NovelToon NovelToon

Se Atap Dengan Hantu Suamiku

SELAMATNYA HANNA

Lima Tahun Kemudian, membuat Hanna senyum di rumah milik peninggalan yang katanya suaminya. Bahkan, putranya entah di asuh oleh siapa, desusnya seseorang berpengaruh, menolongnya sampai Hanna dinyatakan sembuh, adalagi yang bilang anaknya juga ikut tewas di temukan tersangkut dibatu jurang.

Tapi saat ini Hanna lupa, bagaimana wajah rupawan suaminya, karena tak ada foto satupun wajah suaminya di rumah tua itu.

'Aku tidak gila, tapi kenapa mereka tidak percaya? Apakah kamu bersama putraku, aku sepi... ' gumam Hanna.

"Tunggu apa dia melihatku?" tanya Hanna semangat, sembari menatap seorang lelaki dewasa bersama seorang anak kecil laki-laki yang berjalan melintasi kuburan suaminya.

Ryan adalah arwah laki laki yang belum bereinkarnasi, dia sudah menghabiskan waktu selama 20 tahun menjadi arwah gentayangan. Selama ini, Ryan hanya berjalan berlalu lalang di sekitar kuburannya, sembari menunggu keluarganya untuk datang ziarah.

Namun, Ryan selalu merasa kecewa, dari hari berganti bulan hingga berganti tahun, satupun tidak ada yang pernah datang untuk mengunjunginya, terkadang ia merasa iri dengan orang yang sudah berreinkarnasi namun keluarganya selalu datang untuk memberi pemujaan.

Hari ini, Hanna dan suster Aini datang untuk ziarah ke makam suami Hanna. Saat mereka melintasi makam Ryan, Hanna seakan melihat ke arahnya, sehingga membuatnya penasaran, apa dia keluargaku, yang bisa melihatnya atau tidak.

Ryan pun mengikuti Hanna dari belakang, namun Hanna sama sekali tidak peduli, mereka berjalan meninggalkan tempat pemakaman, saat Ryan ngin keluar, arwahnya pun langsung terhempas, ia sama sama sekali tidak bisa meninggalkan tempat pemakaman. Hanna pergi, ia yakin halusinasi tentang suaminya bangkit, sehingga ia hiraukan agar dinyatakan sembuh dari kejiwaan. Ia yakin, sosok itu bukanlah suaminya karena ia juga lupa.

Ryan sangat merasa kecewa, bertahun-tahun ia menunggu, satu orang peziarah pun tidak ada yang bisa melihatnya.

Satu Minggu kemudian, Hanna pun datang kembali. Melihat kedatangan Hanna membuat Ryan sangat merasa bahagia, Ryan pun melambaikan tangannya, namun Hanna sama sama sekali tidak menggubris. Mengetahui itu Ryan ilusinya lagi yang ia anggap, Ryan semakin merasa kecewa, ia mengira Hanna dapat melihatnya.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Reok. Ia merupakan makam disebelah Ryan di sana. Mereka sama-sama belum bereinkarnasi, dan selalu menghabiskan waktu bersama.

"Aku sedang menggoda wanita itu, aku fikir dia bisa melihatku, ternyata tidak!" jawab Ryan dengan kecewa. Mendengar itu, membuat Reok tertawa sampai terbahak.

"Tidak semua bisa melihat arwah seperti kita, sudah! Jangan ganggu dia, lebih baik kita pergi ke markas, mereka sudah menunggu kita di sana."

Sama seperti manusia, Ryan dan arwah lainnya juga memiliki sebuah Markas, tempat yang mereka jadikan untuk curhat, serta tempat untuk ghibah.

"Duluan saja, aku masih penasaran dengan wanita itu!" jawab Ryan, lalu mendekati Hanna.

"Hai wanita, apa kamu bisa melihatku?" tanya Ryan, dan Hanna tetap tidak menggubris.

"Kamu tidak usah takut, aku bukan hantu jahat, kalau kamu bisa melihatku anggukan kepalamu," ucap Ryan lagi, namun Hanna tetap tidak menggubris.

Ryan pun tidak putus asa, ia langsung muncul di hadapan Hanna, lalu menari-nari di hadapannya.

Sekilas Hanna menatapnya, lalu, Aini datang yang dari makam sang kakek, langsung mengajaknya Hanna pulang.

"Han, ayo! Bulan depan kita akan datang kesini lagi."

Mendengar itu membuat Ryan sedih, ia tidak akan melihat Hanna selama sebulan, bagi mereka, sehari rasa setahun, apalagi sebulan, entah berapa lama ia akan menunggu agar bisa melihat Ryan lagi.

Hanna dan Aini pun jalan pulang, Hanna hanya bisa menatap kepergian mereka dengan raut wajah kecewa. Saat Hanna sudah keluar dari gerbang pemakaman, Hanna kembali menoleh lalu melambaikan tangannya kepada Ryan. Melihat itu membuat arwah itu sangat merasa bahagia, ternyata Hanna memang benar bisa melihatnya.

"Ye, akhirnya ada yang bisa melihatku!" teriak Ryan gembira. Hanna pun langsung menghampiri teman-teman arwahnya, untuk menyampaikan kabar bahagia ini.

"Akhirnya, akhirnya ada yang bisa melihatku. Seabad Tahun aku menunggu, akhirnya Dewa mengabulkan doaku ...," ucapnya penuh bahagia, sambil melompat-lompat kecil seperti anak kecil.

"Terus, jika ada yang bisa melihatmu, apa yang ingin kamu lakukan? Sadar Ryan, kita sudah arwah, dan kita tidak akan pernah bisa menjadi manusia. Jika pun ada manusia yang bisa melihat kita, tidak ada gunanya. Kita hanya bisa menunggu waktu untuk bereinkarnasi," ucap salah seorang arwah yang sudah cukup lama di sana.

"Kenapa Dewa bertindak tidak adil, padahal aku masih muda, tapi aku sudah mati dan tidak berreinkarnasi!" seru Ryan dengan tangis. Sampai saat ini, Ryan sama sekali belum bisa menerima kematiannya, sehingga membuat ia tidak bisa bereinkarnasi. Apalagi kecelakaan membuat ia lupa bagaimana rupawan dirinya dan kehidupannya saat hidup.

"Dewa sudah melakukan yang terbaik, jangan pernah menentang keputusan Dewa, itu sebabnya kamu tidak bereinkarnasi," ucap Reok, padahal ia sendiri juga belum bereinkarnasi.

"Seolah kamu sudah bereinkarnasi saja," jawab Ryan dan mereka pun tertawa karena merasa lucu.

Ryan menunggu kedatangan Hanna setiap hari, ia selalu menghitung hari dengan tepat, rasanya ia sudah tidak sabar, ia ingin mengobrol dengan Hanna, dan bertanya tentang dunia manusia.

"Tapi dia terlihat sedih .. apa dia tahu apa yang akan aku tanyakan? Lalu, apa dia bisa bicara denganku?" tanya Ryan sendiri, lalu Ryan pun mendengar suara tangis yang sangat jelas di telinganya. Ryan langsung beranjak dari makamnya dan mencari asal suara tangis itu.

Ryan pun langsung melihat seorang arwah yang masih berlumuran dengan darah disebuah pemakaman baru, melihat itu membuat Ryan sangat merasa iba, lalu, Ryan pun langsung menghampiri arwah itu.

"Hai, kenapa kamu menangis?" tanya Ryan dengan lembut.

"Aku ingin bersama Ibuku, aku tidak mau di sini, Ayah dan Ibuku pasti sedang mencariku," jawabnya dengan tangis.

Ryan sungguh sangat merasa sedih, bukan hanya kepadanya Dewa tidak bersikap adil, bahkan kepada anak kecil pun Dewa melakukan yang sama. Tapi seolah kepalanya sakit, arwah bisa sakit kepala juga ketika melihat arwah anak kecil, seolah ada rasa sesak yang belum ia ingat itu apa, saat melihat arwah bocil.

"Kamu tidak usah sedih, kamu punya banyak teman di sini, dan kami semua akan menemani kamu," sambung Ryan. Namun anak itu semakin merasa sedih, ia belum ingin berpisah dari keluarganya terutama Ibunya.

Ryan pun langsung menggenggam tangan anak itu dan membawanya ke markas.

"Aku mau menemui Ibu," ucap arwah bocah.

"Aku akan membawa kamu menemui keluarga baru di sini," jawab Ryan dan anak itupun menghapus air matanya sambil mengikuti Ryan.

Setelah tiba di markas, Ryan pun langsung mengenalkan bocah berlumuran darah kepada seluruh arwah. Begitu juga sebaliknya. Ryan meminta mereka untuk menghibur, sebab Adit merupakan arwah kecil pertama yang mereka temukan. Biasanya arwah anak kecil akan langsung pergi menemui Dewa lalu bereinkarnasi. Itu pertanda Adit juga belum menerima kematiannya. Adit pun tersenyum, saat semua arwah yang mencoba untuk menghiburnya.

Tbc.

Yuks baca kisah pertama Hanna, dijudul "Peka". Sesuai permintaan ini lanjutannya ya!

Tap Love Dukung Hanna Ya All.

TIDA INGAT KITA

Hari demi hari Arwah Ryan selalu menunggu kedatangan Hanna. Hingga sebulan sudah. Ryan sama sekali tidak salah hitung, sejak hari itu, ia menghitung hari dengan benar. Dari pagi ke siang bahkan hari sudah berganti malam, Hanna dan sahabatnya tidak juga datang, namun, Ryan masih bersikeras menunggu kedatangan gadis itu.

Keesokan harinya, Ryan juga melakukan hal yang sama, namun ia tetap tidak melihat kedatangan Hanna.

Ryan sungguh sangat merasa sedih, walaupun begitu, ia selalu menunggu kedatangan Hanna setiap hari.

Harapan Ryan kini musnah, dari bulan, kini sudah berganti dengan tahun. 2 Tahun ia menghabiskan waktu untuk menunggu Hanna, tapi Hanna sama sekali tidak pernah datang untuk berziarah.

"Apa kamu masih menunggu gadis itu?" tanya Reog. Dengan raut wajah kecewa, Ryan hanya mengangguk. Selama Reog juga selalu memperhatikan Ryan yang selalu menunggu Hanna.

Reog bisa mengerti perasaan Ryan, sebab ia juga arwah yang masih penasaran dan ia juga ingin tahu sebab kematiannya.

Ryan, aku pernah bertemu dengan Hanna kecil. Tapi setelah ini dia hanya bisa melihatmu, apa karena kamu ada hubungannya sehingga dia tak pernah melihatku lagi?!

'Aku bahkan tak ingat, tapi saat wanita itu datang tepat di makamku. Aku merasa dekat, tak kesepian.' ujar Ryan.

Hari ini adalah hari pemujaan, semua keluarga akan datang untuk berziarah. Banyak peziarah yang sudah datang lalu pulang. Reog berharap keluarganya akan datang lalu membawakannya makanan serta membersihkan kuburannya, namun lagi-lagi harapan Reog hanya sebuah angan, satupun keluarganya tidak ada yang datang, atau seorang peziarah yang melakukan pemujaan di kuburannya.

Reog pun menangis di kuburannya, ia sungguh sangat marah, kenapa Dewa melakukan ini semua untuknya.

"Kenapa tidak ada yang datang mengunjungiku? Apa keluargaku benar-benar sudah melupakanku? Apa salahku Dewa, kenapa engkau melakukan ini kepadaku?" ucap Reog terisak. Lalu, seketika mata Reog terbelalak saat melihat seorang pria muda memberikannya sebuah permen.

Reog sangat merasa terkejut, ia tidak menyangka, gadis itu adalah Hanna. Reog pun langsung menghapus air matanya lalu melihat Hanna dengan dalam.

"Kenapa, Kakak, menangis?" tanya Hanna, dan artinya ia dapat mendengar suara Reog.

"Apa kamu bisa mendengar suaraku?" tanya lagi, dan Hanna pun mengangguk. Reog sungguh sangat merasa bahagia, ia ingin memeluk anak itu namun tidak bisa. Reog sang arwah paling tua pun langsung sadar, seorang manusia dan arwah tidak akan bisa bersentuhan. Ingatan Reog dulu terhadap Hanna, ketika menjelaskan pada arwah Ryan.

"Kenapa, Kakak, menangis?" tanya Hanna lagi. Saat Hanna dan keluarga melakukan pemujaan di makam neneknya, tidak sengaja mendengar suara Reog dan ia pun langsung bergegas menghampirinya.

"Aku selalu menunggu keluargaku, namun satupun tidak ada yang pernah datang ziarah," jawab Reog dengan nada kecewa.

Walaupun dulu Hanna masih berumur 10 Tahun, Hanna merupakan anak yang pintar, ia bisa mengerti perasaan Reog pada saat itu juga.

"Kakak jangan sedih, aku janji, setiap aku datang, aku akan mengunjungi, Kakak, juga," kata Hanna.

"Namaku Hanna!" katanya sambil tersenyum kepada Reog, lalu pergi saat nenek paruh baya datang.

Saat itulah roh Ryan, mulai berfikir mencari tahu tentang Hanna yang masih hidup. Sebab arwah meninggal, akan ada sebagian memori dunia yang tidak ia ingat. Tapi Ryan masih menunggu bagaimana mereka hidup berdampingan dengan yang nyata.

"Baiklah, aku akan menunggunya. Sebab hanya dia yang sering mengunjungiku. Tapi kenapa dia tidak datang lagi ya?" Ryan berkata pada Reog, dan Reog pun tidak mengerti karena batasannya pada alam dunia memang di luar kendali.

***

Berbeda Hal Dengan Hanna.

Tumbuh di negara yang bebas, membuat Hanna menjadi wanita nakal. Bahkan ia selalu dating sosial dengan banyak pasangan, demi melupakan kesedihan. Walaupun ia kehilangan sosok yang ia cintai berlalu, Hanna masih mengingat Ryan. Dan Hanna selalu penasaran, apakah Ryan, sudah pergi dan melakukan reinkarnasi.

Orang tua angkat Hanna yang mengalami kemajuan akhirnya memutuskan untuk kembali ke negara asal. Ini membuat Hanna merasa bahagia, akhirnya ia punya kesempatan untuk menemui Ryan yang berada di makamnya.

Namun kegiatannya yang sibuk, membuat ia tidak punya waktu. Keluarganya sudah memiliki perusahaan sendiri harus menyita waktu Hanna untuk fokus berbisnis.

Hanna setelah di rawat di rumah sakit bertahun tahun, ia pulih dan mengingat suaminya telah tiada. Bahkan anaknya yang masuk jurang pun saat itu menolongnya terpeleset, ia tidak tahu kelanjutan desusnya dimana berada.

Hanna yang di angkat oleh saudara jauh, memintanya ikut dan menyibukan diri dengan bisnis, sehingga Hanna harus ikut sibuk dalam bisnis. Ya! Dia adalah ibu Dewo dan pak Dewo, orangtua Aini yang saat ini selalu bersamanya.

"Hanna, besok kamu cek lokasi tanah kavling di sukabumi ya."

"Iy bu, ga apa. Hanna juga bisa sebentar ke makam. Hanna izin ya bu."

"Iy, tapi selesai dari sana lansung pulang ya."

Hanna pun kembali menyelesaikan kerjaannya, hal yang tak bisa ia pungkiri adalah menatap bingkai foto pernikahan. Serta anak laki laki yang entah masih hidup atau tidak.

'Mas, andai kita bertemu dan kamu ingat kenangan terakhir. Aku ingin kita kembali, meski aku hidup dengan bayangan arwahmu. Batin Hanna berucap.

Jleuuugeer!!

Kilat, petir seolah menjawab. Jendela kamar Hanna pun terbuka lebar dan tertutup lagi. Membuat Hanna menutup mata, dan kembali bersedih. Hanna tampil seperti orang normal tapi siapa sangka dia adalah wanita yang terluka karena kelebihannya yang terlahir sebagai gadis Peka atau indigo.

Tbc.

ARWAH HILANG INGATAN

Hanna dan Aini Kembali Bertemu. Setahun setelah kepulangan mereka, kehidupan Hanna dan keluarganya pun berubah. Hanna kini menjadi CEO dan semakin memiliki banyak penggemar, mengurus Aini yang menjadi modelnya di saham keluarga angkatnya.

Karena kecantikannya, Hanna sangat mudah mendapatkan pria yang ingin menjadikan istri dan kini Hanna pun selalu menepis ia sudah mempunyai kekasih, demi tidak ingin lagi ada yang medekatinya. Fokus Hanna adalah, bekerja di keluarga Aini yang sudah baik padanya.

Jalan demi jalan pun mereka lalui, namun Hanna merasa jalan yang ia tempuh terasa tidak asing.

"Hanna, kamu kenapa?" tanya Aini. Aini bisa melihat dengan jelas wajah bingung yang tersirat dari wajah Hanna.

"Tidak kenapa-napa kok. Hanya saja, aku merasa jalan ini tidak asing," jawab Hanna.

"Oh, perasaan kamu saja kali, ini pertama kali kita kesini, jadi bagaimana bisa kamu merasa tempat ini tidak asing," saut Aini, dan Hanna pun berusaha membenarkan perkataan Aini.

Hanna pun terus memperhatikan jalan, perasaannya tidak salah, ia seperti mengenal jalan ini. Dan ternyata siapa sangka, Hanna yang mengantar Aini, akan mengadakan shooting di tempat pemakaman Ryan.

Mata Hanna pun langsung terbelalak saat melihat palang pemakaman, jantungnya seakan berdebar kencang, sudah lama ia ingin kesini dan akhirnya ia bisa melihat pemakaman ini lagi.

Setibanya di tempat shooting, Hanna pun memikirkan cara, agar ia bisa ke pemakaman. Ia sungguh sangat penasaran, apakah arwah pria yang dulu ia lihat masih berada di sana.

Melihat Aini yang sedang sibuk membaca narasi, Hanna pun menggunakan kesempatan ini untuk pergi ke pemakaman.

Dengan jantung yang masih berdebar, Hanna pun melangkahkan kakinya, ia melihat sekitar pemakaman, dan satu pun tidak ada yang berubah.

Hanna pun langsung menuju makam neneknya, ia berusaha mengingat letak makam neneknya, sebab, jika ia menemukan makam neneknya, ia juga akan menemukan makam Ryan.

Tidak butuh waktu lama, Hanna pun akhirnya menemukan makam neneknya. Makam neneknya masih terawat dengan baik. Namun, saat melihat makam Ryan. Hanna sungguh sangat terkejut, melihat makam Ryan yang tidak terurus.

Hanna pun melepaskan kaca hitamnya, lalu menghampiri makam Ryan.

"Sayang sekali aku tidak bisa melihat lagi. Mungkin, Kamu sudah pergi menemui Dewa," kata Hanna yang terdengar seperti kecewa, karena ia sangat berharap bisa melihat Ryan lagi.

Saat Ryan melihat wanita yang berdiri depan kuburannya, membuat Ryan penasaran, siapakah lelaki tampan itu? Dengan cepat, Ryan pun langsung menghampiri Hanna dan berdiri tepat di belakang Hanna. Hanna yang sudah berbeda membuat Ryan tidak bisa untuk mengenalinya.

Saat Hanna membalikkan badan, Hanna pun sangat merasa terkejut, Ryan tiba-tiba muncul dan menghalangi jalannya. Melihat reaksi Hanna membuat Ryan lebih merasa terkejut.

"Aku fikir, aku tidak bisa melihat, Kamu lagi," ucap Hanna dengan senyum manis di bibirnya. Ryan pun memperhatikan sekitar, dan hanya mereka yang ada berada di sana.

"Apa kamu bicara denganku?" tanya Ryan kebingungan.

"Iya, ini aku, Hanna. Apa, kamu sudah lupa?" kata Hanna penuh semangat. Mata Ryan pun langsung melotot, Ryan sungguh tidak percaya, penantiannya selama ini.

Ryan sungguh sangat merasa bahagia. Tanpa ia sadari, ia langsung melompat-lompat kecil. Hanna yang memperhatikannya pun langsung tersenyum, padahal Ryan hanya seorang arwah, tapi Ryan sungguh menggemaskan.

Aini yang langsung menyadari Hanna tidak ada di sana, dengan cepat langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Hanna.

Hanna pun langsung mengeluarkan ponselnya dan menjawab telfon Aini. Dengan berat hati, Hanna harus pergi, padahal ia masih ingin mengobrol lebih lama dengan Ryan.

"Lain kali aku akan datang mengunjungi, Kamu, lagi. Hari ini aku tidak bisa lama, aku harus pergi. Sungguh, aku sangat merasa senang bisa melihat, kamu lagi," kata Hanna.

Ryan sungguh sangat merasa sedih, dan memilih menyimpan kesedihannya lewat senyumnya.

"Hem, aku akan selalu menunggu kamu," jawab Ryan dengan senyum tipisnya. Hanna pun langsung beranjak pergi.

Saat Hanna tiba di tempat shooting, Hanna pun langsung menghampiri Aini dan menormalkan mimik wajahnya.

"Hai, Hanna kamu dari mana?" tanya Aini yang langsung melihat kedatangan Hanna.

"Aku dari pemakaman, ternyata Nenekku di makamkan di sana, pantas aku merasa tempatnya tidak asing," jawab Hanna.

"Iya, kah? Ya sudah, nanti kita ziarah sama-sama ke makam nenek kamu, ya," Kata Aini dan Hanna pun hanya mengangguk dengan senyuman.

Sembari menunggu Aini selesai shooting, Hanna masih kepikiran dengan Ryan. Hanna juga merasa bingung, kenapa Ryan masih berada di sana. Hanna pun mulai mencari di internet, apa penyebab Ryan masih berada di dunia.

Jawaban yang diberikan internet sungguh sangat membuat Hanna tercengang, saat ingin mencari jawaban yang lebih memuaskan, Aini pun langsung datang dan mengajaknya pulang. Hanna pun langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku.

Perlahan Hanna pun mulai melajukan mobilnya, saat mereka hendak melewati pemakaman, Hanna pun melihat Ryan yang berdiri di gerbang pemakaman. Melihat wajah sedih Ryan membuat Hanna sangat merasa iba, menurut jawaban internet membuat Hanna penasaran, apa yang diinginkan Ryan sehingga ia belum pergi menemui Dewa.

Hanna pun mengantar Aini pulang, dan ia juga kembali ke apartemennya. Hanna memilih hidup sendiri agar ia bisa lebih bebas.

APARTEMENT.

Setibanya di apartemen, Hanna masih mencari jawaban di internet. Dan dari semua situs yang ia buka, hampir semua memberikan jawaban yang sama. Dari dalam hatinya, Hanna sungguh sangat ingin membantu Ryan untuk mewujudkan keinginan terakhir Ryan, agar Ryan bisa pergi lalu berreinkarnasi.

Keesokan harinya, Hanna pun memutuskan untuk mengunjungi Ryan lagi. Hanna juga merasa bersalah, sebab ia dulu berjanji untuk selalu mengunjungi Ryan. Namun ia tidak bisa menepati janjinya.

Hanna pun membawa bunga dan membawa coklat yang banyak. Ia juga membawakan persembahan lainnya. Penampilan Hanna yang menawan membuat arwah lainnya juga terpana dan hendak ingin menggoda Hanna

Tidak hanya itu, Hanna juga membayar seseorang untuk membersihkan makam Ryan.

Setelah kuburan Ryan bersih, Hanna pun meletakkan bunga dan menghidupkan dupa di sana. Saat Hanna menghidupkan dupa, Ryan pun langsung tertarik ke kuburannya.

Melihat kuburannya yang sudah bersih membuat Ryan sangat merasa terharu, hingga ia menangis.

Hanna yang baru selesai berdoa, langsung menoleh, sebab ia bisa mendengar dengan jelas tangisan Ryan.

"Kenapa, kamu, menangis?" tanya Hanna. Ia selalu saja menyaksikan Ryan menangis.

"Aku sungguh sangat merasa terharu, setelah sekian lama, hanya kamu yang menghidupkan dupa dan sembahyang di sini," jawab Ryan. Mendengar itu membuat Hanna iba dan juga semakin merasa bersalah.

Hanna pun terdiam, ia merasakan kesedihan yang mendalam. Ingatan wajah Ryan sungguh memilukan, karena arwah suaminya tidak ingat kisahnya dan memori hari hari terakhirnya.

Sementara penjaga makam, salah satunya terlihat aneh. Ketika seorang wanita memintanya membersihkan makam, tetapi berekspresi tidak nyata berbicara pada orang yang tak bisa dilihat banyak orang.

Tbc.

Dukung Hanna Ya! Tap Love jejaknya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!