Satu minggu kemudian,
Abe kini sudah pulih, hanya ingatannya saja yang masih belum kembali. Kini, ia sudah berada di toko bakery Kaylee. Kaylee meminta Abe untuk tinggal di toko, ia tidak ingin sang ibu curiga jika ia hanya berpura-pura menjadi kekasih Abe.
Joana sudah mengetahui bahwa Abe adalah kekasih Kaylee dari mulut Cris. Kendati ia lebih menyukai Cris, tetapi Joana menerima Abe dengan baik.
" Nah, Abe... Mommy sudah membereskan kamar untukmu. Meskipun tidak besar, tapi aku yakin kamu akan merasa nyaman disini " ucap Kaylee saat mengantarkan Abe ke kamarnya yang berada di lantai 2 bersebelahan dengan kantor Kaylee.
" Thanks Kay... Tanpamu, aku tak tahu harus bagaimana " sahut Abe.
" No matter, Abe. Aku yang seharusnya berterima kasih padamu karena sudah menolongku hingga membuat dirimu seperti ini " timpal Kaylee merasa tak enak.
" Mungkin sudah jalan dari Tuhan agar kita bisa bersama " ucap Abe mendekati Kaylee.
" Sudahlah Abe... Bukankah sudah ku katakan untuk tidak membahas tentang itu " ucap Kaylee mengalihkan pembicaraan.
" Tapi Kay... "
" Stop it, Abe ! Jangan memaksakan hal yang sulit untuk ku lakukan. Kita hanya bersandiwara, tidak akan bisa lebih dari itu. Ku mohon, mengertilah ! " pinta Kaylee.
" Aku turun dulu. Jika kau membutuhkan sesuatu, aku ada di bawah " ucap Kaylee kemudian bergerak meninggalkan Abe.
Abe memandangi punggung Kaylee yang telah meninggalkan kamarnya.
Aku akan berusaha memenangkan hatimu, Kay. Entah karena apa, tapi aku merasa bahwa dirimulah wanita yang aku mau. Dan aku akan mewujudkannya. Menjadikan hubungan kita bukan hanya sekedar sandiwara.
Tekad Abe.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Nick menatap layar laptopnya, ia membaca email dari orang suruhannya yang sedang mencari keberadaan Austin. Nick mengurut pelipisnya,
" Where are you, Aus ? Please give me a clue " gumam Nick sambil memejamkan matanya.
Sudah satu minggu berlalu dan ia belum juga bisa menemukan Austin. Padahal orang-orang yang ia kerahkan adalah orang suruhannya yang paling mumpuni.
Brak... Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dab menampilkan Edward disana.
" Apa kau tidak bisa mengetuk pintu dulu ? " ucap Nick ketus.
Edward terkekeh mendengar ucapan ketus dari mulut Nick.
" Sorry... Nick ! " jawab Edward santai.
" Ada perlu apa kau kemari ?Jika tidak ada hal penting, lebih baik kau pergi saja. Aku tak bisa meladeni ocehanmu " sahut Nick sambil bangkit dari kursinya.
Nick berjalan menuju jendela, lalu melihat ke arah luar. Edward mendekati Nick, ia ikut melihat ke luar jendela.
" Sudah satu minggu berlalu dan kita belum mendapatkan petunjuk apapun. Satu-satunya petunjuk adalah Austin tidak ikut jatuh bersama mobilnya. Kemungkinan ia melompat sebelum mobilnya terguling. Sayangnya tidak ada CCTV di lokasi kejadian sehingga sulit melacak keberadaannya " jelas Nick.
" I'm so sorry, Nick " ucap Edward sambil memegang bahu Nick.
" Sudahlah, Ed... Aku tahu kau tidak pernah menginginkan hal ini terjadi " sahut Nick mencoba memahami keadaan setelah Edward menjelaskan maksudnya mengikuti Austin bukan untuk mencelakakannya.
Edward hanya ingin mengetahui keberadaan Kaylee dengan mengikuti Austin. Karena Edward yakin jika Austin sudah memiliki petunjuk mengenai Kaylee.
" What should we do now, Ed ? " tanya Nick frustasi.
" Kau sudah memeriksa transaksi keuangan Austin satu minggu ini ? " tanya Edward.
" Ya, dan tidak ada satu pun transaksi " jawab Nick.
" Lalu apa kau sudah melacak keberadaan gadis itu, Kaylee ? " tanya Edward lagi.
Nick menatap tajam Edward. Ia berpikir bisa-bisanya Edward malah memikirkan gadis itu. Gadis yang menjadi penyebab kekacauan ini.
" Jangan berpikiran buruk dulu. Bukankah kau mengatakan jika Austin sudah menemukan Kaylee ? Jadi bisa saja kan dia bersama gadis itu" jelas Edward.
" Jika.dia sudah menemukan gadis itu, lalu mengapa ia tidak membawa gadis itu kemari. Bukankah dia mengatakan akan menikahi gadis itu. Dan itu berarti Austin akan membawanya untuk bertemu dengan Nenek. Tapi, dia tak kunjung kembali " tukas Nick mematahkan argumen Edward.
" Tapi tidak ada salahnya jika kita mencari Kaylee dahulu. Siapa tahu, Austin sudah menikahi Kaylee diam-diam " sahut Edward.
Nick hanya melirik Edward, ia tak berpikir sampai kesana.
" Kau tidak memanfaatkanku agar mengetahui keberadaan gadis itu kan ? " selidik Nick.
" Of course not... Lagipula, aku sudah merelakan gadis itu menjadi milik Austin " jawab Edward pasrah.
" Baguslah, kalau kau menyadari itu. Lagipula kau ini kan memiliki banyak stok wanita " cibir Nick sambil berjalan menuju mejanya untuk mengambil laptop lalu melangkahkan kakinya untuk duduk di sofa.
Edward bergerak mengikuti Nick, ia tak mengatakan apapun. Hanya mengamati saja saat Nick sibuk mengotak atik laptopnya.
" Katakan padaku, mengapa kau dan Austin bisa menyukainya ? " tanya Nick tanpa mengalihkan tatapannya dari layar laptop.
" Dia berbeda dari gadis lainnya. She is so beautyful, hard worker... And dia tak pernah tergoda olehku. Dia satu-satunya wanita yang menolak dengan segala pesonaku " kenang Edward.
" So you really love her ? " tanya Nick lagi.
Edward mengangkat kedua bahunya.
" I don't know... Antara cinta dan obsesi itu tipis, Nick " jawab Edward ragu. Ia masih belum mengetahui perasaannya yang sebenarnya pada Kaylee.
Mungkin karena ia tertantang untuk menaklukan Kaylee yang senantiasa menolaknya atau mungkin karena rasa cinta telah hadir dalam hatinya.
Nick menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa penasaran dengan gadis bernama Kaylee ini. Yang bisa membuat kedua sahabatnya itu bertekuk lutut.
Dering telpon memecah pikiran mereka berdua.
Nick bergegas mengangkat telpon, ia mendengarkan cukup serius hingga kemudian ia segera merapikan laptopnya setelah menutup panggilan telpon.
" Hei... Ada apa ini ? " tanya Edward yang merasa heran karena Nick merapikan laptopnya.
" Ayo, kita menemukan titik terang keberadaan Austin ! " jawab Nick.
Mereka bergegas keluar dari kantor, lalu menuju lokasi yang diberikan oleh orang suruhan Nick.
" Mengapa kau malah membawa kita ke pusat perbelanjaan ? Memangnya Austin sedang belanja ? " tanya Edward bingung.
" Shut up, Ed ! Kalau kau terus bicara, sebaiknya kau pulang saja ! " seru Nick lantas melebarkan langkah kakinya menuju tempat yang telah diberikan oleh orang suruhannya.
Disana nampak seorang pria paruh baya sedang diinterogasi oleh manajer toko jam tangan mahal.
" Apa dia orang yang membawa jam tangan milik Tuan Austin ? " tanya Nick pada manajer toko.
" Iya, Tuan... Dia mengaku jika jam tangan itu diberikan oleh Tuan Austin kepadanya " jawabnya penuh hormat.
" Biar aku yang berbicara dengannya " seru Nick.
Nick dan Edward kini duduk di hadapan pria tersebut. Nick memicingkan matanya, mengamati lelaki yang ada di depannya kini.
" Maaf Tuan... Darimana anda mendapatkan jam tangan ini ? " tanya Nick sambil menatap pria itu.
" Cih... Kalian ingin menuduhku sebagai pencuri ?Bukankah sudah ku katakan, jika ada seorang pria muda memberikannya padaku sebagai imbalan karena aku telah mengantarnya ke kota X " jawab pria itu dengan kesal.
Nick dan Edward saling menatap. Mereka berpikir jika pria yang disebutkan itu adalah Austin karena Nick sangat tahu jika jam tangan mewah itu hanya tersedia 3 unit di dunia dan Austin adalah salah satu pemiliknya.
" Maaf Tuan, apakah pria yang memberimu jam tangan ini adalah pria ini ? " tanya Nick lagi sambil menyodorkan foto Austin yang berada di ponselnya.
Pria paruh baya itu menatap lekat foto Austin, lalu ia menganggukkan kepalanya.
" Ya, benar dia adalah orang yang memberikan jam tangan itu kepadaku "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
stela
semoga saja mereka tidak mengetahui keberadaan Austin yg lagi ilang ingtan.
2023-01-13
2
Yani Sri
ceritanya lanjut tapi yg panjang dong
2022-10-24
1
purnama
aq penasaran lanjut thor
2022-10-24
1