Pria Masa Lalu

"Arsila. Kamu kemana aja sih! Aku kerumah kamu kata pakde kamu gak ada, ternyata disini? Lagi ngapain?" Tanyanya waktu itu.

"Mau ngapain cari aku. Bukannya aku gak penting ya?" Cibirku tanpa melihat wajah nya.

"Kamu itu udah kayak jelangkung datang tak diundang pulang pun tak tau!" Aku menggeser posisi duduk ku disaat dia ikut duduk dan ikut melempar bebatuan kecil kedasar sungai. Aku hanya mendengar kekehan nya.

"Baperan jadi cewek. Jangan ngambek ah, jelek," ia mencolek hidungku dengan senyum manis. "Aku nyariin kamu karena aku mau pamit," ucapannya membuat aku heran memangnya dia mau kemana? Ingin bertanya padanya namun hati ini gengsi dong, kan, tadi aku marah duluan.

"Memang harus ya," ejekku.

"Ya, iya harus, kan, kamu cin.... eh, maksudnya sahabat terbaik aku," ujarnya membuat hatiku terasa tercubit. Padahal aku mengharap lebih dari sahabat ternyata kejujuran lebih menyakitkan biarlah aku nggak ada hak marah-marah padanya.

Hati ini kecewa dengan penuturannya tak terasa sudut mataku merembes ku usap dengan telunjukku jangan sampai dia melihatku yang sesedih.

"Arsila Darwati? Kamu dengar aku gak sih." Dengan membalikan tubuhku menghadapnya kedua wajah kami hampir aja bertabrakan tepatnya bibirku dengan bibirnya dengan cepat aku menghindar namun naas tuk menghindari bibirnya malah aku men cium pipinya.

Sial. Maluku setengah mati.

"Manis."

Satu kata yang keluar dari mulut lemesnya dengan senyum sumringah.

"Apaan sih. Jangan geer! Itu kecelakaan," sungutku dengan melotot.

Haruskah aku bahagia? Atau marah, saat bibir ini menyentuh pipinya. Ya. Jelas aku bahagia karena aku menyukainya tapi tidak dengan nya. Bisa dikatakan cintaku bertepuk sebelah tangan. Sedihnya karena dia akan pergi meninggalkan aku entah akan berapa lama dan nantinya dia akan menikah dengan orang lain.

"Lihat, wajah kamu merah mirip tomat busuk." Ia memainkan kedua alisnya terangkat ke atas.

"Bullying teroos! Sesuka kamu."

Aku pergi meninggalkan dia tanpa menghiraukan panggilan nya.

''Aku memang tidak ada artinya di hatimu kamu tak pernah sayang sama aku. Bahkan kamu menyamakan wajahku dengan tomat busuk, dimana perasan kamu," lirihku dengan berlari.

"Arsi! Arsila!" Ia terus memanggil ku.

"Arsi! Aku janji! Kalau aku sukses aku akan datang tuk menjemput mu dan akan aku jadikan istri dan ibu dari anak-anakku," serunya waktu itu. Saat itu hatiku sudah terlanjur kecewa tak mempercayainya dengan semua ucapannya.

Itulah janjinya dulu padaku, entah benar yang ia ucapkan dari hati yang paling dalam atau sekedar candaan.

Lelaki yang pernah aku kagumi kini ada di depanku, ada rasa debaran halus menyeruak kembali tapi, ah, aku sudah bersuami. Ya, suami hanya setatus istri yang tidak pernah di sentuh suami entah pernikahan apa yang aku jalani saat ini.

"Arsila?" Ucapnya gugup.

Aku hanya tersenyum, itu yang mampu aku lakukan disaat ini. Jangan tanya bagaimana detak jantungku berdetak kencang berlipat-lipat ganda rasanya ingin aku sembunyi di balik tembok atau menghilang seperti jin Aladin.

""Arsila?" Lelaki itu menjentikkan jarinya di depan wajahku.

"Em, eh, anu," ucapku dengan menunjukkan cengiran.

"Terpesona dengan ketampanan aku ya?" Ia menautkan kedua alisnya terangkat ke atas memang lelaki ini suka menggodaku terus, apa sih. Maunya.

"Enggak tuh."

"Massa."

Ledekan demi ledekan yang keluar dari mulut lemesnya bikin jengah mendengarnya. Tapi itu dulu kini hanyalah kenangan yang harus aku lupakan, karena kau sudah menikah.

"M-mas Arifin?"

"Iya, ini aku Mas mu," ia melemparkan senyum yang manis ah, membuat detak jantung ku melompat tak karuan.

Apa dia bilang Mas mu? Andaikan aku masih sendiri mungkin aku akan menghambur ke pelukannya.

"Apa kabarnya Mas, jadi bos aku itu kamu?" Tanyaku gugup.

Hanya anggukkan kepala darinya yang memperlihatkan lesung pipinya. Setelah ngobrol ngalor ngidul aku ngerti namun sudah terlanjur mau gimana lagi andaikan dia jujur sedari dulu mungkin sampai sekarang aku akan menunggunya untuk melamar aku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!