SMA Elite Menteng Jakarta
Valentino dan Romeo hanya memandang Juliet asyik mengobrol dengan anak baru itu seolah teman lama. Tak lama, bungsu Hoshi Reeves itu pun kembali ke tempat duduknya semula.
"Ngobrol apa kamu?" tanya Valentino saat adiknya sudah duduk di sebelahnya.
"Macam-macam. Dan kamu tahu mas. Matanya biru sekali!" senyum Juliet.
"Masa sih?" Romeo menoleh ke arah Katya yang masih asyik membaca buku.
"Serius Rombeng. Matanya biru banget!" balas Juliet.
Valentino hanya melirik sekilas ke gadis berkacamata dan tampak cupu itu.
"Namanya siapa Julie?" tanya Shayna.
"Katya D'Angelo. Campuran Spanyol, Italia dan Indonesia."
Valentino dan Romeo menoleh lagi ke arah Katya.
"Gak kelihatan Indonesia nya" gumam Romeo lalu menoleh ke arah Juliet. "Sama seperti kamu Jules!" Romeo merangkul bahu gadisnya.
"Apaan sih Rombeng!" Juliet berusaha melepaskan rangkulan Romeo tapi melihat ada Shayna dan banyak mata memandang mereka, Juliet memilih diam.
Romeo menoleh ke arah Juliet yang menatapnya judes. "Kamu kalau cemberut tambah cantik deh!"
Shayna hanya memalingkan wajahnya, malu melihat keduanya beruwu-uwu begitu. Valentino kembali sibuk dengan minuman coklatnya tapi diam-diam melirik ke arah gadis berkacamata itu.
***
Rumah Kediaman Reeves
Juliet menatap judes ke arah Romeo yang datang pagi-pagi di hari Sabtu ini. Gadis itu memang dalam kesulitan dalam tugas biologi sedangkan Valentino harus mengantar anjing Pomeranian peliharaannya yang bernama Bibi ke dokter hewan karena muntah-muntah.
"Ada apa Rombeng kesini pagi-pagi? Mas V gadha, lagi antar Bibi ke Vet!" sambut Juliet judes.
"Kata Val kamu kesulitan tugas biologi, aku kan calon mahasiswa kedokteran Jules, jadi aku akan bantu kamu. Mana yang kamu gak paham?" Romeo langsung menggandeng tangan Juliet masuk ke dalam rumah.
Juliet hanya cemberut tapi tidak bisa apa-apa karena dirinya sudah dalam posisi tidak bisa berpikir membuat anatomi manusia dengan banyaknya nama dan istilah. Makanya aku paling malas masuk kedokteran!
"Pagi Tante Rina" sapa Romeo ramah. "Pagi Oom Quinn."
"Pagi Romeo" sapa Rina. Hoshi hanya tersenyum smirk menyapa remaja pria yang mengejar anaknya.
Kayaknya gue kuwalat sama Werkudara! Sekarang punya calon mantu yang sama nekadnya dengan pria menyebalkan itu! batin Hoshi.
"Kamu sudah sarapan, Rombeng?" tanya Hoshi dengan nada cueknya.
"Belum lah Oom Quinn. Saya langsung kesini pas tahu Jules kesulitan membuat tugas biologi" jawab Romeo kalem.
"Ya udah, sarapan bareng yuk. Karena Sabtu, sarapannya agak siang ini ... Biarpun masih masuk breakfast sih" senyum Rina manis.
"Lho, Rombeng kok dah datang pagi-pagi?" celetuk Levi yang baru saja keluar dari kamar bersama Yanti. Kedua opa dan Oma itu baru saja selesai membersihkan diri usai melakukan jalan pagi rutinnya keliling area rumah mereka.
"Pagi Opa Levi, pagi Oma Yanti." Romeo langsung mencium punggung tangan kedua opa dan omanya Juliet.
"Anak ganteng, ayo sarapan bareng." Yanti menepuk bahu remaja yang lebih tinggi darinya itu.
***
"Kamu jadi masuk UI, Rom?" tanya Levi.
"Jadi Opa. Sudah mantap masuk fakultas kedokteran UI. Insyaallah setelah lulus saya mau ambil spesialis jantung seperti Opa Nathan dan Opa Fuji."
"Kenapa tidak ambil Obgyn seperti Omamu Nieva?" tanya Yanti.
"Nanti ada yang cemburu, saya lihat-lihat barang perempuan" senyum Romeo sambil melirik ke Juliet yang hanya melengos.
Hoshi menaikkan sebelah alisnya. "Apa maksudmu lihat-lihat barang perempuan?" tanya pria yang masih tampak cantik itu judes.
"Lho Oom Quinn, kalau wanita mau lahiran normal kan otomatis saya lihat barangnya..."
"Stop! Jorok ih! Di meja makan malah bilang kayak gituan!" hardik Juliet sebal.
"Tuh kan Oom, benar kan ada yang protes!" gelak Romeo cuek.
Hoshi dan Levi hanya saling berpandangan. Parah!
***
Meskipun Juliet sebal luar biasa, tapi gadis remaja itu mengakui Romeo sangat menguasai bidang biologi bahkan anatomi tubuh manusia hingga detail. Remaja tampan itu benar-benar serius masuk kedokteran.
"Jadi Jules, kamu kan biasa bela diri, harusnya kamu sekalian menghapal juga. Macam-macam tulang harus kamu hapalkan."
Romeo dengan telaten mengajarkan sambil memperlihatkan posisi tulang manusia karena tugas Juliet adalah merekonstruksi sususan tulang. Walau Juliet kagum dengan kecerdasan Romeo, gadis itu masih ogah menerima remaja tampan yang bisa menghadapi Opa dan papa macannya.
"Kamu jadi besok liburan Natal ke Tokyo?" tanya Romeo membuyarkan lamunan Juliet.
"Jadi. Kenapa?"
"Kamu di Jakarta saja sama aku."
Juliet mendelik. "Memangnya kenapa aku harus di Jakarta? Aku kan mau ketemu sama Mbak Leia. Sudah lama aku juga nggak ke Tokyo."
"Ayolah Jules. Sekali ini saja kamu nggak pergi sama Val. Aku mau kamu stay di Jakarta." Romeo menatap memohon pada Juliet dengan bibir dimajukan sok imut.
Gemesin banget ih si Rombeng...
"Berikan aku alasan yang masuk akal supaya aku batal ke Tokyo!" Juliet menatap judes ke Romeo.
"Merayakan ulang tahun ku ..." Romeo menatap dalam ke mata abu-abu kehijauan Juliet.
Juliet melongo. "Memangnya kamu kapan ulang tahun?"
Gantian Romeo yang melongo. "Hah? Kamu tidak tahu aku ulang tahun kapan?"
Juliet menggelengkan kepalanya. "Ulang tahun Valentino kapan Jules?"
"Gampang lah kalau mas V, 14 February. Kalau aku kapan hayo!" Juliet menatap Romeo.
"4 Juli, bertepatan dengan Independence of America. Serius Jules, kamu tidak tahu tanggal ulang tahun ku?" Romeo menatap gemas gadis di hadapannya.
"Beneran aku nggak tahu! Emang penting ya Rombeng?"
Romeo mengeplak jidatnya. "Jules, ingat-ingat, aku ulang tahun tanggal 1 Januari. So, aku ingin pas tanggal itu aku mau merayakan sama kamu, karena kamu yang paling spesial buatku. Mau ya Jules, batalkan rencana kamu ke Tokyo."
Juliet hanya menatap datar ke Romeo. "Nggak. Aku nggak batalkan perjalanan aku ke Tokyo."
Hati Romeo langsung remuk redam.
***
"Kamu nggak usah pergi ke Tokyo lah dik" ujar Valentino saat mereka makan malam. "Romeo itu serius ajak kamu lho."
"Mas V, kalau aku nurutin maunya Rombeng, berarti aku mau sama dia, padahal aku tidak ada perasaan apa-apa sama Rombeng!" balas Juliet judes.
"Juliet, kamu itu jangan galak-galak sama Romeo dong. Kurang apa sih dia sama kamu?" tegur Rina yang sebenarnya suka dengan sahabat putranya. Apalagi keluarga Romeo sudah lolos screening Benji dan dia bisa melihat cinta yang besar buat Juliet dari pria keturunan Jepang itu.
"Rombeng nggak kurang-kurang Mama macan, akunya yang tidak nyaman. Aku masih ingin menikmati masa remajaku..."
"Apa kamu takut seperti Shayna?" selidik Levi.
"Jadi anak perempuan itu jangan galak-galak, Jules" sambung Abrisam, Opa Valentino dan Juliet dari pihak Rina yang datang untuk acara makan malam bersama.
"Mas Abrisam, menurut aku, usia Jules masih labil jadi Romeo harusnya paham bahwa semakin Juliet dikejar, semakin ngibrit dan keras penolakannya" timpal Chitra.
"Nah, Oma Chitra paham..." ucap Juliet.
"Tapi kamu juga nggak boleh galak sama anak orang, Juliet..." tegur Chitra tegas.
Juliet hanya manyun.
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Murti Puji Lestari
makane tho pak queen ojo julid julid sama pak Bima, kualat tho dirimu 🤣🤣🤣
2024-11-10
1
ꍏꋪꀤ_💜❄
nanti di tinggal bingung lho Jules🙈🙈🙈
2022-10-28
0
meee
semangattt... 💪💪💪
2022-10-26
1