Romi menjemput Ayu hari ini karena ingin tahu keadaan dirinya. Bagaimanapun, dia akan menjadi calon suaminya, sehingga atas saran ibunya, menjemput sekaligus menghibur Ayu.
Ayah Ayu sakit-sakitan sejak ibunya tiada. Ayahnya begitu terpukul dan merasa kehilangan. Sosok istrinya yang sudah tiada benar-benar seperti separuh nyawa baginya. Kepergiannya yang mendadak membuatnya terus berduka.
Saat Romi datang, ayahnya juga tidak menemuinya, dia masih dalam suasana duka yang mendalam.
Ayu berusaha tersenyum saat melihat calon suaminya datang.
"Romi...."
"Aku datang ingin menjemput mu. Kita berangkat bersama ya?" ajak Romi menatap dalam wajah Ayu.
Romi bisa merasakan kehilangan teramat dalam masih dirasakan oleh Ayu. Matanya juga sembab karena mungkin saat malam hari dia menangis sendirian. Rumah yang tadinya ceria, begitu sepi. Ayahnya mengurung diri dikamarnya, sedangkan Ayu juga sepulang kerja terus berada dikamarnya.
Beberapa gelas masih berserakan diruang tamu. Romi lalu bergeser duduk didekat Ayu.
"Jika kau tidak bekerja hari ini, aku akan menemanimu dirumah. Bagaimana?" tanya Romi yang melihat rumah Ayu begitu berantakan.
"Aku....."
Ayu menangis kembali dan mengusap air matanya dengan tissue didekatnya.
"Sudah, tidak masalah," Romi segera tahu, jika Ayu merasa sungkan karena kondisi rumah yang berantakan.
"Bagaimana jika aku membantumu, membereskan semua ini, hari ini kau tenangkan dirimu, dan aku akan menemanimu disini," kata Romi yang segera mengirim pesan pada ayahnya karena dia tidak bekerja hari ini.
"Baiklah," Ayu juga mengirim pesan pada Ayu karena dia tidak bekerja.
Ada Romi yang menemaninya, memberikan sebuah kekuatan dan mengisi rasa kesepian didalam dirinya.
"Biar aku ke kamar ayah dulu," kata Ayu.
Ayu lalu pergi kekamar ayahnya.
Dan melihat kamar begitu sunyi. Lampu redup dan ayahnya seperti pulas tertidur.
"Ayah..." panggil Ayu yang melihat ayahnya tidak bergerak saling pulsanya.
Ayu akan keluar, namun karena merasa ada yang membisikkan sesuatu dari dalam dirinya, maka dia kembali lagi dan mendekati ayahnya.
"Ayah......" Ayahnya tidak bergerak.
Ayu lalu melihat dadanya yang tidak bergerak sama sekali. Dan memeriksa nafasnya yang ternyata tidak ada reaksi.
"Romi.....!" Ayu segera berteriak memanggil Romi.
Romi segera datang mendengar Ayu memanggilnya.
"Ada apa?"
"Ayah....ayah....kenapa tidak bernafas?"tanya Ayu panik.
"Biar aku periksa," Romi lalu duduk disamping ayahnya Ayu dan memeriksa detak jantungnya berulang kali.
"Kita panggil dokter," tidak ingin membuat kesalahan dan salah dalam menyimpulkan, Romi memanggil dokter.
Karena rumah ayu dekat dengan rumah sakit maka tidak lama kemudian dokter datang memeriksa ayahnya.
Dokter memeriksa ayah Ayu. Ayu bergetar menunggu dokter yang tengah memeriksa. Ayu menyesal, sejak kemarin, dia hanyut dalam dukanya, dan tidak melihat kondisi ayahnya.
Dia berfikir ayahnya mengurung diri dikamar dan tidak ingin diganggu. Ayu yang setiap masuk kerumah, terus merasakan duka kehilangan ibunya, juga mengurung diri dikamarnya.
"Bagaimana dokter?" tanya Romi dan Ayu.
"Beliau sudah tiada sekitar enam jam yang lalu," jawab dokter lalu menutup wajah ayahnya Ayu dengan kain putih.
"Ayaaahhh...."
Ayu langsung pingsan ditempat. Romi segera keluar memanggil seorang tetangga dan memintanya mengabarkan pada warga desa tentang kabar duka ini.
Tetangga yang datang kaget, karena baru beberapa hari istrinya tiada, sekarang suaminya juga tiada.
"Kasihan Ayu. Ibunya baru beberapa hari tiada. Dan sekarang ayahnya juga tiada," kata seorang tetangganya yang rumahnya sangat dekat dengan Ayu.
"Iya, padahal sebentar lagi Ayu akan menikah. Pantas saja mereka berdua sudah mencarikan jodoh untuk Ayu," sahut temannya.
"Itu lho, calonnya Ayu. Yang sedang mengangkat kursi keluar,"
"Ohh, syukurlah jika ada calonnya. Paling tidak ada yang akan memperhatikan kondisi nya, dia pasti terpukul dengan musibah yang bertubi-tubi," kata tetangganya.
Romi sibuk mengurus jenazah ayahnya Ayu. Ayu sendiri ada dikamar dalam kondisi tidak sadarkan diri. Ada bibinya yang memang tidak tinggal satu kampung dengan Ayu sudah datang menemaninya.
Hingga Jenazah akan disemayamkan, Ayu masih pingsan. Karena saat dia tersadar, dan tahu jika ayahnya tiada, dia pingsan kembali.
Romi tetap berada dirumah Ayu hingga keluarga Romi pulang kerumah mereka.
"Romi, kamu tetap disini. Temani Ayu. Jangan tinggalkan dia sendirian," pesan mamanya.
"Iya ma,"
Romi lalu duduk disamping Ayu yang masih pingsan.
Dokter juga sudah ada disana karena Romi memanggilnya. Khawatir terjadi hal yang buruk dengan Ayu, maka dia memanggil dokter.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments