.
.
Air kelapa di dunia itu memiliki banyak manfaat yang sama dengan air kelapa di dunia lama Jaden, umunya dapat membantu mengobati dehidrasi, mengatur tekanan darah dan kolesterol, baik untuk kulit, sampai menetralisir racun.
Namun, di dunia itu kelapanya agak berbeda, terutama kelapa mudanya, karena sangat ampuh untuk meningkatkan energi dan menghilangkan racun.
Lalu, kakek Jaden telah meminum air kelapa muda yang seharusnya untuk Jaden, kemudian dia mengeluarkan cairan keabu-abuan. Itu bukan berarti makanan dari pelayan yang beracun, tapi racunnya sudah agak lama, semakin gelap cairan yang dikeluarkan, maka semakin lama racun mengendap.
Akhirnya Jaden membaringkan kakeknya di ranjang, meminta pelayan membawakan lebih banyak air kelapa muda untuk kakeknya.
Meski kakek membuang Jaden dan tidak pernah datang berkunjung, dia bahkan memisahkan Jaden dengan ayahnya, namun tetap saja, Jaden tidak bisa mengabaikan kakeknya begitu saja.
Dengan ilmu pijat memijat yang Jaden pelajari di dunia sebelumnya, dia pun memijit kakeknya juga. Memang Jaden itu selebriti, tapi dia juga belajar berbagai hal karena tidak percaya pada orang, jadi dia bisa memijat dirinya sendiri dibagian yang bisa dia jangkau, dia juga sering memijat orangtuanya, atau orang terdekatnya yang tidak enak badan.
“Gimana kek, udah baikan?” tanya Jaden.
Kakek tersenyum lalu mengangguk, “kakek tidak percaya kamu memperlakukan kakek seperti ini, padahal kakek sudah jahat padamu...”
Jaden menggeleng, dia melanjutkan memijat lengan kakeknya, “sebenarnya aku bersyukur kek, karena keluar dari istana, aku jadi mempelajari banyak hal. Tetanggaku ada beberapa yang petualang, ada yang rank D, C sampai A... mereka mengajariku berbagai hal, aku juga suka belajar banyak hal, jadi kakek tidak perlu merasa bersalah, aku bersyukur karena tinggal di luar istana. Aku tidak terlalu ingin kekuasaan, aku hanya ingin mencari ilmu, pengalaman dan juga hidup damai. Rencananya, setelah lulus dari akademi, aku mungkin akan membuka bisnis restoran saja, aku tidak akan mengusik istana sama sekali” ucap Jaden.
Kakek tersenyum pahit, padahal dia sangat berharap Jaden bisa meneruskan dirinya. Namun, sepertinya itu masih lama, dia akan berusaha membujuk cucunya lain kali saja, untuk sekarang, dia ingin mengakrabkan diri dengan Jaden.
Kemudian pelayan datang, membawakan beberapa gelas berisi air kelapa muda dan sekalian isinya juga.
“Coba kakek minum ini... kalau bisa, setelah sampai istana, kakek minum air kelapa muda, sehari hanya boleh dua butir kelapa, tapi harus rutin... untuk menjaga kesehatan kakek. Bukannya di wilayah kerajaan kita ada banyak pohon kelapa? Terutama daerah pesisir, jadi itu harus dimanfaatkan.”
“Kamu tahu dari mana manfaat air kelapa ini? Kakek baru tahu manfaatnya” sahut kakek.
“Dari para petualang kek, mereka jika kehabisan tenaga dan cairan tubuh, mereka memilih air kelapa untuk memulihkan tenaga dengan cepat.”
Kakek mengangguk-angguk mendengar penjelasan cucunya.
“Kamu sangat pintar ya ternyata, sebelum kakek pergi, terimalah ini, anggap saja ini uang saku atau hadiah untukmu, kamu bisa menggunakan ini untuk apapun.”
Jaden memperhatikan sekantung uang emas besar yang kakeknya berikan. Dia pun tersenyum lebar, “aku akan menggunakan uang ini dengan bijak, kek...”
Kakek tersenyum dan mengusak kepala cucunya, “kakek percaya Chris akan menggunakan uang dengan baik, kakek juga akan menunggu hasil yang baik dari kamu belajar di akademi.”
Jaden mengangguk, “tentu saja, kek.”
***
Setelah kakek pergi, Jaden membuka kantung berisi uang emas besar.
“Wah, itu banyak sekali pangeran!” ujar pelayan laki-laki.
“Pangeran akan menggunakan uang itu untuk apa?” tanya pelayan perempuan.
Jaden menyeringai, “kita akan menjalankan rencana yang sudah lama ingin ku jalankan, karena sekarang kita sudah punya uangnya, kita akan menemui yang lain di rumah kecil dulu, baru aku akan katakan rencanaku” ucap Jaden.
Para pelayan bersorak senang, mereka tah Jaden memiliki rencana yang bagus untuk uang itu. Menjadi pelayan Jaden itu sangat menguntungkan, karena Jaden memperlakukan mereka dengan baik, menganggap mereka teman, lalu Jaden juga selalu memiliki kejutan setiap harinya.
Jadi, setelah keesokan harinya datang, Jaden pun keluar dari akademi bersama dua pelayannya untuk menemui pelayan lain di rumah kecil yang mereka sewa.
“Dengan uang ini, aku akan membeli lahan di sekitar sini, kalau bisa rumah dengan lahan yang luas, kita akan berkebun – oh iya, pertama-tama, pak koki akan diambil ke istana untuk menjadi juru masak kakek, mungkin akan ada yang menjemput, pak koki tidak masalah?” tanya Jaden.
Pak koki terlihat sedih mendengar itu, “tapi saya lebih senang bersama pangeran Jaden disini...”
“Pak koki bisa mengajari koki yang ada di istana, kakek tidak bisa makan sesuatu yang keras, jadi mungkin kakek sangat tersiksa dengan makanan istana, aku tidak tega, jadi aku ingin kamu membantu kakek, tidak masalah kan?” tanya Jaden.
Pak koki tersenyum, “anda adalah tuan saya, perintah anda akan saya lakukan, saya akan mengajari koki istana dengan baik, pangeran!”
Jaden mengangguk senang, “terimakasih – nah, ayo kita mulai rencana kita!”
Jaden dan pelayan pun pergi menemui agen penjual tanah dan rumah yang resmi dari kekaisaran.
Akan tetapi ada yang aneh, mereka memasang harga yang tidak normal, mereka juga seperti ogah-ogahan untuk melayani Jaden.
Karena itu, di hari itu Jaden kembali lagi ke akademi dengan tangan kosong, tanpa hasil.
“Jaden, kamu kenapa?”
Jaden mendongak, kemudian tersenyum kecil melihat Selen dan Abel yang datang menghampirinya.
“Kalian sudah akrab rupanya ya?” tanya Jaden.
“Kami jadi lebih akrab sekitar beberapa jam lalu, jawab saja pertayaan Selen tadi, kamu kenapa?” sahut Abel.
Saat itu, Jaden hanya duduk di taman dan merenung, memutar otak agar dia tidak ditipu agen penjual rumah resmi kekaisaran.
“Begini, aku berniat membeli ladang atau rumah dengan ladang, tapi setelah aku pergi ke agen resmi kekaisaran, mereka memasang harga yang tidak masuk akal, hampir tiga kali lipat harga asli, mereka juga tidak ramah sama sekali,” cerita Jaden.
“Apa? Mereka memperlakukanmu seperti itu?” tanya Selen terkejut.
“Apa kamu pergi dengan baju lusuh, Jaden?” tanya Abel.
Jaden menggeleng, “aku memakai seragam akademi kok, tapi mungkin karena aku remaja, jadi mereka meremehkanku, entah itu bangsawan atau rakyat biasa, tidak seharusnya mereka begitu, apalagi mereka agen resmi dari kekaisaran kan?”
Selen terlihat sangat kesal, “tenang saja Jaden, aku kenal seseorang yang juga agen, dan dia lebih jujur, besok ku kenalkan padamu, ya?”
Jaden pun tersenyum, “sungguh? Aku akan sangat terbantu, terimakasih, Selen!”
Selen tersenyum malu-malu mendengar ucapan terimakasih itu, semetara Abel hanya memutar bola matanya malas, Selen sangat jelas terlihat menyukai Jaden. Tapi sayang Jaden tidak peka.
Tanpa Jaden ketahui, Selen dan Abel pun pergi ke istana, kemudian Selen mengadu apa yang Jaden alami pada ayahnya.
“Ayah akan menindak hal ini, kamu jangan khawatir... lalu, memangnya Jaden membeli lahan untuk apa?” tanya Kaisar.
Selen dan Abel saling pandang, lalu kompak mengedikkan bahu. Mereka juga tidak tahu apa tujuan Jaden.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Dewi Ratna Wulansari
lanjut kak
2023-01-07
0