.
.
Seumur hidup menjadi putri Kaisar, Selen selalu bisa memakan apapun yang dia inginkan, semuanya mewah dan kualitas terbaik. Akan tetapi... tidak pernah dia memakan makanan seenak itu di istana maupun restoran manapun.
Padahal, daging kelinci hutan itu sering dimakan di istana, diolah dengan berbagai macam olahan.
Namun, kelinci hutan yang dimasak oleh Jaden sangat berbeda. Rasanya penuh dengan berbagai warna, terkstur yang lembut, empuk dan mudah digigit.
Jaden mengolah kelinci hutan menjadi beberapa masakan seperti kari, sate, dan juga hamburger. Selen dan David yang penasaran dengan masakan Jaden juga membantu sedikit, seperti memotong bahan atau lainnya.
Saat semuanya tersaji di meja mereka, lalu mereka mulai memakannya, sebuah rasa yang tidak biasa tersebut membuat Selen tidak percaya.
“Seumur hidup, ini masakan paling enak yang pernah ku makan” ucap Selen.
David mengangguk setuju, “benar sekali! Ini sangat enak, bagaimana kamu melakukannya? Apa yang kamu lakukan pada masakannya, Jaden? Kamu ini titisan koki legendaris ya?” ucap David dengan penuh semangat.
Jaden tertawa mendengar pujian teman-temannya, “kalian ini bisa aja ya! Aku hanya menggunakan beberapa jenis bumbu, ada beberapa tumbuhan di hutan yang bisa menjadi bumbu juga, jika kalian mau, aku bisa memberikan resepnya kok” ucap Jaden.
David menggeleng, “tidak! pasti ada sesuatu dalam tanganmu yang membuatnya bisa enak! Aku yakin itu!”
Jaden tertawa lagi, ekspresi serius David membuatnya menjadi semakin lucu.
“Aku juga serius lho, bahkan koki Kekaisaran saja tidak ada yang bisa memasak seenak ini... lalu dagingnya juga empuk sekali!” ucap Selen.
Jaden dan David menoleh dengan cepat, membuat Selen menyadari kesalahannya.
“Kekaisaran?”
Selen menyesali ucapannya, “oh it-itu... ayahku bekerja disana, itulah kenapa aku pernah memakan masakan istana, hehe” ucap Selen, tentu saja itu bisa dikatakan bohong dan tidak.
Dalam pikiran Jaden atau David, bisa jadi ayah Selen itu mentri atau semacamnya, tapi sebenarnya ayah Selen bekerja menjadi Kaisar disana.
“Begitu ya? Istana kekaisaran itu katanya bagus sekali ya? Katanya temboknya itu banyak hiasan kristal dan berlian” ucap David.
“Itu hanya di sebagian istana yang dipamerkan saja, yang lain ya tembok seperti biasanya kok... lagipula itu bukan berlian sungguhan, hanya tiruan. Jika berlian sungguhan pasti banyak yang mencuri kan?”
David dan Jaden mengangguk mengerti, “benar juga ya?”
“Katannya Kaisar memiliki seorang putri yang mulai masuk akademi juga, kamu mengenalnya?” tanya Jaden.
Wajah Selen mendadak merah, antara senang dan takut ketahuan. Senang, karena tidak menyangka Jaden kepo juga dengan dirinya.
“Kenal sih... dia sangat cantik, lemah lembut, hebat, dan –”
“Pasti dia angkuh dan sombong, semoga aku tidak bertemu dengannya” sahut Jaden, yang menciutkan hati Selen seketika.
“Begitu ya?” gumam Selen, dia jadi tidak percaya diri dan semakin tidak mau mengakui siapa dirinya yang sebenarnya, takut jika Jaden menjauhinya.
“Ngomong-ngomong, besok pengumuman lolos atau tidaknya kita kan? aku tidak sabar” ucap David.
Jaden mengangguk pelan, “aku pun tidak sabar, jika tidak diterima mungkin aku akan benar-benar membuka restoran saja dan hidup dengan damai” ucap Jaden.
“Hei, meski lulus, buatlah restoran, aku akan senang jika bisa makan masakanmu setiap hari!” sahut David.
“Ide bagus juga, tapi mungkin nanti seteah lulus dari akademi,” sahut Jaden.
“Boleh aku tahu, apa tujuanmu setelah lulus nanti, Jaden?” tanya Selen.
Jaden berpikir sejenak, “tujuan ya? Aku hanya ingin hidup tenang saja, tidak ingin populer, aku hanya ingin menikmati hidupku kali ini.”
David dan Selen tidak memperhatikan ‘kali ini’ yang Jaden ucapkan.
***
Akhirnya hari pengumuman lolos atau tidaknya datang juga, nama yang lolos akan terpampang di papan pengumuman, setelah tahu nama mereka tercantum, mereka harus pergi ke Aula untuk mendapatkan seragam khusus dan kunci kamar asrama.
Semua murid mendapatkan asrama masing-masing, ada gedung khusus laki-laki dan perempuan. Boleh membawa maid atau butler, paling banyak dua saja.
Peraturan di akademi adalah tidak boleh mengumbar pangkat atau derajat, jadi tidak ada yang dipanggil pangeran, putri atau apapun, semuanya sama.
Jaden dan David datang agak telat, karena mereka memiliki kegiatan pagi yang melelahkan, yaitu berburu kelincu hutan lagi. David sudah lemas karena takut ada serigala, tapi ternyata tidak ada serigala, jadi mereka bisa berburu dua kelinci dengan tenang.
“Jaden, David!” Selen yang datang terlebih dahulu melambaikan tangannya pada mereka, dia terlihat sangat bahagia, pasti itu karena dia lolos.
“Hai Selen! Kami membawakan satu burger untukmu” ucap David.
Senyuman Selen semakin lebar saja, “wah, terimakasih ya! Ayo kalian harus lihat pengumuman, kita semua masih kelas A! Aku senang sekelas dengan kalian!” Selen yang tidak sabar itu menarik lengan Jaden dan david untuk melihat papan pengumuman.
Jaden tersenyum melihat namanya berada di urutan kedua – hmm? Jaden tidak menyangka dia ada di urutan nomor dua dari seluruh peserta, itu hebat sekali! Lalu yang nomor satunya... hmm.
Siapa itu Arabella Elvestra?
Namun, nama Elvestra terdengar familiar bagi Jaden.
Oh! Itu kerajaan Elf!
Bangsa Elf dikenal memiliki sihir dan kemampuan yang unggul, mereka suka hidup menyendiri di hutan, bahkan kerajaan mereka sangat hijau dan asri. Banyak peralatan sihir yang berkualitas tinggi berasal dari sana, kalau tidak dari Elvestra pasti dari Dwarezt.
Dwarezt adalah kerajaan Dwarf, yang terkenal dapat membuat senjata dan alat sihir yang luar biasa.
Sejauh yang Jaden ketahui, meski Dwarezt bekerjasama dengan kekaisaran, mereka tidak pernah mengirimkan anak muda mereka ke akademi sihir, itu karena mereka tidak memiliki banyak anak muda, atau mereka memang tidak butuh belajar sihir.
Para dwarf memiliki sekolah dwarf sendiri, yang mempelajari cara membuat senjata sihir.
“Jaden, lihat namaku nomor lima! Keren sekali” seru David.
1) Arabelle Elvestra
2) Jaden
3) Selena
4) Arjune Parkinson
5) David Ergreen
6) Violeta Hervy
7) Samuel Kaynes
8) Kevin Yohan
9) Christian Whitebold
10) Karine Yusherin
Itu semua adalah daftar sepuluh besar yang lolos dan akan masuk kelas khusus, yaitu kelas A.
Jaden tidak percaya saudaranya, Tian, bisa masuk di nomor sembilan. Jika tahu begitu, lebih baik Jaden masuk kelas lain yang biasa saja.
Namun, Tian belum tahu jika Jaden adalah Christopher Whitebold, saudara tirinya, dan semoga, Tian tidak pernah tahu.
Kelihatannya, teman-teman Tian yang lain masuk kelas biasa, mereka sangat kagum pada Tian yang mampu memasuki kelas khusus.
“Hai kalian! Aku June, urutan keempat, ini Sam dan Kevin, kita akan satu kelas, salam kenal!” seorang pemuda tampan dengan pakaian bagus datang membawa kedua temannya. Yang bernama Sam terlihat sangat mungil, seakan dia belum puber, padahal badannya cukup tinggi. Sedangkan Kevin terlihat tampan dan menakutkan jika diam, tapi setelah dia tersenyum dia terlihat sangat ramah.
Selen melirik June tajam, mencoba memberi isyarat agar June, teman kecilnya itu diam dan tidak menyebut Selen dengan sebutan putri seperti biasa.
“Selen, Halo!”
Ah, Selen lupa, tentu saja June akan lebih tertarik dan bersemangat saat dia memiliki kesempatan tidak memanggil Selen dengan sebutan putri.
Langsung saja Selen menarik June menjauh dari yang lain.
“Apa sih? Apa kau marah karena aku tidak memanggilmu putri? Ayolah! Ini di akademi...” bisik June, dia terdengar sangat jengkel.
“Tidak, begini... jangan pernah bilang jika aku itu putri Kaisar! Katakan saja ayahku bekerja di istana kekaisaran, awas saja jika kau salah menyebutku sebagai putri!”
June tersenyum jahil, “dengan senang hati! Kapan lagi kita sederajat, iya kan?” June merangkul Selen dengan santainya, sementara Selen hanya pasrah saja dengan teman kecilnya tersebut.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments