Setelah kazuto kembali ke asrama, dia segera menuju kelas dimana di perjalanan dia bertemu dengan seorang siswa kelas 1 dengan rambut perak dan mengenakan seragam yang sama dengn kazuto, "aku adalah astra winddum," kata astra yang mengenalkan dirinya.
"aku.. " kata kazuto yang dipotong oleh astra.
"aku tidak kemari untuk memperkenalkan diriku padamu lagipula aku yakin jika tidak ada satupun siswa kelas 1 yang tidak mengenalmu, aku kemari untuk menantangmu, di ujian selanjutnya aku akan mengalahkanmu," kata astra yang pergi meninggalkan kazuto.
"baiklah kita mulai pelajarannya," kata profesor sophia yang mulai menulis-nulis dan menerangkan mengenai teori-teori sihir.
"baiklah tinggal 5 menit sebelum kalian berpindah ke pelajaran selanjutnya, apa ada pertanyaan, ?" tanya preofesor sophia, "tidak ada yah, baiklah ka-" kata profesor sophia yang ketika itu diptong oleh seorang yang yang mengangkat tangannya.
"profesor, anda mengatakan jika untuk membuat sihir, mereka harus menciptakan lingkaran sihir untuk bisa membuatnya, tapi bagaimana bisa ada beberapa orang yang mampu untuk menciptakan sihir tanpa membuat lingkaran tersebut, ?" tanya salah seorang murid.
"itu karena lingkaran sihir hanya digunakan sebagai media untuk memperkuat rapalan sihir kalian, secara tidak langsung untuk membuat bola api, kalian secara tidak sengaja mengimajinasikan bola api yang keluar dari tangan kalian, hal itu digunakan sebagai cara oleh kebanyakan orang untuk mempermudah menciptakan sihir," jelas guru sophia yang membuat bola api tanpa menciptakan lingkaran sihir.
"seiring berjalannya waktu kemampuan kalian juga akan meningkat, dan kalian juga akan mampu untuk melakukan hal seperni ini," katanya yang menghilangkan bola api dari tangannya.
"apa ada lagi yang ingin mengajukan pertanyaan, ?" tanya profesor yang melihat kazuto yang seperti ingin menanyakan sesuatu, "kazuto apa kau ingin menanyakan sesuatu, ?"
"ya, saya ada pertanyaan, tapi pertanyaan saya tidak ada hubungannya dengan pembelajaran jadi saya tidak yakin jika anda akan mau menjawabnya," kata kazuto.
"akan kujawab, silakan tanyakan saja," kata profesor sophia.
"apa ada hirarki yang menempatkan siswa di sekolah, ?" tanya kazuto kepada profesor sophia yang sedikit tersenyum.
"untuk pertanyaanmu ya itu ada, aku berniat untuk memberitahukan ini pada kalian semua setelah 1 minggu kalian beradaptasi di sekolah ini, tapi kau sudah mengetahuinya bagaimana kau tahu, ?" tanya balik profesor kepada kazuto.
"saya hanya membuat dugaan karena saya melihat jika ada beberapa murid yang sepertinya memiliki wewenang yang hanya bisa dipegang oleh para guru," kata kazuto yang mendapatkan anggukan mengerti dari profesor sophia, mengatakan jika dia sudah tahu garis besarnya.
"jadi begitu, memang benar jika ada beberapa siswa yang memiliki otoritas seperti itu, dalam sekolah ini, kami menklarifikasikannya mereka menjadi 2 grup, grup pertama dikenal sebagai osis tugas mereka berhubungan dengan peraturan yang diciptakan sekolah mereka juga memiliki tanggung jawab dalam hal-hal yang terjadi di sekolah, lalu ada grup murid yang kami sebut sebagai 10 dewan elit, mereka adalah grup dengan siswa top dari masing-maaing tahun mereka, baik dari bidang akademik dan bidang-bidang yang lain," kata profesor, "lalu kazuto apa kau sempat bertemu dengan salah satu dari mereka, jika boleh guru tahu siapa mereka, ?" tanyanya.
"arthur palentina dan khan, itu adalah nama dari mereka," kata kazuto yang menyebutkan nama dari orang-orang yang dia temui.
"jadi begitu ya," kata profesor, 'kursi ke-7 dewan elit, arthur palentina dia memang dikenal karena sifatnya yang suka bertarung, lalu ketua osis khan ya,' pikir profesor yang setelah itu meninggalkan ruangan agar profesor selanjutnya dapat mengajar.
lalu setelah sekolah berakhir kazuto berniat untuk kembai ke asrama sampai sesosok perempuan yang terlihat seperti kakak kelas muncul di kelas mereka, "maaf apa kazuto ada disini, ?" tanya salah seorang perempuan yang terlihat seperti kaka kelas.
kazuto mengangkat tangannya, lalu berkata "itu saya, senior,"
"tolong ikuti aku," katanya yang lalu membawa kazuto menuju tempat lain.
Sedangkan para siswa di kelas hanya bergosip tentang kazuto.
"hei kalian lihat kakak kelas itu,"
"ya, dia cantik sekali,"
"apa jangan-jangan mereka adalah,"
Desas-desus keluar dari para mulut siswa, sedangkan 1 murid berada di tempat duduknya sambil mengetuk-ngetuk mejanya, tidak ada yang mau mendekatinya karena aura menakutkan yang dia keluarkan, "memangnya siapa dia, aku mengenal kazuto lebih lama darinya, ya mereka pasti cuma teman tidak kurang tidak lebih, aku yakin itu," gumam katia yang mengeluarkan aura kecemburuan, mencoba meyakinkan dirinya jika kazuto tidak berkencan dengan siapapun.
"hei katia, jika kau ingin tahu, bagaimana kalau kita memata-matai mereka," tawar ren yang setelah itu membawa katia dan mengikuti kazuto dan kakak kelas tersebut menuju sebuah kebun bungan dimana mereka melihat seorang wanita berambut coklat panjang yang saat itu sedang meminum teh sambil menutup matanya, sampai dia merasakan kehadiran seseorang.
"silakan," kata kakak kelas tersebut yang menyuruh kazuto untuk maju dan menyapa orang tersebut.
"senang bertemu dengamu kazuto, aku adalah lousse shuya hexion yang asli," katanya yang membuka matanya lalu kembali meminum tehnya.
"baik, ya- kak lousse," kata kazuto yang mencoba menyebutkan nama lousse dengan sebutan lain tapi tidak jadi karena tatapan tajam lousse kepada kazuto.
"aku dengar dari para profesor jika kau berhasil mengalahkan petualang kelas A, walaupun itu dianggap sebagai kebetulan tapi itu tidak mengubah fakta jika kau menang," katanya yang menikmati pembicaraanya dengan kazuto dan menghiraukan 2 orang yang bersembunyi di semak-semak yang mencoba menguping pembicaraan mereka.
"hm, jadi yang mulia lousse yang mereka temui ya, dasar kazuto apa kau tidak menyadari jika wanita di sebelahku ini benar-benar menyukaimu loh," kata ren dengan menggunakan nada yang kecil di akhir karena dia tidak ingin berurusan dengan tinju api katia.
"yang mulia yang menjadi rivalku, aku sudah kalah," kata katia yang mulai depresi karena lawannya adalah wanita paling cantik di kerajaan, tidak hanya itu dia melebihi katia dalam segala aspek, baik itu popularitas, status, kekuatan, dan lainnya, satu-satunya hal yang menjadi keuntungannya hanyalah fakta jika dia mengenal kazuto lebih lama.
"tapi setelah dilihat-lihat obrolon mereka tidak terlihat seperti teman," dan dengan kata itu yang keluar dari mulut ren, katia merasa jika dia telah ditusk oleh puluhan pedang tepat di jantungnya, "mereka terlihat seperti saudara jauh, bagaimana menurutmu katia, ?" tanya ren yang melihat ke arah katia dan tidak menyadari jika sebelumnya dia sangat depresi.
"bagaimana jika kau duduk, akan terlihat aneh jika ada orang yang melihat," katanya yang menawarkan tempat duduk di yang bersebelahan dengannya, lalu setelah itu lousse mengisi teh di cangkir kosong dan memberikannya kepada kazuto, "silakan," katanya.
"terima kasih," kata kazuto yang menyuruput teh yang diberikan oleh yang mulia sendiri, dan harus dia akui jika itu adalah teh terenak yang pernah dia coba.
"baiklah, pertama aku ingin mengucapkan selamat atas prestasimu dalam meraih peringkat 1 dalam ujian masuk akademi ini, sekaligus aku ingin meminta maaf karena telah menghabiskan waktumu dalam 6 bulan terakhir dengan belajar bersamaku," kata lousse dengan menundukkan kepalanya, dia tidak tahu jika kazuto memiliki surat rekomendasi akademi, jika saja dia tahu maka lousse akan membantunya dalam meningkatkan kemampuannya dan tidak dalam akademisnya.
"ya, itu sudah berlalu, lagipula aku juga sudah diterima ke akademi ini, jadi tidak masalah kan," kata kazuto.
"terima kasih, oh ya aku lupa dengan hadiahmu," katanya.
"kau tidak perlu repot-repot," kata kazuto yang ingin menolak hadiah dari lousse.
"kau tidak perlu merasa bersalah, karena hadiah yang kau dapatkan adalah kau boleh menanyakan 2 pertanyaan padaku," kata lousse yang menarik perhatian kazuto begitupula dengan 2 orang yang bersembunyi di balik semak-semak.
"jadi apa pertanyaanmu," katanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments