.
.
Semuanya sangat menyenangkan awalnya, Jaden dan teman-temannya pergi ke sebuah rumah kecil di tengah kota yang sengaja disewa untuk pelayan milik Jaden yang tidak bisa masuk ke akademi, termasuk koki dan pelayan wanita tua yang mengasuh Jaden sejak kecil.
Mereka bersenang-senang membuat burger disana.
Awalnya, Selen yang seorang putri ketakutan ketika Jaden mengeluarkan setengah keju parmesan besar yang Jaden beli khusus di sebuah desa penghasil keju terbaik. Di dunia itu, selain desa tersebut dan sekitarnya, keju tidaklah umum. Jaden mengunjungi desa tersebut setelah mengetahui keberadaannya dari tetangga petualangnya.
Orang-orang desa tersebut sangat terkejut saat pendatang seperti Jaden tahu banyak tentang keju dan tahu bagaimana cara mengolahnya, bahkan Jaden harus menginap beberapa hari untuk mengajari penduduk cara menggunakan keju. Mereka berkata jika sudah tahu cara mengolah keju yang bisa diterima penghuni desa lain, mereka akan berusaha memasarkannya lagi.
Jaden sih senang jika penduduk desa itu bersemangat, karena jika keju tersebut tidak disebarkan itu sangat sayang, karena keju sangat enak. Apalagi di dunia moderen tempat Jaden dan Abel tinggal dulu, banyak sekali makanan olahan keju yang populer di kalangan anak-anak muda.
Setelah malam datang, mereka kembali lagi ke akademi. Abel menarik-narik Selen aga berjalan lebih cepat. Semua burger dan makanan olahan Jaden bersama kokinya belum dimakan, karena takut mereka terlambat sampai akademi, rncananya dimakan di akademi saja.
“Akhirnya!” Abel membuka makanannya dengan tidak sabaran. Mereka membawa makanan di dalam kotak dimensi milik Abel, agar keadaan makanan tetap hangat dan segar.
Ada burger daging keju, ada minuman boba rasa coklat keju, ada pula pasta saus keju mozzarella. Semuanya terlihat lezat.
Mereka pun memakan makanan mereka di aula besar bersama yang lainnya.
Setelah Jaden perhatikan, sepertinya Abel menyukai keju, Selen juga setelah mencoba keju dia terlihat tidak berhenti makan. June dan Vio juga bergabung dengan mereka, keduanya tidak percaya dengan semua makanan yang mereka bawa, karena bentuknya yang unik, terutama burger dan minuman boba.
Kebetulan, koki milik Jaden sudah membuat gula aren seperti keinginan Jaden. Gula aren rasanya unik, karena bisa menjadi minuman atau camilan. Gula arennya sendiri ada di jual di dalam kerajaan, tapi sayangnya tidak terlalu terkenal. Gula aren malah banyak dikonsumsi oleh rakyat biasa. Mungkin karena mereka menggunakan sebagai pengganti gula tebu yang lebih populer.
Tanpa mereka sadari, pangeran Solon melihat mereka dari ujung ruangan.
“Pangeran lihat kan? Jaden itu anak bangsawan rendahan yang mendekati mereka anak-anak bangsawan tinggi karena ingin memanfaatkan mereka, dia bahkan memberi mereka makan makanan yang aneh begitu” ucap Tian, dia berusaha menghasut Solon.
Solon sebenarnya tidak terlalu percaya dengan ucapan Tian, dan dia juga tahu jika Tian bukanlah pangeran dengan etiket baik, bahkan Tian itu merupakan salah satu sasaran yang dia ingin beri pelajaran karena suka merundung anak yang lebih rendah darinya.
Namun, Solon sangat menyukai dan mengagumi putri Abel yang begitu berbakat. Ditengah gempuran putri-putri elf lain yang lebih murni, Abel hanya seorang putri hybrid, yaitu keturunan elf dan manusia, yang bisa membuktikan bakatnya hingga menjadi salah satu putri yang berharga. Intinya, Solon menyukai Abel dan yakin jika dia akan menjadikan Abel sebagai Ratunya suatu saat nanti.
Mungkin karena itu, dia jadi mudah terhasut oleh omong kosongnya Tian.
Kelihatannya juga begitu, Jaden memberi makan yang aneh pada teman-temannya, yang rata-rata adalah putra-putri yang kedudukannya lebih tinggi darinya. Padahal Jaden menganggap mereka sebagai teman biasa, tapi tentu kelihatannya tidak seperti itu.
Pikiran mereka tidak sama dengan Jaden yang memiliki pikiran bebas bawaan dari dunia lamanya. Jaden tidak terlalu memikirkan kedudukan atau apalah itu.
Jaden hanya ingin hidup tenang dan damai, itu saja.
“Pastikan besok kamu mengalahkannya di dalam duel, jika tidak, kamu akan kehilangan muka sebagai seorang pangeran” ucap Solon.
Tian berkeringat dingin mendengar hal itu, tapi dia mengangguk juga. Meski ucapan Solon dingin, tapi dia tahu, Solon sedang menyemangatinya dan mendukungnya.
“Aku akan mengalahkannya, tenang saja, dia itu bisa lolos kelas A hanya karena bantuan dari David saja, memang keluarga Ergreen terkenal akan sihirnya” ucap Tian.
Solon mengangguk, “pergilah dan siapkan dirimu.”
“Baik, pange – masudku, senior... saaya permisi.”
Tian pun pergi ke mejanya sebelumnya, tempat teman-teman kelas B nya berada.
Solon kembali menoleh pada Jaden dan yang lain, lalu Solon melihat adiknya, Selen, yang terlihat sangat bahagia disana.
Meski kakak adik, hubungan keduanya tidak baik, tapi juga tidak buruk. Seperti hubungan bisnis saja, mereka makan di tempat yang sama, tinggal di gedung yang sama, namun tidak pernah saling menanyakan kabar.
Melihat adiknya yang biasanya hanya diam dan berwajah dingin itu kini tersenyum lepas, membuat Solon makin penasaran dengan sosok Jaden.
“Apa yang spesial dari bocah itu?” gumam Solon.
***
Akhirnya saat berduel pun tiba, saat itu selesai pemberian materi, Tian tiba-tiba mendatangi guru yang saat itu mengajari mereka cara bertarung. Tian pun mengutarakan keinginannya untuk duel dengan Jaden.
Guru tersebut sangat bersemangat mendengarnya, dia pun menggelar duel di tengah lapangan.
Tian memang licik, tadinya dia bilang mau berduel di belakang sekolah, kini malah meminta duel sungguhan pada guru. Jadi, guru menyiapkan lapangan utama untuk itu.
Kini, semua murid akademi bisa melihatnya.
“Kebetulan, saat ini Kaisar, Raja Whitebold dan Raja Elvestra sedang datang berkunjung, mereka akan senang sekalimelihat duel antar murid. Kalian berdua memiliki nilai tinggi hingga bisa masuk kelas A, jadi ingat kembali peraturan dan teori yang ku berikan sebelumnya, kalian sudah mengerti kan?” ucap Guru.
Jaden meneguk ludahnya susah payah, kenapa harus ada kakeknya segala? Apakah kakeknya akan mengenali dia sebagai pangeran Christopher Jaden Whitebold? Jaden sudah susah payah membujuk kaisar agar menyembunyikan identitasnya, jadi akan sia-sia jika kakeknya atau Raja Whitebold membongkarnya dengan cepat.
Duel pun dimulai.
Mereka sama-sama menggunakan pedang kayu untuk duel, karena yang berduel adalah pemula atau kelas satu, bahkan baru beberapa hari masuk akademi, jadi tidak boleh menggunakan pedang sungguhan atau sihir.
Karena itu, duelnya harus adil, yaitu menggunakan pedang kayu.
Tian merasa sangat senang, karena dengan begitu, dia tidak perlu malu karena kemampuan sihirnya kurang dibandingkan Jaden. Ada kakeknya juga, jadi Tian ingin pamer jika dia adalah pangeran yang tepat untuk naik tahta nanti.
Meski Raja Whitebold memiliki dua putra, yang salah satunya adalah putra pertama, atau ayahnya Tian, bukan berarti Tian serta pangeran lain tidak memiliki hal yang sama untuk naik tahta menjadi calon Raja. Karena kakek masih segar bugar, jadi kemungkinan hidup masih lama. Mungkin saat Raja sudah meninggal nanti, ayah Tian juga sudah tua, menjabat sebagai raja pun tidak lama.
Jadilah mereka sepakat untuk mengambil calon Raja dari generasi ketiga, atau Tian dan saudara-saudaranya.
Tentu saja Jaden juga memiliki kesempatan yang sama.
Duel pun dimulai, Tian menyerang terlebih dahulu dengan agresif, awalny Jaden agak kesulitan, karena konsentrasinya terbagi.
Bahkan babak pertama, Jaden berhasil terpukul dan jatuh.
Tian merasa sangat senang.
“Ternyata kemampuan berpedangmu nol besar ya, bocah miskin!”
Jaden yang masih terduduk di lantai mendongak menatap Tian yang angkuh tersebut.
“Mungkin kemampuan berpedangku masih dibawahmu, tapi ingat, manusia itu mudah mempelajari sesuatu...”
“Apa maksudmu?”
Jaden pun kembali bangkit, lalu menyerang Tian. Meski terkejut, tapi Tian berhasil menahan pedang Jaden.
Jaden menyringai, “wah, konsentrasimu bagus juga ya? Aku akan mulai serius sekarang!”
“Jangan banyak bicara! Kau akan ku kalahkan disini!”
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments