“Bagaimana rasanya?”
“Emb... Manis” mengecap manisan coklat.
Cup... “Muach,” Haidar mendaratkan bibirnya tepat di mulut Keyasa yang belepotan.
“Mas,” gelak Keyasa kaget.
“Kamu dan coklat itu sama, sama-sama bikin lumer. Bedanya kamu bikin hati Mas yang lumer hehehe” kekeh Haidar.
Bibir Keyasa yang basah karena pertukaran saliva untuk pertama kalinya. Jantungnya sudah berdegub kencang dan berdisko ria. Campur aduk, antara malu atau penasaran nagih lagi. Karena Haidar main nyosor saja, dia lantas beranjak dan kembali ke kursi tempatnya duduk.
“Loh ada Haidar ya?” tegus ibu Keyasa.
“Iya Bu,” menyalami Ibu Keyasa.
Untung saja adegan romantisme orang kasmaran tidak dipergoki ibu Keyasa. Kalau sampai ketahuan bisa usai kunjungan perdana sang pacar. Tak ingin berlama-lama lagi, Haidar memutuskan kembali ke Demak.
“Mas balik ke Demak dulu ya Dek, jaga hati ya jangan selingkuh.”
“Iya mas, Adek akan selalu setia dan bersama Mas Haidar sampai sukses hehehe.” Gadis yang usai menyandang pacar kedua dari Haidar ini menurut dan patuh.
Setelah kepergiannya Haidar, Keyasa membagikan coklat dari Haidar kepada adik-adiknya. Dan Ibunya yang usai mandi menanyakan perihal kedatangan Haidar yang selama ini ia kenal dari cerita Keyasa setiap waktu.
“Yah, padahal Ibu mau berbincang-bincang sama Haidar. Kalau dia mau serius sama kamu ya suruh orang tuanya datang kemari untuk meminangmu! “ keluh Ibu Keyasa.
“Mas Haidar mau mengajar sebagai guru ngaji di Kampungnya Bu. Jadi belum ada modal buat nikah.”
“Heleh modal, modal. Nikah itu yang ijab sah, soal lain-lain mah kecil dipikir belakangan. Daripada anak perawan di sambangi lelaki, jadi omongan tetangga malu.”
Mulai lah pidato seorang ibu-ibu khas Negara ini yang masih mempercepat perkawinan putrinya. Kesaya yang kepalanya mulai pusing karena omelan ibunya minum puyer obat sakit kepala. Dan masuk kedalam kamar, menutupi wajahnya dengan bantal. Dan tidurlah dia dalam ketenangan.
Sementara itu Haidar masih melanjutkan perjalanan menuju rumahnya. Di ponselnya berdering nada pesan singkat dari Alisa. Haidar yang kini memiliki sepasang kekasih harus bisa mengatur konsentrasinya agar tidak terpecah topik pembicaraannya.
“Ish, enak juga ya punya pacar dua. Dunia ini serasa bapak saya yang punya hehehehe.” Padahal kernet bus sedang menunggu ongkos yang belum dibayarkan.
“Heh Dek, buruan bayar ongkos Bisnya. Jangan cengengesan kayak bocah lagi kremian.” Ucap kernet Bus tersebut.
Dari Dalam Bus, Haidar melihat asap mengepul di pinggir jalan. Ternyata terjadi kecelakaan lalu lintas. Sebuah mobil keluarga menabrak truk muatan barang. Yang membuat ringsek bagian depannya. Tampak polisi dan petugas medis sibuk mengevakuasi korban dan lalu lintas yang macet. Satu korban ditemukan meninggal ditempat kejadian perkara. Hal itu terlihat saat perawat menutup dengan kain pada tubuhnya yang dilumuri darah. Dan beberapa korban diselamatkan di tepi jalan. Mereka tampak kaget dan setengah hilang kesadaran karena kejadian naas tersebut. Penumpang dalam Bis itu otomatis menyalakan kamera untuk mengambil foto dan merekam video untuk kebutuhan konten.
“Wah, sayang sekali ya mobil sebagus itu harus ringsek ckckck,”
“Wah jadi janda Sul istrinya, gimana minat gak?”
“Wah anaknya masih remaja-remaja pula. Kasihan sekali ya mereka nanti gimana masa depannya.”
Begitulah celotehan dan komentar dari penumpang yang asik menyaksikan pertunjukan secara langsung. Naluri Haidar sebagai seorang muslim mengelus dadanya prihatin, bukannya mendoakan keluarga dan korban malah bicara yang tidak-tidak. Surat Al Fatihah menjadi amalan Haidar agar korban kecelakaan ini diberi kekuatan dan kesabaran atas musibah yang terjadi. Teringat akan kejadian Tsunami yang telah merenggut kedua orang tuanya. Bagaimana rasa sakitnya kehilangan anggota keluarga tercinta saat tidak siaap. Bahkan, kala itu Haidar masih bocah kecil yang masih butuh asuhan dan kasih sayang.
“Ya Alloh, semoga kelak aku diberi umur yang panjang dan barokah. Amin.” Haidar berdoa usai membacakan surat Al Fatihah seraya mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan.
Sementara di rumahnya sedang sibuk menyiapkan hidangan menyambut Haidar pulang. Sang calon istri yang sudah dipilihkan oleh orang tua angkat Haidar ikut andil serta pula. Kini tak hanya ada dua wanita yang mengelilingi Haidar, namun ada tiga wanita sekaligus yang sudah menghiasi safari hati seorang Haidar yang berlesung pipit dan gigi ginsul yang menggemaskan bila tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Indri Hapsari
waduuuh, tuh kenapa pula haidar mau dijodohkan segala
tiga dong 😆
2020-12-18
0
Anyle Tiwa
Kereen kak. Selalu suka sama ceritamu
2020-11-29
0
fieThaa
tetep ya gombal recehnya jalan🤣
baru 3 calon, belum 5 😂
2020-11-29
0