Kecewa

Kini hanya tinggal aku dan dia, ada rasa canggung diantaranya sudah bertahun-tahun tak jumpa dan sekarang kami di pertemuan setelah menjadi duda janda.

"Arsila." Panggilnya

"Eh, iya, apa?" Jawabku gugup dan menatap kedua maniknya.

Arfa hanya tersenyum melihatku yang gugup dan salah tingkah.

"Kok, gugup, bukannya dulu kamu itu suka membully saya, sekarang jadi pendiam," ejeknya.

Jelas gugup lah, kan, Arfa yang sekarang beda banget sama Arfa yang dulu, kalau masih ngebully dirinya yang ada dia kabur gak mau sama aku, si Arfa kalau ngomong asal aja.

"Sekarang kan, beda. Kamu sudah berkeluarga dan punya anak, begitupun sebaliknya," jawabku asal.

"Jelas beda saya pria, kamu wanita," kekehnya.

"Ih. Garing banget."

Krik, krik, krik hening sejenak tanpa ada yang bersuara hanya detak jantungku yang berdetak kencang berlipat-lipat keringat dingin membasahi kedua telapak tangan.

"Ar," lirihnya membuat diri ini mendongak menatap wajah tampan nya.

"Apa?" Singkat ku jujur mau ngomong apa, jadi kikuk mendadak gak sinkron.

Arfa menyentak napas panjang lalu ia menatapku penuh ragu. Setelah yakin ia mendekatiku.

"Apa kamu tau kedatangan saya kesini?" Tanyanya aku hanya menggeleng pura pura gak tau gitu.

"Saya kesini karena anak-anak, yang meminta saya untuk membawa kamu pulang, mereka mengira kamu ibunya," lirihnya.

"Ibu nya? Sejak kapan mereka tau aku?"

Arfa hanya mengangguk. "Mereka melihat kamu di saat mereka pergi ke taman bersama pengasuhnya. Di situ Riko mengajakku ke taman lagi katanya disana ada Mama tadinya saya gak percaya masa orang yang sudah meninggal hidup lagi. Saya berusaha menjelaskannya pada mereka namun di sanggah Ray bahwa dirinya pun melihat kamu yang dikira mamanya, maafkan mereka ya,"

"Pantas saja mereka pas liat aku langsung memanggil ku dengan sebutan Mama." Sahutku.

"Istri kamu meninggalkan kenapa ya kalau boleh tau?"

"Kecelakaan saat kami sekeluarga mau ke rumah ibu." Kedua netranya berkaca kaca ada kesedihan yang mendalam.

"Maaf bila aku sudah membuka luka lama yang kamu kubur kini harus ingat kembali, maaf ya," ujarnya tak enak hati.

"Tak apa. Yang penting kamu tau tentang kedatangan kami."

"Maksudnya?" Masih dalam pura pura gak tau.

"Saya ingin kamu menjadi ibu dari anak-anakku, maaf bila kesannya saya memaksa tapi ini semua saya lakukan demi kebahagiaan mereka."

Aku terdiam, ada rasa kecewa padanya kukira dia mau meminang ku atas dasar cinta, ternyata demi anaknya.

"Walaupun tanpa cinta apa rumah tangga yang akan kita jalani akan sehat." Jawabku dengan menahan sesak di dada.

"Saya akan berusaha mencintai kamu, itupun kalau kamu mau sabar menunggu."

Dia pikir bus yang harus di tunggu kesel juga sama si Arfa.

Rasa kagum pada nya kini mulai berkurang atas ucapannya yang bagaikan sebilah pisau yang menancap di hati ini sakit namun tak berdarah.

"Gak apa-apa kan Ar?" Tanyanya tuk memastikan apakah aku mau di jadikan ibu sambung untuk anaknya? Tapi tidak menjadi istri si Arfa.

Aku tersenyum kecut sekecut asem pak Slamet yang masih muda.

"Gimana mau?" Kini tangannya menggenggam tanganku untuk memohon.

"Tak semudah itu Fa, aku harus menjadi seorang istri yang baik untukmu, tapi hatimu bukan untuk aku, aku belum siap menjalani ini semua." Jujur saja andaikan dia tidak mengatakan seperti itu mungkin akan aku jawab mau, nyatanya tak seperti yang ku mau.

"Saya ngerti, kamu akan saya beri waktu dua hari tuk memikirkan semuanya, tapi saya mohon jangan lama mikirnya kasian anak anakku." Ucapnya tanpa memikirkan perasaan Arsila.

'si Arfa mikirin nasib anaknya terus dia gak mikirin perasaan gue gitu. Dia pikir gue robot,' Raung batinnya.

"Nenek, nenek, nanti nenek ikut kita ya?" Celoteh Rio dengan wajah binar.

"Kakek juga." Timpal Ray.

Anak anak Arfa begitu bahagia karena dia akan mendapatkan seorang ibu pengganti.

Akhirnya Arfa dan anak anaknya pamit pulang.

Malam ini aku tak bisa tidur, ku tatap langit-langit kamar haruskah aku tolak pinangannya, kalau di tolak kasian juga dengan ketiga anaknya bila di terima maka hatinya akan terluka karena tak di anggap oleh Arfa.

'Bila aku tolak bukan anaknya si Arfa yang kecewa tapi ibu bapak juga, aku gak mau mengecewakan mereka, karena mereka sangat menyayangi aku. Ayolah Arsila pasti kamu bisa,' ucapnya yakin dirinya tak mau mengecewakan orang tuanya yang kedua kalinya.

Tok. Tok. Terdengar suara ketukan pintu.

"Siapa." Teriaknya dari dalam.

"Ibu, Nduk." Jawab ibu Arsila.

"Masuk aja Bu, gak di kunci."

Ibu masuk dan duduk di samping ranjang, aku beringsut duduk di samping ibu dengan menyandarkan kepalaku di bahunya.

"Bu?" Lirihku.

"Iya, ada yang mau di omongin." Tanya ibu dan aku anggukan.

"Apa," imbuhnya lagi.

"Bu, apa kalian bahagia bila aku nikah sama Arfa?"

"Memangnya kenapa?"

Ku urungkan niat untuk menceritakan semuanya karena ku lihat ibu menatapku penuh tanda tanya. Ada raut wajah kecewa.

"Gak, Bu. Aku hanya ingin tanya aja. Apa Arfa jodoh terakhirnya aku Bu?" Aku menitikkan air mata, ibu menyusutnya penuh kasih sayang.

"Insyaallah Nak. Ibu liat nak Arfa sangat mencintai kamu nak, ibu bisa lihat dari wajahnya yang berseri-seri." Ibu menatapku penuh haru.

'Bu ,andaikan ibu tau semuanya, apakah ibu akan bahagia? Arfa tak mencintai ku Bu, dia hanya menginginkan aku menjadi ibu dari anak-anaknya saja,' batin Arsila menangis.

"Kok anaknya ibu nangis sih, jangan cengeng bentar lagi mau nikah kamu harus jadi istri yang baik nurut sama suami dan sayangi anak anak kamu sebagai anak mu sendiri," nasehat beliau.

Aku tak keberatan jika menikah dengan siapapun asalkan dia benar-benar cinta dan sayang sama aku. Tak perduli dia punya anak atau tidak. Kenapa takdir cinta ku harus serumit ini, tak seorang pun yang tulus mencintai ku selain bapak ibu dan Mas Arifin, sayang bapak dan ibu tak merestui hubungan kami.

Terpopuler

Comments

amalia gati subagio

amalia gati subagio

remidi pelepah pisang saat hujan????? daunnya robek2 ketiup angin, hanya menutup kepala dikit, gak melindungi, gak nyaman, banyak buang tenaga, emosi, so... nikah dengan duda beranak yg gak ada rasa cinta....cam pengasuh kontrak dgn ijab kabul tanpa gaji terstandar, nyesek potensi merusak moral, jiwa & fisik, och my my

2022-10-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!