Reinkarnasi Menjadi Pangeran Terbuang
.
.
Kehidupan mewah dan glamor adalah hal yang biasa bagi Jaden, karena dia adalah salah satu aktor terbaik dan populer, bagi di negaranya maupun secara internasional.
Sejak kecil dia sudah berada di dunia hiburan, menjadi idola, memiliki banyak penggemar, di sangat terkenal.
Hidup susah tidak pernah terlintas dalam benaknya akan dia rasakan.
Akan tetapi, rasa dikhianati itu begitu besar dia rasakan saat orang yang dia anggap dekat dan dia percayai sepenuhnya, yaitu managernya sendiri, tega mengkhianatinya.
Bukan hanya membawa kabur uang-uang Jaden, dia juga menyebarkan rumor buruk yang membuat Jaden dibenci banyak orang.
Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah yang Jaden alami.
Kehidupannya yang mewah dan indah runtuh begitu saja.
Dia tidak bisa menghadapi semuanya dengan kepala dingin, dia memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan loncat dari gedung agensi yang dia besarkan dengan namanya susah payah.
Jaden pikir, dengan dia meninggal semua beban beratnya telah menghilang, namun dia salah besar.
“Aku dimana ini?” gumamnya, sambil melihat ruangan putih seakan tak berujung yang dia tempati.
“Apa sekarang kamu puas?”
Jaden segera mencari sumber suara, namun dia tidak dapat menemukan apapun.
“Siapa itu?” tanya Jaden ketakutan.
Apa ini di rumah sakit? Tapi tidak mungkin rumah sakit seperti itu, lagipula, Jaden saja tidak bisa merasakan dirinya sendiri.
Mungkin ini mimpi.
“Kamu tidak perlu tahu siapa aku, yang pasti, kamu harus menjawab pertanyaanku, apa kamu puas setelah bunuh diri loncat dari gedung?”
Jaden kembali duduk dan terdiam.
Apakah dia sudah puas?
Tidak, dia tidak puas.
Apakah dia menyesal?
Tidak, dia juga tidak menyesal.
Jaden tidak tahu apa yang telah dia lakukan, entahlah.
“Sebenarnya kamu masih bisa hidup lama dan bahagia jika mau bersabar sebentar saja, lihat ini!”
Tiba-tiba tembok putih di depan Jaden mengeluarkan gambar.
Disana terdapat vidio dan berita tentang dirinya.
Jaden yang bunuh diri menjadi trending dimana-mana, banyak orang merasa kehilangan sosoknya yang tampan dan menjadi dambaan setiap wanita. Kebaikan Jaden yang dulunya selalu dipandang sebelah mata kini dikenang dan ditangisi.
Manager juga telah ditangkap dan diadili, rumor buruk tentang Jaden juga telah lenyap.
“Kamu hanya mendapat sedikit kesusahan, tapi kamu sudah memutuskan untuk mengakhiri hidupmu, kesakitan yang kau alami itu tidak ada apa-apanya, karena itu aku akan memberimu kesempatan hidup kembali, kamu harus merasakan bagaimana rasanya hidup dari bawah.”
“Apakah aku akan bereinkarnasi?” tanya Jaden.
“Ya, begitulah, tapi tidak di duniamu yang dulu, melainkan dunia lain.”
Jaden mengernyitkan dahinya, “ada dunia lain? Dunia seperti apakah itu?”
“Kamu akan mengetahuinya setelah sampai sana, sekarang, kamu pejamkan matamu, Jaden.”
Jaden yang sudah lebih tenang itu memejamkan matanya. Namun, dia tidak dapat merasakan apapun.
Semuanya gelap.
Kosong.
Hingga beberapa saat kemudian, dia dapat merasakan berbagai suara, dia pun dapat merasakan tubuhnya sendiri.
Perlahan dia membuka kelopak matanya, lalu dia berkedip-kedip untuk menyesuaikan dengan kondisi di sekitarnya.
Dia segera menguap lalu merenggangkan otot – hmmm?
“Tanganku kecil sekali,” gumam Jaden.
Dia menatap kedua tangan mungilnya yang putih dan chubby.
Jaden turun dari ranjang kecil yang dia duduki, kemudian berjalan menuju cermin besar yang berdiri di tembok.
Dahi Jaden mengernyit melihat cermin kotor tersebut.
“Apa-apaan ini?”
Setelah dia menemukan kain yang berserakan, dia pun membersihkan cermin itu semampunya, sampai dia bisa melihat pantulan dirinya sendiri di cermin.
Jaden melongo melihat dirinya.
Tubuh gemuk mungil, dengan kulit putih pucat halus seperti porselen, rambut hitam legam dan mata hijau cemerlang. Bocah di dalam cermin sangat menggemaskan dengan pipi chubby, matanya terlihat sipit karena tertelan pipinya sendiri, hidung mancung yang mungil.
“Imut banget bocah ini...” gumam Jaden.
Krieekkk.
Jaden segera berbalik, melihat pintu kamarnya terbuka, lalu masuklah seorang maid paruh baya yang terlihat ramah dengan senyuman manis. Sebenarnya dia cantik, dengan rambut coklat madu, dan mata coklat.
“Pangeran sudah bangun? Maaf atas kecelakaan tadi, pangeran baik-baik saja kan?” tanya wanita tersebut.
Jaden mengangguk pelan, “aku baik-baik saja, bibi.”
Wanita itu sangat terkejut saat Jaden memanggilnya bibi, tidak biasanya dia yang seorang pelayan rendahan itu dipanggil bibi.
Sepertinya ada yang aneh dengan pangerannya ini.
Bibi tersebut menarik Jaden pelan agar kembali duduk di ranjang usang yang sudah dibersihkan bibi pelayan sebelumnya.
“Pangeran sungguh baik-baik saja?” tanya bibi pelayan.
Jaden menatap bibi tersebut dengan tatapan bingung yang menggemaskan.
“Aku baik, tidak merasakan sakit atau apa kok, bibi tidak perlu khawatir” Ucap Jaden.
Bibi pelayan kembali terkejut dengan ucapan sopan sang pangeran.
“Kenapa pangeran memanggilku bibi? Pangeran juga lebih sopan dari biasanya, jika
pangeran bisa bersikap sopan seperti ini, pangeran tidak tidak akan dibuang disini kan?”
Jaden mengedip-ngedipkan matanya kecilnya.
“Jadi, aku dibuang di tempat ini?” tanya Jaden bingung, malah membuat bibi pelayan lebih bingung lagi.
“Pangeran lupa jika pangeran dibuang disini?”
Jaden mengedipkan mata kecilnya lagi lalu menggeleng pelan, “tidak, Bi.”
“Baiklah, saya akan bertanya, nama pangeran siapa?”
Jaden terdiam, karena dia tidak bisa menjawabnya, jadi dia menggeleng pelan.
“Pangeran tidak ingat?”
Jaden mengangguk.
Bibi tiba-tiba berkaca-kaca, kemudian memeluk Jaden erat.
“Kasihan sekali pangeran, sudah tidak bersalah, dituduh yang tidak-tidak, dibuang ke
pinggir kota, lalu sekarang tidak mengingat apapun, pasti terjadi sesuatu dengan kepala pangeran saat kecelakaan kereta kuda tadi kan? oh pangeran kecilku!”
Jaden yang tidak mengerti apa-apa sekarang mulai paham, jika dia adalah seorang pangeran dan sedang dibuang karena alasan tertentu.
Jaden melonggarkan pelukan bibi pelayan, lalu menghapus air mata bibi dengan jemari
mungilnya, “bibi jangan menangis, tubuhku sehat kok,” ucap Jaden.
Bibi pelayan tidak bisa menahan dirinya, dia kembali menangis lalu memeluk Jaden kembali.
Dengan sendirinya, bibi pelayan kemudian menceritakan siapa Jaden di dunia itu.
“Pangeran ini adalah pangeran Christopher Jaden Whitebold, dari kerajaan Whitebold. Anda adalah putra dari putri kesayangan Raja, yaitu putri Ashlyn. Namun, karena putri Ashlyn jatuh cinta pada pangeran dari kerajaan manusia serigala, tragedi itu terjadi. Kerajaan manusia di dunia ini tidak menyukai kerajaan dari bangsa lain, terutama bangsa Iblis, monster, dan termasuk manusia serigala, bahkan wilayahnya saja dibagi-bagi. Sekarang ini, meski kekaisaran sedang berusaha mendamaikan semua bangsa, tetap saja banyak manusia tidak suka dengan bangsa lainnya.
Peperangan sempat terjadi, meski kemudian di damaikan kekaisaran. Mereka berdamai asalkan putri Ashlyn tidak dibawa kerajaan Blackwolf, yaitu kerajaan manusia serigala. Jadi putri Ashlyn tetap di kerajaan Whitebold, melahirkan pangeran Chris. Awalnya semua baik-baik saja, sampai ketika putri Ashlyn meninggal setelah mengetahui pangeran dari Blackwolf kekasihnya akan dinikahkan dengan putri lain, putri Ashlyn sakit-sakitan dan meninggal.
Sejak saat itu pangeran Chris tidak dianggap, pangeran dan putri lain selalu menganggap pangeran lebih rendah. Puncaknya adalah dua hari lalu, saat pangeran Chris tidak tahan dengan hinaan mereka dan balik melawan. Namun, Raja atau kakek pangeran, tidak percaya dengan pangeran, hingga keputusan ini ditentukan, yaitu pangeran Chris harus pergi dari kerajaan dan tinggal disini sampai waktu yang ditentukan, tapi kami sangat khawatir pangeran tidak akan kembali ke istana.”
Bibi pelayan bercerita dengan air mata berderai, membuat Jaden sakit hati melihatnya. Ternyata pangeran Chris yang masih kecil mungil menggemaskan ini
sudah mendapatkan cobaan yang berat. Padahal, dia tidak salah apapun.
“Kenapa mereka membenciku, bibi?”
“Maaf pangeran, tapi itu karena pangeran memiliki darah manusia serigala, jadi orang-orang istana selalu menganggap pangeran monster, maaf mengatakan ini pada
pangeran, tapi kami tidak pernah menganggap pangeran itu monster, pangeran manusia seperti yang lainnya,” ucap Bibi, masih menangis sambil mengusap air
matanya sendiri dengan sapu tangan lusuh yang dia bawa.
Jaden tersenyum, “aku tidak masalah mau mereka memanggilku monster atau apa, Bi, jadi jangan menangis, hidup di tempat baru tidak ada salahnya, kita bisa memulai hidup baru disini.”
Bibi terharu mendengar ucapan bijak sang pangeran.
“Oh iya Bi, jangan panggil aku pangeran mulai sekarang, panggil saja aku Jaden.”
Karena bibi berpikir pangerannya melakukan itu untuk melupakan hal yang menyakitkan,
jadi dia menurut saja, dia pun mengatakan hal itu pada pelayan yang lainnya.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Yahya
apakah ini cerita tentang membangun kerajaan menarik untuk diliat
2022-10-15
2
Yahya
welcome back author
2022-10-15
1
Mayya_zha
sepertinya Jaden hilang ingatan
2022-10-14
2