HANTU IKUT

Saat mereka tiba di depan pintu apartemen, Hanna lupa, bahwa ia belum merapikan apartemennya. Hanna pun berusaha menahan Ryan, memintanya waktu untuk bisa merapikan apartemennya.

"Kakak, tunggu di sini dulu, aku harus merapikan sesuatu, Kakak, jangan kemana-mana, hanya 5 menit!" pinta Hanna.

Ryan sungguh sangat merasa penasaran, apa yang Hanna sembunyikan. Saat Hanna menutup pintu, Ryan pun langsung menerobos masuk dengan kekuatan yang ia punya, melihat Ryan yang sudah berada di dalam, membuat Hanna sangat terkejut.

"Astaga! Kamu, mengejutkanku," ketus Hanna, sambil mengelus. Ryan pun nyengir, melihat ekspresi Hanna membuatnya merasa gemas. Penampilan Hanna yang gagah seakan tidak sepadan dengan ekspresinya ketika terkejut.

Ryan pun mulai memperhatikan setiap sudut kamar Hanna, penampilan Hanna sungguh sangat menipu, Ryan sangat merasa tercengang saat melihat baju, celana, sepatu serta bungkus cemilan yang berserak.

Hanna pun langsung membidik, dengan cepat ia berlari untuk menyelamatkan ****** *****--nya. Ryan yang sudah melihatnya hanya pura-pura diam, seolah ia tidak melihat.

"Silahkan duduk, Kak. Anggap rumah sendiri," ucap Hanna. Terus terang Hanna sangat merasa malu. Hanna pun langsung memungut semua pakaian kotornya dan juga sampah bekas cemilannya.

"Sudah kubilang buang sampah di tempatnya!" ketus Hanna mengumpat teman-temannya. Teman-teman Hanna selalu datang berkunjung dan main game di sana, Hanna sengaja membebaskan teman-temannya ketika mereka datang berkunjung.

Ryan pun kembali berdiri, ia berjalan kecil sambil melihat isi apartemen Hanna.

Saat ia melihat foto Hanna sewaktu kecil, membuatnya tersenyum, Ryan pun meraih foto Hanna, dan ia langsung teringat saat pertama kali ia melihat Hanna di pemakaman.

Lalu, mata Ryan pun langsung tertuju dengan foto Hanna dan Aini.

Penampilan Hanna yang membuat orang tidak percaya bahwa Hanna merupakan wanita manis.

Saat ini Hanna sangat menyayangi Aini, itu sebabnya Hanna memajang fotonya dengan Aini.

Ryan mulai merasa bosan, tidak ada yang bisa ia lakukan. Lalu, tiba-tiba pintu apartemen Hanna terbuka, membuat Ryan sangat merasa terkejut. Kedatangan Aini dan satu temannya lagi.

Melihat kamar Hanna yang bersih, membuat mereka bingung, tidak biasanya mereka melihat kamar Hanna rapi seperti ini.

"Ada gerangan apa ini? Tidak biasanya kamar Hanna rapi seperti ini," kata Bebi mengumpat.

"Mungkin dia lagi nyiapin tempat untuk bulan madu," sambung Aini, dan mereka pun tertawa terbahak. Ryan yang menyaksikan itu hanya bisa diam. Ryan sama sekali tidak beranjak dari tempat duduknya.

Bebi dan Aini pun duduk di dekat Ryan, hingga Ryan berada di tengah mereka. Sementara Bebi sibuk menyiapkan cemilan dan minuman yang sudah mereka bawa.

Hanna yang mendengar kebisingan langsung memakai handuk di pinggangnya. Ia sudah bisa menduga siapa yang datang. Hanna pun langsung menuju ruang tamu, dan benar saja, ia sudah melihat temannya disana.

Melihat Hanna yang hanya menggunakan handuk membuat Ryan terkejut, Ryan sungguh merasa malu. Ryan pun teriak dan menutup kedua matanya. Hanna pun langsung merasa gegabah, ia minta maaf dengan Ryan, membuat Bebi dan Aini bingung melihat sikap Hanna. Hanna pun kembali ke kamar untuk memakai pakaian.

Setelah selesai, Hanna pun kembali ke ruang tamu, Hanna merasa kesal saat menyaksikan keberadaan Ryan yang terhimpit diantara Aini dan Bebi.

Dengan cepat Hanna menyuruh kedua temannya pindah ke kursi lain, lalu ia langsung duduk di samping Ryan. Melihat Ryan tersenyum, Hanna pun juga tersenyum, membuat temannya aneh.

"Lo senyum sama siapa, Han?" tanya Aini. Hanna pun mulai gegabah, ia tidak ingin memberitahu keberadaan Ryan dengan mereka.

"Masaa ..?" elak Hanna.

Mereka pun kembali melanjutkan permainan, dengan semangat Ryan memberi dukungan untuk Hanna. Melihat ekspresi Ryan membuat Hanna bahagia, dan Hanna pun berusaha untuk mengalahkan teman-temannya, semata-mata hanya untuk membuat Ryan tertawa.

"Ayo, Hanna. Kamu pasti menang, kalahkan mereka!" ucap Ryan memberi semangat.

"Iya, Kak. Kakak, tenang saja, aku pasti mengalahkan mereka," jawab Hanna keceplosan. Mendengar itu membuat Aini dan Bebi menghentikan permainannya, sehingga mereka langsung kalah.

"Kakak? Kakak, siapa, Hanna? Lo ngomong dengan siapa?" tanya Aini penasaran.

"Itu hanya trik gue untuk mengelabui Lo semua," jawab Hanna beralasan. Dan untung jawaban Hanna bisa diterima mereka.

"Sialan lo," Ketus Bebi mengumpat.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 23:00. Aini dan lainnya masih sibuk main game. Ryan pun mengatakan bahwa ia lapar, membuat Hanna bingung apa yang harus ia lakukan.

Tidak ada pilihan lain, Hanna pun harus mengusir teman-temannya, tidak biasanya Hanna melakukan ini, namun demi Ryan, Hanna pun melakukan sesuatu yang membuat orang merasa aneh atas sikapnya.

"Ini sudah malam, Lo semua sebaiknya pulang. Gue ngantuk mau tidur, besok gue ada meeting," kata Hanna. Hanna berusaha mengatur ekspresi wajahnya, agar teman-temannya percaya.

Lagi-lagi kedua temannya saling melirik. Sekian lama mereka berteman, ini pertama kali Hanna mengusir mereka.

"Tumben Lo ngusir kita, jangan-jangan Lo mau melakukan sesuatu di sini? Apa lo menyembunyikan laki laki di sini?" tanya Bebi menebak tapi seolah menuduh Hanna.

Ryan pun langsung merasa, spontan jantungnya berdebar saat mendengar Hanna ingin melakukan sesuatu. Ryan melirik Hanna dengan tajam, dan Hanna pun memberikan isyarat bahwa itu semua tidak benar.

"Cowoo apaan? Gue bukan cewek ga bener seperti Lo," jawab Hanna lagi.

Namun Aini tidak langsung percaya, ia bergegas bangkit, lalu mulai mencari di setiap sudut apartemen Hanna. Ia mengira Hanna sedang menyembunyikan laki laki dan mereka tidak ingin diganggu.

"Tidak ada apa-apa, lalu kenapa Lo ngusir kita?" tanya Aini lagi, dan Hanna hanya bisa geleng-geleng.

"Sudah gue katakan, gue ngantuk, kalau Lo semua di sini, gue tidak akan bisa tidur. Besok gue ada meeting penting, jadi sekarang Lo semua pulang,"

Aini dan Bebi pun tidak ada pilihan, dengan terpaksa mereka pun bangkit dan pulang.

"Apa lo tidak mau kita temani, Hanna? Apa lo tidak takut dengan hantu?" tanya Aini lagi, mendengar perkataan konyol Aini membuat Ryan tersenyum.

"Zaman sekarang tidak ada hantu yang seram, hantu sekarang ganteng ganteng, jadi gue tidak akan takut," ucap Hanna, mendengar pernyataan Hanna membuat Ryan tersipu malu.

"Apa lo yakin?" tanya Aini lagi.

"Seratus persen gue yakin, jadi lebih baik sekarang kalian pulang!" kata Hanna, lalu mendorong tubuh Aini.

Hanna pun melambaikan tangan dan langsung menutup pintu, menyadari kunci cadang ada di tangan mereka, Hanna pun mengunci pintu dari dalam, sehingga tidak ada yang akan bisa untuk masuk.

Hanna pun langsung bergegas mencari kemenyan untuk dibakar, serta buah buahan untuk sesajen. Berharap setelah doa, Ryan bisa makan dengan bantuan pembakaran dunia kematian, dengan mediasi kemenyan.

Tbc.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!