Buat yang bingung sama silsilah klan Pratomo buat pembaca baru ... Aku kasih clue nya yaaa
1. Just The Way You Are
2. You're The Only One
3. Love in Bet
4. My Annoying Bodyguard
5. Menikahi Suami Sahabatku
6. My Rey
7. Guruku Bar-bar Sekali
8. Elang Untuk Rain
9 The Detective and The Doctor
10. My Cold Chef
11. Bara dan Arum
12. Duda Untuk Davina
13. The Bianchis
14. Hoshi, My Tiger
15. The Four Emirs
16. Love and Revenge of Mr Mafia
17. My Boyfriend is Not A Transgender
18. The Prince and I
19. Romeo Untuk Juliet
***
Hoshi kini menyeret cucu dokter Nieva Cruz ke halaman belakang untuk berbicara empat mata. Meskipun dalam hati dirinya suka dengan Romeo tapi sebagai seorang ayah, harus jaim lah! Apalagi Juliet tampak emoh sama Romeo.
Siapa kangen bon cabe?
Yang katanya mau langkahi kuburannya Shakespeare tujuh kali
"So, kamu itu serius sama Jules?" tanya Hoshi.
"Ya ampun Oom Quinn. Aku tuh sudah naksir Juliet sejak pertama kali ketemu dua tahun lalu. Aku tahu Oma ingin berbesan dengan keluarga Pratomo tapi ini serius Oom, aku beneran suka sama Juliet." Romeo menjawab lugas pertanyaan Hoshi.
Pria cantik yang masuk kepala empat itu memegang pelipisnya. Yang Bonek dulu itu si Werkudara ke Oom Bara, kenapa aku jadi kena getahnya? Apa ini karma dulu ngata-ngatain si Werkudara? Lagian anak nya cowok sih! Harusnya Werkudara punya anak perempuan biar darting juga!
"Oom? Oom Quinn tidak apa-apa?" tanya Romeo concern.
"Nggak, Oom pusing!"
"Mau aku ambilin obat Oom?" tawar Romeo.
"Nggak usah! Papa mu Haruto dan mamamu Megumi gimana?"
"Masih di Tokyo Oom. Katanya ada urusan bisnis sama Oom Luca. Aku kan sekolah, lagipula aku sama V sama-sama harus daftar ke UI."
"Kamu ambil apa rencana nya?"
"Ikut jejaknya Oma. Mau ambil kedokteran terus nanti ambil spesialis jantung. Kemarin sempat bertemu dengan Opa Nathan pas acara Oom Bagas, aku ngobrol banyak soal jantung. Dan aku tertarik untuk ambil spesialis itu."
"Rom, kalau misal kamu kuliah nanti ada cewek yang membuat kamu tertarik, gimana?" pancing Hoshi.
"Bisa jadi aku dan Juliet tidak berjodoh atau bisa juga itu ujian hubungan aku dan Juliet. Bagaimana kita menyikapi kerikil yang hadir. Tapi satu yang pasti Oom, aku sayang dan cinta sama Juliet."
"Hhhmmm. Kita lihat saja ke depannya. Ohya ini sudah mau jam sebelas malam. Kamu nggak pulang?" Hoshi melirik ke arah jam tangan mahalnya.
"Aku bobok sini ya Oom. Malas pulang. Tenang, Oom, aku tidur di kamar Valentino kok, bukan kamar Jul... Aduuuhh!"
Hoshi langsung mengeplak kepala pria berdarah Jepang itu. "Mulut dikondisikan Cumiii!"
"Hehehehe. Ijab qobul dulu ya Oom?" cengir Romeo.
"Menurut elu?"
***
Kamar Tidur Valentino
Romeo naik ke lantai dua tempat kamar Valentino berada. Kamar Juliet sendiri berada di lantai satu bekas kamar Eiji dan Ayame. Levi dan Yanti memilih kamar yang berseberangan dengan kamar Juliet juga di lantai satu.
Rumah keluarga Reeves memiliki tujuh kamar tidur, tiga dibawah termasuk satu kamar tamu dan empat diatas yang dipakai Hoshi dan Valentino. Dua kamar lainnya disulap Hoshi menjadi satu kamar tamu dan satu ruang kerja.
Setelah mengetuk pintu dan ada suara Valentino mengijinkan masuk, Romeo pun masuk ke dalam kamar yang luas itu. Kamar dengan nuansa biru putih lengkap dengan console game dan gadget disana.
"Sudah ngobrol sama Daddy?" tanya Valentino sambil bermain game fighting. "Oh aku sudah siapkan futon buat kamu tidur."
Romeo menoleh kearah kasur lipat khas Jepang yang sudah ditata rapi oleh Valentino. Sulung Hoshi itu tidak bisa tidur dengan orang lain dalam satu kasur. Romeo pernah bertanya kalau nikah apa ya tidak mau satu kasur.
"Beda cerita, Rom. Kalau sama istri itu rasanya lebih nikmat tapi kalau tidur berdua sama elu, gue yang ilfil!" jawab Valentino saat pertama kali Romeo menginap.
Sejak saat itu, Romeo tidak pernah bertanya lagi dan jika dia menginap, Valentino pasti sudah siapkan futon untuknya.
"Sudah ngobrol dengan Oom Quinn tadi."
"Ngobrol apa saja? Paling tidak jauh-jauh dari Jules."
"Iyalah! Siapa lagi?" seringai Romeo. "Eh gue ikutan main dong!"
Valentino menyerahkan controller game ke Romeo. "Nooohh!"
Kedua remaja itu pun asyik bermain game consolenya.
***
Kamar Tidur Juliet
Juliet masih melakukan FaceTime ke kakak sepupunya yang berada di Tokyo, Leia Bianchi.
"Mbak Leia, kata mas V, besok Desember, kita mau ke Tokyo" ucap Juliet ke Leia.
"Kalian mau liburan kemari?" Leia tampak senang mendengar adiknya mau datang.
"Iya, mas Arka juga mau ikut katanya."
Leia terbahak. "Bisa-bisa si Darth Vader muring-muring Jules kalau dengar duo dari trio kampret mau datang ke Tokyo."
"Nah itu. Kan bahaya ya mbak, kalau mas Luke marah-marah, mukanya makin syerem."
"Kebetulan kamu datang, Jules. Soalnya akhir Januari, mbak sudah terbang ke Turin. Kan mbak mau pindah kesana bareng sama Antonio."
"Mbak jadi pindah Turin?"
"Jadilah! Ohya, gimana kabar Romeo?" goda Leia.
"Mbak Leia nggak ngantuk? Ini sudah jam satu lho di Tokyo" sahut Juliet sambil melirik jam di mejanya.
"Nggak usah mengalihkan pembicaraan Jules. Kamu kan tahu sendirilah kalau malam Minggu, mbak tidurnya malam."
Juliet hanya tersenyum kecut. "Bocahnya nginap sini."
"Lha terus dimana?"
"Di kamarnya mas V lah! Tadi tho mbak, si Rombeng nembung lagi ke Daddy."
"Terus?"
"Sama Daddy dibilang suruh lewati mayatnya Shakespeare..."
Leia terbahak. "Macam gimana lewatin mayatnya Shakespeare? Udah jadi fosil lah!"
"Nah itu, makanya si Rombeng bilang. 'Tenang Oom Quinn, liburan aku bakalan ke London dan lewati makam Shakespeare tujuh kali'. Koplak nggak tuh!"
Leia tertawa kencang. "Dikira tawaf apa ya!"
"Itu juga yang dibilang sama Daddy!"
"Astaghfirullah! Jules, jodohmu benar-benar lucu!"
"Mbak Leia kok gitu sih! Doain Rombeng jadi jodoh aku..." Juliet menatap sebal ke Leia.
"Sayang, apa yang kamu lihat itu, harusnya kamu senang. Romeo bisa menghadapi Oom Hoshi sebab kita tahu kalau Daddymu itu mulutnya benar-benar sakti mandraguna kalau sudah ngatain orang!"
"Tapi kan mbak, aku tuh nggak ada perasaan sama Rombeng."
"Gini saja, nikmati saja sambil jalan. Kita tidak tahu apakah kalian berjodoh atau tidak. Jika memang kalian berjodoh, mau kepisah jarak atau peristiwa, pasti akan bersatu. Tapi jika tidak, disaat kalian terpisah, ya sudah...tidak akan bertemu lagi meskipun kalian berusaha sekeras apapun. Jodoh, rejeki, maut itu sudah ada yang atur. Kita tinggal menjalani, berusaha dan menerimanya."
Juliet menatap kakak sulungnya sambil mengangguk.
"Akan ada tanda-tandanya kok Jules."
"Iya mbak."
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa gaeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Murti Puji Lestari
setuju Leia, bijaknya kamu
2024-11-09
1
Murti Puji Lestari
papa macan ketula kan jadinya 😂😂😂
2024-11-09
0
ꍏꋪꀤ_💜❄
jadi inget part malm tahun baru malah nginep di kantor polisi 🤣🤣🤣🤣
Iya mulutnya Quinn sakti mandraguna y... sekalinya bunyi bikin orang banyak2 istighfar 😁😁😁
2022-10-14
1