MAU MANDI BERSAMA?

Ayundira mengatakan hal tersebut di dalam kamar pengantin mereka.

Malam ini adalah malam pengantin yang seharusnya di lewati dengan penuh kebahagiaan, namun berbeda dengan Ayundira dan Bramasta yang masuk ke dalam kamar di mulai dengan pertengkaran demi pertengkaran.

"Apa urusan mu dengan aku selalu menyebutkan naman Luisa di hadapan mu?"

"Tentu saja mas itu jadi menjadi urusan ku, sekarang mas Bramasta adalah suami ku, dan apapun yang mas Bramasta lakukan harus seizin ku!"

Dan pada akhirnya air mata yang kesekian menit berusaha untuk di tahan oleh Ayundira pada akhirnya jatuh juga.

"Dengarkan aku!"

Bramasta mengatakan hal tersebut dengan menarik rambut panjang Ayundira.

"Sebenarnya aku sudah muak dengan hubungan kita, kau yang mengemis - ngemis cinta kepada ku Ayundira!"

"Mas lepaskan tangan mu, sakit mas!"

"Kau juga yang mengatakan akan memberikan modal besar kepada ku jika aku mau menikah dengan mu!"

Tatapan mata Bramasta begitu tajam saat mengatakan hal tersebut kepada Ayundira.

"Jadi jangan salahkan aku jika pada akhirnya aku berlaku kasar kepada mu!"

Dan setelah mengatakan hal tersebut Bramasta melempar Ayundira di atas tempat tidur mereka

"Kau harus ingat satu hal Ayundira, sejak awal kau yang meminta aku menjadi kekasih mu, kau yang mengatakan bahwa kau mencintai aku dengan perasaan mu, dan kau akan tetap mencintai ku meskipun aku tidak pernah mencintai mu!"

Dan setelah mengatakan hal tersebut Bramasta melangkahkan kaki keluar dari dalam kamar mereka.

"Mas, aku melakukan semua ini karena aku sangat mencintaimu, mungkin aku adalah wanita paling bodoh di dunia ini karena aku mengorbankan seluruh harga diriku karena mu."

Aku berpura - pura bahagia di depan banyak orang mengatakan bahwa aku adalah wanita paling beruntung karena bersanding dengan mu."

"Mas Bramasta, aku tau semua yang kau katakan itu betul, namun rasanya tetap sakit mas saat kau dengan langsung mengatakan semua hal tersebut itu kepada ku."

"Selama ini aku tidak pernah membongkar kepada siapapun tentang hutang mu yang seperti gunung es, tentang perusahaan mu yang sudah di ambang kebangkrutan, selama ini dengan uang pribadi aku selalu membantu untuk mengatasi hutang - hutang mu."

"Namun entah kemana semua uang ku mas, sampai saat ini hutang tersebut masih terus saja menggunung."

Air mata Ayundira mengalir dengan sangat deras saat dirinya mengatakan semua hal tersebut secara perlahan.

Tidak ada yang mengetahui duka Ayundira yang begitu dalam akibat ulah Bramasta.

Selama ini Ayundira sangat pintar untuk menutupi semua hal yang sebenarnya mendukakan hatinya.

Ayundira dengan bangga mengatakan kepada semua awak media jika Bramasta dengan segala usahanya telah berhasil masuk ke dalam pelukannya dan meninggalkan Luisa yang telah menjadi tunangan Bramasta.

Dengan bangga Ayundira mengatakan kepada awak media jika Bramasta lebih memilih dirinya di bandingkan dengan Luisa.

Sungguh sandiwara yang sangat handal di mainkan oleh Ayundira, namun di saat yang sama hati, pikiran dan raga Ayundira semakin di gregoti dengan kebohongan demi kebohongan yang dia ciptakan sendiri.

"Mas Bramasta aku ini sekarang istri mu, dan aku akan melakukan segala macam cara untuk mempertahankan pernikahan ini meskipun harus dengan tubuh ku yang berdarah - darah karenanya."

Di dalam isak tangisnya di tengah malam, Ayundira terus mengatakan hal tersebut seorang diri.

Rasa yang tertinggal, kebahagiaan yang hanya menjadi halu membuat Ayundira akan terus mempertahankan Bramasta meskipun itu membuat semua hal yang dia miliki akan menjadi taruhannya.

Dengan air mata yang masih mengalir Ayundira pada akhirnya tertidur di atas tempat tidurnya seorang diri.

Tanpa pelukan hangat, tanpa cinta kasih dari suami yang baru saja menikahi dirinya beberapa jam yang lalu.

Dengan tangisan Ayundira memejamkan mata dan berharap esok hari Bramasta sudah kembali berada di sampingnya.

"Aku mencintaimu mas Bram."

Kata - kata terakhir yang diucapkan oleh Ayundira sebelum ke dua matanya betul - betul terpejam.

"Selamat pagi mas Ronald."

Pagi yang sudah mulai terlihat membuat Ronald segera membuka ke dua matanya.

Saat Ronald membuka ke dua matanya, di hadapannya sudah ada Luisa yang sudah wangi dengan senyuman manis yang menyapa dirinya.

"Kemarilah."

Ronald mengatakan hal tersebut sambil merentangkan ke dua tangannya di atas

tempat tidur.

"Mas mau apa?"

"Aku ingin memelukmu Luisa."

Dan setelah mengatakan hal tersebut Luisa langsung menyerahkan tubuhnya untuk dipeluk oleh Ronald.

Wangi parfum yang dipakai oleh Luisa tercium sangat dekat di hidung Ronald

Dengan cepat Ronald menciumi semua bagian wajah Luisa.

"Nyaman sekali sayang ketika aku memeluk mu seperti ini, dan aku tidak ingin melepaskannya lagi."

Ronald mengatakan hal tersebut kepada Luisa yang kini masih berada di dalam pelukannya.

"Mas, tapi ini membuat dadaku sesak."

Luisa pada akhirnya terpaksa mengatakan hal tersebut karena ternyata Ronald memeluknya terlalu erat.

"Ah maafkan aku Luisa."

Dengan cepat Ronald segera melepaskan pelukan yang sebenarnya masih ingin dirasakan olehnya.

"Mas aku sudah menyiapkan air panas untuk mandi, dan aku juga sudah menyiapkan sarapan untuk mas Ronald."

"Terima kasih."

Ronald mengatakan hal tersebut dengan membelai rambut panjang Luisa.

Dengan cepat Ronald duduk di atas tempat tidurnya dan langsung mengambil ponsel yang ada di samping tempat tidurnya.

"Pengawal, masuklah ke dalam kamar, bantu aku untuk berdiri."

Dan setelah mengatakan hal tersebut Ronald menutup panggilan ponselnya.

"Mas Ronald, untuk apa menghubungi para pengawal untuk membantu mas Ronald?"

"Ya aku biasa melakukan hal itu di pagi hari Luisa."

"Mas Ronald sudah lupa? sekarang mas Ronald punya aku? mas dengan segenap hati aku akan merawat mas Ronald, dan mengurus semua kebutuhan mas Ronald, jadi aku berharap mas Ronald untuk tidak lagi memanggil para pengawal jika hanya untuk urusan seperti ini saja."

Ronald yang mendengarkan perkataan Luisa kini hanya bisa menatapnya saja.

"Apakah kau sungguh - sungguh ingin membantu ku?"

Dengan kuat Luisa mengatakan hal tersebut sambil menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, ini katakan saja kepada para pengawal bahwa aku tidak membutuhkan mereka untuk melakukan hal ini."

Ronald mengatakan hal tersebut sambil menyerahkan ponselnya kepada Luisa.

Dengan cepat Luisa langsung menghubungi para pengawal dan mengatakan apa yang harus dikatakan.

"Sudah mas."

Dengan senyuman manisnya Luisa kembali menyerahkan ponsel tersebut kepada Ronald

"Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang?"

"Pertama - tama aku akan membantu mas Ronald untuk turun dari tempat tidur dan langsung mandi karena aku sudah menyiapkan semuanya."

"Ah baiklah jadi kau akan ikut aku mandi? dan kita bisa mandi bersama?"

Dan seketika itu juga Luisa langsung menundukkan wajahnya.

"Aku, aku."

"Sudah aku mengerti Luisa."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!