Se Atap Dengan Hantu Suamiku
Lima Tahun Kemudian, membuat Hanna senyum di rumah milik peninggalan yang katanya suaminya. Bahkan, putranya entah di asuh oleh siapa, desusnya seseorang berpengaruh, menolongnya sampai Hanna dinyatakan sembuh, adalagi yang bilang anaknya juga ikut tewas di temukan tersangkut dibatu jurang.
Tapi saat ini Hanna lupa, bagaimana wajah rupawan suaminya, karena tak ada foto satupun wajah suaminya di rumah tua itu.
'Aku tidak gila, tapi kenapa mereka tidak percaya? Apakah kamu bersama putraku, aku sepi... ' gumam Hanna.
"Tunggu apa dia melihatku?" tanya Hanna semangat, sembari menatap seorang lelaki dewasa bersama seorang anak kecil laki-laki yang berjalan melintasi kuburan suaminya.
Ryan adalah arwah laki laki yang belum bereinkarnasi, dia sudah menghabiskan waktu selama 20 tahun menjadi arwah gentayangan. Selama ini, Ryan hanya berjalan berlalu lalang di sekitar kuburannya, sembari menunggu keluarganya untuk datang ziarah.
Namun, Ryan selalu merasa kecewa, dari hari berganti bulan hingga berganti tahun, satupun tidak ada yang pernah datang untuk mengunjunginya, terkadang ia merasa iri dengan orang yang sudah berreinkarnasi namun keluarganya selalu datang untuk memberi pemujaan.
Hari ini, Hanna dan suster Aini datang untuk ziarah ke makam suami Hanna. Saat mereka melintasi makam Ryan, Hanna seakan melihat ke arahnya, sehingga membuatnya penasaran, apa dia keluargaku, yang bisa melihatnya atau tidak.
Ryan pun mengikuti Hanna dari belakang, namun Hanna sama sekali tidak peduli, mereka berjalan meninggalkan tempat pemakaman, saat Ryan ngin keluar, arwahnya pun langsung terhempas, ia sama sama sekali tidak bisa meninggalkan tempat pemakaman. Hanna pergi, ia yakin halusinasi tentang suaminya bangkit, sehingga ia hiraukan agar dinyatakan sembuh dari kejiwaan. Ia yakin, sosok itu bukanlah suaminya karena ia juga lupa.
Ryan sangat merasa kecewa, bertahun-tahun ia menunggu, satu orang peziarah pun tidak ada yang bisa melihatnya.
Satu Minggu kemudian, Hanna pun datang kembali. Melihat kedatangan Hanna membuat Ryan sangat merasa bahagia, Ryan pun melambaikan tangannya, namun Hanna sama sama sekali tidak menggubris. Mengetahui itu Ryan ilusinya lagi yang ia anggap, Ryan semakin merasa kecewa, ia mengira Hanna dapat melihatnya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Reok. Ia merupakan makam disebelah Ryan di sana. Mereka sama-sama belum bereinkarnasi, dan selalu menghabiskan waktu bersama.
"Aku sedang menggoda wanita itu, aku fikir dia bisa melihatku, ternyata tidak!" jawab Ryan dengan kecewa. Mendengar itu, membuat Reok tertawa sampai terbahak.
"Tidak semua bisa melihat arwah seperti kita, sudah! Jangan ganggu dia, lebih baik kita pergi ke markas, mereka sudah menunggu kita di sana."
Sama seperti manusia, Ryan dan arwah lainnya juga memiliki sebuah Markas, tempat yang mereka jadikan untuk curhat, serta tempat untuk ghibah.
"Duluan saja, aku masih penasaran dengan wanita itu!" jawab Ryan, lalu mendekati Hanna.
"Hai wanita, apa kamu bisa melihatku?" tanya Ryan, dan Hanna tetap tidak menggubris.
"Kamu tidak usah takut, aku bukan hantu jahat, kalau kamu bisa melihatku anggukan kepalamu," ucap Ryan lagi, namun Hanna tetap tidak menggubris.
Ryan pun tidak putus asa, ia langsung muncul di hadapan Hanna, lalu menari-nari di hadapannya.
Sekilas Hanna menatapnya, lalu, Aini datang yang dari makam sang kakek, langsung mengajaknya Hanna pulang.
"Han, ayo! Bulan depan kita akan datang kesini lagi."
Mendengar itu membuat Ryan sedih, ia tidak akan melihat Hanna selama sebulan, bagi mereka, sehari rasa setahun, apalagi sebulan, entah berapa lama ia akan menunggu agar bisa melihat Ryan lagi.
Hanna dan Aini pun jalan pulang, Hanna hanya bisa menatap kepergian mereka dengan raut wajah kecewa. Saat Hanna sudah keluar dari gerbang pemakaman, Hanna kembali menoleh lalu melambaikan tangannya kepada Ryan. Melihat itu membuat arwah itu sangat merasa bahagia, ternyata Hanna memang benar bisa melihatnya.
"Ye, akhirnya ada yang bisa melihatku!" teriak Ryan gembira. Hanna pun langsung menghampiri teman-teman arwahnya, untuk menyampaikan kabar bahagia ini.
"Akhirnya, akhirnya ada yang bisa melihatku. Seabad Tahun aku menunggu, akhirnya Dewa mengabulkan doaku ...," ucapnya penuh bahagia, sambil melompat-lompat kecil seperti anak kecil.
"Terus, jika ada yang bisa melihatmu, apa yang ingin kamu lakukan? Sadar Ryan, kita sudah arwah, dan kita tidak akan pernah bisa menjadi manusia. Jika pun ada manusia yang bisa melihat kita, tidak ada gunanya. Kita hanya bisa menunggu waktu untuk bereinkarnasi," ucap salah seorang arwah yang sudah cukup lama di sana.
"Kenapa Dewa bertindak tidak adil, padahal aku masih muda, tapi aku sudah mati dan tidak berreinkarnasi!" seru Ryan dengan tangis. Sampai saat ini, Ryan sama sekali belum bisa menerima kematiannya, sehingga membuat ia tidak bisa bereinkarnasi. Apalagi kecelakaan membuat ia lupa bagaimana rupawan dirinya dan kehidupannya saat hidup.
"Dewa sudah melakukan yang terbaik, jangan pernah menentang keputusan Dewa, itu sebabnya kamu tidak bereinkarnasi," ucap Reok, padahal ia sendiri juga belum bereinkarnasi.
"Seolah kamu sudah bereinkarnasi saja," jawab Ryan dan mereka pun tertawa karena merasa lucu.
Ryan menunggu kedatangan Hanna setiap hari, ia selalu menghitung hari dengan tepat, rasanya ia sudah tidak sabar, ia ingin mengobrol dengan Hanna, dan bertanya tentang dunia manusia.
"Tapi dia terlihat sedih .. apa dia tahu apa yang akan aku tanyakan? Lalu, apa dia bisa bicara denganku?" tanya Ryan sendiri, lalu Ryan pun mendengar suara tangis yang sangat jelas di telinganya. Ryan langsung beranjak dari makamnya dan mencari asal suara tangis itu.
Ryan pun langsung melihat seorang arwah yang masih berlumuran dengan darah disebuah pemakaman baru, melihat itu membuat Ryan sangat merasa iba, lalu, Ryan pun langsung menghampiri arwah itu.
"Hai, kenapa kamu menangis?" tanya Ryan dengan lembut.
"Aku ingin bersama Ibuku, aku tidak mau di sini, Ayah dan Ibuku pasti sedang mencariku," jawabnya dengan tangis.
Ryan sungguh sangat merasa sedih, bukan hanya kepadanya Dewa tidak bersikap adil, bahkan kepada anak kecil pun Dewa melakukan yang sama. Tapi seolah kepalanya sakit, arwah bisa sakit kepala juga ketika melihat arwah anak kecil, seolah ada rasa sesak yang belum ia ingat itu apa, saat melihat arwah bocil.
"Kamu tidak usah sedih, kamu punya banyak teman di sini, dan kami semua akan menemani kamu," sambung Ryan. Namun anak itu semakin merasa sedih, ia belum ingin berpisah dari keluarganya terutama Ibunya.
Ryan pun langsung menggenggam tangan anak itu dan membawanya ke markas.
"Aku mau menemui Ibu," ucap arwah bocah.
"Aku akan membawa kamu menemui keluarga baru di sini," jawab Ryan dan anak itupun menghapus air matanya sambil mengikuti Ryan.
Setelah tiba di markas, Ryan pun langsung mengenalkan bocah berlumuran darah kepada seluruh arwah. Begitu juga sebaliknya. Ryan meminta mereka untuk menghibur, sebab Adit merupakan arwah kecil pertama yang mereka temukan. Biasanya arwah anak kecil akan langsung pergi menemui Dewa lalu bereinkarnasi. Itu pertanda Adit juga belum menerima kematiannya. Adit pun tersenyum, saat semua arwah yang mencoba untuk menghiburnya.
Tbc.
Yuks baca kisah pertama Hanna, dijudul "Peka". Sesuai permintaan ini lanjutannya ya!
Tap Love Dukung Hanna Ya All.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Mawar Bodas
baru mampir
2022-10-31
1