.
.
Saat Jaden kembali ke rumah barunya, para pelayan yang tadinya murung karena Jaden belum juga ditemukan, kini bersorak gembira.
“Pangeran!”
“Akhirnya pangeran kembali!”
Mereka menyambut Jaden dan memeluknya dengan haru, tidak menyangka Jaden akan kembali sendiri dalam keadaan utuh. Padahal pihak akademi mengatakan Jaden jatuh dari jurang yang tinggi, kemungkinan selamat itu tipis sekali. Selamat pun bisa jadi akan mengalami beberapa kerusakan dalam tubuh.
“Kenalkan, dia ini Shino, dia yang menyelamatkanku saat aku terjatuh, jadi mulai sekarang, biarkan dia tinggal disini” Jaden memperkenalkan Shino yang malu-malu di depan orang baru.
Shino bertahun-tahun tidak pernah berinteraksi dengan makhluk lain, jadi dia merasa canggung, tidak tahu harus bagaimana. Jaden sudah mengatakan padanya agar dia bertingkah seperti anak-anak kebanyakan saja, tapi Shino sendiri tidak tahu tingkah seperti anak-anak itu seperti apa.
“Shino manis sekali... kamu mau bola-bola susu?” seorang pelayan perempuan mengeluarkan toples kaca berisi bola-bola susu warna-warni yang terlihat menggiurkan.
Sontak Shino mengangguk semangat, “mau mau!” bocah naga itu pun mengambil toples, membukanya, melempar tutupnya begitu saja lalu memakan isinya dengan damai. Para pelayan wanita sepertinya sangat menyukai Shino.
Memang tampilan Shino itu hanya seperti bocah imut kebanyakan, mereka tidak tahu saja siapa Shino, jika tahu mungkin mereka akan takut.
“JADEN!!”
Mereka semua menoleh pada suara menggelegar itu, David berlari menuju mereka lalu memeluk Jaden erat.
“David! Jangan terlalu kencang aku tidak bisa – ugh, nafas!”
David akhirnya melepaskan pelukannya, mata David sudah memerah seperti menahan tangis.
“Jaden aku pikir kau sudah – yang pasti aku bersyukur kamu kembali lagi, jika tahu akan seperti ini, aku tidak akan membiarkanmu pergi dengan Tian, pasti dia yang menjatuhkanmu ke jurang kan? tenang saja, akademi akan menghukumnya dan mengirimnya pulang ke kerajaan, bahkan anak buahnya saja mengaku jika Tian yang melakukannya” ucap David.
Entah mengapa, Jaden tidak suka mendengarnya. Bagaimanapun juga, Tian adalah harapan yang paling masuk akal kerajaan Whitebold. Anak-anak kakek termasuk ayahnya Tian tidak becus. Jadi calon paling kuat adalah Tian. Lagipula, Jaden tidak mau kejadian tersebut mengotori nama Whitebold.
“Sebenarnya aku jatuh karena terpeleset, bukan salah Tian,” ucap Jaden.
“Jaden, kamu jangan terlalu baik padanya, dia pun sudah mengaku kok, karena dia terpojok.”
Jaden menghela nafas berat, “begini saja, ayo kita kembali ke akademi, aku tidak mau dia pulang dengan tidak terhormat seperti itu” ucap Jaden.
David berdecak malas, “kau terlalu baik, padahal jika tidak ada dia kita akan lebih tenang.”
“David, dia itu satu-satunya harapan kita di kerajaan untuk meneruskan kakek – ah, maksudku Raja Whitebold.”
“Tapi, Jaden...”
“Sudah, ayo kita pergi – aku pergi dulu ya? Shino tetap disini membantu yang lainnya, jangan merepotkan, jangan membuat keributan, aku akan kembali lagi kemari” ucap Jaden.
“Kamu mau kemana?” Tanya Shino.
“Kembali ke akademi... kamu disini saja, bisa makan, membantu pekerjaan atau main, terserah, nanti aku kembali lagi.”
“Janji kembali ya?”
Jaden dan David pun kembali ke akademi, menemui kepala sekolah, lalu Jaden mengatakan jika Tian tidak bersalah. Jaden juga mengatakan dia jatuh ke jurang itu tidak disengaja, lagipula dia juga baik-baik saja, tidak tergores sedikitpun.
Dengan itu, reputasi Tian pun kembali.
Namun, tentu semuanya berubah, Tian sudah mengerti jika teman-temannya itu tidak setia kawan, mereka membuang Tian dan memberikan semua kesalahan pada Tian, padahal mereka semua membantunya.
Lalu, Jaden ternyata baik sekali karena mau menyelamatkan reputasinya.
Jadilah Tian pergi ke kamar Jaden.
Saat itu di kamar Jaden ada David, June, Sam dan Kevin juga. Mereka menanyakan berbagai hal, kenapa Jaden bisa selamat dan lain-lain.
Ketika Tian datang, semuanya langsung terasa canggung.
“Aku ingin bicara berdua dengan Jaden” ucap Tian.
Yang lain pun pergi untuk memberi kesempatan Tian bicara hanya berdua dengan Jaden.
“Apa yang ingin kamu katakan?” tanya Jaden, dia menuangkan secangkir teh untuk Tian, juga menyuguhkan kue.
“Aku... aku menyesal telah melakukannya dan, aku ingin berterima –”
“Tidak perlu berterimakasih, aku hanya berpikir jika aku membiarkanmu pergi, kakekmu akan sangat kecewa padamu, kemudian sakit dan akhirnya tidak ada yang bisa meneruskan tahta, karena yang ada dalam kerajaan semuanya sampah” ucap Jaden.
Tian yang emosi mendengar itu pun maju lalu menarik kerah baju Jaden.
“Kau –”
“Jika bukan sampah, apa namanya orang-orang yang membenci anak kecil tidak bersalah hanya karena dia lahir dari ras lain? Padahal iu adalah ras yang kuat, tidak kah mereka takut anak kecil itu anak blas dendam dan menghancurkan mereka?”
Tian yang kebingungan dengan maksdu Jaden pun mulai melonggarkan cengkramannya, “Apa maksudmu Chris? Tapi dia sangat lemah, hal seperti itu tidak akan terjadi!”
Jaden menyeringai, lalu menepis tangan Tian darinya.
“Oh ya? Kau saat kecil juga lemah, masih ingat kau jatuh karena kulit pisang lalu menangis kencang? Semua anak kecil juga lemah... tapi kalian tidak punya moral merundung anak kecil yang lemah dan tidak bersalah itu.”
“Bagaimana kau mengetahui semua itu?”
Jaden mengedikkan bahunya, “menurutmu kenapa?”
“Jangan bertele-tele! Apa kau ini pernah tinggal di kerajaanku? Apa kau anak pelayan disana? Atau anak salah satu mentri? Katakan!”
Jaden tertawa melihat ekspresi Tian yang penasaran, takut, tapi ingin tahu.
“Bagaimana jika dia itu aku?”
“Bohong! Chris adikku itu gendut, jelek dan... tidak mungkin dia itu kau!”
Jaden mengedikkan bahunya, “aku tidak berharap kau percaya, tapi dia bisa menjadi ancaman bagimu jika kamu terus-terusan mengganggunya, Blackwolf adalah ras setengah serigala yang terkenal unggul dalam pedang sihir... kau tidak takut, Tian?”
Jaden ingin tertawa melihat Tian yang kini gemetaran, meski dia berusaha untuk tegar, Jaden tahu dia sedang ketakutan.
Karena jika Jaden itu pangeran Chris, itu artinya tahta kerajaan bisa direbut kapanpun, mengingat Jaden lebih unggul darinya.
“Apa kamu benar Chris?” tanya Tian.
“Jadi kamu percaya?” Jaden malah bertanya balik.
“Apa kamu ingin merebut tahta setelah kakek meninggal?”
Jaden mengedikkan bahu, “entahlah... bisa iya, bisa juga tidak, tergantung nantinya bagaimana... tapi Tian, karena aku sudah menyelamatkan reputasi baikmu, bagaimana jika sekarang kamu mengikutiku? Kamu sudah dicampakkan teman-temanmu kan? kamu tidak punya teman sekarang, lalu jika kamu mau mengikutiku, aku akan memberitahu bagaimana caranya naik tahta.”
Tian menatap Jaden dengan tatapan tidak percaya, namun raut wajah Jaden sangat percaya diri.
“Memangnya kau tahu caranya? Kau bahkan tidak tumbuh di kerajaan...”
“Tapi aku tahu apa yang kakek inginkan, apa kau bahkan tahu bagaimana cara menyenangkan kakek?”
Tian menggeleng pelan, jelas dia tidak tahu, karena sejak kecil dia tidak akrab dengan kakeknya. Hanya ayahnya saja yang aktif mencari muka pada kakek.
“Baiklah, aku akan mengikutimu, aku juga sungguhan menyesal karena berbuat buruk padamu, aku minta maaf.”
Jaden mengangguk, “untuk sekarang ku terima maafmu, jadi minum tehnya dan makan camilannya.”
“Ini enak... kamu beli dimana?”
“Apa maksudmu beli? Aku buat sendiri, makan saja, masih banyak, aku bisa buat lagi.”
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments