Di suatu rumah, terlihat seorang lelaki berambut pirang bangun dari tempat tidurnya dan bersiap untuk pergi ke sekolah.
"Aku berangkat dulu bu," katanya yang memegang tasnya di punggungnya dan tangannya memegang pintu rumah.
"Ya, selamat jalan shina," katanya yang memegang perutnya yang mengandung dengan ekspresi yang terlihat sedih.
'Aku tidak mengerti, beberapa hari ini ibu terlihat sedih, aku yakin aku tidak melakukan hal buruk belakangan ini,' pikir shina yang berjalan ke arah sekolah, memikirkan alasan kenapa ibunya sedih dan mungkin saja karena dirinya yang terlalu sibuk dengan urusan di sekolah sampai hampir melupakan waktu, dia terus memikirkan itu sampai ada sosok dari belakang yang menyapanya.
"Selamat pagi, shina," katanya yang memegang leher shina, dia memiliki tubuh yang besar dan atletis, dengan rambut merah lancip yang terlihat di kepalanya, dia juga memakai seragam yang sama dengan shina.
"Selamat pagi ryuji," kata shina yang menyapa balik ryuji dan berjalan ke arah sekolah bersama.
"Oh ya, tumben aku melihatmu berangkat sesiang ini, biasanya kau lebih pagi bukan, ?" Tanya ryuji dengan sedikit terkejut melihat shina datang ke sekolah lebih siang.
"Ya, sekarang tidak ada rapat ataupun klub, jadi aku berniat untuk bersantai dan datang sedikit lebih siang," kata shina yang jelas menikmati waktunya.
"Kau tahu shina, kau seharusnya mendapatkan pacar kau tahu, kau itu merupakan salah satu jika tidak pria paling populer di sekolah," kata ryuji yang menyindir shina, shina sendiri tahu jika dia ingin maka dia bisa mendapatkan pacar kapanpun dia mau, dia dikenal sebagai ketua osis termuda di akademi mereka, tidak hanya itu nilai akademi dan atletiknya juga sempurna yang membuatnya memiliki klub penggemarnya sendiri.
"Untuk sekarang aku tidak tertarik untuk mendapatkan pacar ryuji, lagipula bagaimana denganmu, apa ada perkembangan dengan nanase, ?" Tanya shina yang jelas senang melihat ekspresi temannya yang frustasi karena saat ini dirinya digoda.
"Ya.. b-bagaimana y-ya," kata ryuji yang jelas-jelas gugup dengan sanggahan shina.
Tapi setelah itu muncul seseorang sosok di belakang mereka dengan seragam yang mirip dengan shina dan ryuji yang mendekati mereka, "selamat pagi shina," katanya, "selamat pagi ryuji~" katanya kepada pacarnya yang menjadi pucat melihat sikap aneh pacarnya.
"Selamat pagi michiru," kata shina yang membalas ucapannya dengan tersenyum.
"Selamat pagi shina, apa sekarang tidak ada rapat, ?" Tanya michiru.
'Ya aku rasa dia cukup terkejut biasanya aku datang 1 jam lebih awal ke sekolah sebagai ketua osis,' pikir shina yang mengingat sudah sekitar 1 bulan sejak dia berangkat sesiang ini, "aku rasa tidak asa salahnya untuk mengambil istirahat michiru-san, dan ditambah sekarang tidak ada pekerjaan apapun karena festival budaya sudah selesai," kata shina yang menjelaskan mengenai alasan kenapa dirinya tidak datang lebih cepat, jujur saja dia agak lelah dengan urusan osis dan akhirnya dia dapat beristirahat setelah selesainya festival budaya.
"Oh, jadi begitu," kata michiru yang mengerti dan tidak bertanya lebih lanjut dan berjalan sambil melekat dengan ryuji yang membuatnya tidak nyaman.
Karena tidak berniat untuk mengganggu shina berjalan sedikit lebih cepat dari kedua pasangan itu dan membalikkan badannya ke arah ryuji sambil sedikit tersenyum sedangkan ryuji sendiri hanya mengangkat tinjunya dengan wajah kesal karena temannya meninggalkannya untuk berurusan sendirian untuk mengatasi iblis di sampingnya.
Shina pun berjalan sampai dia mendapatkan firasat aneh lalu dia pun menoleh ke belakang dan terlihat dari jauh sebuah cahaya yang terbang ke arah ryuji, tanpa sepata-kata shina berlari secepat mungkin ke arah ryuji dan mendorongnya dari area tersebut sedangkan shina sendiri tidak sempat menghindar dan hasil cahaya tersebut menembus tubuh shina, membuat tubuhnya berlubang dan shina pun memuntahkan darah dari mulutnya dan terjatuh di tanah, dengan darah yang semakin bercucuran dari tempat lukanya berada.
Ryuji pun segera berlari ke arah sahabat baiknya, sedangkan shina sendiri cuma tersenyum kepada ryuji, "sudahlah aku tidak apa-apa, ini sama sekali tidak sakit," kata shina yang mencoba untuk menghibur ryuji tapi ryuji semakin menangis karena dia tahu jika itu adalah salahnya.
Michiru sendiri hanya terdiam di tempatnya, tapi ada air mata yang ikut tertetes dari wajahnya, meskipun michiru tidak tahu secara pribadi tentang shina tapi dia tahu jika shina adalah orang yang baik dan teman dekat dari pacarnya meskipun kebanyakan orang bertanya-tanya bagaimana kedua orang yang memiliki sikap yang berbeda bisa berteman dengan sangat baik, bahkan pacarnya sendiri sering menyebutkannya setiap kali mereka berbincang, jujur saja dia merasa iri dengan bagaimana shina mendapatkan perhatian ryuji tapi di sisi lain, michiru sendiri tahu jika shina adalah orang yang benar-benar baik.
'Kesadaranku hampir menghilang, aku. Bahkan tidak merasakan sakit lagi...., oi ryuji jangan lihat aku begitu, jika begitu aku tidak akan bisa pergi dengan tenang' pikir shina, dia tahu seperti apa ryuji itu, meskipun dia terlihat menakutkan dan tidak bisa diandalkan tapi menurut shina, ryuji adalah orang yang paling bertanggung jawab yang pernah dia temui, karena itu dia tahu jika dia pasti akan bersedih sampai bahkan menyalahkan dirinya sendiri jika dia membiarkannya seperti itu.
"Jangan.. ber.. sedih.. hiduplah.. de.. mi aku.." kata shina dengan nada yang lemah, ryuji sendiri hanya dapat menatap temab baiknya dan mengangguk jika dia akan tetap hidup demi shina, shina pun yang melihat itu hanya tersenyum karena tidak ada hal lain yang perlu dia khawatirkan lalu shina pun menutup matanya dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Di dimensi lain
Terdapat seorang wanita berambut pirang panjang, dia memakai pakaian serba putih yang megah dan sedang duduk di suatu kursi dimana di dalam ruangan yang gelap lalu dia melihat sesuatu yang membuat wajahnya mengeluarkan senyuman, "sudah 200 ratus tahun yah, akhirnya sudah muncul" katanya yang tersenyum dan melihat 4 ukiran batu yang memiliki simbol-simbol yang berbeda dan saat ini telah bertambah menjadi 5.
Di dunia lain
Terlihat seorang pria yang memakai suatu mantel yang terbuat dari binatang dan terus berjalan melewati hutan yang saat itu sedang turun hujan yang sangat deras, dia pun terus berjalan dengan tangan kanan memegang dahinya untuk melindungi matanya dari hujan dan tangan satunya lagi memegang sesuatu di dalam mantel binatangnya yang sama sekali tidak merasakan dingin ataupun basah, pria tersebut terus berjalan sampai dia sampai di suatu rumah, dimana dia langsung mengetuk pintu rumah tersebut berharap jika penghuni rumah masih ada.
*knock* *knock* *knock*
"Ya, tunggu sebentar," katanya yang setelah itu membuka pintu dan terkejut melihat seorang pria yang basah kuyup dengan membawa sesuatu di dalam mantelnya, "apa yang terjadi padamu, ?" Tanya pria tersebut, tanpa diberitahu alasannya, dia menyerahkan seorang bayi yang dari tadi dia lindungi dari derasnya hujan dan pergi dengan mengatakan kepada pria tersebut untuk menjaga anak yang dia berikan.
"Baiklah kalau begitu, aku rasa ini awal baru untukmu nak, karena sepertinya pria itu tidak mengatakan siapa namamu akan kuberikan kau sebuah nama, bagaimana adik kecil," kata pria itu yang menaruh tangannya dan bermain-main dengan sang bayi, yang membuat bayi itu menjadi senang dan memegang tangan pria tersebut.
"Lisia, coba kau kemari," kata pria itu yang memanggil seoeang wanita yang segera menuju kepadanya, dia memiliki rambut berwarna hitam panjang yang diikat.
"Ada apa sayang, dan bayi siapa ini, ?" Tanya lisia yang melihat bayi dengan rambut hitam itu.
"Lisia kita memiliki keluarga baru," katanya yang ketika itu membuat lesia terkejut dan membuatnya menangis karena mengira jika suaminya selingkuh.
"T-tunggu kenapa kau menangis, ?" tanyanya yang setelah itu lesia mengatakan alasan mengapa dia menangis, sang suami pun menjelaskan jika dia adalah anak yang dia temukan di depan pintu rumah, dan karena tidak ada yang mau menjaganya maka dia berniat untuk menjadi pelindungnya sampai dia ckup dewasa untuk terbang sendiri, ketika itu lesia pun berhenti menangis dan menggendong bayi itu sambil bermain-main dengannya.
"Ngomong-ngomong siapa namanya, ?" Tanya lisia yang menanyakan nama dari bayi yang mereka adopsi.
"Aku berniat untuk memberikannya nama kazuto," katanya yang melihat ke arah istrinya yang mengangguk kepada suaminya jika dia boleh menggunakan nama itu, "sedangkan untuk marganya," katanya yang ketika itu memikirkan sesuatu yang akhirnya membuat keputusan.
"lisia kita gunakan margamu untuk anak ini," katanya yang juga mendapatkan persetujuan dari istrinya untuk menggunakan nama marganya, daripada suaminya.
"kazuto yuki, nama yang bagus, senang bertemu denganmu nak," katanya yang memberikan senyuman hangat kepada anak baru mereka.
Time skip 10 tahun kemudian
"Hyah," teriak seorang pemuda yang sedang mengadu pedangnya dengan seorang pria yang lebih tua dari pemuda tersebut, dia memiliki rambut berwarna hitam dengan bola mata yang berwarna biru, dia adalah kazuto yuki saat ini dia sedang berlatih pedang bersama dengan ayahnya, dan terlihat jika ayahnya sedikit menahan diri dari kazuto.
"Ayo kazuto perlihatkan apa yang kau bisa," katanya yang ketika itu sedang beradu pedang dengan anaknya lalu ketika itu dia menendang kazuto ke samping menggunakan kaki kanannya.
"argh, hah.. hah.. " teriak kazuto yang masih terlentang di tanah, kesakitan karena serangan mendadak dari ayahnya, 'aku tak menyangka jika ayah menggunakan kakinya dan menendang ke samping, lagipula bagaimana ayah bisa mengetahui gerakanku yang selanjutnya,' pikir kazuto yang mencoba untuk berdiri dengan menggunakan pedangnya sebagai tongkat.
"Aku rasa sudah cukup untuk hari ini kazuto, kau sudah bertambah kuat beberapa tahun ini, bahkan aku harus sedikit lebih serius ketika bertarung denganmu," katanya yang menaruh kembali pedangnnya ke dalam sarung.
"Tapi meski begitu, aku masih tidak cukup kuat ayah," kata kazuto yang sedikit murung karena sekalipun dia tidak pernah menang melawan ayahnya, hal itu membuatnya yakin jika masih ada banyak hal yang perlu dia pelajari.
"Kau tidak perlu berpikir seperti itu, kau bisa dibilang sebagai seorang jenius jika kita membandingkannya dengan anak seusiamu dan kau juga akan menjadi semakin kuat dengan semakin banyaknya kau berlatih," kata ayah kazuto yang membuat kazuto menjadi kembali ceria karena dia masih memiliki jalan yang panjang.
"Ngomong-ngomong kau sudah 13 tahun, dan aku rasa sudah waktunya bagimu untuk memilih jalan yang akan kau pilih," katanya yang membuat kazuto menjadi sedikit bingung dengan perkataan ayahnya sehingga membuatnya memiringkan kepalanya dengan tanda tanya diatasnya.
"maksudku masa depanmu," katanya yang membuat kazuto menyadari jika selama ini dia terlalu fokus dalam melatih kemampuannya dan lupa dengan apa yang akan dia lakukan dimasa depan.
"Aku tahu jika kau mungkin tidak memikirkannya, karena itu," katanya yang mengambil sesuatu di dalam sakunya dan memberikannya kepada kazuto, "ini, bacalah," katanya yang memberikan selembar surat kepada kazuto.
"Tunggu ini," kata kazuto yang melihat ke arah ayahnya sambil menunjuk ke arah surat yang dia pegang, kazuto pun melihat ke ayahnya mengharapkan suatu penjelasan.
"Itu benar, itu adalah surat rekomendasi akademi sihir, aku ingin kau untuk masuk ke dalam akademi itu untuk mempelajari berbagai hal di dunia," katanya.
"Tapi tunggu dulu ayah, di surat ini tertulis ketika aku berusia 15 tahun apa itu berarti jika aku akan pergi ke akademi itu disaat umurku 15 tahun, lalu kenapa ayah memberikanku surat rekomendasi ini," kata kazuto yang tidak mengerti dengan maksud dari ayahnya, dia tahu jika ayahnya bukan tipe orang yang membuat keputusan secara tiba-tiba, karena itu kazuto berharap jika ayahnya setidaknya mau memberitahukan alasan kenapa dia memberikan surat rekomendasi ini.
"Itu karena kau akan segera pergi menuju ibu kota 1 bulan dari sekarang," katanya yang membuat kazuto menjadi terkejut dengan mulut sedikit terbuka, karena ayahnya telah menyiapkan semuanya dengan tiba-tiba tanpa sedikit pun konsultasi dari dirinya, dan terlebih lagi dia semakin terkejut karena dia akan meninggalkan desa tempat tinggalnya ini.
"Ini mungkin sulit bagimu, tapi tolong mengertilah," katanya yang membuat kazuto menganggukan kepalanya, ayahnya selalu hebat dalam membuat keputusan karena itu kazuto hanya perlu mempersiapkan dirinya untuk pergi menuju ibu kota.
Di pagi harinya kazuto pergi menuju hutan untuk mengasah kemampuan pedangnya sampai dia bertemu dengan sosok perempuan berambut hitam panjang yang rambutnya diikat poni, yang memegang pedang dan mengayunkannya, "oh kaguya kau sudah sampai," sapa kazuto yang menuju ke arah kaguya berada.
"Kazuto, oi," kata kaguya yang ikut menyapa kazuto dengan melambaikan tangannya.
"Kau sedang berlatih kaguya, ?" Tanya kazuto yang melihat kaguya yang mengeluarkan banyak keringat seperti biasa.
"Hm, yup bagaimana denganmu, tidak biasanya kau telat apa kau ada masalah ?," Tanya kaguya kepada kazuto.
"Hm, baiklah biar aku ceritakan," kata kazuto yang mulai menceritakan apa yang terjadi kemarin kepada kaguya, kaguya sendiri cukup sedih dengan temannya yang akan pergi dari desa, tapi dia juga senang jika kazuto dapat melihat sudut pandang dari dunia, dan tidak hanya terjebak di satu tempat.
"Hm, baiklah kalau begitu ayo kita latih tanding dengan serius, lagipula waktumu juga tidak akan lama karena itu aku ingin menikmati setiap detiknya denganmu," kata kaguya yang menunjukkan senyumannya dan mengangkat pedangnya.
Kazuto pun mengeluarkan pedangnya lalu kaguya dan kazuto terlibat dalam pertarungan sepanjang hari sampai mereka berdua kelelahan dan tergeletak di tanah di pandang rumput sambil memandang awan.
"Kau jangan khawatir aku janji akan kembali," kata kazuto yang melihat ke arah kaguya yang memalingkan wajahnya setelah mendengarkan kata-kata dari kazuto.
"Idiot," kata kaguya dengan suara pelan yang tidak bisa didengar oleh kazuto sambil menyembunyikan wajahnya dari pandangan kazuto, dia tahu jika kazuto adalah tipe orang yang selalu memegang kata-katanya karena itu dia menjadi semakin khawatir jika orang ini bodoh ini, akan mengambil hati dari para gadis karena kesalahpahaman, jujur saja dia tahu jika kazuto tidak menganggap dirinya sebagai seorang wanita untuk dicintai melainkan seorang saudara dan kaguya sendiri tidak masalah dengan itu, dia juga menganggap kazuto sebagai saudara yang tidak pernah dia miliki.
Lalu setelah itu mereka berdua pun kembali ke desa dan melanjutkan kegiatan mereka seperti biasa, seolah tidak ada hal yang terjadi.
2 minggu telah berlalu sejak kazuto menerima kabar jika dia akan segera pindah ke ibukota, banyak dari warga desa / lebih tepatnya teman dari kazuto sendiri merasa sedih karena teman mereka akan pergi meninggalkan mereka, karena itu mereka berniat untuk mengadakan pesta kejutan selamat jalan untuk kazuto, karena itu mereka saat ini membagi tugas dan yang lebih penting lagi memastikan jika kazuto tidak menyadari jika mereka berniat untuk mengadakan pesta untuknya, karena itu selama beberapa minggu ini teman-teman dari kazuto meminta kepadanya untuk menghabiskan waktu bersama, karena kazuto tidak akan kembali ke desa selama beberapa tahun, dan sebagai pengecoh agar kazuto tidak menyadari dengan pesta kejutannya karena selama ini dia selalu disibukan dengan orang-orang yang meminta waktunya, yang mana kazuto sama sekali tidak keberatan karena dia tahu jika mungkin teman-temannya ingin membuat kenangan sebelum kepergiannya.
"Hiyap," teriak seorang wanita yang baru saja menebas binatang di hutan, "oi kaguya, bukannya sudah cukup berburunya, ayo cepat kita kembali," kata teman kaguya yang berada di belakangnya.
"ya, ya, tunggu sebentar rena," kata kaguya yang membawa hasil buruannya untuk dijadikan sebagai santapan perpisahan untuk kazuto, tapi ketika itu kaguya tidak menyadari jika ada seseorang di belakangnya, dan membuatnya tidak sadarkan diri lalu membawanya pergi, rena yang melihat itu pun segera berlari secepat mungkin keluar dari hutan dan bersegera menuju desa, untuk meminta bantuan.
"Rena, apa yang terjadi, ?" Tanya salah satu pria dewasa di desa yang melihat wujud rena yang kewelahan dengan bajunya yang kusut yang menandakan jika dia sedang terburu-buru sampai dia melewati hutan dengan tergesa-gesa sampai dia tidak mengkhawatirkan sekitarnya.
"ka-kaguya, d-dia hah... hah.. dibawa oleh hah.. penculik," kata rena yang lalu setelah itu pingsan karena kelelehan, sedangkan orang-orang yang mendengarkan itu menjadi panik jika salah satu dari orangnya telah diculik, kazuto sendiri juga sempat mendengar pembicaraan mereka dan segera berlari menuju rumahnya untuk mengambil pedang, dan berlari menuju hutan dimana kaguya diculik.
"Baiklah, semuanya sudah selesai," kata seorang pria yang membawa kaguya, sampai dia mendengar suara langka kaki yang bergerak cepat menuju arahnya, "sial, tidak masalah lagipula aku juga sudah memasukannya, aku akan melihat perkembangannya suatu hari nanti," katanya yang ketika itu kazuto telah tiba di depan pria tersebut.
"Aku tak menyangka jika ada yang datang," kata orang yang menculik kaguya yang saat ini mencoba mencari kesempatan untuk kabur dari kazuto sambil menyiapkan sesuatu.
"sebenarnya siapa kau dan apa yang kau lakukan pada kaguya, ?" Tanya kazuto yang melihat ke arah pria itu dengan tatapan marah.
"perkenalkan namaku adalah wilson vondecker aku adalah peneliti ilmu sihir, tapi untuk kelanjutannya akan lebih baik jika kau tidak tahu, dan alasan kenapa aku menculik temanmu ini, karena anak ini adalah ******," katanya yang membuat mata kazuto terbelalak dan dia pun menjadi marah karena temannya diculik hanya karena alasan yang tidak masuk akal.
Tanpa ragu kazuto pun berlari menuju wilson dengan pedang siap untuk menebasnya, sampai pria itu tersenyum yang membuat kazuto menjadi ragu dan ketika itu tangan dari sang ilmuwan menjadi bercahaya berwarna ungu, kazuto berniat untuk menghentikan langkahnya tapi dalam sekejap wilson berada di depan kazuto dan menekan perut kazuto dengan tangannya yang saat itu mengeluarkan sinar ungu, "***** ********" katanya yang menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh kazuto dan ketika itu kazuto menjadi lemas seakan-akan seluruh kekuatan dalam tubuhnya menghilang dan dia pun tidak sadarkan diri.
Beberapa hari setelah kejadian itu, kazuto terbangun di kamarnya dengan keadaan sedikit lemas karena tidak sadarkan diri selama beberapa hari, "a-apa.. yang.. terjadi, ?" Tanya kazuto yang sedikit lemas dan mencoba untuk untuk bangun yang ketika itu disadari oleh ayahnya dan membantunya untuk berdiri.
"Para warga menemukanmu tidak sadarkan diri di hutan bersama dengan kaguya, kazuto beritahu ayah sebenarnya apa yang terjadi, ?" Tanya ayah kazuto dan kazuto mulai menceritakan awal kejadian sampai akhir dan ayahnya hanya menganggukan kepala lalu pergi dari ruangan.
Setelah ayah kazuto keluar dari kamar tiba-tiba suara langkah kaki terdengar menuju ruangannya, dia adalah teman-teman dari kazuto yang ketika itu langsung masuk dan melihat keadaannya.
"Kazuto kau tidak apa-apa, ?" Kata teman kazuto yang khawatir dengan kazuto karena sudah jelas karena ketika itu kazuto kembali ke desa dalam keadaan tidak sadarkan diri.
"Jangan khawatir, aku tidak apa-apa," kata kazuto yang merasa sedikit lemah dan melihat ke arah teman-temannya dan menyadari ada seseorang yang menghilang, "ngomong-ngomong dimana kaguya, ?" Tanya kazuto yang khawatir, sebelumnya dia tidak sempat untuk melihat keadaan kaguya karena dia tidak sadarkan diri karena ilmuan sialan itu.
"Soal itu dia tidak apa-apa," kata salah satu temannya, "dia sudah bangun dari tempat tidurnya tapi aku rasa kau harus melihatnya sendiri," jelasnya yang setelah itu membantu kazuto untuk berdiri dan membawa ke kamar dimana kaguya berada.
Mereka pun melewati koridor sambil membawa kazuto dan akhirnya sampai di kamar kaguya berada, ketika itu kazuto jadi mengerti dengan maksud dari perkataan temannya jika dia harus melihatnya sendiri, kaguya yang dia lihat di kasur dengan kaguya yang selama ini dia lihat memiliki penampilan yang benar-benar berbeda bahkan aura yang dikeluarkan juga sedikit berbeda, yang pertama adalah kulitnya yang saat ini menjadi lebih putih dari kulitnya yang biasa, lalu yang paling menonjol dari semua itu adalah rambutnya yang awalnya berwarna sepenuhnya hitam, sekarang sebagiannya telah berubah menjadi putih yaitu bagian di sekitar telinga kanannya ke bawah.
"Kazuto, kau tidak apa-apa, ?" Tanya kaguya yang terkejut jika ada orang yang mengunjungi ruangannya karena dia pikir karena kazuto sudah bangun orang-orang akan pergi mengunjunginya, dan membiarkannya untuk beristirahat.
"Ya, aku tidak apa-apa, aku dengar dari yang lain ada sesuatu yang terjadi padamu jadi aku meminta yang lain untuk membantuku untuk kemari," kata kazuto yang masih dibantu untuk berdiri oleh temannya.
"Dasar kau ini, aku sudah tidak apa-apa, coba kau lihat," kata kaguya yang mengangkat tangan kanannya dan menunjukkan ototnya yang ketika itu dipegang tangan kirinya.
"Ngomong-ngomong apa yang terjadi, ?" Tanya kazuto yang melihat perubahan aneh kaguya.
"Oh, aku tidak tahu jujur saja ini terjadi tiba-tiba ketika aku terbangun, kata yang lain jika tubuhku berubah menjadi seperni ini setelah aku dibawa dari hutan," jelas kaguya yang memegangi bagian rambutnya yang berubah menjadi warna putih, yang jelas tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhnya, bahkan dia sendiri terkejut ketika melihat kulitnya yang berubah menjadi lebih putih dan rambut bagian kanannya juga berubah berwarna putih.
Kazuto pun tidak menanyakan apapun lagi dan meninggalkan ruangan untuk beristirahat, sama halnya dengan kaguya yang juga kembali beristirahat, lalu di pagi harinya kazuto keluar dari rumahnya dan berkeliling untuk melihat desa untuk terakhir kalinya karena ini adalah hari terakhirnya di desa tersebut, tentu ketika itu dia tidak menyadari jika para penduduk desa sedang menyiapkan pesta perpisahan untuknya lalu ketika itu pun kaguya membawa kazuto menuju ruangan di salah satu rumah warga desa, dan ketika itu, "kejutan," kata semua orang yang ada di ruangan tersebut yang membuat kazuto terkejut karena semua orang membuat perayaan ini untuknya, lalu mereka pun berpesta sepanjang malam untuk mengingat momen ini.
Di pagi harinya, kazuto pun membawa berbagai hal di dalam tasnya dan pergi menuju luar rumahnya dimana ayahnya menunggunya lalu kazuto pun pergi menuju luar desa dimana sudah ada kereta kuda yang menunggunya, dia pun langsung naik ke kereta dimana dia melihat beberapa penumpang dari desa lain yang juga berniat pergi menuju ibu kota.
"Baiklah aku berangkat dulu ayah," kata kazuto yang melihat desanya untuk terakhir kali.
"Baik, selamat jalan," katanya yang menyilangkan tangannya dan mengucapkan selamat tinggal pada anaknya untuk melihat seperti apa dunia, setelah itu kereta kuda yang membawanya akhirnya bergerak, membawanya meninggalkan tanah kelahirannya,
'aku berjanji aku akan kembali,' pikir kazuto yang akhirnya mengalihkan pandangannya dan fokus menuju tujuannya sampai suatu suara menarik perhatiannya, dia pun mengalihkan pandangannya menuju arah suara yang dia dengar dan melihat sosok dari teman-temannya
"Kazuto, sampai berjumpa lagi," teriak temannya yang melambaikan tangan ke kazuto, ada beberapa yang menangis dan ada juga yang memaksakan diri untuk tertawa dengan kepergian kazuto.
"Ya, suatu hari nanti aku akan kembali," teriak kazuto yang membalas lambaian mereka dan tersenyum dengan membuat janji jika suatu hari nanti akan kembali.
Beberapa hari telah berlalu sejak kazuto pergi menuju ibu kota, saat ini kazuto sedang berada di suatu rumah makan di dekat ibu kota hexion dimana hanya tinggal beberapa hari sampai dia sampai disana.
Dia juga mendapatkan pesan dari ayahnya untuk pergi menemui seorang bernama leon di ibu kota, dia berharap jika dia bisa segera sampai disana karena saat ini dia hampir kehabisan uang.
"M-maaf hah.. tapi tolong hah.. bantu saya," teriak seorang gadis yang tiba-tiba masuk ke rumah makan untuk meminta tolong dengan keadaan yang terengah-engah, dia memakai semacam jubah yang menutupi pakaiannya dengan wajah yang sedikit kotor dan berkeringat, dia memiliki rambut berwarna ungu panjang yang terlihat berantakan, disaat itu dia terus berdiri sampai salah satu dari pelayan rumah makan itu datang dan menanyakan apa yang terjadi kepadanya.
"T-tolong temanku berada dalam bahaya, sebuah monster sedang menyerangnya, saya mohon tolong bantu mereka," katanya yang membungkukkan kepalanya dengan harapan jika ada orang yang mau membantunya tapi kenyataannya tidak ada orang yang mau mengulurkan tangan untuk membantunya melainkan hanya memalingkan wajah mereka seolah-olah tidak mendengarkan ucapan sang gadis, tanpa mengatakan apapun gadis itu meninggalkan rumah makan tersebut sambil menangis sedangkan orang-orang yang melihatnya hanya dapat melihat ke bawah karena ketidakberdayaan mereka untuk membantu, kazuto sendiri mengerti jika monster bukanlah makhluk biasa.
Mereka adalah makhluk yang tidak bisa dilawan oleh warga biasa karena kemampuan mereka yang melebihi fisik manusia, monster bisa diklasifikasikan dengan tingkatan mereka dari kelas F sampai kelas S, kelas F dimana monster itu bukanlah ancaman bagi manusia dan dapat dengan mudah dibunuh dengan senjata ataupun tangan kosong, contohnya sendiri adalah slime, sedangkan kelas S adalah monster yang berada pada level yang cukup untuk mengancam suatu negara, contoh dari monster ini adalah naga muda.
Tapi meskipun dengan fakta itu kazuto merasa tidak enak jika dia tidak melakukan sesuatu untuk membantu meskipun tidak akan ada yang menyalahkannya jika dia tidak melakukan apa-apa, tapi dia berbeda, lalu dia pun pergi keluar mencari gadis tersebut dan dia menemukannya sedang meminta tolong pada para warga, "oi, dimana temanmu berada, ?" Tanya kazuto yang setelah itu sang gadis pun berlari menuju hutan dimana kazuto melihat seorang pelayan yang memegang pedang dengan keadaan sedikit terluka karena bertarung dengan sekumpulan goblin.
'Baiklah, ayo maju,' pikir kazuto yang mempercepat langkahnya dan menebas kepala goblin, lalu setelah itu kazuto pun melepas tangannya dari pedang yang masih tertancap pada tubuh goblin dan menyerang goblin lain yang ketika itu masih terkejut karena salah satu dari mereka terbunuh, kazuto pun menggunakan kesempatan itu untuk mengambil jarak dan mengambil pedang yang sedikit tertancap pada tubuh goblin pertama yang dia bunuh, tapi ketika itu salah satu goblin berlari ke arah kazuto dengan gada yang mengincar kepalanya.
"Awas," teriak sang gadis dan pelayan yang melihat kazuto yang hampir terkena pukulan gada di kepalanya, tapi beberapa inci sebelum mengenai kepalanya kazuto bergerak lebih cepat dari sebelumnya dan berhasil menghindarinya lalu menusukkan pedangnya ke arah goblin yang mencoba menyerangnya, ketika itu sisa para goblin yang melihat kejadian itu menjadi takut dan melarikan diri menuju hutan, meninggalkan kazuto serta gadis dan pelayan itu.
"Maaf membuat kalian khawatir, apa kalian tidak apa-apa, ?" Tanya kazuto yang melihat jika sang pelayan mendapatkan luka walaupun tidak serius tapi dengan keadaannya dia tidak akan bisa untuk mengendarai kereta.
"Ya, kami tidak apa-apa," katanya yang menundukkan kepala yang menunjukan rasa terima kasihnya, begitupula dengan gadis di sampingnya.
"Maaf atas ketidaksopanannya, perkenalkan nama saya adalah sebastian, saya adalah pelayan keluarga duke elinstein, dan nona ini adalah putri sekaligus pewaris keluarga elinsten.." kata sebastian yang setelah itu gadis tersebut memperkenalkan dirinya.
"Karnatia elinstein, senang bertemu denganmu, ano.." katanya yang mencoba untuk memangil kazuto karena dia tidak mengetahui namanya, karena sebelumnya mereka berdua terlalu fokus untuk menyelamatkan seseorang.
"Oh, namaku kazuto, kazuto yuki," kata kazuto yang setelah itu dia bertanya mengenai awal dari kejadian kenapa keluarga duke bisa berada di hutan ini, sebastian pun mulai menjelaskan semua dari awal dimulai dari awal dimulainya kejadian ini sampai dimana mereka bertemu dengan kazuto.
"Jadi apa kalian dapat pergi menuju ibu kota sendirian, ?" Tanya kazuto yang merasa khawatir, kondisi dari sebastian sendiri juga tidak terlalu baik, apalagi ibu kota masih sekitar 2-3 hari lagi dari sini, ditambah dengan kejadian tadi kazuto tidak yakin jika mereka dapat melanjutkan perjalanan sendiri, kazuto pun melirik ke arah karnatia dan dia sendiri tidak yakin jika karnatia dapat mengendarai kuda apalagi menjadi kusir untuk kembali ke ibukota.
"Dilihat dari kondisi kereta kuda kami yang masih baik-baik saja, kami yakin jika kami bisa sampai ke ibu kota dengan selamat jika tidak ada masalah, tapi yang menjadi masalah adalah kondisi saya yang tidak mampu untuk menjadi kusir" kata sebastian yang merasa malu atas ketidakmampuannya.
"Jika anda tidak keberatan, saya bersedia untuk mengantar anda sampai ibu kota hexion," kata kazuto yang menawarkan kepada mereka, jujur saja ini merupakan kesempatan yang bagus untuknya karena saat ini dia hampir kehabisan uang dan sebastian sendiri mengatakan jika kereta mereka dapat bergerak lebih cepat dari kereta biasa jadi dia yakin jika mereka dapat sampai kesana lebih cepat, lagipula kazuto sendiri memiliki pengalaman dalam mengendarai kuda di desanya, jadi akan lebih menguntungkan kedua belah pihak jika dia menawarkan untuk membantu.
"Begitu, apa kau tidak keberatan kazuto, kami sudah cukup merepotkanmu, ?" Tanya karnatia kepada kazuto.
"Saya tidak masalah nona karnatia," kata kazuto yang menunjukkan kesopanannya karena dihadapannya adalah seorang bangsawan dengan pangkat yang tinggi, lagipula saat ini dia juga berniat untuk pergi menuju ibukota hexion dan tinggal bersama dengan seseorang bernama leon, karena itu akan lebih menguntungkan untuk bisa datang lebih cepat, dan mengenal beberapa orang lebih awal.
"Katia, panggil aku dengan itu, lalu tolong hilangkan nonanya, aku tidak suka dipanggil dengan sebutan itu," kata katia yang menunjukkan ketidaksukaannya dengan honorifik.
"Kalau begitu baiklah no- katia," kata kazuto yang hampir memanggilnya dengan honorifik sampai katia memberikannya tatapan tajam.
"Ya," kata katia yang senang dipanggil namanya dengan menunjukkan senyuman, "lalu ngomong-ngomong bagaimana kau bisa secepat itu, apa kau petualang, ?" Tanya katia yang penasaran dengan bagaimana kazuto menjadi lebih cepat dalam sekejap, itu mengingatkannya dengan gerakan dari ksatria yang dilatih keluarganya.
"Tidak, aku bukan petualang," kata kazuto yang mengingat kejadian yang terjadi beberapa menit yang lalu, 'ketika itu aku berniat untuk menahan serangan gada itu dengan pedangku, tapi entah kenapa gerakan goblin itu menjadi lebih lambat, sehingga aku punya waktu untuk menghindarinya' pikir kazuto yang tidak tahu bagaimana semua itu terjadi.
"Ya aku rasa itu tidak penting, lagipula kau telah menolong kami dan itu sudah lebih dari cukup," kata katia yang lalu setelah itu kazuto keluar dari hutan menuju rumah makan dimana dia mengatakan kepada pemilik kereta kuda jika dia akan naik kereta lain dan meminta maaf karena telah merepotkan, sang kusir kuda sendiri hanya tersenyum dan menyerahkan 1 uang perak kepada kazuto yang lalu mengatakan jika biaya untuk pergi menuju ibu kota adalah seharga 2 perak dan karena kazuto hanya menaiki kereta setengah jalan maka dia mengembalikan uang itu kepada kazuto, kazuto hanya berterima kasih kepada kusir tersebut dan pergi menuju hutan dimana dia akan membantu katia kembali ke keluarganya.
Beberapa hari setelah itu kazuto, katia dan sebastian berhasil mencapai ibukota dengan selamat, kazuto sempat melihat pemandangan di ibukota dan dia harus katakan jika suasana di ibukota benar-benar berbeda, banyak orang-orang yang berjualan di sepanjang jalan, dimulai dari kebutuhan sehari-hari, seperti makanan dan minuman, sampai keperluan yang lain, kazuto terus mengendarai kudanya melewati kerumunan dimana dia mendapatkan tatapan dari para penduduk disana, jujur saja tatapan itu membuat kazuto sedikit tidak nyaman tapi mengingat jika kereta yang di tunggangi adalah kereta dari seorang duke dia berpikir jika ini adalah hal yang biasa.
Kazuto pun terus mengendarai kudanya menuju arah yang telah diinstruksikan oleh sebastian, dan dia sampai di pagar rumah elinstein, 'ini bahkan lebih besar dan lebih luas desaku, ternyata seorang duke benar-benar hebat,' pikir kazuto yang melihat pintu gerbang besar keluarga elinstein yang saat itu dibuka dan menunjukkan puluhan ksatria berseragam putih dengan mantel biru di punggung mereka yang memiliki lambang keluarga elinstein yang berarti jika itu menandakan jika mereka ksatria ini adalah ksatria keluarga elinstein.
"Maaf, tapi ada urusan apa anda dengan keluarga elinstein, ?" Tanya salah satu ksatira tersebut yang melihat kazuto dan kereta yang dia kendarai sambil menaruh tangannya di gagang pedangnya, berjaga-jaga jika saja pria itu melakukan sesuatu, tapi ketika itu pintu dari kereta itu terbuka yang menunjukkan putri dari keluarga tersebut, sang ksatria tersebut menurunkan senjatanya karena sepertinya ini hanyalah kesalahpahaman dan ketika itu mata dari sang ksatria menjadi terbelalak ketika melihat tubuh dari pelayan dari nona mudanya terluka dia pun membuat perkiraan jika pria tersebut membantu mengantarkan mereka, lalu memerintahkan kstaria yang lain untuk mundur dan membiarkan dia masuk, "maaf atas ketidaknyamanannya, silakan masuk," katanya yang membungkuk dan membiarkan kazuto melewati gerbang dan membawa kereta itu menuju rumah katia.
Sesampainya mereka di depan rumah, tiba-tiba sebuah pintu terbuka dimana seorang wanita dengan rambut ungu panjang yang mirip dengan katia berlari ke arahnya dan memeluknya dengan erat, sambil mengeluarkan air mata, "oh, sayang aku pikir aku tidak akan melihatmu lagi," katanya yang setelah itu katia mengelus kepala orang itu untuk menenangkannya.
Lalu setelah itu seorang pria dengan rambut berwarna pirang dengan jenggot dan kumis dimukanya muncul dan berkata "kau membuat kami khawatir katia, aku harap kau dapat menjelaskan semua ini," katanya yang membuat katia mengangguk tanpa mengatakan apapun dan mengalihkan pandangannya ke arah kazuto.
"Namaku adalah theodor elinstein, terima kasih atas bantuanmu kepada putriku, keluarga kami berhutang padamu," katanya yang membungkukkan kepalanya, yang membuat para pelayan sedikit panik dengan duke mereka yang tiba-tiba menundukkan kepala kepada orang yang tidak dikenal.
"Tolong berdirilah, saya merasa tidak enak jika anda membungkukan kepala saya cuma melakukan apa yang saya pikir itu benar," kata kazuto kepada sang duke yang ketika itu juga mengenalkan istrinya kepada kazuto, jujur saja kazuto menganggap ketika pertama melihat wanita itu adalah saudara dari katia karena dia terlihat sangat muda, lalu sang duke mengatakan kepadanya jika dirinya dan istrinya menikah ketika usia mereka 15 tahun, karena itu kebanyakan orang khususnya warga menganggap jika katia adalah adik dari istrinya padahal dia adalah ibunya, pernikahan muda dalam kerajaan juga sering terjadi raja saat ini juga menikah muda ketika umurnya 10 tahun dengan ratunya.
"Baiklah saya rasa saya pergi dulu," kata kazuto yang berniat untuk pergi meninggalkan kediaman duke sampai suatu tangan menghentikannya, kazuto pun mengalihkan pandangannya dan melihat katia dengan wajahnya yang kesal mengharapkan jika kazuto tinggal lebih lama.
Orang tua dari katia yang melihat itu hanya dapat terkekeh karena mereka tidak pernah melihat sikap ini dari anaknya yang seoerti itu, mereka cukup khawatir jika anaknya yaitu katia terlalu serius sehingga dia tidak memiliki banyak teman seumurannya, keluarga elinstein adalah keluarga kerajaan hexion yang berpangkat seorang duke, hal itu dikarenakan kontribusi dari leluhur mereka yang bertarung melawan monster yang mengancam negara mereka ratusan tahun yang lalu, keluarga tersebut ahli dalam sihir elemen dan tidak hanya tergantung dalam satu elemen saja, api, air, tanah, petir dan angin merupakan kemampuan yang keluarga tersebut miliki, ada juga dari leluhur mereka yang dapat menggunakan elemen gabungan dimana mereka dapat menggabungkan kedua jenis elemen dan menciptakan elemen baru.
Dan katia sendiri adalah seorang penyihir berbakat dalam sihir di bidang api, bakatnya sendiri sangat besar karena dia mampu untuk menciptakan bola api dalam sekali coba dan lebih besar dari kebanyakan pemula, tapi karena bakatnya itu banyak orang yang mencoba untuk memanfaatkannya, salah satunya dengan mencoba untuk menikahkannya dengan anak mereka melalui pernikahan politik tapi sang duke berhasil membatalkan pernikahan itu dan mengatakan jika anaknya tidak akan menikah dengan orang yang dia tidak cintai, karena itu saat ini katia selalu mengucilkan diri dari orang-orang karena takut untuk dimanfaatkan, tapi saat ini anaknya mencoba untuk lebih terbuka terhadap seorang pria di depannya, tentu saja ketika melihat itu sang duke tidak berniat untuk melewatkannya, hanya orang bodoh yang akan melakukan itu.
"Nak kazuto jika kau tidak keberatan, apa kau bersedia untuk menginap semalam di tempat kami," tawar sang duke kepada kazuto yang membuatnya terkejut karena kazuto berniat untuk segera mencari orang yang dibicarakan oleh pamannya, tapi setelah dia pikir-pikir kembali mungkin duke dapat membantunya mencari orang tersebut.
"Baiklah kalau begitu, mohon bantuannya," kata kazuto yang menundukkan kepalanya menerima tawaran sang duke, lalu dia pun dibawa berkeliling oleh pelayan wanita, sedangkan katia sendiri masih harus menjelaskan mengenai apa yang terjadi dan sebastian dia sedang mendapatkan perawatan, pelayan tersebut lalu menunjukkan berbagai tempat di rumah sang duke, dimulai dari ruang makan, kamar mandi, arena pelatihan, taman dan perpustakaan, lalu kazuto terus berjalan sampai dia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya, yaitu sebuah patung batu laki-laki yang memakai sebuah jubah dan baju perang, "anda tertarik dengan patung ini tuan kazuto, ?" Tanya pelayan yang mendekati kazuto yang melihat sebuah patung.
"Ya, sebenarnya siapa dia, ?" Tanya kazuto yang menunjuk ke arah patung di taman itu, tapi dia sendiri kurang lebih sudah mengerti identitas dari orang yang dibuatkan patung tersebut, dan dia yakin jika orang ini adalah orang yang sangat penting
"Dia adalah pendiri sekaligus duke pertama dari keluarga elinstein, ronald elinstein," kata pelayan tersebut kepada kazuto yang mendapatkan anggukan darinya, setelah itu mereka melanjutkan tur mereka dimana di waktu sudah sore hari dan waktu sudah mendekati makan malam.
"Saya rasa sudah cukup turnya malam ini, silakan ikuti saya," katanya yang membawa kazuto menuju kamar mandi dan mengatakan untuk membersihkan dirinya sebelum makan malam, dan memberikannya semacam pakaian bersih yang berupa celana hitam dengan baju berwarna putih, kazuto lalu mengenakan pakaian tersebut dan mengikuti pelayan menuju ruang makan dimana keluarga duke telah menunggu kazuto.
"Silakan dimakan," kata sang duke yang setelah itu mereka memakan hidangan itu, kazuto mengambil sayuran dan daging yang disediakan lalu memakannya, sambil melakukan percakapan dengan katia yang berada di di sampingnya.
"Ngomong-ngomong kazuto, apa tujuanmu datang ke ibukota, ?" Tanya katia yang penasaran dengan tujuan kazuto datang ke ibukota, bukannya tidak biasa tapi katia sering bertemu dengan banyak orang yang datang dari desa menuju ibukota untuk berbagai alasan, salah satunya adalah mencari pekerjaan atau menemui kerabat, tapi menurut sudut pandang katia kazuto tidak terlihat seperti orang yang berniat untuk mencari pekerjaan di ibukota.
"Saya berniat untuk mendaftar di akademi hexion," kata kazuto yang dengan segera menarik perhatian duke, sampai dia menahan garpu yang berisi daging yang ingin dia santap mencapai mulutnya.
"Akademi hexion kau bilang, nak kazuto jika boleh bertanya berapa umurmu, ?" Tanya sang duke yang ketika itu meletakkan garpunya dan menatap kazuto.
"Saya 13 tahun tuan," kata kazuto kepada sang duke, sang duke sendiri sempat terdiam sampai dia menanyakan beberapa hal lagi, dan ketika itu kazuto pun mengeluarkan sesuatu dari tasnya yaitu sebuah surat rekomendasi dari sekolah tersebut, setelah itu sang duke tidak menanyakan apapun lagi, dan mereka pun melanjutkan makan malam mereka.
Di malam harinya, sang duke dan istrinya meminta kazuto untuk tinggal semalam dan menyuruh pelayan untuk menyiapkan kamar untuk tamu kepada kazuto untuk tidur, di saat itu juga sang duke masih berada di dalam kantornya menyelesaikan sisa pekerjaan yang tersisa lalu berjalan mendekati jendela memandangi langit malam yang disinari oleh cahaya bulan dan tersenyum, 'sepertinya ini akan menjadi menarik,' pikir sang duke yang mengingat surat rekomendasi dari akademi hexion kepadanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!