Membeli lahan

.

.

“Rumah ini memang berada di pinggiran kota, namun masih dekat dengan kota, hanya perlu berjalan selama sekitar sepuluh menitan, selain itu rumah ini juga memiliki lahan yang luas, apalagi lahannya sangat subur, cocok sekali dengan pertanian” ucap seorang pria, yang katanya juga agen tanah dan bangunan kekaisaran, namun dia jauh lebih ramah daripada agen yang sebelumnya.

Pria itu bahkan mengantarkan Jaden dan Selen ke semua tempat yang direkomendasikan. Mungkin pria itu mengenal Selen, berhubung Selen adalah putri bangsawan disana juga. Jaden masih belum peka jika Selen adalah putri Kaisar.

“Rumah ini bagus sekali, Jaden!” ucap Selen.

“Mau melihat ke dalam rumah juga?” tawar pria agen.

Jaden mengangguk setuju, mereka pun berjalan memasuki rumah dan melihat-lihat. Di dalam rumah juga bagus. Rumahnya cukup besar, lebih kecil dari rumah bangsawan, tapi jauh lebih besar daripada rumah Jaden di Whitebold sana. Suasananya juga asri.

Pada akhirnya, Jaden membeli rumah itu, kemudian memindahkan para pelayannya ke dalam rumah itu. Untuk perayaan kecil-kecilan karena sudah membeli rumah, Jaden dan para pelayannya memasak untuk pesta. Mereka membuat pie labu, ayam goreng bumbu pedas manis, terong sambal, nasi, sup daging, dan banyak lagi. Tidak lupa mengundang tetangga sekitar sana dan juga anak-anak yang kelaparan.

Ternyata di wilayah kekaisaran terdapat banyak bocah-bocah mulai dari anak-anak atau remaja, mereka tidak punya orangtua, tidur dimanapun, membantu pekerjaan apapun dipasar hanya agar mendapatkan uang atau makanan.

“Bagaimana bisa Kaisar tidak memperhatikan anak-anak itu, kasihan sekali mereka, ku rasa aku akan mempekerjakan mereka disini. Aku maklum jika Kaisar tidak tahu karena sibuk, tapi bagaimana dengan pangeran dan putrinya? Ku rasa itu tugas mereka untuk melihat keadaan sekitar lalu memberi bantuan, misal memberikan pekerjaan” ucap Jaden.

Mendengar itu, Selen yang merupakan putri pun menunduk karena dia merasa tersentil. Selama ini dia memang tidak terlalu memperhatikan rakyat biasa, dia saja baru tahu ada anak-anak jalanan yang seperti itu. Biasanya jika sudah besar mereka akan pergi ke guild petualang untuk mencari pekerjaan apapun. Tapi jika masih dibawah 15 tahun mereka masih belum diperbolehkan.

Selen yang salah karena tidak berpikir sejauh itu. Melihat betapa banyaknya jumlah mereka, dia jadi sedih sendiri.

PUK

June datang menepuk bahu Selen, “kau benar, Jaden, rakyat kecil memang tidak terlalu diperhatikan, karena kebanyakan bangsawan yang memiliki segalanya itu yang merengek minta perhatian dan bantuan, aku bersyukur keluargaku tidak begitu, kami selalu memberi bantuan yang layak, yah walaupun tidak banyak” ucap June, sambil melirik Selen yang kesal.

Jaden mengangguk, “anak-anak tidak boleh bekerja, diremehkan, tapi kesal juga karena banyak anak gelandangan tanpa bergerak memberi bantuan.”

“Memangnya Jaden mau membantu mereka dengan cara apa? Aku juga mau ikut membantu...” ucap David sambil memakan camilan berupa donat dengan toping gula atau coklat.

Pelayan Jaden membuat banyak donat dengan ukuran besar dan kecil, karena tahu akan mengundang banyak anak-anak. Salah satu yang menyukai donat adalah David, Sam dan Abel. Meski hanya Abel yang makan dengan anggun.

“Kalian boleh membantu... aku akan membuat rumah lagi disana, agak besar, lalu membuat kandang ayam juga... bukankah kita butuh banyak telur untuk sehari-hari? Aku lihat di kekaisaran telur-telur itu dikirim dari desa terdekat kan? beberapa menjadi busuk dalam perjalanan, jadi ku pikir jika ada peternakan telur sendiri disini akan lebih baik, tentu aku juga ingin bekerjasama dengan penduduk desa itu” ucap Jaden.

“Aku masih belum mengerti, maksud membantu desa yang memasok telur itu bagaimana? Bukankah sama saja susahnya?” tanya Kevin.

Jaden mengernyitkan dahinya, “Mereka yang mengirim telur busuk kan karena sering dihadang serigala liar di hutan... nah, aku akan membantu untuk itu. Lagipula meski pengiriman telur dari desa lancar, jumlahnya kan masih lebih sedikit dari kebutuhan, itulah kenapa mash butuh peternakan di kota. Lalu jika anak-anak itu mau bekerja ternak ayam, itu tidak akan menyalahi aturan anak bekerja, karena pekerjaan yang mudah, hanya memberi makan saja” ucap Jaden.

Kemudian Selen meraih tangan Jaden, “kamu hebat sekali bisa berpikir sejauh itu!”

Jaden menggeleng lalu tersenyum pelan, “tidak, justru aku yang bingung kenapa kekaisaran tidak berpikir seperti itu?”

“Begini Jaden, sebelum kamu lebih jauh bicara buruk tentang Kekaisaran, aku kasih tahu ya, orang-orang kota berpikir ternak ayam itu pekerjaan yang tidak menjanjikan dan juga jijik... kau tahu kotoran ayam itu bau sekali dan menyebalkan. Pokoknya tidak akan mau. Lalu yang kedua, kami tidak bisa mengendalikan serigala liar, memangnya kamu bisa mengendalikan mereka? Mereka sangat ganas, bahkan meski para petualang sering memberantas serigala, mereka bukannya berkurang malah semakin bertambah” ucap Selen.

Jaden menggeleng, “Tidak, memberantas dengan cara membunuh hanya akan membuat mereka marah besar dan semakin suka menyakiti masyarakat.”

“Memangnya dengan apa kamu mengatasi semua itu?” tanya June.

Jaden tersenyum kecil, “Aku punya cara yang terbaik.”

***

Tidak mau menyia-nyiakan waktu yang ada, Jaden memulai rencananya.

Yang pertama, membangun rumah yang bisa ditinggali anak-anak yang mau bekerja untuknya. Anak-anak itu memiliki semangat dan minat yang berbeda, ada yang berminat menjadi pelayan, ada yang berminat belajar memasak, ada yang ingin membantu menanam sayuran... yang pasti Jaden mendengarkan mereka semua dan mengarahkan mereka pada minat masing-masing.

Karena anak-anak memiliki minat saja itu sudah bagus, jika mereka mengerjakan sesuatu yang mereka senangi, itu akan lebih baik bagi perkembangan bakat mereka.

Lalu yang kedua, Jaden dan teman-temannya pergi ke desa pemasok telur untuk berbicara. June yang mewakili berbicara dengan kepala desa. Awalnya penduduk desa tidak percaya jika Jaden bisa mengatasi masalah pengiriman yang selalu menjadi ketakutan besar bagi mereka. Namun, mereka akhirnya percaya setelah Jaden membuktikannya dengan mengusir serigala baik-baik.

Saat itu mereka percaya Jaden adalan beast tamer, padahal bukan.

Setelah dua hari pengiriman berjalan lancar dan tidak ada gangguan serigala, maka semua telur bisa dikirim dalam keadaan segar. Penduduk pun memberikan beberapa ayam petelur yang bagus untuk Jaden.

Penduduk juga memberikan tips untuk merawat ayam-ayam tersebut.

Setelah dibangun kandang oleh para pelayan, ternak ayam pun dimulai, bocah-bocah yang tidak punya tempat tinggal itu mulai merasa memiliki tempat bagi mereka untuk bernaung.

Rencana awal pun berjalan dengan lancar, jadi Jaden bisa tidur nyenyak dan belajar di akademi dengan tenang.

Namun, ternyata ketenangannya tidak bertahan lama.

Guru sihir mereka memberi tugas untuk pergi ke hutan bersama-sama, kemudian belajar untuk menangkap hewan buruan. Ada sedikit lomba juga, siapa yang buruannya paling bagus akan mendapatkan hadiah.

Yang ikut adalah semua anak kelas satu.

Pagi-pagi mereka sudah berangkat, jadi mereka sampai di siang hari.

“Bagaimana jika kita bersaing lagi, Jaden? Siapapun yang buruannya lebih baik akan menang, lalu yang kalah akan bersujud pada yang menang, bagaimana?” ucap Tian.

Jaden menoleh padanya, “pak guru bilang tidak boleh melakukan hal yang konyol.”

Tian menyeringai, “Oh, jadi kamu takut?” tanya Tian.

Jaden menggeleng, “tidak sedikitpun.”

.

.

Terpopuler

Comments

Dewi Ratna Wulansari

Dewi Ratna Wulansari

lanjut kak semangat

2023-01-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!