" Kaylee... Sebenarnya aku adalah... "
Kaylee menatap lekat Austin, sementara Austin mengumpulkan keberanian untuk mengatakan kebenaran kepada Kaylee.
" Ada apa Abe ? " tanya Kaylee penasaran.
" Sebelumnya kau harus percaya kepadaku, Kay. Aku tidak pernah bermaksud buruk padamu. Justru aku sungguh beruntung bertemu dengan wanita sepertimu. Aku... Sebenarnya aku... "
" Austin... ! " pekik Nick dari balik pintu.
Austin menghentikan ucapannya kemudian menoleh ke arah Nick.
" Austin, help ! Nenek... Nenek... " seru Nick.
Austin segera keluar dari ruangan Kaylee dengan terburu-buru. Ia khawatir terjadi sesuatu kepada sang nenek. Satu-satunya keluarganya yang tersisa.
Kaylee pun segera menyusul Austin, ia pun khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan.
" What's wrong ? " tanya Kaylee begitu ia tiba di lantai bawah.
Mata Kaylee membelalak saat melihat sebuah spanduk yang telah dibentangkan di sudut ruangan.
Spanduk bertuliskan Would you be my daughter in law ? sudah terpasang dengan balon-balon cantik berbentuk hati berwarna merah muda.
Belum lagi terdapat rangkaian bunga mawar menghiasi ruangan. Entah bagaimana, Nenek Eliza menyiapkan ini semua dengan singkat.
Nenek Eliza memberikan buket mawar merah kepada Kaylee dengan senyuman di wajahnya.
" Kaylee... Nenek bahagia, akhirnya Austin menemukan tambatan hatinya. Kali ini Nenek mewakili Austin melamarmu untuk menjadi istrinya. Kamu bersedia menjadi istri Austin ? " tanya Nenek Eliza pada Kaylee.
Kaylee menatap Austin yang hanya bisa tersenyum simpul.
" Ah, Nenek... Ini... " Kaylee tak melanjutkan ucapannya saat Austin bergerak menghampirinya.
" Rupanya Nenek bergerak lebih dulu dibandingkan aku. Tapi aku tidak akan menyerahkan semua pada Nenek " ucap Austin.
Austin lantas meraih cincin yang telah disiapkan oleh Nenek Eliza. Cincin turun-temurun yang diberikan kepada calon menantu perempuan di keluarganya.
Lantas Austin berlutut di hadapan Kaylee, tangannya meraih jemari tangan Kaylee.
" Kay... Aku tak pernah merasakan ini sebelumnya. Mengenalmu adalah keberuntungan untukku. Mencintaimu adalah hal terindah bagiku. Kaylee... Bersediakah kau menjadi istriku ? " tanya Austin sambil menatap lekat Kaylee.
Kaylee mencoba menarik tangannya yang digenggam oleh Austin namun Austin menahannya.
" Aku tahu... Tak mudah bagimu menerimaku, tapi percayalah aku tulus mencintaimu apa adanya. Aku sangat sangat bersyukur bertemu wanita sepertimu. Bagiku kau tak ternilai, begitu berarti... Maukah kau membagi bebanmu bersamaku ? "
" Abe... " gumam Kaylee.
" Just say yes Kay, please ! " mohon Austin.
Kaylee memejamkan matanya. Entah bagaimana menggambarkan perasaannya saat ini. Kaylee menghembus nafasnya dengan berat kemudian ia membuka matanya.
Ia melihat sekelilingnya. Nenek Eliza, Rachel, Nick bahkan Edward semuanya menatap penuh harap ke arahnya. Selanjutnya tatapan Kaylee mengarah pada dua manik mata Austin. Ada kesungguhan serta ketulusan dalam tatapan matanya.
" Baiklah... Aku menerimamu, Abe... Maksudku, aku menerimamu Tuan Austin ! " jawab Kaylee.
Mata Austin seketika melebar,
" You mean it ? " tanyanya sekali lagi memastikan.
" Yes... Mr. Austin, I would be like to be your wife " jawab Kaylee.
Austin bangkit lantas memasangkan cincin di jari manis Kaylee lalu memeluknya dengan erat.
" Thank you, Kay... I love you so much ! " bisik Austin lalu mengecup kening Kaylee.
Semua yang berada disana bertepuk tangan melihat kebahagiaan Austin dan Kaylee.
Nenek Eliza mendekati Kaylee dan Austin, lantas memeluk keduanya. Ia begitu bahagia karena akhirnya ia bisa melihat cucu semata wayangnya menemukan wanita yang tepat. Sejak pertama melihat Kaylee, ia bisa merasakan jika Kaylee adalah wanita yang baik dan dapat membahagiakan Austin.
" Ada apa ini, Kay ? " tanya Joana saat memasuki toko. Ia begitu terkejut melihat kondisi toko dengan dekorasi serta orang-orang asing yang tak dikenalnya.
Kaylee, Austin serta Nenek Eliza menoleh ke arah Joana.
" Mommy... " ucap Kaylee.
" Joan ? Is that you ? " tanya Nenek Eliza menelisik Joana.
Mata Joana melebar saat melihat wanita tua di depannya.
" Mama Eliza... " ucap Joana tak percaya, ia segera mengatupkan mulutnya.
" Joan... Akhirnya kita bisa bertemu lagi... " ucap Nenek Eliza berjalan mendekati Joana.
Austin dan Kaylee hanya bisa saling memandang satu sama lain.
" Mama... " ucap Joana sembari memeluk Nenek Eliza. Keduanya berangkulan sambil mengeluarkan air mata.
" Kau kemana saja ? Mama mencarimu, tapi tidak pernah bisa menemukanmu. Seolah jejakmu telah dihapus, tak ada informasi apapun mengenai dirimu dan keluargamu " cecar Nenek Eliza meminta penjelasan.
" Ceritanya panjang, Ma... " sahut Joana, tersenyum miris.
" Kalau begitu, Mama akan mendengarkan ceritamu... " ucap Nenek Eliza sambil menatapi Joana.
Joana adalah sahabat dari Clara,ibunya Austin. Setelah masing-masing menikah, keduanya masih intens bertemu. Namun, setelah tragedi kecelakaan yang merenggut nyawa orang tua Austin, Joana jarang datang berkunjung ke rumah.
" Mommy... " ucap Kaylee mendekati Joana.
" Jadi Kaylee ini anakmu ? " tanya Nenek Eliza sambil memperhatikan Joana dan Kaylee.
" Iya, Ma... Kaylee ini satu-satunya putri Joana dan Darren. Sejak Darren meninggal, Kayleelah yang mejadi tulang punggung keluarga hingga ia bisa membuka toko ini " jawab Joana.
" Ahh... Baiklah, aku sangat bahagia melihat Austin memilihmu sebagai calon istri. Dan sekarang aku lebih bahagia lagi karena ternyata kau adalah anak dari Joana dan Darren " sahut Nenek Eliza.
" Austin? Austin siapa Kay ?" selidik Joana melihat ke arah Kaylee.
" Austin itu Abe, Mommy ! Dia baru saja mendapatkan ingatannya kembali " jelas Kaylee.
" Jadi... Ini semua ? "
" Ini ideku, Joan. Ini adalah lamaran kejutan untuk Kaylee " jawab Nenek Eliza dengan senyuman terkembang di bibirnya.
" Abe ? Eh, maksud mommy Austin. Austin kau benar-benar mencintai Kaylee ? " tanya Joana kepada Austin.
" Tentu saja, aunty. Aku sangat mencintainya dan aku yakin dengan pilihanku " tegas Austin sambil menggenggam jemari tangan Kaylee.
" Lihatlah, Joan... Mereka sangat romantis ! Aku tak sabar untuk melihat mereka menikah " ucap Nenek Eliza penuh harap. Sedangkan Joana hanya bisa melihat kebersamaan mereka.
" Mommy... Nenek... Ada hal yang perlu aku bicarakan dengan Austin. Jadi kami permisi sebentar. Jika ada yang ingin kalian bicarakan, bicarakan saja di ruanganku " seru Kaylee.
" Tentu saja, my dear... Kalian pasti akan membicarakan rencana pernikahan kalian berdua " tebak Nenek Eliza dengan suka hati.
Kaylee hanya tersenyum, kemudian mengajak Austin keluar dari tokonya. Mereka berdua berjalan menuju dermaga selanjutnya mereka duduk berdua di kursi taman yang ada di dermaga.
" Apa yang ingin kau bicarakan Kay ? " tanya Austin penasaran.
Kaylee menarik lalu menghembus kasar nafasnya, ia melihat ke arah lautan lepas yang terhampar di hadapannya.
" Aus... Tidakkah ini berlebihan untuk sandiwara kita ? " tanya Kaylee.
" Maksudmu apa ? Sandiwara apa Kay ? " tanya Austin heran.
" Bukankah kita sepakat untuk berpura-pura dalam hubungan ini ? " jawab Kaylee sambil menatap cincin yang melingkar di jari manisnya lalu melepaskannya.
" Aku tidak pantas mengenakan cincin ini, Aus... Cincin ini terlalu berharga dan aku tak sebanding... "
" Ssstt... " Austin meletakkan jari telunjuknya di bibir Kaylee.
" Aku tak ingin kamu melepasnya, Kay. Aku tak pernah berpura-pura dalam hubungan ini. Kalau kamu merasa cincin itu lebih berharga dan kamu tak sebanding... Kamu salah, Kay... Salah besar ! Karena kamulah yang paling berharga bagiku " ucap Austin sambil menangkupkan tangannya di wajah Kaylee dan menatapnya.
Austin menyematkan kembali cincin yang dilepaskan oleh Kaylee ke jari manis gadis cantik itu. Ditatapnya gadis bermata biru itu
" I love you, Kaylee... Kamu percaya atau tidak, tapi aku sudah jatuh cinta padamu sejak pertama bertemu denganmu " ucap Austin lembut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Ade Safitri
cinta hadir dengan seiring waktu Kay...
2022-11-08
1