Dilamar Kakaknya Di Nikahi Adiknya
Aditya Buana berjalan dengan jas biru dan rapi memasuki sebuah hotel. Dia sudah memesan tiga wanita lajang untuk menemaninya bersenang-senang.
Aditya membuka pintu dengan perasaan senang. Dan tidak sabar untuk melihat ketiga gadis yang dia ajak kencan.
"Aku akan memilih yang paling cantik dari ketiga wanita itu," kata Aditya lalu masuk kedalam kamar tersebut.
Dia mendekati ketiga wanita dengan kerudung putih menutupi wajah mereka. Bukan kerudung rapat, melainkan seperti jaring-jaring. Wajah mereka terlihat samar-samar.
Aditya, tidak sabar untuk membukanya satu persatu.
Aditya mendekati wanita bernama Ayu.
Seperti namanya, dia pasti cantik sekali, batin Aditya. Itu sudah menjadi kebiasaan nya. Terlahir sebagai pria berdarah biru, dan wajah yang tampan, membuatnya sering mempermainkan para gadis dengan ketampanannya.
Lalu dia mendekati wanita bernama Swety artinya manis menurut Aditya.
Yang terakhir, dia mendekati wanita bernama Sabrina dan menurutnya dia adalah wanita yang tegar, batinnya.
"Pangeran kalian sudah datang, sekarang ayo buka penutup wajah kalian," kata Aditya duduk didepan para wanita.
Dan mereka kompak membukanya secara bersamaan.
"Tara.......!!!"
"Hah?" Aditya terpana.
Ketiga wanita itu jauh dari ekspektasi impiannya. Wajah mereka jauh dari yang dia bayangkan dan dia lihat dari gambar yang ditawarkan.
Padahal para wanita itu sengaja berdandan jelek untuk membalas Aditya dimasa lalu. Dengan make up yang canggih, maka wajah mereka yang cantik diubah menjadi jelek. Kulit yang putih diubah menjadi cokelat.
"Kalian salah kamar!" Teriak Aditya terperanjat setelah melihat wajah mereka bertiga.
"Apa? Tidak mungkin. Kau sama dengan difoto ini," kata Ayu memperlihatkan sebuah Foto Aditya yang memang sudah mengajak mereka bertiga untuk kencan dalam waktu bersamaan.
"Tapi ini penipuan, aku memesan tiga cewek cantik dan putih, kenapa justru kalian yang datang?"
Kata Aditya menatap mereka satu persatu.
"Apa kau bilang? Kau merasa ditipu? Lihat baik-baik Tuan Aditya. Ada tahi lalat di pipi, itu milik Ayu. Ada tahi lalat dileher, itu milik Swety dan ini tahi lalat dikening, itu adalah milik Sabrina. Anda terlalu cepat menyimpulkan,"
"Tapi, aku memesan wanita cantik dan berkulit putih seperti bengkoang,"
"Ohh Tuan Aditya. Setelah kami menjadi istrimu dan kau merawat kami dengan baik, maka kami akan menjadi putih dan cantik,"
"Tidak! Perjodohan ini dibatalkan!"
"Ohh, tidak bisa begitu. Sabrina sudah datang dari jauh. Tiga hari dalam perjalanan demi menemui anda, pria yang mencintainya. Lalu Ayu juga sudah datang dari timur jauh, satu Minggu dalam perjalanan naik kapal, dia bahkan berhutang sama tetangganya demi menemui anda. Dan aku, aku kabur dari rumah alias minggat, demi menemui jodohku. Kamu harus menikahi kami bertiga!" kata Swety.
"Apa!?" Aditya langsung pingsan ditempat. Dan saat itu, sedang ada razia polisi. Maka mereka bertiga ditangkap, saat itu juga.
Aditya duduk didepan meja inspektur.
"Bagaimana? Masih pusing?" tanya Inspektur polisi saat Aditya terbangun dari pingsannya.
"Saya ada dimana?" tanya Aditya.
"Dikantor Polisi Mawar. Anda harus menjelaskan pada kami. Kalian masih lajang dan kenapa ada dikamar hotel? Apa yang kalian lakukan disana?"
"Ohh, pak inspektur, anda jangan berburuk sangka dulu. Mereka para wanita itu, menipuku dan menjebakku. Mereka terlihat cantik dihandphone. Dan saat bertemu, mereka biasa saja," kata Aditya.
Polisi menatap dengan tajam. Lalu menatap para wanita itu.
"Dia bohong! Dia berjanji untuk menikahi kami. Lalu kami datang dari desa yang jauh demi bertemu dengannya. Dan ternyata, dia merayu tiga wanita sekaligus. Kami tidak terima. Kami menuntut agar Tuan Aditya menikahi kami bertiga?"
"Apa!? Pak Inspektur, jangan dengarkan mereka. Saya yang ditipu, dan mereka pelakunya," kata Aditya.
"Percayalah pada kami pak inspektur. Wanita jarang berbohong. Para pria yang sering membohongi kami," kata mereka bertiga dan membuat Inspektur kaget.
"Sebaiknya anda mengoreksi perkataan anda. Tidak semua pria didunia ini berbohong dan pandai merayu wanita. Contohnya aku, karena aku tidak romantis aku kehilangan kekasihku," kata Inspektur itu.
Anak buahnya memegang bahu Inspektur.
"Pak. Jangan terbawa perasaan. Mereka harus dihukum. Bapak harus tegas. Masalah bapak, jangan dikatakan pada mereka. Cukup aku saja yang tahu," kata bawahannya.
Inspektur itu kaget lalu menatap tajam pada Aditya. Merasa telah terbawa perasaan, dia segera memperbaiki posisi duduknya.
"Kamu dihukum. Dan kamu harus menikahi mereka bertiga," kata Inspektur itu.
"Terimakasih pak. Bapak sangat bijaksana. Semoga bapak berumur panjang," kata mereka bertiga.
Lalu mereka berdiri mendekati Aditya yang gemetaran yang ketakutan. Jika ayahnya sampai tahu, maka dia akan dihukum. Apalagi sampai berurusan dengan polisi.
"Apa yang akan kalian lakukan?" tanya Aditya saat mereka bertiga mendekat.
"Ayo Tuan Aditya. Kita menikah sekarang. Kita sedang dihukum. Dan hukuman untukmu karena pandai menggombal biar kami yang melakukannya, hahahaha," mereka bertiga mengapit Aditya keluar dari kantor polisi.
Saat ini tidak ada satupun asisten pribadinya yang mengikutinya. Dia pergi sendirian.
Aditya tidak bisa melawan mereka bertiga. Para wanita itu, badanya lebih besar darinya. Mereka mengangkat Aditya dan memasukkanya kedalam mobil yang sudah dipesan oleh Sabrina.
"Apa yang akan kalian lakukan?" Aditya memekik ketakutan.
Aditya tidak bisa berbicara karena mulutnya dilakban.
Mereka sampai di tempat yang dituju. Sabrina sudah menghubungi pihak terkait untuk pernikahan mereka. Dan memesan baju pengantin tiga dan satu jas pria.
"Kita buka lakbannya," kata Swety membuka lakban dari mulut Aditya.
"Biarkan aku pergi. Apa yang akan kalian lakukan disini?" tanya Aditya berusaha kabur. Tapi tangan kedua wanita itu memegangi dirinya dengan erat. Dia tidak berdaya untuk melawan.
"Kita akan menikah!" sahut mereka bertiga.
"Aku tidak mau menikah dengan kalian. Kalian bukan wanita idamanku!" kata Aditya.
"Tapi kau pria idaman kami. Kenapa kau ingin lari? Bukankah kau sudah merayu kami dan berjanji untuk menikahi kami?" tanya Swety geram.
"Itu, karena kalian mengirimkan foto diri kalian yang sangat cantik. Lalu kenapa kalian berusaha menipu ku?" Aditya membela diri.
"Bukan kami yang menipumu. Kau yang tidak paham aplikasi. Kau tahu, semua wanita ingin terlihat cantik dan dipuji para pria. Mereka berusaha sekuat tenaga agar menjadi cantik. Lalu para pria, semudah itu membandingkan siapa yang paling cantik diantara para wanita. Itu sangat menyakitkan! Kau tahu, hati kami para wanita seperti disayat sembilu, jika dibanding-bandingkan!" Kata Ayu dengan kebiasaanya untuk berbicara sangat puitis.
"Lalu kenapa aku yang dihukum karena dosa mereka?" tanya Aditya.
"Karena kau juga membandingkan kami bertiga. Kau tahu, bagi ibu kami, aku adalah wanita tercantik di dunia. Dan begitu bertemu pria sepertimu. Hati kami hancur karena kau menghina fisik kami," kata Swety mencubit kedua pipi Aditya dengan keras.
"Aoooo, sakit!"
"Ahh ini konyol! Aku tidak mau menikah dengan kalian! Aku akan pergi dari mobil ini!" kata Aditya berusaha membuka pintu.
"Ada borgol?" tanya Sabrina.
"Borgol dia hingga acara pernikahan selesai!"
Aditya lalu diborgol dengan borgol yang diberikan inspektur sebagai hadiah pernikahan.
Aditya tidak berdaya meratapi nasibnya yang buruk. Impiannya hancur ditangan para wanita ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments