The Reincarnator
Di suatu rumah, terlihat seorang lelaki berambut pirang bangun dari tempat tidurnya dan bersiap untuk pergi ke sekolah.
"Aku berangkat dulu bu," katanya yang memegang tasnya di punggungnya dan tangannya memegang pintu rumah.
"Ya, selamat jalan shina," katanya yang memegang perutnya yang mengandung dengan ekspresi yang terlihat sedih.
'Aku tidak mengerti, beberapa hari ini ibu terlihat sedih, aku yakin aku tidak melakukan hal buruk belakangan ini,' pikir shina yang berjalan ke arah sekolah, memikirkan alasan kenapa ibunya sedih dan mungkin saja karena dirinya yang terlalu sibuk dengan urusan di sekolah sampai hampir melupakan waktu, dia terus memikirkan itu sampai ada sosok dari belakang yang menyapanya.
"Selamat pagi, shina," katanya yang memegang leher shina, dia memiliki tubuh yang besar dan atletis, dengan rambut merah lancip yang terlihat di kepalanya, dia juga memakai seragam yang sama dengan shina.
"Selamat pagi ryuji," kata shina yang menyapa balik ryuji dan berjalan ke arah sekolah bersama.
"Oh ya, tumben aku melihatmu berangkat sesiang ini, biasanya kau lebih pagi bukan, ?" Tanya ryuji dengan sedikit terkejut melihat shina datang ke sekolah lebih siang.
"Ya, sekarang tidak ada rapat ataupun klub, jadi aku berniat untuk bersantai dan datang sedikit lebih siang," kata shina yang jelas menikmati waktunya.
"Kau tahu shina, kau seharusnya mendapatkan pacar kau tahu, kau itu merupakan salah satu jika tidak pria paling populer di sekolah," kata ryuji yang menyindir shina, shina sendiri tahu jika dia ingin maka dia bisa mendapatkan pacar kapanpun dia mau, dia dikenal sebagai ketua osis termuda di akademi mereka, tidak hanya itu nilai akademi dan atletiknya juga sempurna yang membuatnya memiliki klub penggemarnya sendiri.
"Untuk sekarang aku tidak tertarik untuk mendapatkan pacar ryuji, lagipula bagaimana denganmu, apa ada perkembangan dengan nanase, ?" Tanya shina yang jelas senang melihat ekspresi temannya yang frustasi karena saat ini dirinya digoda.
"Ya.. b-bagaimana y-ya," kata ryuji yang jelas-jelas gugup dengan sanggahan shina.
Tapi setelah itu muncul seseorang sosok di belakang mereka dengan seragam yang mirip dengan shina dan ryuji yang mendekati mereka, "selamat pagi shina," katanya, "selamat pagi ryuji~" katanya kepada pacarnya yang menjadi pucat melihat sikap aneh pacarnya.
"Selamat pagi michiru," kata shina yang membalas ucapannya dengan tersenyum.
"Selamat pagi shina, apa sekarang tidak ada rapat, ?" Tanya michiru.
'Ya aku rasa dia cukup terkejut biasanya aku datang 1 jam lebih awal ke sekolah sebagai ketua osis,' pikir shina yang mengingat sudah sekitar 1 bulan sejak dia berangkat sesiang ini, "aku rasa tidak asa salahnya untuk mengambil istirahat michiru-san, dan ditambah sekarang tidak ada pekerjaan apapun karena festival budaya sudah selesai," kata shina yang menjelaskan mengenai alasan kenapa dirinya tidak datang lebih cepat, jujur saja dia agak lelah dengan urusan osis dan akhirnya dia dapat beristirahat setelah selesainya festival budaya.
"Oh, jadi begitu," kata michiru yang mengerti dan tidak bertanya lebih lanjut dan berjalan sambil melekat dengan ryuji yang membuatnya tidak nyaman.
Karena tidak berniat untuk mengganggu shina berjalan sedikit lebih cepat dari kedua pasangan itu dan membalikkan badannya ke arah ryuji sambil sedikit tersenyum sedangkan ryuji sendiri hanya mengangkat tinjunya dengan wajah kesal karena temannya meninggalkannya untuk berurusan sendirian untuk mengatasi iblis di sampingnya.
Shina pun berjalan sampai dia mendapatkan firasat aneh lalu dia pun menoleh ke belakang dan terlihat dari jauh sebuah cahaya yang terbang ke arah ryuji, tanpa sepata-kata shina berlari secepat mungkin ke arah ryuji dan mendorongnya dari area tersebut sedangkan shina sendiri tidak sempat menghindar dan hasil cahaya tersebut menembus tubuh shina, membuat tubuhnya berlubang dan shina pun memuntahkan darah dari mulutnya dan terjatuh di tanah, dengan darah yang semakin bercucuran dari tempat lukanya berada.
Ryuji pun segera berlari ke arah sahabat baiknya, sedangkan shina sendiri cuma tersenyum kepada ryuji, "sudahlah aku tidak apa-apa, ini sama sekali tidak sakit," kata shina yang mencoba untuk menghibur ryuji tapi ryuji semakin menangis karena dia tahu jika itu adalah salahnya.
Michiru sendiri hanya terdiam di tempatnya, tapi ada air mata yang ikut tertetes dari wajahnya, meskipun michiru tidak tahu secara pribadi tentang shina tapi dia tahu jika shina adalah orang yang baik dan teman dekat dari pacarnya meskipun kebanyakan orang bertanya-tanya bagaimana kedua orang yang memiliki sikap yang berbeda bisa berteman dengan sangat baik, bahkan pacarnya sendiri sering menyebutkannya setiap kali mereka berbincang, jujur saja dia merasa iri dengan bagaimana shina mendapatkan perhatian ryuji tapi di sisi lain, michiru sendiri tahu jika shina adalah orang yang benar-benar baik.
'Kesadaranku hampir menghilang, aku. Bahkan tidak merasakan sakit lagi...., oi ryuji jangan lihat aku begitu, jika begitu aku tidak akan bisa pergi dengan tenang' pikir shina, dia tahu seperti apa ryuji itu, meskipun dia terlihat menakutkan dan tidak bisa diandalkan tapi menurut shina, ryuji adalah orang yang paling bertanggung jawab yang pernah dia temui, karena itu dia tahu jika dia pasti akan bersedih sampai bahkan menyalahkan dirinya sendiri jika dia membiarkannya seperti itu.
"Jangan.. ber.. sedih.. hiduplah.. de.. mi aku.." kata shina dengan nada yang lemah, ryuji sendiri hanya dapat menatap temab baiknya dan mengangguk jika dia akan tetap hidup demi shina, shina pun yang melihat itu hanya tersenyum karena tidak ada hal lain yang perlu dia khawatirkan lalu shina pun menutup matanya dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Di dimensi lain
Terdapat seorang wanita berambut pirang panjang, dia memakai pakaian serba putih yang megah dan sedang duduk di suatu kursi dimana di dalam ruangan yang gelap lalu dia melihat sesuatu yang membuat wajahnya mengeluarkan senyuman, "sudah 200 ratus tahun yah, akhirnya sudah muncul" katanya yang tersenyum dan melihat 4 ukiran batu yang memiliki simbol-simbol yang berbeda dan saat ini telah bertambah menjadi 5.
Di dunia lain
Terlihat seorang pria yang memakai suatu mantel yang terbuat dari binatang dan terus berjalan melewati hutan yang saat itu sedang turun hujan yang sangat deras, dia pun terus berjalan dengan tangan kanan memegang dahinya untuk melindungi matanya dari hujan dan tangan satunya lagi memegang sesuatu di dalam mantel binatangnya yang sama sekali tidak merasakan dingin ataupun basah, pria tersebut terus berjalan sampai dia sampai di suatu rumah, dimana dia langsung mengetuk pintu rumah tersebut berharap jika penghuni rumah masih ada.
*knock* *knock* *knock*
"Ya, tunggu sebentar," katanya yang setelah itu membuka pintu dan terkejut melihat seorang pria yang basah kuyup dengan membawa sesuatu di dalam mantelnya, "apa yang terjadi padamu, ?" Tanya pria tersebut, tanpa diberitahu alasannya, dia menyerahkan seorang bayi yang dari tadi dia lindungi dari derasnya hujan dan pergi dengan mengatakan kepada pria tersebut untuk menjaga anak yang dia berikan.
"Baiklah kalau begitu, aku rasa ini awal baru untukmu nak, karena sepertinya pria itu tidak mengatakan siapa namamu akan kuberikan kau sebuah nama, bagaimana adik kecil," kata pria itu yang menaruh tangannya dan bermain-main dengan sang bayi, yang membuat bayi itu menjadi senang dan memegang tangan pria tersebut.
"Lisia, coba kau kemari," kata pria itu yang memanggil seoeang wanita yang segera menuju kepadanya, dia memiliki rambut berwarna hitam panjang yang diikat.
"Ada apa sayang, dan bayi siapa ini, ?" Tanya lisia yang melihat bayi dengan rambut hitam itu.
"Lisia kita memiliki keluarga baru," katanya yang ketika itu membuat lesia terkejut dan membuatnya menangis karena mengira jika suaminya selingkuh.
"T-tunggu kenapa kau menangis, ?" tanyanya yang setelah itu lesia mengatakan alasan mengapa dia menangis, sang suami pun menjelaskan jika dia adalah anak yang dia temukan di depan pintu rumah, dan karena tidak ada yang mau menjaganya maka dia berniat untuk menjadi pelindungnya sampai dia ckup dewasa untuk terbang sendiri, ketika itu lesia pun berhenti menangis dan menggendong bayi itu sambil bermain-main dengannya.
"Ngomong-ngomong siapa namanya, ?" Tanya lisia yang menanyakan nama dari bayi yang mereka adopsi.
"Aku berniat untuk memberikannya nama kazuto," katanya yang melihat ke arah istrinya yang mengangguk kepada suaminya jika dia boleh menggunakan nama itu, "sedangkan untuk marganya," katanya yang ketika itu memikirkan sesuatu yang akhirnya membuat keputusan.
"lisia kita gunakan margamu untuk anak ini," katanya yang juga mendapatkan persetujuan dari istrinya untuk menggunakan nama marganya, daripada suaminya.
"kazuto yuki, nama yang bagus, senang bertemu denganmu nak," katanya yang memberikan senyuman hangat kepada anak baru mereka.
Time skip 10 tahun kemudian
"Hyah," teriak seorang pemuda yang sedang mengadu pedangnya dengan seorang pria yang lebih tua dari pemuda tersebut, dia memiliki rambut berwarna hitam dengan bola mata yang berwarna biru, dia adalah kazuto yuki saat ini dia sedang berlatih pedang bersama dengan ayahnya, dan terlihat jika ayahnya sedikit menahan diri dari kazuto.
"Ayo kazuto perlihatkan apa yang kau bisa," katanya yang ketika itu sedang beradu pedang dengan anaknya lalu ketika itu dia menendang kazuto ke samping menggunakan kaki kanannya.
"argh, hah.. hah.. " teriak kazuto yang masih terlentang di tanah, kesakitan karena serangan mendadak dari ayahnya, 'aku tak menyangka jika ayah menggunakan kakinya dan menendang ke samping, lagipula bagaimana ayah bisa mengetahui gerakanku yang selanjutnya,' pikir kazuto yang mencoba untuk berdiri dengan menggunakan pedangnya sebagai tongkat.
"Aku rasa sudah cukup untuk hari ini kazuto, kau sudah bertambah kuat beberapa tahun ini, bahkan aku harus sedikit lebih serius ketika bertarung denganmu," katanya yang menaruh kembali pedangnnya ke dalam sarung.
"Tapi meski begitu, aku masih tidak cukup kuat ayah," kata kazuto yang sedikit murung karena sekalipun dia tidak pernah menang melawan ayahnya, hal itu membuatnya yakin jika masih ada banyak hal yang perlu dia pelajari.
"Kau tidak perlu berpikir seperti itu, kau bisa dibilang sebagai seorang jenius jika kita membandingkannya dengan anak seusiamu dan kau juga akan menjadi semakin kuat dengan semakin banyaknya kau berlatih," kata ayah kazuto yang membuat kazuto menjadi kembali ceria karena dia masih memiliki jalan yang panjang.
"Ngomong-ngomong kau sudah 13 tahun, dan aku rasa sudah waktunya bagimu untuk memilih jalan yang akan kau pilih," katanya yang membuat kazuto menjadi sedikit bingung dengan perkataan ayahnya sehingga membuatnya memiringkan kepalanya dengan tanda tanya diatasnya.
"maksudku masa depanmu," katanya yang membuat kazuto menyadari jika selama ini dia terlalu fokus dalam melatih kemampuannya dan lupa dengan apa yang akan dia lakukan dimasa depan.
"Aku tahu jika kau mungkin tidak memikirkannya, karena itu," katanya yang mengambil sesuatu di dalam sakunya dan memberikannya kepada kazuto, "ini, bacalah," katanya yang memberikan selembar surat kepada kazuto.
"Tunggu ini," kata kazuto yang melihat ke arah ayahnya sambil menunjuk ke arah surat yang dia pegang, kazuto pun melihat ke ayahnya mengharapkan suatu penjelasan.
"Itu benar, itu adalah surat rekomendasi akademi sihir, aku ingin kau untuk masuk ke dalam akademi itu untuk mempelajari berbagai hal di dunia," katanya.
"Tapi tunggu dulu ayah, di surat ini tertulis ketika aku berusia 15 tahun apa itu berarti jika aku akan pergi ke akademi itu disaat umurku 15 tahun, lalu kenapa ayah memberikanku surat rekomendasi ini," kata kazuto yang tidak mengerti dengan maksud dari ayahnya, dia tahu jika ayahnya bukan tipe orang yang membuat keputusan secara tiba-tiba, karena itu kazuto berharap jika ayahnya setidaknya mau memberitahukan alasan kenapa dia memberikan surat rekomendasi ini.
"Itu karena kau akan segera pergi menuju ibu kota 1 bulan dari sekarang," katanya yang membuat kazuto menjadi terkejut dengan mulut sedikit terbuka, karena ayahnya telah menyiapkan semuanya dengan tiba-tiba tanpa sedikit pun konsultasi dari dirinya, dan terlebih lagi dia semakin terkejut karena dia akan meninggalkan desa tempat tinggalnya ini.
"Ini mungkin sulit bagimu, tapi tolong mengertilah," katanya yang membuat kazuto menganggukan kepalanya, ayahnya selalu hebat dalam membuat keputusan karena itu kazuto hanya perlu mempersiapkan dirinya untuk pergi menuju ibu kota.
Di pagi harinya kazuto pergi menuju hutan untuk mengasah kemampuan pedangnya sampai dia bertemu dengan sosok perempuan berambut hitam panjang yang rambutnya diikat poni, yang memegang pedang dan mengayunkannya, "oh kaguya kau sudah sampai," sapa kazuto yang menuju ke arah kaguya berada.
"Kazuto, oi," kata kaguya yang ikut menyapa kazuto dengan melambaikan tangannya.
"Kau sedang berlatih kaguya, ?" Tanya kazuto yang melihat kaguya yang mengeluarkan banyak keringat seperti biasa.
"Hm, yup bagaimana denganmu, tidak biasanya kau telat apa kau ada masalah ?," Tanya kaguya kepada kazuto.
"Hm, baiklah biar aku ceritakan," kata kazuto yang mulai menceritakan apa yang terjadi kemarin kepada kaguya, kaguya sendiri cukup sedih dengan temannya yang akan pergi dari desa, tapi dia juga senang jika kazuto dapat melihat sudut pandang dari dunia, dan tidak hanya terjebak di satu tempat.
"Hm, baiklah kalau begitu ayo kita latih tanding dengan serius, lagipula waktumu juga tidak akan lama karena itu aku ingin menikmati setiap detiknya denganmu," kata kaguya yang menunjukkan senyumannya dan mengangkat pedangnya.
Kazuto pun mengeluarkan pedangnya lalu kaguya dan kazuto terlibat dalam pertarungan sepanjang hari sampai mereka berdua kelelahan dan tergeletak di tanah di pandang rumput sambil memandang awan.
"Kau jangan khawatir aku janji akan kembali," kata kazuto yang melihat ke arah kaguya yang memalingkan wajahnya setelah mendengarkan kata-kata dari kazuto.
"Idiot," kata kaguya dengan suara pelan yang tidak bisa didengar oleh kazuto sambil menyembunyikan wajahnya dari pandangan kazuto, dia tahu jika kazuto adalah tipe orang yang selalu memegang kata-katanya karena itu dia menjadi semakin khawatir jika orang ini bodoh ini, akan mengambil hati dari para gadis karena kesalahpahaman, jujur saja dia tahu jika kazuto tidak menganggap dirinya sebagai seorang wanita untuk dicintai melainkan seorang saudara dan kaguya sendiri tidak masalah dengan itu, dia juga menganggap kazuto sebagai saudara yang tidak pernah dia miliki.
Lalu setelah itu mereka berdua pun kembali ke desa dan melanjutkan kegiatan mereka seperti biasa, seolah tidak ada hal yang terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
jangan kepo
yo thor aku mampir buat baca karna WP 🙏
2023-05-07
0
syrennie.ocna
Ryuji? terinspirasi dari ryujin itzy kah?:v
2022-12-26
0
bulu ijo
laki laki namanya shina 😌
2022-12-20
0