SMA Negeri Elite Menteng Jakarta
Romeo menatap gadis remaja berusia 15 tahun itu dengan penuh tatapan cinta tapi yang ditatap hanya melengos sebal.
Ya ampun anaknya pak Hoshi ya! Benar-benar mirip Bapake! Romeo hanya tersenyum.
"Juliet Reeves!" panggil Romeo dari atas panggung.
"Apa?" jawab Juliet sebal.
"My bounty is as boundless as the sea,
My love as deep, the more I give to thee,
The more I have, for both are infinite. ( Karunia saya tak terbatas seperti laut, Cintaku sedalam; semakin banyak yang kuberikan padamu, Semakin banyak yang saya miliki, karena keduanya tidak terbatas )." Romeo menatap Juliet serius.
Gadis itu melongo mendengar kalimat yang diambil dari novel Romeo and Juliet karya William Shakespeare. Juliet hapal karena dia pernah membaca berulang karya klasik itu.
Valentino yang juga pernah membaca karya klasik itu, tampak terkejut mendengar rayuan ala Romeo ke adiknya.
"Cari mati deh si Rombeng!" gumamnya. Valentino melihat adiknya berjalan ke arah panggung dan langsung menarik Romeo yang mendapatkan sorakan dari para siswa lainnya.
"Aku ke adikku dulu!" Valentino berjalan mengikuti Juliet.
"V, Juliet nggak bakalan kenapa-kenapa!" ujar temannya.
"Bukan Juliet yang aku khawatirkan tapi si Rombeng!"
***
"Apa sih maksudmu bilang kayak gitu di depan orang banyak!" bentak Juliet ke Romeo yang hanya tersenyum manis ke putri bungsu Hoshi Reeves itu. Keduanya kini berada di sebelah gedung tempat penyimpanan alat-alat olahraga yang agak sepi.
"Biar kamu terkesan. Memangnya kamu tahu itu kalimat mana?"
"Dengar Rombeng! Kamu kira aku tidak pernah membaca novel klasik si Shakespeare?" Juliet menatap tajam ke Romeo.
"Bagus dong kalau sudah baca!" senyum Romeo.
"Kamu milih mana? Kiri RSCM Kanan Sangkal Putung?" ancam Juliet.
Romeo mendekatkan wajahnya ke Juliet. "Aku pilih menjadi suamimu, Juliet."
BUGH!
"Astaghfirullah! Jules!" Romeo memegang wajahnya.
"Aduh! Aku terlambat" celetuk Valentino saat melihat adiknya menjotos sahabatnya.
"Mas V! Kok bisa sih temenan sama orang macam dia! Nggak sopan dia!" teriak Juliet kesal.
"Nggak sopannya dimana Juliet?" protes Romeo.
"Dia bilang mau jadi suami aku! For God's sake! Aku tuh baru 15 tahun!" bentak Juliet.
"Kita nggak nikah sekarang juga Juliet" ucap Romeo.
"Jules, setidaknya niat Romeo baik karena dia mau jadi suami kamu suatu hari nanti. Tidak semua pria bisa berpikiran dan berjanji seperti itu!" ucap Valentino. "Mas nggak belain Romeo, tapi mas hargai niat baiknya."
Juliet menatap judes ke kakaknya. "Kalian berdua sama saja! Menyebalkan!" Gadis remaja itu lalu berjalan lebar-lebar meninggalkan dua pria disana.
"Sakit Rom?" goda Valentino.
"Kagak. Ini kan tinju cinta" seringai Romeo.
Valentino melengos mendengar ucapan sahabatnya. "Terserah kamu lah!"
***
Usai acara inagurasi, Juliet menunggu Valentino yang harus menemui wali kelasnya di dekat gedung utama sekolah yang dekat dengan parkiran mobil. Menurut rencana, kakaknya itu tetap akan kuliah di Jakarta, masuk Universitas Indonesia, tidak ke MIT seperti papanya.
"Hai Juliet" sapa gerombolan remaja putri datang menghampirinya.
"Ada apa kakak-kakak sekalian datang?" tanya Juliet malas. Paling tanyain mas V atau soal si Rombeng tadi.
"Enak banget ya. Baru masuk sudah mendapatkan Romeo. Ngaca dong Juliet! Kamu itu cuma anak bawang! Anak baru! Nggak pantas sama Romeo!"
"Ohya? Nggak pantasnya dimana?! Apa aku kurang cantik? Kurang pintar? Kurang kaya?" sindir Juliet.
"Nggak usah bawa-bawa kekayaan orang tua kamu!"
"Makanya aku tanya. Nggak pantasnya dimana? Apa karena Romeo selama sekolah disini tidak pernah melirik kalian? Kali saja menurut dia, kalian lah yang tidak pantas!" balas Juliet pedas.
"Kamu... " Para remaja putri itu terpaksa mengakui kalau Romeo maupun Valentino tidak melirik gadis manapun selama bersekolah disini.
"Kalian tidak usah capek-capek membully aku! Karena ... " Juliet menghampiri ke gerombolan itu. "Kalian tidak ingin membuat aku marah. Sebab jika kalian melakukannya, aku tidak tahu harus kirim kalian ke RSCM atau tanah kusir!" seringai Juliet yang membuat para remaja itu agak takut.
"Kalian mau membully adikku?"
Sontak gerombolan remaja putri itu terkejut melihat Valentino berdiri sambil bersedekap dan memasang wajah dingin.
Biasa aja bang...
"Va... Valentino... " bisik mereka.
"Kalian mau dihajar oleh Juliet? Boleh kalau kalian nantang!" ucap Valentino dingin.
"Nggak Val... Kami cuma ingin berhandai dengan adikmu..." ucap salah satu gadis itu.
Valentino tersenyum smirk. "Memang aku percaya dengan ucapanmu, Clara? Kelakuan kamu saja menyebalkan jadi buat apa aku harus mendengarkan?"
Juliet hanya tersenyum tipis. Salahkan Papa macan yang kasih gen judes!
Para gadis disana langsung terdiam, terutama yang bernama Clara yang sudah naksir Valentino sejak kelas satu SMA tapi sulung Hoshi Reeves itu menganggap dia tidak ada.
"Yuk Jules, tinggalkan perempuan tidak punya otak dan hanya bisa dandan, pamer body dan barang bermerk doang!" Valentino lalu menggandeng tangan adiknya.
"Val! Mulut kamu jahat banget!" rengek Clara.
Valentino berhenti melangkah. "Aku hanya mengatakan apa adanya."
"Aku punya otak Val!" protes Clara tidak terima.
"Kalau memang kamu punya otak, jawab pertanyaan ini. Diaz bersepeda mengelilingi lapangan menempuh jarak 180 meter dan membutuhkan waktu 30 detik. Melihat Anton menyusulnya, Diaz mempercepat lanjut sepedanya jadi 10 m/s dalam 2 detik. Berapakah percepatan sepeda tersebut?" Valentino menatap Clara. "Gunakan rumus percepatan dari pelajaran fisika."
Clara melongo.
"Nah itu! Makanya belajar bukan selpang selpong pamer sana sini! Riya' tahu!" Valentino pun mengajak adiknya pulang meninggalkan Clara dan gengnya.
***
"Mas V gualake!" kekeh Juliet setelah mereka berada di dalam mobil Audi RS5 milik Valentino.
"Aku malas mendengarkan celotehan otak dengkul macam itu. Kamu tahu sendiri kan, di keluarga kita tidak ada yang pamer barang kemanapun."
"Damian dan Gasendra pamer kadang" celetuk Juliet soal sepupu mereka yang merupakan putra Emir Al Azzam dan Al Jordan Schumacher itu.
"Mereka pamer apa sih Jules. Paling onta sama kuda doang" gelak Valentino. "Soalnya cuma itu kita-kita pada nggak punya."
"Eagle punya!" balas Juliet soal sepupunya yang sebaya dengan Valentino. Eagle adalah putra Rajendra McCloud, cicit Elang McCloud.
"Lha Eagle rumahnya kastil Opa Jeremy dan ada istal disana tapi Eagle kan nggak punya Onta."
"Mas V beneran nggak mau ambil kuliah di MIT macam opa dan Daddy?" tanya Juliet.
"Nggak Jules. Mas nggak mau jauh-jauh dari kalian. Apalagi Opa Levi kan juga sudah mulai kurang sehat sejak divonis kena diabetes." Valentino menatap adiknya. "Harus ada yang ngawasi Opa soalnya."
Juliet terbahak sebab Opanya dan kakaknya jarang akur. Apalagi Opa Levi suka melanggar pantangan makanan yang tidak boleh dimakan demi menjaga kadar gula di tubuhnya.
"Kalian bertiga itu para pria Reeves, kalau nggak ribut nggak afdol!" kekeh Juliet.
"Kayaknya semua ini salah opa Eiji deh!"
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Masumi Hayami
aduh rumusan kimia n matematika aye menyerah dach. di jamin zonk jawabannya.
2022-12-23
1
Nuril sofiyati
perasaan si Suga yg kyk kulkas 2 pintu....
ternyata V dingin juga dingin
2022-10-12
2
shinta
hihihi, ujungnya pasti ke Eiji nih yg disalahin
2022-10-12
1