*** KELAS ***
“Assalamualaikum anak-anak, sebelum memulai pelajaran rutin. Ibu, ada brosur yang wajib kalian isi. Disini ada beberapa pertanyaan seputar cita-cita kalian setelah lulus sekolah. Jadi kalian harus mengisinya dengan jujur, tidak boleh bohong. Karena, ibu ingin kalian memiliki kejujuran sejak usia muda. Baiklah sekarang keluarkan pena, hanya ada pena diatas meja! Jangan melirik tetangga sebelahnya. Kalau yang pengen kuliah ya ditulis kuliah dimana. Sedangkan yang tidak melanjutkan kuliah bisa ditulis kerja. Karena ingin meringankan beban orang tua.” Tutur ibu guru.
“Bu, kalau Haidar mau menuntun ke jalan yang penuh SAMAWA gimana?” Celetuk Abi tanpa rem kampas.
“Heeeeee, apa itu SAMAWA Bi?” Jawab bu guru yang kurang gaul.
“Sakinnah, mawaddah warahmah wkwkwkwkwkwkwk kel kel kel kel,” Abi tertawa dengan menabuk perutnya yang buncit buntal.
“Oh, Haidar mau menikah ya?” Bu guru langsung paham perkataan Abi.
“Bukan bu, Abi kan biasa bercandanya kayak Oskadon (orang sotoy kebanyakan padon : bicara).” Kaki Haidar menginjak keras sepatu Abi, agar teman sebangkunya tidak banyak promosi gosip.
“Yasudah ibu doakan semoga murid-murid ibu kelak sukses ya. Setelah lulus dari sekolah sini, ingat pesan ibu guru. Untuk selalu menjunjung tinggi harkat, martabat dan keluarga. Jangan pernah melakukan perbuatan tercela. Abi, lain kali kalau bercanda jangan kelewatan ya. Ibu sentil perutmu kempes lho!” Gurau guru pada Abi yang petakilan.
Di bangku depan, ada seorang murid santri Putri yang duduk. Dia merunduk dan menoleh sedikit ke Haidar. Hanya hitungan mikro detik, kepalanya sudah kembali ke setelan awal. Pura-pura sibuk mengisi brosur yang dibagikan. Setelah jam istirahat, Haidar di perpustakaan yang sepi peminat. Yang jaga adalah ibu kantin juga. Saat jam istirahat pasti perpustakaan sepi. Selain menjadi tempat pindah tidur bagi siswa. Perpustakaan juga menjadi tempat sembunyi bagi siswa yang bolos sholat jemaah. Abi yang memiliki bekal uang saku banyak, sudah pasti borong aneka ria santapan. Sedangkan Haidar, puasa sunnah senin-kamis demi program penghematan dana jajan. Didalam perpustakaan ada beberapa kursi kayu yang di atur berisnya rapi. Ia lalu tidur dengan tangan menutup matanya.
“Haidar, kamu pura-pura tidur ya?” ucap siswi yang noleh tadi.
“Hemmmmmmb,” sudah melayang-layang sepertinya dialam bawah sadar.
Gedubrrraaaaakkkk, tendang kaki kursi itu bergeser.
“Astagfirullah... Hah!” Haidar kesal.
“Kenapa?! “ Tantang Alisa mendongak.
“Eh Alisa, hehehehe gak papa. Cuma aku kaget aja dibanguninnya kasar. Yang lembut dikit dong, cewek kok kayak preman huhuhu.” Jurus buaya mau nelan kadal alias gombal gembel kata-kata.
Alisa adalah Bintang kelas yang cemerlang, selain tubuhnya outih bersih dan tinggi langsing. Bibirnya yang sensual itu jadi bahan ghibahan santri pondok pria. Ternyata Alisa menaruh hati kepada Haidar. Karena dasarnya Haidar yang kurang begitu nempel, dalam hal menghafal kosakata Bahasa Inggris. Alhasil dia marger hati dengan pelajaran, sehingga terciptalah keakraban. Daya tarik kedua siswa ini sangat kuat, selain sering bertemu. Juga mereka sering dijodoh-jodohkan oleh siswa lain.
“Kamu mau nikah ya?!” serangan rudal pertanyaan diluncurkan Alisa.
“Alaaaaahhhh, itu si Abi mulut bebek dipercaya. Kamu nyusul kesini kangen ya sama aku. Tuing tuing tuing,” berusaha merayu Alisa dengan mengedipkan matanya berkali-kali.
“Awas ya kalau kamu macem-macem, tak susuk ke Demak. Aku bilang sama ayah dan ibumu kalau kamu pernah *******,” Ancan Alisa.
“Loh kok malah fitnah sih Al, aku megang tangan kamu aja g pernah kok. Ah kalau kamu mainnya kotor, sini tak Bayclean biar putih lagi isi otakmu itu.” Haidar mengimbanginya dengan lelucon.
“Memang kita belum ngapa-ngapain. Biar kamu gak macem-macem aja diluaran. Awas ya Dar, kalau kamu main serong. Tak buat nyesel kamu!” Alisa menunjuk hidung Haidar memberi peringatan.
“Iyaya cantik, kalau marah-marah berarti sayang dong. Hemmmm.” Goda Haidar lagi.
“Gak, gak sayang tapi gemeeeeessssssssssss.” Mentowel pipi kanan dan kiri Haidar.
“Atatatatatah, sakit woy hemmm.” Rintih Haidar yang di cubit manja Alisa.
Bunyi bel berbunyi, tanda istirahat telah usai. Saatnya kembali ke kelas dan menjalani kegiatan rutin. Sepanjang waktu pelajaran Haidar dan Alisa saling pandang-pandangan mata. Kayak tukang parkir dan pengendara yang lagi benerin posisi kendaraan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Bilkis😉
semngat
2020-08-20
0
Anyle Tiwa
like
2020-08-17
0
akun nonaktifkan
Disini juga😅
2020-08-17
0