NovelToon NovelToon

Reinkarnasi Menjadi Pangeran Terbuang

Kesempatan hidup kembali

.

.

Kehidupan mewah dan glamor adalah hal yang biasa bagi Jaden, karena dia adalah salah satu aktor terbaik dan populer, bagi di negaranya maupun secara internasional.

Sejak kecil dia sudah berada di dunia hiburan, menjadi idola, memiliki banyak penggemar, di sangat terkenal.

Hidup susah tidak pernah terlintas dalam benaknya akan dia rasakan.

Akan tetapi, rasa dikhianati itu begitu besar dia rasakan saat orang yang dia anggap dekat dan dia percayai sepenuhnya, yaitu managernya sendiri, tega mengkhianatinya.

Bukan hanya membawa kabur uang-uang Jaden, dia juga menyebarkan rumor buruk yang membuat Jaden dibenci banyak orang.

Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah yang Jaden alami.

Kehidupannya yang mewah dan indah runtuh begitu saja.

Dia tidak bisa menghadapi semuanya dengan kepala dingin, dia memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan loncat dari gedung agensi yang dia besarkan dengan namanya susah payah.

Jaden pikir, dengan dia meninggal semua beban beratnya telah menghilang, namun dia salah besar.

“Aku dimana ini?” gumamnya, sambil melihat ruangan putih seakan tak berujung yang dia tempati.

“Apa sekarang kamu puas?”

Jaden segera mencari sumber suara, namun dia tidak dapat menemukan apapun.

“Siapa itu?” tanya Jaden ketakutan.

Apa ini di rumah sakit? Tapi tidak mungkin rumah sakit seperti itu, lagipula, Jaden saja tidak bisa merasakan dirinya sendiri.

Mungkin ini mimpi.

“Kamu tidak perlu tahu siapa aku, yang pasti, kamu harus menjawab pertanyaanku, apa kamu puas setelah bunuh diri loncat dari gedung?”

Jaden kembali duduk dan terdiam.

Apakah dia sudah puas?

Tidak, dia tidak puas.

Apakah dia menyesal?

Tidak, dia juga tidak menyesal.

Jaden tidak tahu apa yang telah dia lakukan, entahlah.

“Sebenarnya kamu masih bisa hidup lama dan bahagia jika mau bersabar sebentar saja, lihat ini!”

Tiba-tiba tembok putih di depan Jaden mengeluarkan gambar.

Disana terdapat vidio dan berita tentang dirinya.

Jaden yang bunuh diri menjadi trending dimana-mana, banyak orang merasa kehilangan sosoknya yang tampan dan menjadi dambaan setiap wanita. Kebaikan Jaden yang dulunya selalu dipandang sebelah mata kini dikenang dan ditangisi.

Manager juga telah ditangkap dan diadili, rumor buruk tentang Jaden juga telah lenyap.

“Kamu hanya mendapat sedikit kesusahan, tapi kamu sudah memutuskan untuk mengakhiri hidupmu, kesakitan yang kau alami itu tidak ada apa-apanya, karena itu aku akan memberimu kesempatan hidup kembali, kamu harus merasakan bagaimana rasanya hidup dari bawah.”

“Apakah aku akan bereinkarnasi?” tanya Jaden.

“Ya, begitulah, tapi tidak di duniamu yang dulu, melainkan dunia lain.”

Jaden mengernyitkan dahinya, “ada dunia lain? Dunia seperti apakah itu?”

“Kamu akan mengetahuinya setelah sampai sana, sekarang, kamu pejamkan matamu, Jaden.”

Jaden yang sudah lebih tenang itu memejamkan matanya. Namun, dia tidak dapat merasakan apapun.

Semuanya gelap.

Kosong.

Hingga beberapa saat kemudian, dia dapat merasakan berbagai suara, dia pun dapat merasakan tubuhnya sendiri.

Perlahan dia membuka kelopak matanya, lalu dia berkedip-kedip untuk menyesuaikan dengan kondisi di sekitarnya.

Dia segera menguap lalu merenggangkan otot – hmmm?

“Tanganku kecil sekali,” gumam Jaden.

Dia menatap kedua tangan mungilnya yang putih dan chubby.

Jaden turun dari ranjang kecil yang dia duduki, kemudian berjalan menuju cermin besar yang berdiri di tembok.

Dahi Jaden mengernyit melihat cermin kotor tersebut.

“Apa-apaan ini?”

Setelah dia menemukan kain yang berserakan, dia pun membersihkan cermin itu semampunya, sampai dia bisa melihat pantulan dirinya sendiri di cermin.

Jaden melongo melihat dirinya.

Tubuh gemuk mungil, dengan kulit putih pucat halus seperti porselen, rambut hitam legam dan mata hijau cemerlang. Bocah di dalam cermin sangat menggemaskan dengan pipi chubby, matanya terlihat sipit karena tertelan pipinya sendiri, hidung mancung yang mungil.

“Imut banget bocah ini...” gumam Jaden.

Krieekkk.

Jaden segera berbalik, melihat pintu kamarnya terbuka, lalu masuklah seorang maid paruh baya yang terlihat ramah dengan senyuman manis. Sebenarnya dia cantik, dengan rambut coklat madu, dan mata coklat.

“Pangeran sudah bangun? Maaf atas kecelakaan tadi, pangeran baik-baik saja kan?” tanya wanita tersebut.

Jaden mengangguk pelan, “aku baik-baik saja, bibi.”

Wanita itu sangat terkejut saat Jaden memanggilnya bibi, tidak biasanya dia yang seorang pelayan rendahan itu dipanggil bibi.

Sepertinya ada yang aneh dengan pangerannya ini.

Bibi tersebut menarik Jaden pelan agar kembali duduk di ranjang usang yang sudah dibersihkan bibi pelayan sebelumnya.

“Pangeran sungguh baik-baik saja?” tanya bibi pelayan.

Jaden menatap bibi tersebut dengan tatapan bingung yang menggemaskan.

“Aku baik, tidak merasakan sakit atau apa kok, bibi tidak perlu khawatir” Ucap Jaden.

Bibi pelayan kembali terkejut dengan ucapan sopan sang pangeran.

“Kenapa pangeran memanggilku bibi? Pangeran juga lebih sopan dari biasanya, jika

pangeran bisa bersikap sopan seperti ini, pangeran tidak tidak akan dibuang disini kan?”

Jaden mengedip-ngedipkan matanya kecilnya.

“Jadi, aku dibuang di tempat ini?” tanya Jaden bingung, malah membuat bibi pelayan lebih bingung lagi.

“Pangeran lupa jika pangeran dibuang disini?”

Jaden mengedipkan mata kecilnya lagi lalu menggeleng pelan, “tidak, Bi.”

“Baiklah, saya akan bertanya, nama pangeran siapa?”

Jaden terdiam, karena dia tidak bisa menjawabnya, jadi dia menggeleng pelan.

“Pangeran tidak ingat?”

Jaden mengangguk.

Bibi tiba-tiba berkaca-kaca, kemudian memeluk Jaden erat.

“Kasihan sekali pangeran, sudah tidak bersalah, dituduh yang tidak-tidak, dibuang ke

pinggir kota, lalu sekarang tidak mengingat apapun, pasti terjadi sesuatu dengan kepala pangeran saat kecelakaan kereta kuda tadi kan? oh pangeran kecilku!”

Jaden yang tidak mengerti apa-apa sekarang mulai paham, jika dia adalah seorang pangeran dan sedang dibuang karena alasan tertentu.

Jaden melonggarkan pelukan bibi pelayan, lalu menghapus air mata bibi dengan jemari

mungilnya, “bibi jangan menangis, tubuhku sehat kok,” ucap Jaden.

Bibi pelayan tidak bisa menahan dirinya, dia kembali menangis lalu memeluk Jaden kembali.

Dengan sendirinya, bibi pelayan kemudian menceritakan siapa Jaden di dunia itu.

“Pangeran ini adalah pangeran Christopher Jaden Whitebold, dari kerajaan Whitebold. Anda adalah putra dari putri kesayangan Raja, yaitu putri Ashlyn. Namun, karena putri Ashlyn jatuh cinta pada pangeran dari kerajaan manusia serigala, tragedi itu terjadi. Kerajaan manusia di dunia ini tidak menyukai kerajaan dari bangsa lain, terutama bangsa Iblis, monster, dan termasuk manusia serigala, bahkan wilayahnya saja dibagi-bagi. Sekarang ini, meski kekaisaran sedang berusaha mendamaikan semua bangsa, tetap saja banyak manusia tidak suka dengan bangsa lainnya.

Peperangan sempat terjadi, meski kemudian di damaikan kekaisaran. Mereka berdamai asalkan putri Ashlyn tidak dibawa kerajaan Blackwolf, yaitu kerajaan manusia serigala. Jadi putri Ashlyn tetap di kerajaan Whitebold, melahirkan pangeran Chris. Awalnya semua baik-baik saja, sampai ketika putri Ashlyn meninggal setelah mengetahui pangeran dari Blackwolf kekasihnya akan dinikahkan dengan putri lain, putri Ashlyn sakit-sakitan dan meninggal.

Sejak saat itu pangeran Chris tidak dianggap, pangeran dan putri lain selalu menganggap pangeran lebih rendah. Puncaknya adalah dua hari lalu, saat pangeran Chris tidak tahan dengan hinaan mereka dan balik melawan. Namun, Raja atau kakek pangeran, tidak percaya dengan pangeran, hingga keputusan ini ditentukan, yaitu pangeran Chris harus pergi dari kerajaan dan tinggal disini sampai waktu yang ditentukan, tapi kami sangat khawatir pangeran tidak akan kembali ke istana.”

Bibi pelayan bercerita dengan air mata berderai, membuat Jaden sakit hati melihatnya. Ternyata pangeran Chris yang masih kecil mungil menggemaskan ini

sudah mendapatkan cobaan yang berat. Padahal, dia tidak salah apapun.

“Kenapa mereka membenciku, bibi?”

“Maaf pangeran, tapi itu karena pangeran memiliki darah manusia serigala, jadi orang-orang istana selalu menganggap pangeran monster, maaf mengatakan ini pada

pangeran, tapi kami tidak pernah menganggap pangeran itu monster, pangeran manusia seperti yang lainnya,” ucap Bibi, masih menangis sambil mengusap air

matanya sendiri dengan sapu tangan lusuh yang dia bawa.

Jaden tersenyum, “aku tidak masalah mau mereka memanggilku monster atau apa, Bi, jadi jangan menangis, hidup di tempat baru tidak ada salahnya, kita bisa memulai hidup baru disini.”

Bibi terharu mendengar ucapan bijak sang pangeran.

“Oh iya Bi, jangan panggil aku pangeran mulai sekarang, panggil saja aku Jaden.”

Karena bibi berpikir pangerannya melakukan itu untuk melupakan hal yang menyakitkan,

jadi dia menurut saja, dia pun mengatakan hal itu pada pelayan yang lainnya.

.

.

Undangan pesta kerajaan

.

.

Kehidupan baru Jaden pun dimulai.

Awalnya dia tidak banyak berpikir, dia hanya membantu pelayan lain yang menyiapkan

rumah baru. Itu adalah bekas rumah salah satu bangsawan yang telah bangkrut. Rumahnya cukup besar dan luas, hanya saja banyak yang harus diperbaiki.

Saat di bumi dulu, meski Jaden adalah aktor dan terbiasa hidup mewah, dia juga memiliki minat di bidang lain. Dulu Jaden pernah berminat untuk belajar dekorasi ruangan.

Untungnya Jaden adalah pangeran, jadi mereka bisa mendapat cat berbagai furnitur dari kerajaan.

Dengan Semangat Jaden membantu pelayan mengatur dan menghias rumah baru.

Dalam dua hari saja semua sudah selesai, rumah yang awalnya bobrok tersebut sudah layak ditinggali dan sangat nyaman.

Ada lima pelayan yang tinggal Bersama Jaden, mereka tidak dipilih tapi secara suka rela mengikuti Jaden.

Ada satu koki, dua pelayan laki-laki dan dua pelayan wanita.

Mereka semua menyukai Jaden yang baru karena lebih ceria dan bersemangat, Jaden bahkan membantu koki untuk memasak juga. Koki tidak percaya pangeran kecilnya itu bisa memberikan saran untuk bumbu agar rasanya tidak hambar.

Maklum saja, Jaden itu di bumi selalu cerewet soal makanan, dia bahkan belajar memasak khusus dari chef bintang tiga micheline. Saat itu memang Jaden juga memainkan peran sebagai chef terkenal dalam salah satu drama, jadi sekalian saja dia belajar memasak.

Dua hari tinggal di dunia baru membuat Jaden shock dengan cita rasa masakan di dunia itu, maklum saja tidak ada perasa buatan atau msg di dunia itu, semuanya serba alami. Mereka juga mengolah makanan sangat berbeda dengan di bumi, mereka tidak tahu jika kaldu sayur dan daging itu bisa membuat cita rasa semakin enak. Beberapa rempah juga mereka belum tahu.

Jadi, Jaden yang tidak tahan memakan masakan hambar akhirnya ikut memasak sambil memberi saran pada koki.

Para pelayan tersebut jadi kagum dengan sosok pangeran mereka, yang tidak biasanya seperti itu. Seakan tiba-tiba pangeran mereka mengetahui banyak hal, tingkahnya juga berbeda, lebih sopan dan ramah.

Pangeran mereka tidak segan-segan pergi ke luar, berjalan-jalan di pasar tradisional, mencari rempah di hutan, menyapa orang desa.

Orang-orang disekitar sana hanya tahu jika Jaden adalah bangsawan tingkat rendah, namun mereka tetap segan pada Jaden dan pelayannya yang ramah.

Tidak berhenti sampai disana, Jaden juga mencari tahu sendiri tentang dunia baru tersebut, dan bagaimana keadaan diluar sana.

Jaden pergi mencari berbagai buku, untungnya lagi, dia adalah pangeran, jadi pelayan bisa membawakan buku apapun yang pangeran inginkan dari istana.

Meski diasingkan, tapi ternyata Jaden masih mendapat fasilitas dari kakeknya yang menjabat sebagai Raja.

Jaden menghabiskan waktunya dengan membaca buku, mempelajari tentang dunia tersebut.

Di dunia itu ada berbagai bangsa dan makhluk.

Jika di bumi, mereka semua adalah mitologi saja, seperti elf, werewolf, penyihir, iblis, goblin, dwarf, peri, dan lain-lain.

Saat itu kekaisaran sudah bisa menguasai dan bekerja sama dengan semua kerajaan, baik kerajaan manusia dan kerajaan makhluk lain, kecuali bangsa Iblis. Katanya juga setelah peperangan dengan Whitebold, Blackwolf mulai memisahkan kerajaan mereka dari kekaisaran dan bergabung dengan kerajaan iblis, entahlah.

Kemudian, di dunia itu sihir dan kekuatan adalah segala-galanya.

Kekaisaran mendirikan akademi sihir untuk mendapatkan bakat sihir yang luar biasa.

Namun, pemilik sihir kebanyakan adalah bangsawan, bahkan mereka bisa mendapatkan gelar kebangsawanan dari bakat sihir mereka.

Para bangsawan dan kerajaan berbondong-bondong mengirimkan anak-anak mereka ke akademi sihir kekaisaran tersebut.

Dan seharusnya, Jaden juga harus ikut.

Saat usia Jaden sudah mencapai 15 tahun, undangan tersebut datang, dari kekaisaran langsung.

Jaden tidak percaya dia mendapatkannya, bukan lewat kerajaannya sendiri, tapi

kekaisaran langsung!

“Sepertinya, itu karena pangeran adalah keturunan serigala, bukankah bangsa serigala itu sangat kuat? Mereka memiliki pengguna pedang sihir terbaik!” ucap salah satu pelayan laki-laki dengan semangat.

“Pengguna pedang sihir yang terkenal berasal dari Blackwolf, dan salah satunya adalah ayah dari pangeran Jaden, jadi wajar saja Kaisar mengundang pangeran” sahut koki.

Saat itu mereka menghangatkan diri di depan perapian, sambil meminum coklat hangat dan kookies.

Salah satu alasan mengapa bangsa manusia tidak menyukai bangsa lain, terutama bangsa Iblis, serigala, harimau, elf, peri, dan lain-lain adalah karena mereka memiliki sihir yang unik. Bahkan beberapa diantaranya sangat jauh dibandingkan manusia.

Bangsa manusia hanya memiliki beberapa penyihir terbaik dan kekuatan sihir yang paling baik dan mereka sangat mengagungkan orang itu, padahal sihir mereka masih kalah jauh dibandingkan bangsa elf.

Hanya kekaisaran saja yang mau menurunkan ego mereka dan mau mengajak bekerjasama

dengan bangsa-bangsa lain yang kuat tersebut.

Bangsa Iblis tidak mau mengulurkan tangan mereka untuk menerima, karena mereka sudah terlanjur sakit hati dengan manusia yang suka mengolok-olok mereka, memburu para monster untuk bersenang-senang, bahkan meski monsternya tidak berbuat apapun yang merugikan.

Di dunia itu monster yang boleh diburu hanyalah monster yang menganggu saja, jika tidak maka manusia maupun makhluk lain tidak boleh diburu.

Namun, karena kebanyakan bangsa manusia serakah dan suka memperjual belikan monster, maka bangsa Iblis ingin melindungi monster, jadi tidak tidak mau bekerja sama dengan kekaisaran.

Itu yang Jaden pelajari dari berbagai buku.

Sihir juga memiliki beberapa jenis dan tingkatan, salah satunya adalah senjata sihir,

yang hanya bisa dikendalikan oleh orang-orang tertentu, seperti pedang sihir, panah sihir, tombak sihir sampai tameng sihir. Namun, senjata sihir memang sangat

langka.

Ada orang yang mahir dalam berpedang, tapi dia tidak bisa menggunakan pedang sihir. Ada pula penyihir hebat, tapi tak bisa menggunakan pedang sihir.

Jadi orang yang dapat mengendalikan senjata sihir adalah seseorang yang luar biasa.

Dari bangsa manusia hanya ada satu saja, namun bangsa lain memiliki beberapa. Salah satunya dari kerajaan serigala, atau Blackwolf, dan kebetulan, itu adalah ayah dari Christopher Jaden Whitebold. Oh, seharusnya nama belakang Jaden itu Blackwolf, tapi dia tidak peduli.

Ayahnya saja tidak pernah mengunjungi Jaden, jadi buat apa juga berharap.

“Jadi bagaimana? Apakah pangeran akan pergi?” tanya pelayan yang lain.

Jaden mengangguk mantap, “iya, aku akan pergi, bukankah untuk masuk masih perlu ujian? Meski belum yakin akan mengikuti ujian itu.”

“Lalu bagaimana dengan undangan pesta di kerajaan?” tanya pelayan lain.

Semangat Jaden luntur seketika.

Kerajaan yang telah membuangnya tersebut, tiba-tiba mengundang Jaden untuk pergi ke

pesta kerajaan. Itu adalah pesta karena ada beberapa pangeran dan putri, sepupu Jaden, yang pergi ke akademi kekaisaran juga.

Tidak ada yang mengatakan Jaden juga harus pergi ke akademi tersebut, tapi kenapa dia diundang segala, aneh bukan?

Ada banyak hal yang Jaden takutkan jika pergi kesana, karena tidak ada satupun yang dia kenali sama sekali. Bahkan kakeknya atau Raja sekalipun.

“Aku akan pergi.”

Malam itu, Jaden dan para pelayan pun pergi ke kerajaan menggunakan kereta kuda sederhana. Mereka mengalami berbagai kesulitan, karena penjaga gerbang mencegah dan tidak bisa mengenali Jaden sebagai pangeran.

Ternyata rumor yang beredar di kerajaan adalah pangeran Christopher Jaden itu gendut, bulat, dan jelek. Melihat yang datang adalah pangeran tinggi, tampan, berwibawa dan ramah, mereka tidak percaya jika itu adalah pangeran Chris yang dahulu diusir.

Namun, Jaden dan pelayan berhasil masuk setelah salah satu pelayan menunjukkan tanda bahwa Jaden adalah anggota kerajaan.

Tidak cukup sampai disana, di dalam istana, masih ada lagi kejadian yang sangat memalukan.

Ada salah satu pemuda gendut yang banyak makan di pesta, dia tidak salah apapun dan tidak menganggu, tapi tiba-tiba saja didatangi beberapa orang dan dia dipermalukan.

Lebih memalukannya lagi, mereka berpikir pemuda itu adalah pangeran Chris saudara mereka. Sampai kemudian seorang Duke datang, dia marah karena anaknya diganggu. Duke tersebut adalah Duke Ergreen, yang menurut pelayan Jaden adalah sahabat baik dari Raja atau kakeknya Jaden.

Orang-orang yang membully ketakutan saat itu.

“Jika itu bukan Christopher, lalu dimana dia?”

Salah satu pelayan setia Jaden ingin mengatakan jika Jaden ada disana, namun Jaden menghentikannya.

“Biar saja, aku ingin menyembunyikan identitasku” ucap Jaden.

.

.

Perjalanan menuju Floutessia

.

.

"Hey!"

Pemuda gemuk itu berbalik setelah Jaden menepuk bahunya, lalu dia memincingkan matanya melihat ada pemuda tampan yang tersenyum manis, dia terlihat curiga.

"Apa kamu salah satu pangeran Whitebold juga? Atau antek mereka? Kau ingin mempermalukanku juga?" tanya pemuda itu, dia terlihat antara marah dan ingin menangis, tapi dia menahannya sekuat tenaga.

Jaden menggeleng, "bukan, aku Jaden, hanya pemuda biasa kok, tidak lebih hebat darimu yang anak seorang Duke" ucap Jaden.

Pemuda itu menggeleng, "aku juga tidak hebat, aku hanyalah pecundang, tidak saudaraku, tidak orang lain, aku selalu saja menjadi bahan olok-olok, ini salahku sendiri karena terlalu banyak makan."

"Kenapa kamu tidak mencoba menurunkan berat badan?"

"Tidak semudah itu, setiap hari datang makanan enak dan kue-kue untukku, saudara-saudaraku memberikannya padaku."

Jaden mengernyitkan dahinya, "kau bilang mereka mengolokmu kan?"

Pemuda itu menggeleng, "aku juga tidak mengerti, mereka mengolokku tapi sangat baik memberikan kue setiap hari."

Jaden tersenyum miris, "jika aku mengatakan sesuatu tentang itu, apa kau akan marah?"

"Memang apa?"

"Mereka melakukannya karena ingin terus mengolokmu, jika kau tetap gendut, maka kau akan selalu menjadi bahan olokan, itulah kenapa mereka memberimu kue-kue itu."

Pemuda tersebut terlihat sangat terkejut mendengar ucapan Jaden.

"Kamu jahat sekali! Mana mungkin mereka begitu!"

Jaden pun berdiri lagi dari duduknya, "Aku kemari hanya kasihan denganmu yang kesusahan dengan tubuh besar itu, jadi aku ingin memberimu ini?"

Jaden pun memberikan satu kantong berisi suatu bubuk.

"Itu adalah minuman yang jika kamu konsumsi setiap hari, perlahan lemakmu akan turun, jangan lupa memberikan lemon juga, di wilayah Ergreen ada banyak lemon kan?" Jaden menepuk bahu si pemuda gemuk, tersenyum kecil lalu melanjutkan, "semoga berhasil, kawan!"

Jaden pun pergi, menuju kereta kuda yang telah menunggunya, kembali pada rumah terpencil di tepi wilayah kerajaan.

"Boleh saya tahu, bubuk apa yang anda berikan kepada tuan muda Ergreen, pangeran?" tanya salah satu pelayan saat mereka masih dalam perjalanan.

Jaden tersenyum, menatap bulan separuh yang bersinar, terlihat dari celah jendela kereta.

"Itu adalah bubuk kopi, jika ditambah air perasan lemon, efektif menurunkan berat badan, semoga saja informasi tentang tuan muda Ergreen yang tidak memiliki penyakit lambung itu benar, karena jika benar, aku bisa berada dalam bahaya" ucap Jaden.

"Informasi itu saya dapatkan dari maid keluarga Ergreen langsung, pangeran, jadi jangan khawatir" ucap pelayan laki-laki yang bertugas kusir, mengendalikan kuda di depan.

"Terimakasih, kamu sangat membantu."

***

Kereta kuda rombongan Jaden telah berangkat menuju Floutesia, yaitu wilayah kekaisaran. Jaraknya bisa ditempuh seharian dengan kereta kuda, jika tidak ada sesuatu yang menghambat dalam perjalanan.

Saat mereka lelah, mereka istirahat sejenak, kebetulan mereka beristirahat di tengah hutan. Hutan tersebut seharusnya aman, karena mereka telah merencanakan perjalanan tersebut, mencari jalur yang efektif dan aman. Karena ada beberapa jalur yang bisa mereka gunakan untuk mencapai Floutesia, hanya saja yang lain ada banyak kekurangan.

Ada jalan yang lebih cepat, namun kabarnya ada banyak bandit yang akan mencegah mereka. Yang lain lagi juga lebih cepat, namun jalannya sangat berbahaya dan berkelok-kelok.

Sementara jalan yang mereka pilih memang sedikit lebih lama, tapi paling tidak jalannya mulus, juga tidak ada ancaman apapun.

Itu perkiraan awal, karena nyatanya, mereka mengalami kendala.

Saat itu sudah sore, jadi mereka berhenti karena kelelahan.

Pelayan menyalakan api unggun dan membuat satu tenda.

Sementara Jaden dan koki mulai mempersiapkan bahan yang akan mereka gunakan untuk masak.

Jaden mengeluarkan daging rusa yang telah dibekukan dengan batu sihir khusus. Bagi orang yang tidak dapat menggunakan sihir, masih ada batu sihir yang dijual, meski harganya lebih mahal, dan rata-rata hanya bisa dibeli oleh bangsawan.

Jaden ini pangeran, jadi mudah saja mendapatkan batu-batu sihir.

Ada batu sihir yang dapat mengeluarkan api, air, mendinginkan, mengeluarkan cahaya, dan lain-lainnya. Awalnya, orang-orang bingung dengan kegunaan batu untuk mendinginkan sesuatu tersebut, hanya akan digunakan saat musim panas saja. karena itu harganya menjadi murah sekali.

Jaden memanfaatkan hal itu untuk membeli dalam jumlah banyak.

Akhirnya Jaden dapat menyimpan buah, sayur dan daging lebih lama, dia bahkan bisa membuat ice cream dengan batu tersebut.

Karena Jaden tidak pelit, dia membagikan ilmu tersebut pada penduduk sekitar rumahnya, mereka sangat bahagia karena akhirnya bisa menghemat pengeluaran mereka.

Karena para penduduk menghargai Jaden, dan agar batu sihir untuk mendinginkan tidak menjadi mahal dan dapat penduduk biasa beli, jadinya selain penduduk sekitar tersebut, tidak ada yang mengetahui rahasia itu.

Jaden memotong-motong daging rusa tersebut tipis-tipis, sementara koki mempersiapkan tepung dan telur, juga wajan dan minyak untuk menggoreng. Mereka menggunakan minyak sayur terbaik yang bisa mereka dapatkan, itu juga mahal sekali dan hanya bisa diakses untuk bangsawan.

Tiba-tiba saja, rombongan Jaden sudah terkepung, dengan kelompok serigala abu-abu bermata biru. Mereka menggeram dan menunjukkan taring mereka.

"Haruskah kita lawan para serigala tersebut, pangeran?" tanya pelayan pria.

Jaden pun memerintah pelayan wanita untuk masuk tenda, lalu meminta pelayan laki-laki dan koki untuk tetap tenang dan melanjutkan pekerjaan mereka.

Sementara itu, Jaden membawa potongan daging rusa lima potong, sesuai jumlah serigala.

Dengan tenang dan perlahan, Jaden mendekati serigala tersebut.

Dia sangat takut, tentu saja, mana mungkin tidak! namun, Jaden dengan mudah berakting seakan dia baik-baik saja, dia bahkan masih bisa tersenyum meski jantungnya berdebar-debar tidak karuan.

Jaden menaruh potongan tersebut di depan para serigala.

Serigala mendekat, dan memakan potongan daging dengan tenang. Kemudian Jaden memanfaatkan hal tersebut untuk mengusap lembut bulu-bulu serigala.

Ternyata mereka sangat senang.

Jaden sudah membaca di dalam buku tentang hewan-hewan dari salah satu buku yang dibawa dari kerajaan. Ada pula cara menakhlukkan hewan buas, seperti serigala abu-abu, yaitu serigala yang sebenarnya paling ramah, namun bisa juga menjadi paling buas. Asalkan bisa membuat serigala abu-abu jinak, selamanya mereka akan jinak dan baik. Serigala abu-abu juga dapat mengenali orang yang baik kepada mereka.

Setelah memakan daging dan mendapat belaian dari Jaden, para serigala mulai pergi lagi ke dalam hutan.

"Wah, bagaimana pangeran bisa setenang itu dan tidak takut menghadapi serigala?" tanya koki.

"Kami saja hampir kencing di celana, pangeran!" sahut pelayan.

Jaden terkekeh pelan lalu menggeleng, "tidak, aku tidak seberani itu, hanya saja, aku pura-pura tenang, padahal aku takut sekali tadi!"

"Pangeran memang pandai mengendalikan diri dan emosi, hebat!" sahut pelayan wanita yang sudah keluar dari tenda.

Setelah seharian menaiki kereta, akhirnya rombongan Jaden sampai di Floutesia juga, mereka memesan beberapa kamar di penginapan tingkat menengah di kota tersebut.

Karena itu adalah wilayah kekaisaran, tentunya mahal sekali jika memilih penginapan tingkat atas. Lagipula, penginapan tingkat menengah yang mereka datangi lebih kat dari pusat kota dan akademi.

Pemilik penginapan sangat ramah, disana juga ada tempat makan di lantai satu.

Jaden, koki dan pelayan perempuan yang tidak kelelahan langsung pergi ke pusat kota untuk jalan-jalan. Sekaligus mengamati bagaimana wilayah kekaisaran tersebut.

Ternyata wilayah Floutesia ini bebas. Maksudnya, semua ras bisa masuk dengan mudah, tidak dibeda-bedakan dan tidak di rendahkan. Karena memang Kaisar ingin membuat dunia damai, dimulai dengan wilayahnya sendiri.

Karena hal tersebut, banyak pula ras lain yang berdagang disana, jadi yang bisa dibeli juga beragam.

Jaden menemukan berbagai hal yang ingin dia beli, tapi untuk saat ini dia hanya akan membeli yang butuh saja, hemat pengeluaran.

Tanpa Jaden sadari, dia berjalan sambil mengagumi kota, sampai-sampai dia tidak sadar telah berjalan jauh dari pelayannya hingga sampai di pinggir kota.

Setelah itu, terdengar suara wanita tidak jauh dari sana meminta pertolongan.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!