1 bulan telah berlalu setelah ujian masuk akademi hexion, saat ini para murid baru telah berkumpul di aula bersama dengan wali mereka, "guru, suatu kebetulan anda disini, ?" tanya theodor yang melihat sosok gurunya berada di bangku wali murid, yang berarti jika dia sedang menemani seseorang.
"theodor, dimana istrimu, ?" tanya leon yang menyilangkan tangannya, melihat muridnya datang dan menyapanya.
"istri saya memiliki beberapa urusan di rumah, jadi saya datang sendirian bagaimana dengan guru apa guru datang sebagai wali kazuto, ?" tanya theodor kepada gurunya yang hanya melihat pentas dimana kepala sekolah mulai mebacakan pidatonya.
"hm, seperti biasa pidato kepala sekolah memang selalu membosankan," kata sang duke yang hanya membuat leon menghela nafasnya dengan berat karena muridnya sama sekali tidak berubah meskipun telah menjadi duke, dia masih memiliki sifat kekanak-kanakannya.
"baiklah tanpa panjang-panjang lagi, mari kita sambut murid yang akan membacakan pidato sebagai perwakilan murid baru, dipersilakan untuk kazuto yuki naik ke panggung," kata kepala sekolah yang memanggil kazuto yang berdiri dari kursinya yang saat itu telah memakai seragamnya, luka yang dia dapatkan dari pertarungannya 1 bulan yang lalu sekarang telah sembuh.
"jadi itu dia, kazuto yuki,"
"dia adalah murid yang berhasil mengalahkan petualang rank A,"
"jadi itu dia ya,"
"hehe, memang hebat adikku mendapatkan peringkat pertama,"
Bisik dari para murid memenuhi aula tapi ketika itu semua orang diam setelah kazuto memulai pidatonya, pidatonya tidak mengandung kata-kata yang rumit, dalam nadanya sama sekali tidak ada kegugupan ataupun kata-kata yang terbata-bata dan isi dari pidato hanyalah inti dari semua yang ingin dia katakan, setelah kazuto selesai mengucapkan pidatonya kazuto kembali ke tempat duduknya.
"baiklah, dengan ini upacara penerimaan baru telah selesai, aku harap kalian dapat belajar dan menikmati waktu kalian di akademi ini," kata kepala sekolah milenia.
lalu setelah upacara itu selesai banyak dari beberapa murid pergi untuk mengucapkan selamat tinggalnya kepada orang tua mereka, kazuto sendiri pergi untuk menemui pamannya sama halnya dengan katia yang memeluk ayahnya dan ren yang memeluk kedua orang tuanya.
Lalu setelah itu mereka pergi untuk menaruh tas mereka di asrama, "ini kamarmu nomor 201, peringkat pertama," kata penjaga asrama yang memberikan kunci kamar kazuto," lalu kazuto pun pergi dan melihat kamarnya yang lebih besar dari kamar yang lain, kamarnya sendiri memiliki panjang 8 × 7 meter persegi, dengan kasur, meja belajar dengan surat yang ada di atas meja lalu beberapa buku yang ada di rak, lalu ada juga dapur, dan kamar mandi yang cukup bagus.
"hm, masih tinggal 1 jam, sebelum kelas pertama lebih aku baca dulu," kata kazuto yang membuka surat yang dia temukan.
[ halo murid kazuto, pertama kami sebagai profesor akademi hexion ingin meminta maaf karena telah membuatmu menderita luka yang cukup parah, dan sekaligus memberikan ruangan ini sebagai hadiah karena telah menyelesaikan tesnya, tes itu sebenarnya dirancang agar siswa tidak dapat mengalahkannya, ketika anda berhasil mengalahkannya kami terkejut dan merasa jika anda berhak untuk mendapatkan hadiah untuk performa anda, karena itu kami para profesor memutuskan memberikan ruangan ini padamu sebagai hadiah. ] jelas surat yang diberikan kepada kazuto.
"baiklah aku rasa sudah waktunya untukku melihat teman sekelasku," kata kazuto yang pergi menuju ruang kelas tempat dimana dia ditempatkan.
"oh, kazuto disini-sini," kata katia yang memanggil kazuto dan ketika para murid yang lain menghentikan aktivitas mereka dan melihat ke arah kazuto.
"jadi kita sekelas ya, lalu dimana ren, ?" tanya kazuto yang tidak melihat tanda-tanda temannya itu.
"oh jangan khawatir, dia masih di asrama," kata katia yang menyuruh kazuto untuk mencari tempat duduknya, dan melihat jika tempat duduknya berada di bangku depan sebelah kiri.
"maaf aku telat," kata seorang pria yang dengan lebam di mukanya.
"ren, apa yang terjadi pada wajahmu, ?" tanya kazuto yang melihat wajah ren yang bonyok seperti dipukuli berkali-kali.
"jangan khawatir, aku tidak apa-apa," kata ren yang menenangkan kazuto, tapi ketika itu wajah ren menjadi pucat ketika seorang datang ke kelas mereka.
"baiklah kalian semua kembali ke tempat duduk kalian," kata wanita itu, dia memakai pakaian putih dan bawahan hitam dengan memakai jas seoranh profesor, "untuk 3 tahun kedepan, aku akan menjadi wali kelas kalian, namaku adalah sophia, kalian bisa memanggilku dengan sebutan guru / profesor," katanya dengan nada yang sedikit kesal, bajunya sendiri juga terlihat tidak terlalu rapi dan dilihat dari penampilannya dia terlihat seperti sedang terburu-buru kemari.
"b-bu sophia," kata salah siswa yang mengangkat tangannya walaupun sedkkit ragu untuk menanyakannya.
"ya," jawab guru sophia yang melihat ke arah murid yang bertanya.
"kenapa profesor sophia terlihat kesal dan.. Kenapa baju profesor terlihat tidak rapi padahal sebelumnya baju profesor terlihat sangat rapi, ?" tanyanya yang waktu itu membuat profesor sophia mengeluarkan aura mengerikan seolah dia mengingat kejadian yang membuatnya menjadi seperti ini.
"untuk pertanyaanmu, ibu mendapatkan hari yang sangat buruk, lalu apa ada pertanyaan lagi, ?" tanyanya yang ketika itu memulai pelajaran sedangkan untuk ren, dia hanya terdiam sepanjang pelajaran.
bel pun berbunyi yang menandakan berakhirnya jam pelajaran, kazuto dan katia pun pergi ke arah ren dan membawanya ke tempat lain, "baiklah apa lagi yang kau lakukan, ?" tanya katia yang merasa jika semua hal buruk yang terjadi pada guru mereka ada hubungannya dengan ren.
"ya, kau tahu," kata ren yang mulai menjelaskan apa yang terjadi.
flashback.
"hei murid baru," kata salah seorang kakak kelas.
"ada apa, ?" tanya ren.
"tidak-tidak kami hanya kemari untuk menyampaikan pesan dari bos kami," kata mereka yang lalu memukul ren di perutnya.
"hah, ayo lanjutkan," kata salah satu dari mereka yang memukul ren di perutnya, tapi setelah itu ren menahan pukulannya dan menyundul kepala orang yang mencoba memukulnya.
"oh sialan kau," kata salah satu dari mereka yang mulai menggunakan sihir dan melemparkan sihir api ke arah ren, tapi ren segera mengambil gautletnya dan menhancurkan tanah di sekitarnya membuat retakan yang besar yang menghalau bola api kakak kelas tersebut.
"hentikan, ini adalah sekolah bukan tempat untuk melakukan perkelahian," kata guru sophia.
"maaf profesor, lain kali kami tidak akan melakukan hal ini lagi," kata para kakak kelas yang menundukkan kepalanya pada profesor.
"cepat pergi dan kembali ke kelas," katanya yang lalu para kakak kelas itu berlari secepat mungkin dari profesor lalu mengalihkannya pada ren, "dan kau, kau adalah murid baru kan, ?" tanya profesor.
"y-ya, profesor," kata ren yang sedikit terbata-bata.
"ya sudahlah, karena ini awal pembelajaran aku biarkan kau kali ini, atau.." katanya dengan nada intimidasi yang seketika itu membuat ren ketakutan yang ketika itu segera berlari ke adah kelasnya tapi ketika itu tanah yang dia hancurkan menyenggol kakinya menyebabkan ren kehilangan keseimbangan dan terjatuh mengenai profesor.
"augh.. Ow.. Heh tidak sakit, dan apa ini... Lembut," kata ren yang mulai pucat dan ketika itu dia berpikir untuk tidak ada salahnya menulis surat wasiat.
"kau.. Berani sekali.." katanya yang mulai memukuli ren sampai babak belur.
"arrrggghhh, maaf," teriak ren.
Flashback end.
"hahahahahaha," ketawa katia yang tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya sedangkan kazuto ya dia hanya menepuk bahu sahabatnya, walaupun dia mencoba sebisa mungkin untuk tidak tertawa.
lalu setelah itu mereka kembali ke asrama mereka dan melakukan kegiatan baru mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments