Aditya melihat mamanya sedang menangis dikamar dan menatap foto Romi.
"Ma...." Aditya menutup pintu rapat dan menguncinya dari dalam.
"Kakakmu...kakakmu sudah menghancurkan hati mama...." mama Wina memeluk Aditya. Menangis melihat kenyataan jika putra kesayangannya telah punya anak diluar nikah dengan Lusi.
"Namanya Lusi kan?" kata Aditya.
"Kau kenal dia?" tanya mamanya sambil melepas pelukannya dan menatap anak keduanya.
"Dulu, Aditya sering melihat gadis itu menginap di apartemen kakak,"
"Ya Tuhan. Jadi benar. Jika anak yang dia bawa adalah anak Romi? Romi...kenapa kamu menghancurkan hati mama nak...."
"Tenang ma. Tunggu kakak kembali. Nanti biar kakak jelaskan," kata Aditya menenangkan mamanya.
"Dijelaskan saja tidak cukup Aditya. Jika benar itu adalah anaknya Romi. Lalu bagaimana dengan Ayu? Kau tahu....dia belum lama kehilangan kedua orang tuanya. Dan sekarang, Romi punya masa lalu dengan wanita lain dan punya anak. Bagaimana dengan Ayu....mama sangat bingung...." kata Mama Wina dengan berlinang air mata.
Deg.
Aditya juga kaget.
Dia sedih memikirkan nasib Ayu. Setelah kehilangan kedua orang tuanya, dia juga harus menderita jika sampai tahu jika kakaknya sudah punya anak dengan Lusi. Dan sekarang, Lusi menuntut untuk di nikahi secara resmi demi status anaknya.
Ayu sedang berjalan keluar halaman. Mencari tamu tadi.
"Kemana perginya? Kenapa cepat sekali? Dan... perasaan ku kenapa jadi tidak enak begini?" kata Ayu lalu berbalik. Dan saat berbalik, dia menabrak Aditya.
Bruuukkkk!
Sama-sama kaget. Terutama Ayu.
"Kau lagi! kalau jalan pakai ini...." kata Ayu kesal. Dan tanganya menunjuk pada matanya sendiri. Dia menggelengkan kepalanya karena terus menerus berpapasan dengan Aditya.
"Kau juga salah. Kenapa kau menghalangi jalanku?" kata Aditya menatap Ayu.
"Kau yang menabrak duluan tapi kau menyalahkan orang lain. Jika saja kakakmu yang tidak sengaja menabrakku. Maka dia akan langsung minta maaf dan bukan malah marah seperti dirimu," kata Ayu memuji Romi didepan Aditya.
"Hanya maaf saja tidak akan menyelesaikan segalanya..." kata Aditya menarik kedua bibirnya kebawah.
"Apa maksudmu?" tanya Ayu bingung dengan pernyataan Aditya.
"Sudahlah. Sana masak. Aku mau olahraga. Jika sudah matang, aku mau makan. Oh ya, mama sedang tidak enak badan. Jadi kau masak sendiri," kata Aditya lalu pergi.
"Apa dia bilang? Dia menyuruhku memanggilnya jika sudah matang? Berani sekali. Aku adalah calon kakak iparnya. Dia sama sekali tidak menaruh rasa hormat padaku," umpat Ayu kesal.
Ayu lalu ke dapur dan memasak sendirian.
"Tadi mama sehat, kenapa sekarang tiba-tiba sakit?" gumam Ayu.
Beberapa saat kemudian, Ayu membawa makanan yang sudah matang kemeja makan.
Tiba-tiba Aditya sudah berdiri di belakangnya. Membuat Ayu kaget dan hampir saja mangkoknya terlepas dari genggamanya.
"Hati-hati," kata Aditya memegang mangkok yang terguncang.
Hari mereka bersentuhan.
"Kau lagi!" Ayu kesal karena terus melihat Aditya dimana-mana.
"Kau mau kemana?" tanya Aditya.
"Aku mau mengantarkan makanan ini pada mama," sahut Ayu.
"Biar aku saja," kata Aditya.
"Tapi ..." Ayu akhirnya menyerahkan mangkok itu pada Aditya.
"Tunggu aku, kita akan makan bersama," Aditya lalu naik keatas dan memberikan makanan itu untuk mamanya yang sedang shock. Bahkan saking shocknya, dia merasa canggung saat harus bertemu dengan Ayu.
Tidak lama kemudian, Aditya kembali. Tapi Ayu tidak ada dimeja makan.
"Kemana dia?" Aditya mencari Satu kedapur. Tapi Ayu tidak ada di sana.
Tiba-tiba Ayu sudah ada di tangga. Dia sudah rapi dan menenteng-rantang berisi makanan yang tadi dia masak.
Aditya terpaku di tempatnya.
"Aku akan langsung bekerja dan akan makan di sana. jika kau mau makan semua sudah tersedia di meja makan. selamat makan," kata Ayu bergegas pergi.
"Tunggu dulu!" panggil Aditya.
Ayu lalu berhenti dan menatap nya.
"Biar aku antar," kata Aditya.
"Tidak perlu aku bisa berangkat sendiri," sahut Ayu.
Aditya tidak peduli dan bergegas ke garasi mengambil mobil nya.
"Ayo naik!" kata Aditya dari dalam mobil.
Ayu terpaksa naik dan tidak bisa menolak Aditya.
"Kenapa kamu terus menggangguku? Sudah kubilang. Jaga jarak denganku. Aku adalah calon kakak iparmu," kata Ayu kesal.
"Jangan marah, kakak ipar, aku harus menjagamu selama kakak bertugas. Jadi, jangan berburuk sangka denganku," kata Aditya melihat wajah Ayu dari spion.
Kamu memang cantik. Kenapa aku baru menyadarinya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments