Di pagi hari, kazuto terbangun di kediaman duke, lalu seperti biasa dia melakukan latihan paginya bersama dengan ksatria elinstein walaupun hubungannya dengan redith cukup buruk hingga terkadang hanya mendekati saja dia sampai berteriak kepadanya, sedangkan ksatria yang lain cukup nyaman dengan kehadiran kazuto, terlebih lagi dengan performanya melawan kepala ksatria membuat ksatria yang lain termotivasi untuk berlatih dan menjadi lebih kuat tidak ingin tertinggal dari kazuto, saat ini seperti biasa para ksatria melakukan latih tanding mereka sedangkan kazuto sendiri pergi menuju tempat lain dimana olivia berada untuk menanyakan beberapa hal.
"Kau memintaku untuk mengajarimu cara menggunakan sihir," katanya yang sedang duduk di ruangannya dan mendapatkan anggukan dari kazuto, "dengar nak, aku pikir jika aku bukan guru terbaik soal ini, lagipula ada seseorang yang akan dengan senang hati mengajarimu menggunakan sihir," katanya yang membuat kazuto senang karena ada orang yang akan mengajarinya cara menggunakan sihir, sampai ada suara langkah kaki yang memasuki ruang farmasi.
"Nak kazuto kau disini," kata pria tersebut yang membuat kazuto menoleh karena pria tersebut adalah sang duke sendiri.
"Ya, apa ada masalah duke theodor, ?" tanya kazuto.
"Tidak apa-apa, saya cuma ingin mengatakan ini secara langsung jika orang yang kau cari adalah orang yang kukenal, dan saya tahu dimana dia berada / dimana lokasi dia tinggal," kata sang duke yang memberikan berita baik kepada kazuto.
"Jadi dimana dia, ?" tanya kazuto.
"Dia tinggal di tengah ibukota, banyak warga yang mengenalnya karena dulu dia cukup terkenal," kata sang duke yang berjalan bersama kazuto menuju kereta kuda di depan pintu rumah, "silakan naik," kata sang duke yang mengundang kazuto untuk masuk ke dalam kereta dan mengatakan jika mereka akan bertemu dengan leon.
Ketika mereka memasuki kereta, dan ketika kereta itu berjalan hanya ada kesunyian diantara mereka, ketika itu untuk meringankan suasana kazuto pun berbicara mengenai beberapa hal kepada sang duke, sang duke sendiri dengan senang hati mendengarkan mengenai cerita anak muda di depannya.
"Ngomong-ngomong duke, ada sesuatu yang ingin saya tanyakan, jika anda tidak masalah, ?" Tanya kazuto yang membuat sang duke mengalihkan pandangannya ke arah kazuto dan memberikannya anggukan jika dia ingin mendengarkan pertanyaan yang ingin diajukan kazuto, "kenapa ketika di hutan beberapa hari yang lalu, nona karnatia tidak membawa satupun ksatria bersamanya, ?" tanya kazuto yang membuat sang duke untuk pertama kali memandang kazuto dengan mata sedikit terbelalak sampai matanya kembali seperti beberapa detik kemudian karena dia tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu.
"Ada beberapa alasan kenapa hal itu terjadi, jujur saja aku tidak memiliki kewajiban untuk memberitahukan ini kepada orang luar sepertimu, tapi karena kau telah menyelamatkan anakku maka aku rasa kau memiliki hak untuk mengetahuinya," kata sang duke yang mulai menjelaskan mengenai situasinya.
"Beberapa bulan yang lalu kami mendapatkan kabar jika tentara iblis mulai kembali melakukan pergerakan setelah puluhan tahun tidak melakukan apa-apa," kata sang duke kepada kazuto, "sekitar 2 minggu yang lalu, keluarga kami mendapatkan perintah dari yang mulia untuk memberantas mereka, kami berhasil menghentikan mereka tapi sayangnya tanpa sepengetahuan kami ada iblis yang menggunakan semacam sihir untuk mengubah diri mereka menjadi salah satu dari pasukanku untuk mengelabui kami," jelas sang duke kepada kazuto.
"Hasilnya sendiri cukup menghancurkan, terjadi banyak ketidakpercayaan diantara para pasukan, sampai ada beberapa yang melukai satu sama lain, tapi kami beruntung jika kami dapat mengatasinya dan membunuh iblis tersebut," kata sang duke dengan suara lega jika mereka berhasil mengatasi masalah iblis yang menyusup.
"Bagaimana anda melakukan itu, ?"tanya kazuto yang penasaran dengan metode yang digunakan duke untuk membedakan iblis dengan ksatrianya.
"Bukan aku yang melakukan itu tapi dokter olivia," kata sang duke yang mengatakan jika yang berhasil membedakan iblis itu dari pasukannya adalah dokter mereka.
"Dokter olivia, bagaimana dia melakukan itu, ?" Tanya kazuto yang ketika itu sang duke hanya menunjuk salah satu bagian tubuhnya dan mengatakan, "matanya."
"Dokter olivia memiliki kemampuan yang disebut sebagai mata octagram," kata sang duke yang membuat kazuto mengingat olivia yang mengubah warna matanya menjadi hijau, "apa mungkin matanya yang bisa berubah menjadi hijau itu, ?" Tanya kazuto.
"Jadi kau sudah melihatnya, kalau begitu ini akan menjadi lebih mudah, itu benar mata yang dia miliki adalah salah satu dari mata octagram," kata sang duke yang membuat kazuto sedikit mengerti, tapi yang membuatnya tidak mengerti adalah apa hubungan mata itu dengan iblis.
"Dikatakan di dalam legenda jika mata ini adalah kepemilikan dari sang penyelamat 1000 tahun yang lalu, ketika manusia berada dalam ambang kepunahan dia muncul dan menyelamatkan mereka dari para iblis," jelas sang duke mengenai mata octagram kepada kazuto.
"Lalu ada berapa orang yang memiliki mata ini, ?" Tanya kazuto yang penasaran dengan siapa saja pemilik dari mata ini, dia membuat perkiraan jika mata ini memiliki kemampuan untuk melihat iblis.
"Sejauh yang kutahu ada 5 orang yang pernah kulihat dalam hidupku yang memiliki mata octagram, yang pertama seperti yang kau tahu dia adalah dokter di kediamanku, olivia, selanjutnya dia adalah putri tertua kerajaan hexion, saat ini dia berusia 15 tahun kau mungkin akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya ketika kau masuk ke akademi hexion, lalu untuk 2 yang lain mereka berada di kerajaan lain, lalu yang terakhir hilang entah kemana seakan-akan keberadaannya ditelan oleh bumi itu sendiri," kata sang duke yang membuat kazuto menganggukan kepalanya dan mereka pun menikmati sisa perjalanan mereka sampai mereka berhenti di suatu toko buku kecil.
Kazuto pun segera turun dari kereta kuda sedangkan duke sendiri sedang merapikan pakaiannya serapi mungkin ketika itu seakan-akan dia akan bertemu dengan orang penting, kazuto lalu membunyikan bel toko tersebut, tapi sang pemilik tidak segera menjawab kazuto pun sekali lagi membunyikan bel dari perpustakaan tersebut tapi seperti yang pertama tidak ada jawaban lalu kazuto pun terus menekan bel sampai, "hey, hentikan itu," teriak suara pria dari dalam perpustakaan.
"Dasar, anak kecil yang tidak memiliki kesabaran, apa orang tuamu tidak mengajari sopan santun hah," katanya yang membuka pintunya dan melihat ke arah kazuto, lalu mengalihkan pandangannya ke arah theodor, "baiklah kalian masuk, akan lebih baik untuk membicarakannya di dalam," katanya yang ketika itu membersihkan mejanya yang berisi berbagai buku.
"Jadi begitu, dasar ayahmu itu selalu memutuskan sesuatu tanpa membicarakan apapun," kata leon yang duduk di sofa yang bersebelahan dengan kazuto dan duke yang sedang mengacak-acak rambutnya karena mendapatkan tugas yang merepotkan.
"Ngomong-ngomong apa yang kau lakukan disini theodor, ?" Katanya yang mengalihkan pandanganya ke arah seorang duke yang duduk di samping leon.
"Apa itu masalah jika seorang murid mengunjungi gurunya," jelas theodor yang tersenyum kepada leon yang ketika itu hanya menghela nafas berat, sedangkan kazuto hanya terkejut karena perkembangan yang tidak terduga ini.
'Paman leon adalah guru duke theodor apakah paman leon adalah seorang penyihir,' pikir kazuto yang melihat leon, dia adalah seorang pria dengan proporsi tubuh yang cukup baik dari sudut pandangnya meskipun dengan usianya yang terlihat tua, dia memiliki tubuh yang cukup berotot yang bisa dibilang setara dengan duke, wajahnya sendiri sudah bisa dibilang cukup tua dengan rambutnya yang berwarna putih.
"Ngomong-ngomong bocah dimana tasmu, jangan bilang kau tidak membawa apa-apa dari desamu, ?"tanya leon yang melihat ke arah kazuto yang terlihat tidak membawa barang apapun.
"Barang-barang nak kazuto saat ini sedang berada di rumah saya guru, beberapa hari yang lalu nak kazuto menyelamatkan putri dan pelayan saya dari monster," jelas sang duke kepada gurunya yang diangguki olehnya.
"Baiklah kalau begitu, besok kau boleh pindah kemari, theodor izinkan anak ini untuk tinggal di kediamanmu sampai besok, apa kau mengerti, ?" kata leon yang ketika itu mendapatkan anggukan dari muridnya, "dan besok kerjakan tugas-tugasmu dan jangan gunakan bocah ini untuk kabur," kata leon yang membuat duke theodor menggaruk kepalanya, dia tahu seperti apa muridnya dan dia pasti tidak akan membiarkan muridnya ini untuk terlalu banyak bersantai dengan menggunakan alasan untuk menemuinya, dia tidak mengajarinya untuk menjadi orang tidak bertanggung jawab.
"Baik guru," kata theodor yang cuma menuruti perkataan gurunya dengan pasrah yang ketika itu hendak pergi keluar kembali menuju kediamannya sampai dia mendengar suatu kata dari gurunya.
"Dan theodor terima kasih untuk kerja kerasnya," kata leon yang membalikkan badannya sambil sedikit batuk.
"Baik," balasnya yang ketika itu membuatnya kembali bersemangat setelah mendapatkan pujian dari gurunya, dan setelah itu mereka berdua pun kembali ke kediaman duke dimana mereka ditunggu oleh katia yang baru saja menyelesaikan belajarnya.
"Ayah tadi kemana, ?" Tanya katia yang ketika itu sedang berdiri di depan duke theodor dengan kedua tangan di belakang kepalanya.
"Ayah sedang bertemu dengan guru leon, bagaimana denganmu bukannya kau seharusnya belajar untuk meningkatkan kemampuanmu untuk menjadi seorang penyihir, ?" Tanya sang duke kepada anaknya yang terlihat bermalas-malasan.
"Haha, bukannya aku bermalas-malasan tapi aku rasa akan lebih baik jika aku mendapatkan pengalaman secara langsung di lapangan ayah," kata katia yang menjelaskan kepada ayahnya untuk membiarkannya mendapatkan pengalaman di luar, memang benar jika kemampuan bertarung seseorang dapat berkembang dengan berbagai macam cara tapi cara yang paling cepat dari semua itu adalah dengan bertarung secara langsung melawan bahaya dimana orang tersebut akan memaksakan diri mereka untuk melampaui batasan mereka.
Duke theodor sendiri sangat tahu akan hal itu, dia sendiri berkembang lebih cepat ketika dia memulai karirnya sebagai petualang, dia bertarung melawan puluhan monster dan melampaui batasannya berkali-kali untuk itu, bahkan dia pernah berada dalam ambang kematian ketika bertarung melawan monster, ketika memikirkan itu dia menjadi tidak yakin membiarkan putri tertuanya untuk merasakan hal yang sama, tapi ketika itu dia mendapatkan ide lalu dia pun mengalihkan pandangannya ke arah pria yang ada di sampingnya, dan dia tahu jika putrinya tidak akan mau untuk mendapatkan pengawalan dari ksatrianya tapi bagaimana jika itu adalah temannya, duke yakin jika putrinya tidak akan menolaknya dan dalam pikirannya duke hanya tertawa tentang bagaimana jeniusnya idenya untuk membuat kazuto menjadi pengawalnya katia.
"Katia, apa yang kau maksud itu adalah kau berniat untuk menjadi seorang petualang, ?" Tanya duke theodor dengan wajah yang serius yang sudah tahu jawaban dari putrinya, tapi dia ingin mengetahui, tidak dia ingin memastikan apakah putrinya memiliki tekad untuk melakukan itu meskipun nantinya dia akan meminta kazuto untuk menemaninya tapi jika dia tidak memiliki tekad maka sampai kapanpun duke theodor tidak akan pernah mengizinkannya.
"Ya, aku sudah memutuskannya dan aku tidak akan menariknya," jawabnya dengan singkat, dia tidak menggunakan kata manis atau bertele-tele untuk membujuk ayahnya, melainkan kata-kata yang penuh dengan keinginan dan tekad yang kuat yang terlihat dari sorot matanya.
Duke pun menutup matanya dan berjalan memasuki rumah tapi ketika itu dia berhenti dan membalikkan arah, "bagus, kau diizinkan untuk menjadi seorang petualang, jangan kecewakan aku dan buat keluarga elinstein bangga" kata duke yang kembali berjalan dan memasuki rumah tapi tidak diketahui oleh mereka berdua senyuman kecil yang dibuat oleh duke.
"Ngomong-ngomong kazuto, tadi kau bertemu dengan paman leon untuk apa, ?" Tanya katia kepada kazuto yang penasaran dengan kenapa kazuto ikut dengan bersama ayahnya menemui kakek leon.
"Oh kau ingat dengan orang ingin aku temui ketika aku mengatakan ingin bertemu dengan seseorang," kata kazuto yang mendapatkan anggukan dari katia, "dia adalah orangnya, dan mulai besok aku akan tinggal dengannya," kata kazuto.
"AAPPAAA," teriak katia yang dapat didengar oleh seluruh orang di kediaman duke, lalu ketika dia pun mengguncang kazuto begitu keras sampai membuatnya pusing, "bagaimana kau bisa mengenalnya, ? Tidak yang lebih penting lagi bagaimana kau dapat izin untuk tinggal dengannya, ?" Tanya katia yang panik yang mengguncang kazuto lebih keras dari sebelumnya yang membuatnya pusing.
"L-lepaskan... aku... katia.. ," kata kazuto yang ketika itu ssedang terkapar di tanah dengan wajah yang memucat karena diguncang begitu keras.
"Kazuto, aku akan bicara secara langsung apa kau mengenal siapa paman leon itu, ?" Tanya katia yang mendapatkan anggukan dari kazuto yang sudah dikira oleh katia karena sifat kazuto yang tidak menunjukkan sedikit rasa hormat padanya.
"Kazuto dengarkan baik-baik, paman leon adalah mantan penyihir kerajaan, leon willstene," kata katia yang mengejutkan leon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments