Penyesalan Suami Dan Mertua

Penyesalan Suami Dan Mertua

Disuruh Kerja

"Narsih, kamu masih ingat berapa biaya pernikahan kamu sama Rangga?" Tanya Bu Darmi- mertuaku. Aku hanya mengangguk.

"Bagus," ucapnya dengan raut wajah yang sulit untuk di artikan.

"Maksud Mama apa ya? Narsih gak faham?" Tanyaku.

"Kamu tau gak, mulai saat ini, detik ini, kamu harus bekerja lebih keras lagi untuk membayar biaya pernikahan kalian. Termasuk mahar."

Aku hanya terpaku dengan semua ucapan Mama mertua, aneh. Dimana-mana biaya yang sudah diberikan pada mempelai wanita yang itu artinya sudah milik keluarga nya, kok, ini harus dikembalikan? Maksudnya apa coba.

"Maksud Mama? Narsih harus mengembalikan semuanya atas apa yang sudah keluarga ini berikan pada kami?" Jawabku yang di anggukan kepala olehnya.

"Ya, emang kamu pikir saya nikahin kamu karena cinta, gak! Narsih! Mana mungkin, aku seorang anak keluarga yang terpandang di desa ini harus menikah dengan wanita kampungan, sudah begitu kamunya dekil, lecek, gak sedap dipandang, malu-maluin kalau dibawa ke kondangan apa kata dunia Narsih?" Ucap mas Rangga suamiku, membuat diri ini bingung dengan semua ucapannya itu.

Maksudnya apa sih? Sedari tadi aku gak faham, apa karena aku tidak sekolah tinggi? Ya, aku hanya anak seorang anak buruh tani, aku hanya lulusan SD saja. Memang kami keluarga yang miskin, dan satu lagi aku bukan wanita yang bisa membuat suami malu, apa ada yang salah dengan wajah ku? Justru para pemuda luar desaku menginginkan aku untuk menjadi istrinya? Katanya sih, aku cantik dan pintar dalam bertani karena aku sering ikut ibu menanam padi atau sayuran milik tetangga yang sawahnya luas. Tak sedikitpun tetangga meminta aku untuk menjadi mantunya.

Pertemuan ku dengan mas Rangga tak lama hanya dua bulan kenal kamipun sepakat untuk menikah, kata Mama Darmi aku gadis cantik, cocok untuk Mas Rangga calon menantu idaman katanya waktu itu saat datang melamar ku. Bapak kurang setuju dengan mas Rangga karena Mas Rangga anak orang kaya, namun aku masih keukeuh ingin menikah dengan pria yang sudah mencuri hatiku.

"Nduk, pikir kan lagi, Rangga orang kaya, Bapak nggak mau nantinya kamu dijadikan budak oleh mereka," ucap bapak dengan wajah suram dan menatap ke depan seperti tau kalau anak sulungnya akan begini.

"Bapak ngomong apa sih, Mas Rangga itu orangnya baik loh Pak, liat aja, kalau kesini pasti bawakan makanan dan pakaian buat bapak sama ibu, udah ah, jangan begitu Pak, bapak harusnya bersyukur punya mantu baik. Gak seperti yang bapak pikirkan," aku masih membela diri agar Bapak merestui hubungan kami.

"Banyak orang miskin nikah dengan orang kaya, ujung-ujungnya dijadikan pembantu atau malah di hina dan direndahkan apalagi kamu. Yang hanya sekolah saja lulusan SD, opo gak dijadikan bahan hinaan?"

"Gak mungkin Pak, Mas Rangga itu sayang banget sama aku, buktinya dia membawa seserahan pernikahan saja banyak begini, dan mas kawin juga emas, kata mamanya Mas Rangga itu semua menghabiskan uang sebesar dua puluh juta," ucapku dengan bangga dan menyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Yo wes, terserah kamu Nduk, yang penting Bapak sudah mengingatkan semuanya."

Jawabnya dengan pasrah.

"Bapak ini korban sinetron ikan nyungsep," ledekku. Bapak hanya gelengkan kepala seraya melenggang masuk ke kamar.

"Nduk, jangan ledekin bapakmu nanti kualat." Ibu berucap dan menatap wajah ku .

"Siapa yang meledek bapak Bu? Narsih ngomong apa adanya, emang benarkan bapak korban ikan sungsep. Ibu sama Bapak orangnya baperan."

"Bukan begitu N-"

"Bu, biarkan saja toh, yang menjalani hidup Narsih bukan kita. Yang penting kita sudah menasehatinya," timpal Bapak membuat ibu diam. Hadeehh jadi bingung deh, ngadepin orang tua yang pemikirannya yang begitu mengkhawatirkan anak sulungnya yang hanya berpendidikan SD. Tapi jangan salah gini-gini otakku encer gak padat. Kenapa aku bisa menyombongkan diri?

Ya. Karena aku bisa bahasa Inggris kebanyakan anak-anak di kampung ku tak sedikit meminta bantuan pada ku untuk mengerjakan PR sekolah dan nilai mereka A, itu tandanya aku pintar. Awal mulanya aku gak percaya dengan apa yang terjadi padahal aku memberikan jawabannya hanya asal. Kok. Bisa betul semua, kata tetangga aku disuruh jadi guru privat bahasa Inggris untuk anak-anak mereka, namun hati nurani yang menolak takut salah kedepannya. Aku hanya modal nekad.

"Yo, wes. Ini sudah malam tidur sana," perintah ibu yang aku anggukan dan bergegas masuk kedalam kamar.

Ku baringkan tubuh ini diatas kasur kapuk yang mulai lepek, maklum belum aku keramasin. Namanya juga orang kismin.

Kini hanya ada penyesalan kenapa aku tidak mendengarkan nasehat Bapak. Insting orang tua tak akan pernah salah walaupun tak sedikit semuanya itu akan terjadi kisah cintaku, kisah rumah tanggaku mirip cerita novel yang sekarang aku baca.

Dalam novel yang aku baca peran wanitanya lemah dan akhir kisah cinta rumah tangganya hancur dan berujung perceraian akankah lidahku sama dengan nov3l yang aku baca? Nauzubillah yang sampai terjadi yang aku inginkan tetap langgeng hingga maut memisahkan kita. Mudah-mudahan Mas Rangga maupun Mama mertuaku tidak seperti tokoh didalam cerita novel.

Sebuah teguran membuat lamunanku buyar tepatnya sih. Hardikan dari suami tercinta, ups. Apakah masih bisa di sebut suami tercinta? Setelah apa yang terjadi pada ku? Wanita apa katanya tadi, aku wanita kampungan, kucel, dekil lecek dan tak pantas di bawa kemana mana, kata-kata itu masih terngiang di telingaku sampai menusuk ke ulu hati.

"Narsih!!!" Suaranya menggelegar hebat, seakan-akan isi rumah berjatuhan dia kira aku budeg apa.

"Iya, Mas, ada apa? Tak bisakah kau memanggilku dengan lembut?" Jawabku sopan, bagaimana pun ia suamiku yang harus aku hormati.

Mas Rangga hanya mendengus sebal pada ku. "Mulai besok pagi kamu harus mulai kerja! Kamu akan aku kenalkan dengan sahabatku."

"Untuk."

"Untuk, untuk. Ya buat kerja, Narsih! Dasar *tak dangkal!" Makinya dengan wajah garang seakan-akan mau menelanku hidup-hidup. Andaikan bukan suamiku sudah aku tinju wajahnya sayang dia masih berstatus suami mana baru satu hari aku menyandang status sebagai istri orang kayah. Udah begini endingnya.

Aku iyakan saja, aku lelah harus debat dengan-nya biarlah besok pagi aku akan bicara dengan mama siapa tau bisa menengahinya dengan bijak, atas apa yang anaknya lakukan pada istrinya.

Setelah aku mengiyakan Mas Rangga melenggang menuju kamar nya, dan tentunya aku mengekornya alhasil dia menghentikan langkahnya dan berbalik ke belakang.

"Mau kemana kamu?" Tanyanya dengan ketus.

" Mau ikut kamu kekamar kita," jawabku dengan pedenya.

"Hah, kamar kita!" Aku mengangguk.

"Siapa bilang," ujarnya dengan senyum mengejek.

"Aku."

"Hahaha, Narsih, Narsih. Kamar pembantu ya, di belakang lah." Ucapnya dengan bangga.

"Ngak bisa gitu deh Mas, bagaimana pun aku ini istrimu, istri yang sah," sewotku akukan wanita normal mendambakan surga dunia melewatkan malam pertama dengan lelaki yang kita cintai? Apa salah. Enggak kan.

"Siapa bilang kita mau jap jip jup dekat kamu aja aku risih." Mas Rangga mengusap wajah setelah bicara seperti itu. Seakan-akan aku ini menjijikan untuk disentuh.

Aku coba untuk bersabar walaupun hati ini sakit.

"Akukan istrimu Mas,"

"Narsih ini sudah malam aku mau tidur, paham kamu, dan besok aku akan membawa kamu ke pabrik sahabatku untuk kerja. Dasar punya istri tak berpendidikan tinggi ya gitu, *tak nya lemot."

Aku tergugu dengan ucapan suami terburukku ya, terburuk bila suami tercinta dia tak pernah melontarkan kata-kata yang menyakitkan, inimah sama saja menjatuhkan mentalku, sudah tau aku lulusan es bon-bon masih aja dinikahi.

Awal mula berkenalan aku sudah jujur sejujur-jujurnya bahwa aku anak orang tak berpunya dan berpendidikan SD.

"Mas, apa aku gak salah dengar ucapan kamu yang ingin menikahi gadis kampung macam aku orang tak berpunya pendidikan pun minim hanya lulusan SD," jawabku dulu.

"Gak masalah bagi Mas, mau SD, es bon-bon atau es Doger sekalipun yang namanya cinta tak mengenal status, bila hati sudah menjatuhkan pilihan tak bisa berbuat apa-apa. Ini yang namanya jodoh kata pepatah jodohmah jorok ketemu di mana aja. Jadi Mas harap kamu jangan merendah Dimata Allah SWT kita sama kalau mati sama-sama dikuburkan di tanah tak membawa harta benda yang di bawa amal ibadah yang Soleh," ucapnya kala itu yang bijak.

"Aku gak salah pilih suami, sudah penyayang, baik ahli agama lagi," pujiku membuat Mas Rangga tersenyum manis memperlihatkan lesung pipinya. Ah Mas Rangga aku padamu.

Tapi kini Mas Rangga menjadi srigala yang memperlihatkan belangnya, sifat dan karakter nya. Aku tertipu oleh karakternya yang bisa menjadi bawang putih dan berubah menjadi bawang merah yang membuat aku setiap saat akan mengeluarkan air mata karena getah bawangnya yang tajam menusuk mata. Andaikan waktu bisa berputar kembali aku akan mendengarkan nasehat Bapak dan tidak akan pernah mengalami hal serupa yang bapak pikirkan. Sudah terlanjur salah jalur mau gimana lagi? Nikmati dan resapi mau ngadu sama bapak yang ada aku kena Omelan.

Tidur dalam ruangan yang cukup besar dan disana terdapat kasur size yang begitu empuk bila ditidurinya dengan senyum manis ku merenggang kan kedua tanganku dan siap melompat keatas kasur.

"Eehhh, mau kemana," Mas Rangga mencekal tanganku namun aku sudah bersorak riang diatas kasur empuknya aku sengaja berperilaku seperti anak kecil biar dia tambah emosi massa bodoh dengan harga diri toh. Dia sudah menghinaku bukan? Dia jual aku beli dengan caraku yang unik dan nyentrik. Bagus bukan?

"Mas, sini bobok," manjaku dengan menepuk-nepuk bibir ranjang.

Mas Rangga mendelikan kedua bola matanya padaku dan melangkahkan kakinya kedalam kamar mandi tak lama kemudian ia kembali dengan wajah yang tak sedap dipandang.

"Serius, gak mau bobok sama prinses Narsih?" Godaku sambil mengerlingkan mata genitku namun ia cuek dan ngeloyor pergi menuju sofa ternyata ia memilih tidur di sofa daripada denganku. Baiklah aku lelah, ku tarik selimut sampai dada.

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu

2023-06-15

1

Christy amora

Christy amora

"Akhir Penantian Elina" mampir Thor😊

saling support yuk Thor🙏

2022-12-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!