Sepertinya Haidar mulai tak nyamana dengan Adiba yang terus menempel. Dirinya tak siap bila segera menikah dan mengemban tanggungjawab yang besar. Dirinya ingin bebas dan mencari jati dirinya sendiri. Tidak lagi diatur oleh tekanan yang mengharuskan dirinya menjadi anak yang baik.
“Huffftt...” Haidar menghela nafas panjang.
Jarak Apotek dari rumahnya lumayan jauh, tak lupa di membeli 2 Batang rokok. Dia menghisapnya di jalan yang sepi, dimana jarang ada yang lewat. Sesekali ia melihat kendaraan yang lewat, takutnya kalau ada yang mengenalnya dan melaporkan kepada orang tuanya sedang asik merokok.
Mata Haidar melihat rombongan mobil mewah yang bernomor Polisi luar daerahnya. Tampaknya itu bukan rombongan biasa, karena mobil yang melintas tadi jenisnya jarang di temukan.
“Mas, sentra buah melon dan semangka dimana ya?” ucap sopir mobil mewah tersebut yang bertanya pada Haidar.
“Oh salah jalan Pak, silahkan putar balik dari sini. Nanti ada pertigaan jalan, pilih jalan yang di rabat beton saya ya.” Jelas Haidar.
“Terimakasih Mas,” ucap sopir itu usai memperoleh informasi. Dari kaca jendela yang diturunkan tampak penumpang dibelakang duduk bersama seorang wanita.
Kenikmatan menghisap rokoknya hilang dan segera kembali kerumah. Tak lupa dia memasukkan 1 Batang rokoknya kedalam pecinya. Dan tak lupa plester luka untuk Adiba pula. Sepanjang jalan kembali ke rumah, Haidar merasakan rindu dengam Keyasa. Karena Haidar mulai tumbuh rasa sayang kepada kekasihnya yang berada di Kudus.
“Mas Haidar,” sapa Adiba yang beranjak dari kursi depan rumahnya.
Sembari memasang wajah masam dan cemberutnya, Haidar memarkirkan sepada motor bebeknya dibawah pohon jambu air.
“Pake ya, semoga lekas sembuh lukanya. Aku mau istirahat dulu,” Haidar tak ingin berlama-lama dengan Adiba.
Dari dalam ibunya memperhatikan sikap Haidar yang tidak ramah lingkungan eh Rama sama calon pinangan hahaha.
“Haidar,” Ibunya menarik bahu putranya yang sudah loyo.
“Iya?”
“Uhukk.... Uhukkk... Kamu habis merokok ya?”
“Tidak? Aku dari Apotek beli plester untuk Adiba.”
“Bau tembakau dibakar ini, jangan bohong sama Ibu ya. Awas kalau kamu ketahuan merokok tak pukul pake rotan!” ancam hukuman ibunya.
“Tidak Bu, tadi aku ngantrinya dibelakang bapak-bapak yang merokok. Makanya aku ikutan bau tembakau. Yasudah Bu, aku mau ke kamar.”
“Adiba ada diluar, untuk apa kamu di kamar. Temani dia dan berbincang-bincang bahas apapun.” Perintah ibunya.
Dasarnya memang tidak tertarik ya ogah-ogahan Haidar meladeni Adiba. Di kamar dia lambat alam bahkan ganti baju, sambil menunggu pesan balasan dari Alisan dan Keyasa. Rasa penasaran pun semakin menjadi-jadi kala Haidar mengecek kotak pesan masuk. Ternyata sudah kosong semua.
“Loh kok bisa hilang semua pesan masukku, sedangkan pesan keluar masih banyak. Apa hapeku rusak ya?” Haidar panik melihat ponselnya damai sentosa. Biasanya Keyasa kalau aku telat balas suka marah, wah bahaya ini.”
Maka terjadilah perang di udara antar kata-kata Haidar yang kehilangan pesan masuk. Dan Keyasa yang menuduh Haidar sudah lupa ingatan. Curiga kalau Haidar kepincut gadis lain. Semalam suntuk Haidar tak keluar kamar menjelaskan kepada Keyasa, kalau yang ia katakan tidak bohong. Disisi lain ada Alisa yanh gundah gulana pesannya tak kunjung di balas Haidar. Ternyata nasibnya lebih naas lagi, nomor ponselnya tidak di hapus namun di blokir.
“Haidar, kalau kamu memang tidak membalas pesanku. Maka jangan salahkan aku jika pacaran sama Mas-Mas berpistol huh!” gerutu Alisa ketika galau.
Rencananya Alisa akan melanjutkan pendidikan perawat di Semarang. Sesuai arahan orang tuanya, karena tidak lolos seleksi calon Polwan. Saat pendaftaran calon akademi, Alisa mendapat kenalan banyak lawan jenis. Walaupun Haidar tak membalas pesannya, dia tetap senang karena masih ada stok pengganti. Selain Haidar kurang bermateri, menurut Alisa selagi ada kesempatan memilih calon pendamping hidup kalau bisa dapat yang berkelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Indri Hapsari
ih, Alisa ketuan deh agak matre 😁 but, makin menarik nih
2020-12-18
0
fieThaa
boleh gak sih si Haidar aku tuker ama tembakau😁
2020-12-06
0
Anyle Tiwa
kereeen kak
2020-12-03
0