6 bulan berlalu dengan cepat dan saat ini kazuto telah tiba di akademi hexion dimana dia akan melakukan ujian untuk masuk di akademi tersebut.
Selama 6 bulan dia tidak melakukan apapun selain mempelajari setiap hal yang dia butuhkan untuk dapat lulus dan kazuto sendiri yakin jika dia akan lulus, tapi untuk menjadi yang terbaik maka dia harus mengalahkan setiap peserta di ujian ini, apalagi ada beberapa dari mereka yang berasal dari keluarga bangsawan, mereka sudah pasti mendapatkan banyak pelatihan dari keluarga mereka.
Tapi dia juga mendapatkan pelatihan sihir dari mantan penyihir kerajaan dan salah satu murid terkuat di sekolah ini, karena itu kazuto yakin dan bertekad untik mendapatkan rank 1 itu, jika tidak mereka pasti akan kecewa.
"Oi, kazuto lama tidak bertemu," kata seorang pria yang sedikit mencekik leher kazuto dan mengacak-acak rambutnya.
"Ren, bagaimana kabarmu 6 bulan ini, ?" Tanya kazuto kepada teman dan rivalnya yang tidak dia temui selama 6 bulan karena studinya.
"Membosankan, aku tidak mendapatkan lawan yang layak sejak kau keluar dari guild jadi bagaimana kabar wanita galak itu," kata ren yang bertanya mengenai keadaan katia.
"Kau masih menghinanya bukankah sudah cukup itu, dan tidakkah dia sudah meminta maaf padamu," kata kazuto kepada ren yang membuatnnya semakin marah.
"Apanya yang maaf, dia sama sekali tidak menunjukkan kekecewaan dalam nadanya," teriak ren yang ketika itu didengar oleh semua orang yang mebuat mereka memperhatikan mereka.
"Bahkan setelah 6 bulan tidak bertemu kau tetap sama ya, benar-benar mengecewakan aku harap kau bisa menemukan pintu masuk kelas nanti," katanya yang tertawa kepada ren.
"Apa katamu wanita galak." Teriak ren yang marah dengannya
"Apa kau tidak mendengarku kotoron orc," katanya yang membuat mereka saling memandang.
"Baik, sudah cukup mau sampai kalian bersikap seperti ini, kalian menjadi pusat perhatian," kata kazuto yang melerai kedua temannya, "lama tidak bertemu katia," kata kazuto.
"Yup, lama tidak bertemu kazuto," kata katia yang tersenyum kepada kazuto dan menyapa setelah 6 bulan tidak bertemu.
"bagaimana dengan studimu, ?" tanya kazuto kepada katia.
"seperti biasa, ayahku mencarikan tutor terbaik di ibukota untuk menjadi guruku," kata katia, "lalu bagaimana denganmu, apa kau belajar di perpustakaan atau semacamnya, ?" tanya katia kepada kazuto.
"benar, aku setiap hari datang ke perpustakan dan mempelajari setiap mata pelajaran yang akan diujikan pada ujian kali ini," kata kazuto kepada katia.
"heh, semoga saja kemampuanmu tidak berkarat dengan semua pelajaran itu," kata ren yang mengikuti kazuto dan katia lalu masuk ke dalam akademi yang ketika itu dihentikan oleh penjaga.
"maaf ada apa ya, ?" tanya kazuto.
"maaf nak, tapi tolong tunjukkan kartu ujian kalian," kata penjaga yang menghentikan kazuto, katia dan ren untuk masuk, "tunggu apa, kartu ujian, ?" tanya kazuto yang tidak mengerti dengan kartu ujian yang mereka bicarakan.
"kazuto maksudnya ini, jangan bilang kau tidak memilikinya, ?" tanya katia yang menunjukkan kartu ujiannya kepada kazuto.
"jangan bilang kau tidak memiliki kartu itu, jangan bilang jika kau tidak mendaftarkan diri, ?" tanya ren yang khawatir dengan keadaan temannya yang mulai menjadi pucat karena jawabannya benar.
"hahahah, coba kalian lihat itu, seorang rakyat jelata bahkan lupa untuk melakukan pendaftaran, bukankah itu lucu, ?" tanya salah bangsawan yang ditemani oleh 3 orang.
"memangnya apa yang kau bisa harapkan dari rakyat jelata, alex," kata orang yang berada di samping kanannya.
"benar, aku tidak mengerti bagaimana bisa mereka memperbolehkan rakyat jelata untuk mengikuti ujian ini, apalagi masuk ke akademi ini, aku yakin standar akademi akan menurun dengan adanya mereka," tanyanya salah seorang wanita yang berada di samping kiri alex.
"hei apa yang kalian katakan hah," kata ren yang marah dengan bagaimana mereka bersikap terhadap temannya.
"hah, bukannya ini ren, maaf tapi aku tidak melihatmu disana, aku hanya mengatakan kepada rakyat jelata itu untuk mengingat dimana tempatnya." katanya yang menunjuk ke arah kazuto.
"sudah cukup," kata ren yang ketika itu sudah siap untuk bertarung melawannya jika bukan karena tangan kazuto yang menahannya.
"kenapa kau menghentikanku kazuto, sudah jelas jika mereka salah, ?" tanya ren yang masih marah dan masih tidak bisa berpikir rasional mengenai situasi yang mereka hadapi.
"ren tenanglah, jangan termakan provokasi mereka, saat ini kita sedang dalam ujian, jika para pengawas melihatmu menyerang salah satu peserta ujian maka itu akan dianggap sebagai pelanggaran peraturan, dan itu bisa mereka gunakan untuk mengeliminasi dirimu," kata kazuto yang ketika itu membuat ren menjadi tenang.
"idiot, alex lebih baik kau pergi dari sini karena provokasimu tidak akan berguna pada kami," kata katia.
"oh, nona karnatia lama tidak bertemu, kau terlihat semakin cantik setiap kali aku bertemu dengamu, apa kau masih tidak mempertimbangkan dengan proposal pernikahanku, ?" tanya alex yang memberikan hormat kepada katia.
"maaf tapi aku tidak akan menikah dengan orang yang tidak aku cintai, aku bahkan akan lebih memilih menikah dengan pak tua daripada denganmu" kata katia yang membuat alex merasa marah karena proposalnya ditolak di depan publik dan menjadi bahan tertawaan orang-orang disana dengan ren yang menjadi orang yang tertawa paling keras.
"baik, ada apa dengan semua keributan ini, ?" tanya sdorang pria tua yang memakai jas dan celana hitam, rambutnya putih panjang dengan kacamata satu lensa di mata kirinya.
"ah, wakil kepala sekolah maaf membuat keributan tapi anak ini ingin mengikuti ujian tapi tidak memiliki kartu identitas, wakil kepala sekolah," kata penjaga tersebut yang melihat kazuto sebelum berbicara.
"nak, untuk bisa mendaftar ke sekolah ini hal pertama yang harus kau lakukan adalah mendaftar, bagaimana kau bisa tidak tahu hal semacam ini, ?" tanyanya yang tidak mengerti dengan kazuto.
"memang apa yang kau harapkan dari rakyat jelata, kebodohan mereka bahkan melewati imajinasi kita," kata salah orang disamping alex.
"oh, dari tadi aku sudah menahan amarahku, tapi kalian terus saja menghina temanku, kemari kalian," kata ren yang marah dan bersiap untuk mengangkat tinjunya jika bukan karena kazuto yang menghentikannya karena dia tidak ingin temannya gagal untuk masuk ke akademi karena dirinya.
"ngomong-ngomong wakil kepala sekolah, saya tidak memiliki kartu semacam itu, tapi saya memiliki surat ini, apa ini bisa dijadikan sebagai perantara untuk saya bisa mengikuti ujian," kata kazuto yang menyerahkan surat yang dia dapatkan ketika dia ada didesanya.
"coba kulihat," katanya yang mulai membaca surat itu sedikit demi sedikit dan ketika itu ekpresi menjadi pucat detik demi detiknya dan ketika dia selesai dia langsung memukul penjaga yang menghentikan kazuto masuk ke akademi.
"apa yang kalian, cepat biarkan pemuda ini masuk," kata wakil kepala sekolah, "tolong maafkan saya atas ketidaknyamanannya tuan kazuto, silakan anda boleh masuk dan tolong ikuti saya menuju ruang khusus," katanya yang menyuruh salah satu penjaga untuk membawa kazuto menuju ruang khusus dimana dian akan melakukan ujian.
"apa yang terjadi pada kazuto, ?" tanya katia yang tidak bisa memproses apa yang dia lihat.
"nona muda, teman anda memiliki surat rekomendasi dari kepala sekolah kami yang berarti jika dia tidak perlu mengikuti tes apapun selain tes untuk mengukur sihirnya dan simulasi pertarungan," kata wakil kepala sekolah kepada katia dan ren.
"tunggu jadi kazuto tidak perlu mengikuti tes tulis, ?" tanya ren.
"benar, dia memiliki surat itu, jadi tes itu tidak perlu dia kerjakan," kata wakil kepala sekolah yang mengucapkan selamat tinggapnya kepada ren dan katia lalu pergi menuju tempat lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Fatt Fazz
sia-sia belajarnya dong
2022-11-11
0
Fatt Fazz
yang ini kak, tolong perbaiki
2022-11-11
0