Bab 14

Satu Minggu berlalu. Ayu semakin kesal dengan sikap Aditya. Setiap hari dia datang ke kantor dan merayu Siti. Dan yang lebih membuatnya kesal, Siti mudah sekali dirayu oleh Aditya, meskipun sudah tahu jika tabiatnya tidak bagus.

"Aku tidak tahu lagi bagaimana harus memperingatkannya," kata Ayu lalu akan mandi. Namun tiba-tiba, Aditya masuk kekamarnya dengan hanya memakai handuk.

"Sorry, air dikamarku mati. Aku mandi dikamarmu ya,"

Belum sempat Ayu menjawab, Aditya sudah nyelonong masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya dari dalam.

Ayu kaget dan mengetuk kamar mandi.

"Aditya, keluar! Kamu tidak boleh seperti ini. Ini tidak sopan. Mandi di tempat lain, tapi jangan di kamarku," kata ayu dari luar.

Tapi Aditya tidak peduli dan dia segera menyalakan shower.

Terdengar gemericik air dan senandungnya dari dalam kamar mandi, membuat Ayu kesal dan hanya bisa duduk menunggunya sampai dia selesai.

Tidak lama kemudian, Aditya keluar lagi dengan handuk basah melilit di tubuhnya, dan tersenyum pada Ayu.

"Kau boleh mandi sekarang, aku sudah selesai," kata Aditya tanpa rasa bersalah atau sungkan.

"Dengar, lain kali kau tidak boleh seperti ini lagi, ini memalukan,"

"Air di kamar mandiku mati, aku harus bagaimana?"

"Ada kamar mandi lain, ada kamar mandi di kamar pembantu di bawah, kenapa kau tidak mandi di sana,"

"Haruskah aku turun ke bawah dengan telanjang seperti ini? Kamar mandimu yang paling dekat, aku mandi di sini lagian tidak ada yang tahu aku mandi di sini, kenapa kau sangat cemas?"

"Meskipun begitu, apa yang kamu lakukan ini tidak sopan jika ada yang melihatnya maka akan ada fitnah antara aku dan kamu dan jika Romi tahu dia pasti akan marah padamu," kata ayu kesal.

Saat Aditya keluar dari kamarnya, mamanya akan masuk untuk berbicara suatu hal dengan Ayu.

"Aditya? Apa yang kamu lakukan disini?" tanya mamanya sangat terkejut melihat Aditya keluar dari kamar calon kakak iparnya dengan handuk basah.

"Aditya numpang mandi disini ma," kata Aditya.

"Apa yang kamu lakukan ini tidak benar Aditya. Ini kamar calon kakak iparmu. Gunakan kamar mandi lain. Di kamar mandi mama juga ngga papa, kenapa harus kemari? Bagaimana jika kakakmu tahu?" Mamanya kesal melihat Aditya bersikap seperti itu.

"Iya. Lain kali ngga lagi. Cuma hari ini aja kok," kata Aditya lalu pergi.

Mamanya lalu masuk dan menemui Ayu.

"Maafkan kelakuannya. Dia memang seperti itu. Dia lebih sembrono," kata mamanya pada Ayu.

"Tadi Ayu sudah melarang nya tapi dia masuk saja,"

"Ya sudah, oh ya Ayu, ada yang ingin mama katakan padamu,"

"Soal apa ma?"

"Romi...." kata calon mama mertuanya.

"Ada apa dengan Romi ma?"

"Romi sepertinya akan menunda kepulangannya. Jika kamu butuh sesuatu, kamu bisa bicara dengan mama atau Aditya,"

"Ohh, iya ma," Ayu menjadi lega. Ternyata hanya menunda kepulangannya. Ayu pikir ada masalah besar sehingga membuatnya sedikit cemas.

"Ya sudah, mama tinggal ya," kata Wina ibu mertuanya.

"Iya ma,"

Ayu lalu segera berkemas dan pergi ke kantor.

Dia berangkat diantar oleh Aditya. Lalu Aditya pergi ke kantornya setelah mengantarkan Ayu.

Ayu melihat rantang berisi makanan dengan aroma harum diatas meja.

"Wangi sekali, aku baru makan tapi menjadi lapar setelah mencium aromanya," kata Ayu.

"Itu bukan untukmu. Itu untuk Aditya," kata Siti tersenyum tipis melihat Satu manyun.

"Astaga. Siti. Kau benar-benar memasak untuknya. Sadarlah, kau akan menyesalinya nanti, dia hanya akan memanfaatkanmu saja," kata Ayu menaruh tasnya ditempat biasa.

"Please, Ayu...biarkan aku mencobanya. Kamu doakan saja aku berjodoh denganya dan menjadi adik iparmu," kata Siti.

"Aku menyesal mengenalkanmu padanya,"

"Kenapa begitu?"

"Karena kau malah tergoda olehnya. Kau sampai memasak untuknya. Enak sekali dia,"

"Hahahaha...sudah jangan manyun gitu. Ada bagianmu juga. Kita akan makan bertiga nanti siang," kata Siti.

Ayu hanya menggelengkan kepalanya melihat upaya sahabatnya dalam mendapatkan perhatian dari Aditya. Ayu akui, dia memang tampan. Tapi dia seperti mawar berduri.

Waktu makan siang tiba, Aditya menepati janjinya untuk makan bersama di kantor Ayu.

"Itu dia datang, ternyata dia ingat pada janjinya," kata Siti lalu berdiri menyambut Aditya.

Aditya yang merasa bisa berdekatan dengan Satu lalu melirik ayu dengan tajam dan manis.

Ayu tidak menanggapinya dan sibuk dengan makanan milik ya di atas meja.

"Aku makan duluan," kata Ayu dan tidak peduli pada Aditya.

"Ayu....ayolah, kita makan bersama. Kemarilah," kata Siti karena Ayu lebih memilih makan dipojokan dan tidak mau bergabung dengan mereka berdua.

"Tidak. Selera makan ku akan hilang jika aku makan bersamanya," kata Ayu jutek.

"Kenapa ngga kita makan disana aja?" kata Aditya dan berjalan mendekati Ayu.

"Hai kakak ipar.....kita makan bertiga ya..." kata Aditya dan duduk didekat Ayu.

"Uhuk!" Ayu langsung keselek melihat Aditya duduk disebelahnya.

"Minum ini," kata Aditya memberikan minuman untuk Ayu.

"Oh, manisnya...." Bisik Siti lirih melihat Aditya yang peka dan perhatian.

"Tidak. Aku bawa minuman," ucap Ayu langsung minum miliknya sendiri.

"Sepertinya aku sudah kenyang. Kalian lanjutkan makannya. Aku akan bekerja lagi, aku mau pulang cepat hari ini, biar ku selesaikan sisanya," kata Ayu.

Siti tersenyum manis pada Aditya dan terus menatapnya selagi mereka makan.

Siti berbincang dengan Aditya dan mencari beberapa topik pembicaraan yang mungkin disukai pria.

"Ada pertandingan sepakbola esok lusa. Apakah kau mau menonton denganku?" tanya Siti pada Aditya.

"Ehm, gimana ya. Boleh juga. Apakah kau suka sepakbola?" tanya Aditya.

"Ehm, iya. Kamu juga suka kan? Aku juga, ternyata kita punya banyak kesamaan ya," kata Siti senang.

"Aku akan menjemputmu dan kita berangkat bersama," kata Aditya melirik pada Ayu.

"Ayu, apakah kamu juga mau ikut?" tanya Aditya berharap Ayu ikut menonton juga.

"Tidak. Aku tidak suka. Kalian berdua saja," kata Ayu dan terlihat Aditya kecewa karena Ayu tidak ikut bersamanya.

"Dia memang begitu. Dia jarang mau kalau di ajak nonton pertandingan sejak dulu," kata Siti dan akan menggunakan kesempatan berdua untuk mengenal Aditya lebih dekat.

"Jika kau ikut, pasti lebih seru," bujuk Aditya.

"Kalian saja. Aku punya pekerjaan lain yang lebih penting," sahut Ayu tanpa menoleh.

"Sudahlah. Kenapa kau sangat ingin dia ikut? Kita berdua saja pasti juga seru kok," kata Siti.

"Oke," kata Aditya lalu pamit mau kekantor lagi.

Sebelum pergi, Aditya melewati Ayu dan berbisik,

"Aku akan menjemputmu nanti. Kau harus aku jaga dengan baik sampai kakak kembali," kata Aditya dan Ayu tidak menggubrisnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!