Romi pergi ke kantor Aditya. Setelah sarapan dia segera menemui adiknya di kantornya, agar tidak ada yang tahu apa yang mereka bicarakan.
"Masuk!" sahut Aditya dari dalam saat ada yang mengetuk pintunya.
"Kak Romi?" kata Aditya kaget karena kakaknya datang menemuinya.
"Aku mau bicara denganmu. Soal Ayu,"
"Ohh, ada apa kak?" tanya Aditya tidak mengerti maksud kedatangan kakaknya.
"Kenapa kamu mau menikah dengan Ayu? Ini tidak benar. Kakak yang akan menikah dengannya. Tapi kamu tanpa bertanya dulu, malah akan menikahinya," kata Kakaknya sedikit emosional.
"Loh, kok malah salahin Aditya. Ini jelas kakak yang bersalah. Kakak membuat impian gadis yatim piatu hancur setelah membawanya kerumah sebagai calon pengantin. Tapi kenapa malah menyalahkan aku. Aku justru berusaha mengobati kesedihan dan rasa malunya dengan menikah dengannya,"
"Harusnya kau tidak perlu melakukan itu. Setelah masalahku selesai, dan aku mendapatkan hak asuh Tiara. Aku akan menikahi Ayu dan menepati janjiku," kata Romi yang telah memikirkannya semalaman.
Romi juga sudah jatuh cinta dengan Ayu. Dia tidak sanggup melihat Ayu menikah dengan pria lain. Meskipun itu adiknya sendiri.
"Jika begitu, kau sangat egois kak. Kau hanya memikirkan dirimu sendiri. Kau tidak pikirkan bagaimana perasaan Ayu setelah impiannya hancur?" Aditya sekarang tahu, jika kakaknya tidak setuju dengan pernikahan nya dengan Ayu.
"Aku mohon, jangan menikah dengan Ayu. Dia juga tidak mencintai mu, untuk apa kau menikah dengan nya. Hubungan yang akan kalian jalani, tidak akan membuat kalian bahagia karena tidak saling mencintai. Katakan pada mama, kau menolak perjodohan ini," kata Kakaknya menasehati Adiknya.
"Tidak kak. Selama Ayu tidak mengatakan jika dia keberatan, maka aku akan menikah dengannya. Dan soal bahagia atau tidak hubungan kami nanti. Biarlah waktu yang akan menjawabnya, kakak boleh pergi. Aku sangat sibuk hari ini," kata Aditya terpaksa menyuruh kakaknya pergi karena tidak ingin terjadi pertengkaran yang lebih parah setelah perdebatan ini.
Romi menatap Aditya dengan kesal. Adiknya memang keras kepala. Dan tidak mau mendengarkan perkataannya. Dengan langkah berat dan kecewa. Romi meninggalkan ruangan Aditya.
Sekarang, yang harus Romi lakukan adalah menemui Ayu. Dia akan membujuk Ayu untuk menolak Aditya. Dan pulang kerumahnya.
Romi melajukan mobilnya ke kantor Ayu. Dia berdiri dipintu dan Siti yang melihat calon suami Ayu datang, segera mempersilakan masuk.
"Ayu, tuh, calon suamimu datang," kata Siti dan agak menjauhi keduanya.
Ayu kaget melihat Romi datang pagi ini.
"Silakan masuk. Itu, Ayu disana," kata Siti menunjuk pada meja kerja Ayu.
Romi lalu melangkah ke meja Ayu. Dan menatapnya dengan tatapan penuh cinta.
"Silakan duduk," kata Ayu pada Romi.
"Kenapa datang kemari?" tanya Ayu dengan suara yang dingin.
Siti memasang telinganya karena sejak tadi dia merasa janggal. Dia melihat Ayu matanya sembab. Bahkan sempat melihat Aditya mengusap air mata Ayu saat akan turun dari mobil.
Hal ini sangat aneh. Biasanya Ayu antipati dengan Aditya. Tapi kali ini mereka terlihat lain dari biasanya.
Siti mulai cemas. Karena dia sudah mengatakan pada Ayu, jika dia mencintai Aditya. Dan melihat kedekatan Ayu tadi dengan Aditya, hatinya terasa memberontak.
"Ayu, kenapa kau menerima jika kau akan dijodohkan dengan Aditya?" tanya Romi pada Ayu langsung pada topiknya.
"Apa?" Ayu kaget saat Romi bertanya demikian.
"Ayu, ini tidak benar. Kau datang untuk menikah denganku. Dan sekarang kau akan menikah dengan Aditya. Ini tidak benar Ayu..." kata Romi.
Ternyata Siti mendengar apa yang dikatakan Romi sang kakak Aditya. Dan bagaikan petir menyambar dipagi hari, hatinya langsung hancur berkeping-keping. Mendengar jika sahabatnya akan menikah dengan orang yang dia cintai, yaitu Aditya.
Siti menahan airmatanya yang mendesak keluar karena perkataan Romi pada Ayu barusan.
"Lalu apa yang benar menurutmu? Apa yang akan orang katakan padaku? Bagaimana mereka akan menghinaku dan merendahkanku, karena kesalahanmu. Apakah kau tidak sekalipun memikirkan tentang diriku? Kau tidak memikirkan bagaimana perasaan ku dan harga diriku? Kau memintaku datang sebagai calon pengantin. Dan lalu aku pulang tanpa menjadi istri siapapun. Apa yang akan orang katakan padaku? Romi, aku tidak menduga kau seegois ini...." kata Ayu menangis sedih.
Orang yang dia cintai, saat ini ada dihadapannya tapi mereka tidak bisa bersama.
"Aku memang egois. Karena aku mencintaimu Ayu. Aku tidak bisa melihatmu menjadi istri Aditya. Aku mencintaimu Ayu. Aku sangat mencintaimu...."kata Romi dan memegang kepalanya dengan kedua tangannya merasa putus asa.
Dan saat itu, Situ berjalan ke meja Ayu dengan berurai air mata. Dia berdiri tepat dihadapan Ayu dan menatap matanya.
"Ayu...apakah benar yang dia katakan. Kau akan menjadi istri Aditya? Ayu...kau tahu jika aku...." Siti tidak sanggup melanjutkan perkataannya.
Ayu kaget dan menatap wajah Siti, sahabatnya yang berurai air mata.
"Siti...maafkan aku....Biar aku jelaskan semuanya..." kata Ayu berusaha menjelaskan duduk permasalahannya. Namun Siti rupanya
tidak bisa menerimanya.
"Ayu. Kamu sudah melakukan kesalahan besar. Ayu persahabatan kita, apakah tidak berarti bagimu. Ayu....kau tahu apa yang hatiku inginkan. Kau juga tahu siapa orang yang aku cintai. Tapi kenapa kau melakukan ini. Persahabatan kita mungkin tidak berarti bagimu...." kata Siti menangis tersedu-sedu.
Ayupun juga menangis. Dan tidak bisa berkata apapun untuk sahabatnya.
Alasan apa dia menikah dengan Aditya terasa kelu untuk dia jelaskan. Dan Siti berjalan ke mejanya, mengambil tasnya dan pergi meninggalkan kantor dipagi hari itu.
Romi yang melihat adegan itu hanya bisa terpaku tidak mengerti.
Siti berlari keluar dan segera menyetop taksi. Ayu berlari mengejarnya namun, Siti sudah masuk kedalam taksi dan meninggalkan tempat itu.
"Siti.....maafkan aku. Aku sudah menyakiti hatimu. Siti.....kenapa jadi seperti ini...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments