.
.
Awalnya David terlihat tidak takut sama sekali, mereka menyusuri hutan, menemukan berbagai tanaman herbal dan rempah-rempah yang bisa menjadi bumbu atau bahan masakan. Jaden ingin memasakkan sesuatu untuk temannya, David. Makanan enak yang belum pernah David makan sebelumnya.
“Hei, itu kan tanaman liar! Jangan diambil!” teriak David, bocah itu terkejut melihat kawannya mengambil beberapa tanaman yang terlihat mencurigakan.
“Hah? Kamu ngomong apa sih? Ini namanya tanaman pakis, yang muda muda seperti ini enak dimakan tahu, aku akan masakkan untukmu, biar kau rasakan sendiri betapa enaknya –”
“Iya iya, kamu tuh aneh banget, aku ikut aja lah, pokoknya kalau aku keracunan, itu salahmu, titik!” David pun akhirnya menyerah mengikuti kawannya, dia pun duduk dibawah pohon besar, menyandarkan tubuh besarnya karena sangat lelah berjalan kesana-kemari.
Jaden sangat gesit dan aktif setelah melihat banyak sekali rempah yang bisa dia ambil, benar-benar olah raga, mana hutan itu tempatnya agak menanjak, jadi seperti bukit, meski tidak bisa dikatakan bukit juga. Yang pasti setelah berjalan semakin lama, tenaga David terkuras banyak.
David mencoba memejamkan kedua matanya, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya yang penuh dengan keringat.
Sangat sejuk dan damai, ternyata hutan tidak buruk juga.
“Da... David, jangan buka matamu, ku mohon!”
David mengernyitkan keningnya, dia merasakan ada sesuatu yang mendekat dan menatapnya.
Seperti yang kalian tahu, semakin dilarang semakin penasaran. Maka David juga seperti itu, sudah dilarang untuk membuka mata, dia malah membuka matanya.
Sebuah ular yang sangat besar bergelantungan, menatap David dengan tatapan kelaparan.
Tubuh David gemetar ketakutan, mendadak dia lupa jika bisa melakukan sihir, atau menebas dengan pedang. Tubuhnya terasa lemas tidak ada tenaga.
David ketakutan.
Ular besar itu membuka mulutnya perlahan, membuat David semakin ketakutan, wajahnya sudah sangat pucat.
SRET
Kepala ular pun terbelah menjadi dua, tubuhnya terkulai dan jatuh di sebelah David.
“KYAAAA!!!!!” David berteriak sekencang-kencangnya, bangkit lalu lari entah kemana. Bodohnya David, dia tidak tahu jika dia berlari semakin ke dalam hutan.
“DAVID, KEMBALI!! JANGAN KESANA!!”
“HUWAAAAAAA!!!” David malah terus berlari, sedangkan Jaden kualahan untuk mengejar bocah itu.
“Hei, David dengarkan aku!!”
Akhirnya David mau berhenti, Jaden pikir akhirnya David mau mendengarkannya. Akan tetapi, ternyata David berhenti karena dia dihentikan oleh sekelompok serigala yang sedang menyerang kelinci hutan.
David takut pada serigalanya, sedangkan Jaden sudah terpaku pada kelinci hutannya. Karena kelinci hutan yang berwarna gelap seperti coklat atau abu-abu itu memiliki daging yang enak.
“HUWAAA AKU TAKUT!!!”
“DAVID JANGAN LARI!!”
David malah berlari lagi, untungnya dia berlari kembali ke awal, jadi aman.
Mendengar teriakan David, para serigala pun menggeram bersiap menyerang Jaden, karena serigala pikir Jaden akan menyerangnya.
Akan tetapi Jaden malah tersenyum manis, “kalian tenang saja, aku tidak akan menyakiti kalian, asalkan kalian memberikan hasil buruan kalian untukku, satu kelinci saja cukup kok!” ucap Jaden.
Seakan mengerti ucapan Jaden, salah satu serigala memberikan dua kelinci yang masih belum digigit pada Jaden.
“Wah, terimakasih ya!”
Serigala pun pergi meninggalkan Jaden.
“Ternyata mereka sangat jinak, bagus sekali...”
Jaden masih belum sadar, jika kekuatan werewolf dari pihak ayahnya sudah aktif saat dia berumur 17 tahun. Jadi para serigala bisa mengerti ucapan Jaden, mereka pun mematuhi Jaden karena insting. Jaden itu adalah pangeran serigala, seharusnya begitu, jadi serigala bisa mengenalinya.
Yang Jaden pikirkan adalah saat itu dia mendapatkan dua kelinci hutan yang enak untuk makan malam.
“David!!”
Jaden menemukan kawannya itu sudah meringkuk di salah satu pohon.
David mulai tenang melihat Jaden datang membawa kelinci yang tadinya diburu oleh serigala.
“Jaden, kau baik-baik saja? apa kamu bunuh serigalanya?” tanya David.
“Tidak kok, aku meminta kelinci dari mereka, mereka memberikannya, lalu mereka pergi” jawab Jaden dengan entengnya, membuat David bingung. Tapi, karena Jaden terlihat meyakinkan, jadi dia percaya saja.
Jaden itu aneh, dia kuat juga, jadi bisa saja dia memiliki semacam kekuatan untuk menjinakkan binatang buas.
“Apakah kamu memiliki kekuatan untuk menjinakkan binatang buas?” tanya David.
Jaden berpikir sejenak, “seharusnya tidak ada sih, tapi aku bisa membuat serigala baik padaku, atau mungkin aku hanya beruntung, ayo kita masak kelinci ini untuk makan malam kita!”
“EEHH?? Ke-kelinci itu?” tanya David sambil menunjuk kelinci lucu warna coklat gelap yang Jaden bawa dengan memegang telinganya.
“Iya, kenapa? Kamu diam saja, aku yang memasak, jangan khawatir...”
Entah kenapa, David hanya menurut saja, dia sudah mulai terbiasa dengan keanehan kawannya. Bagaimana bisa ada anak bangsawan seperti itu, meski untuk ukuran bangsawan rendah itu agak tidak biasa.
***
“WOAH!!”
David sudah merasa sangat lapar hanya dengan menunggu Jaden selesai memasak, aroma rempah-rempah dan daging kini sedang berkumpul untuk menggoda siapapun yang mencium aromanya.
Saat itu Jaden mengajak David untuk pergi ke tempat penginapan Jaden dan pelayannya. Meski penginapannya tidak terlalu mewah, paling tidak disana ada pemandian air hangat dan juga dapur yang bisa Jaden gunakan untuk memasak.
Jaden mengolah daging kelinci hutan menjadi sup dengan kuah agak kental. Dia tidak membiarkan kokinya ataupun koki dari David untuk membantu memasak. Semua Jaden lakukan sendiri, hitung-hitung membuang stress setelah melakukan ujian yang menegangkan.
Orang-orang di penginapan agak terkejut melihat Jaden membawa dua kelinci hutan. Bukan karena kelinci hutan sangat kuat dan langka, hanya saja meski kelinci hutan itu banyak dan mudah ditangkap, mereka itu biasanya sudah diincar oleh pada serigala atau hewan buas lain, jadi sulit sekali untuk mendapatkan satu saja kelinci, karena rasanya yang sangat enak.
Bahkan biasanya kelinci hutan menjadi makanan yang sangat mewah saking sulitnya mendapatkannya.
“Jaden!”
Seseorang datang memecah keheningan disana.
Jaden yang sibuk memasak pun menoleh pada asal suara, ternyata dia adalah gadis yang Jaden tolong tempo hari, yang memberi Jaden semangat di ujian.
Jaden pun tersenyum, “hai!” bocah itu masih menganggap gadis itu hanya gadis bangsawan biasa, apalagi saat itu Selen memang memakai gaun biasa saja.
David sendiri tidak tahu tentang Selen, dia cukup tertutup dan belum pernah bertemu putri kaisar sama sekali. Yang pernah David lihat hanya pangerannya saja, kakak dari putri Selen, karena kakak-kakak David sangat suka mendekati pangeran itu, namanya pangeran Solon.
Jadi, David pun juga mengira Selen adalah gadis bangsawan biasa.
“Aku kemari ingin berterimakasih dengan benar karena kamu menolongku tempo hari, terimakasih ya?” ucap Selen.
“Sama-sama, apa kamu sudah makan malam? Aku sedang memasak untuk makan malam, jika mau, kamu duduklah bersama yang lain.”
Selen bisa melihat Jaden masak sih, meski dia masih bingung, ada koki dua orang, kok yang masak malah Jaden?
Selen sendiri hanya membawa dua pengawal kerajaan saja, yang biasa mengawalnya, keduanya juga menyamar seperti pengawal bangsawan biasa.
“Baiklah, tapi apa yang kamu masak?” tanya Selen.
“Kelinci hutan, oh iya, namamu siapa? Aku Jaden, ini temanku David, kami juga mendaftar di akademi sama sepertimu” ucap Jaden.
“Aku Selen, salam kenal...” Selen mengajak David berjabat tangan.
Selen mengenali David sebagai anak dari Duke Ergreen, lagipula nama David sedang dibicarakan karena sihirnya masuk tingkat A.
Namun, sepertinya David tidak mengenali Selen, semoga saja David tidak pura-pura tidak kenal.
“Salam kenal juga” ucap David, yang bertingkah polos, seolah memang tidak mengenali Selen.
Semoga dia tidak berbohong.
Selen takut Jaden akan sungkan dengannya jika tahu siapa dirinya yang sebenarnya.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Min sua
lanjut terus author
2022-11-21
0