Bab. 18

Sari tak terima dengan tuduhan Arsila. "Bohong Mas, dia sendiri yang misuh misuh gak jelas, kenapa Sari yang jadi korban?" Rajuknya dengan mencebikan bibirnya.

Arfa hanya tersenyum, ia melihat ketiga anaknya tidur pulas yang satu tidurnya di pangkuannya jadi gak masalah kasian banget yang dua tidur di lantai.

"Kenapa anak anak tidur di lantai?" Tanyanya.

"Mana aku tau, tadi pada main robot robotan kalau Rio memang tidur di sini bersama aku," jawab Arsila.

Arfa berjalan mendekati kedua anaknya, di elus kepalanya dan berkata. "Ray, Riko, bangun, kenapa ketiduran di sini?" Ray mengerjapkan matanya Riko hanya menggeliat dan tidur lagi.

"Kenapa bisa ketiduran?" Sambung Arfa lagi.

"Kita ketiduran karena mendengarkan cerita dongeng yang di bacakan sama Mama," ucap Ray sesekali ia menguap.

"Ya udah kita pulang ya'," ajaknya membuat Ray menggelengkan kepalanya.

"Kita mau di sini aja. Papa yang pulang, atau nemenin kita tidur di sini."

Arfa mengeryitkan keningnya, sikap ketiga anaknya kadang membuat dirinya kewalahan menghadapi mereka di jelaskan juga susah mungkin sudah lama tak mendapatkan kasih sayang seorang ibu.

"Dua Minggu lagi baru kita bisa bobok di sini, sama Mama, iyakan Ma?"

Pertanyaan Arfa membuat Arsila menatap bingung maksud dari perkataan nya apa? Dengan dua Minggu lagi? Pikiran Arsila berkelana mencari jawaban atas pertanyaan Arfa. 'Apa aku sama Arfa nikah? Duh. Belum juga benar ucapnya tapi hati aku ngereog gini, mengalahkan guncangan alam.' hati Arsila bersorak gembira.

"Duh? Yang bentar lagi halal, dan mau jap jip jup aja si jendes." Celetuk Sari membuat Arsila menatap tajam kearah nya.

Sari yang mendapatkan tatapan sepeti itu, ia bersembunyi di balik punggung Arfa.

"Mas, awas aja kalau udah jadi suaminya pasti terkam sama macan betina, jadi harus bisa menjinakkannya." Bisik Sari, Arfa hanya terkekeh mendengar ocehan Sari.

"Ngomong apa Markonah. Awas aja jelek jelekin aku, nih." Arsila mengepalkan tangannya terlihat kuku kuku jarinya memutih, Sari menanggapinya dengan senyum mengejek dengan menjulurkan lidahnya.

"Ar, anak anak tidur di sini, kita ke butik."

"Buat apa ke butik."

"Ya, mau fitting baju pengantin Jubaidah? Ih. Gak peka banget." Geram Sari dengan mengerucutkan bibirnya.

"Ferguso sok tau." Ceplosnya Arsila.

"Benar kata Sari, anak anakku titip disini biar ibu dan bapak yang jaga."

"Kalian berdua berangkat sana, soal mereka biar aku jaga gini gini aku mantan baby sitter." Bangganya dengan senyuman yang menghias bibirnya.

"Kamu saja yang kebutik, sari lebih tau dari pada aku calon istri kamu," judesnya dengan memalingkan wajahnya.

"Gimana kamu tau? Sedangkan kamu sendiri disini?" Ucap Arfa berusaha membujuk calon istri nya yang merajuk.

"Ih. Dikit dikit ngambek." Ceplosnya lagi membuat Arsila jengah.

*

*

Kini sepasang kekasih itu sudah berada di butik, "Fa, ini butik nya?" Tanya Arsila.

"Iya, kenapa kurang bagus?"

Arsila menggelengkan kepalanya. "Kelewatan bagus, jadi heran aja. Sebenarnya pekerjaan kamu apa sih."

Arfa hanya tersenyum saja tanpa mengindahkan pertanyaan nya.

'Nyebelin banget, kalau sudah halal aku peluk cium deh," cicitku dengan senyum.

"Fa, ditanya calon istri gak di jawab sih."

Arfa menghentikan langkahnya dan berbalik sehingga wajah mereka hampir bertabrakan terasa hangat hembusan nafasnya menerpa wajahnya, Arsila memejamkan matanya menikmati aroma maskulin Arfa yang menggoda.

"Mikirin apaan, hayo." Arfa menyentil hidung Arsila.

"Apaan sih." Elaknya dengan malu untuk mengakui bahwa dirinya terpesona padanya.

Sepasang mata mengawasi kemesraan mereka membuat seseorang cemburu.

Siapakah dia?

Siapalagi kalau bukan Rangga, mantannya Arsila.

"Ar, begitu cepatnya kamu berpaling dari ku, tak ada sisa cinta untukku?" batinnya dengan berkaca kaca ada penyesalan yang mendalam andaikan aku tak menyia-nyiakan dirinya mungkin hari ini aku akan bahagia bersamanya. Nasi sudah menjadi bubur tak mungkin akan kembali utuh.

Melihat kemesraan yang mereka umbar membuat hati Rangga sakit, andaikan dunia bisa di putar lagi maka ia akan berjanji akan menjadi suami yang baik dan tanggung jawab. Disisi lain ada hati yang tersakiti sedangkan kedua insan yang sedang mabuk cinta begitu bahagia tak memikirkan hal hal yang tidak penting.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!