah uang bulanan yang aku berikan kepada mu masih kurang? jika masih kau tinggal katakan berapa yang kau butuhkan."
"Bukan karena itu mas."
Dengan cepat Luisa mengatakan hal tersebut sambil menggelengkan kepalanya.
"Lalu apa Luisa?"
"Mas, aku ini dokter psikiater, di luar sana banyak orang yang membutuhkan aku mas, bukan soal uang yang aku inginkan, namun aku ingin menolong banyak orang."
Ronald yang mendengarkan permintaan Luisa kini hanya bisa terdiam.
"Jadi kau ingin aku menyetujui keinginan mu?"
Ronald bertanya kepada Lusia setelah menyelesaikan makan malamnya.
"Aku akan mengikuti apapun yang mas Ronald katakan, namun aku minta mas Ronald juga bisa melihatnya dari sisi ku."
Deg
Ronald yang saat ini memandang Luisa hanya bisa mengernyitkan dahi.
"Jadi,?"
"Mmmafkan Luisa mas, jika Luisa memaksakan apa yang menjadi kehendak Luisa."
Luisa mengatakan hal tersebut sambil menundukkan wajahnya.
"Baiklah, ini bukan perkara sulit untuk ku, namun ada syarat yang harus aku penuhi jika aku mengizinkan kau untuk kembali bekerja."
"Apa mas?"
"Kau harus tiba sebelum aku tiba, jika sampai gagal maka aku tidak akan mengizinkan kau kembali bekerja, bagaimana?"
Luisa langsung menganggukkan kepalanya saat Ronald memberikan persyaratan tersebut.
"Setuju mas Ronald, terima kasih mas."
Luisa mengatakan hal tersebut sambil menggenggam tangan Ronald.
"Sama - sama Luisa, sebagai seorang suami aku akan mencoba adil terhadap mu sayang."
Luisa tersenyum dengan semua hal yang dikatakan oleh Ronald.
"Ayo kita ke balkon, pemandangan malam ini pasti bagus dari balkon."
"Iya mas."
Luisa langsung beranjak dari tempat duduknya dan membawa Ronald ke arah balkon.
"Kemarilah."
Setelah sampai di balkon kamar, Ronald meminta Luisa untuk duduk di pangkuannya.
"Mas."
Satu kata yang Luisa ucapkan atas permintaan Ronald yang diberikan kepadanya.
"Kenapa? apakah seorang suami juga tidak memiliki hak untuk meminta hal ini?"
Deg
Rasa bersalah langsung menggerogoti hari Luisa saat Ronald mengatakan hal tersebut kepadanya.
Dengan cepat Luisa duduk di pangkuan Ronald, satu hal canggung yang saat ini membuat Luisa hanya bisa terdiam.
Ada rasa yang aneh ketika Ronald memeluk erat pinggang Luisa dan memberikan ciuman pada tenguknya.
"Kau lihat, malam ini banyak sekali bintang."
Ronald mengatakan hal tersebut sambil menunjuk banyak bintang yang saat ini ada di langit.
"Iya mas, mas boleh Luisa bertanya?"
"Katakan saja sayang."
"Apakah mas Ronald percaya pada doa bintang jatuh?"
"Hmm tentu saja aku tidak percaya, kau tau aku orang yang penuh dengan logika, aku tidak akan mempercayai hal - hal seperti itu.
Deg
Jantung Luisa kembali berdetak kencang saat Ronald kembali mencium tengkuknya.
"Mas lihat ada bintang jatuh."
Luisa dengan histeris mengatakan hal tersebut kepada Ronald sambil menunjuk salah satu bintang tersebut.
"Jika kau percaya, berdoalah."
Dan Luisa langsung menganggukkan kepalanya dan memejamkan mata.
Kini Ronald dapat melihat dengan jelas bibir tipis Luisa yang sangat menggoda saat Luisa terpejam.
Dengan cepat Ronald menyambar bibi tipis tersebut.
"Mmmas Ronald."
Luisa yang mendapatkan serangan mendadak langsung kembali membuka matanya dan menjauhkan tubuhnya dari Ronald.
"Apakah sebagai suami aku juga tidak berhak atas bibir mu ini?.
Deg
Kata - kata Ronald kembali menggerogoti hari Luisa, sungguh saat ini Luisa tidak tega melihat tatapan liar Ronald dan degup jantungnya.
"Mas, mas boleh mencium aku, maafkan aku mas, tadi aku hanya kaget saja."
Pada akhirnya Luisa mengatakan hal tersebut sambil memandang ke dua bola mata Ronald yang seakan - akan menuntut persetujuan dari dirinya.
"Jadi kau mengizinkan?"
"Iya mas."
Dengan cepat Luisa mengatakan hal tersebut sambil menganggukkan kepalanya.
Tanpa butuh waktu lama Ronald kembali menyambar bibir Luisa.
Ronald mulai bergerak perlahan dan pada akhirnya semakin cepat, Luisa tidak menyangka jika Ronald ternyata sangat ahli berciuman.
Dengan tenang dan memejamkan mata Luisa pada akhirnya berusaha untuk menikmati ciuman lembut yang Ronald berikan.
salah satu tangan Ronald mulai menyentuh area - area tubuh sensitif Luisa yang lainnya.
Luisa berusaha untuk mengatakan tidak, namun saat ini dirinya sudah tidak mampu lagi untuk berkata tidak, malam ini Ronald mengendalikan permainannya dengan sangat baik.
"Aku akan membuka baju tidur mu bagian atas."
Bisikan mesra Ronald di telinga Luisa membuat Luisa yang sudah di bawah kendali Ronald hanya bisa menganggukkan kepalanya.
Dengan cepat Ronald membuka kancing demi kancing baju tidur Luisa dan mulai menjelajahi setiap lekuk tubuh wanita cantik yang saat ini berada di hadapannya.
Luisa yang sudah di bawa ke awan - awan pada akhirnya kehilangan pertahanan diri.
Luisa membiarkan Ronald melakukan apapun yang dia mau terhadap semua anggota tubuhnya dan sungguh saat ini Luisa sedang berada di puncak gairahnya.
"Sudah cukup, berdirilah dari pangkuan ku dan pakai kembali baju mu."
Deg
Saat Luisa berada di puncak gairah dan berharap Ronald melakukan lebih, namun tiba - tiba saja Ronald menghentikan semua sentuhannya langsung meminta Luisa untuk berdiri dari pangkuannya.
"Mas.."
"Aku lelah, aku mau masuk ke dalam saja."
Deg
Luisa yang saat ini sudah berdiri dan memakai kembali pakaian bagian atas hanya bisa mengatakan hal tersebut sambil menatap Ronald dengan sangat tajam
Sungguh saat ini Luisa merasa sangat kebingungan dengan sikat Ronald kepadanya.
Sesaat yang lalu Ronald berhasil membuat gairah Luisa meledak.
Namun setelah semuanya terjadi, dengan sangat gampang Ronald mengakhiri permainan yang baru saja akan mencapai puncak.
"Apa maksud mu mas?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Forta Wahyuni
Thor SBK y, jarang up date n kasihan Luisa Thor knapa nasib buruk trus yg didpt. jgn kejam x Thor n smoga cpt trungkap jgn biarkan Luisa menderita apalagi ada anak yg sakit2 an. tuch silumpuh kukira bisa buat bahagia GK tau tambah menderita. dah jatuh ketimpa tangga itu kata pepatah, kluar lubang buaya masuk kandang 🐯.
2022-11-08
1