Bab 19

Ayu berangkat pergi kedapur pagi-pagi sekali untuk membuat sarapan. Dan saat akan ke meja makan menghidangkan semuanya berpapasan dengan Romi.

Ayu dan Romi terdiam dan hanya saling menatap tanpa bicara.

Ayu memilih untuk membuang muka dan tetap melanjutkan pekerjaannya. Sementara Romi menatap Ayu dengan rasa penyesalan yang teramat dalam.

Dialah yang akan menikah dengan Ayu dan menjadi pendorong hidupnya. Namun karena kesalahannya, dia harus rela menyerahkan Ayu untuk menjadi mempelai adiknya.

Aditya yang turun dari lantai atas melihat kakaknya menatap Ayu sangat lama, lalu berjalan mendekati Ayu.

"Ini sarapan untukku?" tanya Aditya.

Ayu mengangguk.

"Iya, untukmu," kata Ayu lalu duduk tanpa menghiraukan Romi yang berdiri menatapnya tanpa berbicara sepatah katapun setelah tahu jika Ayu dan Aditya akan menikah tidak lama lagi dari mamanya tadi malam.

Harusnya sarapan itu untuk Romi, tapi karena sekarang dia akan menikah dengan gadis lain, maka sekarang menjadi milik Aditya, yang akan menjadi mempelai penggantinya.

Romi lalu meninggalkan meja makan tanpa berbicara apapun. Dia naik keatas dan tidak jadi sarapan. Selera makannya hilang, melihat calon pengantinnya duduk bersama bersama adiknya sendiri.

"Kau tidak papa?" tanya Aditya melihat dua titik airmata jatuh ke pipi Ayu.

Aditya sangat tahu jika ini tidak mudah bagi Ayu. Dia bertemu dengan kakaknya setiap hari dan mereka awalnya punya impian hidup bersama. Sekarang justru akan menjadi saudara ipar.

Ayu mengangguk pelan dan tertunduk.

Saat sarapan mereka hampir habis, seorang wanita turun dari lantai atas. Ternyata dia adalah Lucy. Dan Ayu tidak pernah menduga jika Lucy juga menginap dirumah ini.

Ayu menoleh pada suara derap langkah kaki. Lucy sedang berjalan bersama anak gadisnya menuruni tangga.

Aditya lalu menoleh ke arah yang sama. Mereka menatap Lucy dan anaknya bersamaan beberapa saat.

Aditya lalu memegang tangan Ayu berusaha memberikan kekuatan. Ayu yang biasanya menolak, kali ini membiarkan tanganya digenggam oleh Aditya.

Dua titik air matanya jatuh kembali.

Lucy akan ke dapur dan melewati mereka berdua.

Lucy tersenyum pada Ayu dan seakan ingin berbicara dengannya. Aditya lalu memberikan kesempatan pada dua wanita ini untuk berbicara. Aditya pamit pada Ayu untuk ke kamarnya sebentar. Jam tangannya tertinggal.

"Aku akan ke kamarku dulu, jam tanganku tertinggal," kata Aditya lalu dijawab anggukan oleh Ayu.

Hati Ayu remuk redam saat melihat Lucy. Karena dia, pernikahan nya yang sudah didepan mata dibatalkan.

"Maafkan aku, aku datang disaat yang tidak tepat," kata Lucy merasa bersalah pada Ayu.

"Kenapa baru datang? Kenapa tidak dari dulu? " Ayu ingin tahu alasannya kenapa dia justru datang disaat dia sudah dijodohkan dengan Romi. Dan cinta untuk Romi mulai bersemi dihatinya.

"Aku mencarinya tapi aku baru tahu jika dia tinggal disini. Dan aku kaget saat tahu dia akan menikah denganmu. Karena Romi juga tidak tahu jika dia punya anak dari hubungan kami dimasa lalu,"

"Kenapa bisa begitu? Kenapa kau tidak memberitahunya? Kau sudah datang dan menghancurkan segalanya!" kata Ayu kesal.

"Aku ingin anakku punya status yang jelas," kata Lucy.

"Tapi, sebelum nya aku minta maaf, jika kau tersinggung. Anak yang lahir diluar pernikahan adalah anak ibu. Dan kau bertanggung jawab penuh atas dirinya. Karena kalian belum menikah. Dan setahuku, itu menjadi resikomu, karena kau bersalah tidak menjaga dirimu dengan baik,"kata Ayu.

Tiba-tiba, Lucy menangis tersedu-sedu setelah mendengar penjelasan dari Ayu.

"Kau kejam sekali. Bagaimana jika hal yang sama terjadi padamu!" kata Lucy dengan ketus sementara anaknya main bersama bibi dirumah Aditya.

"Aku tahu resikonya. Dan aku tidak akan pernah melakukan kesalahan itu. Bahkan anak yang lahir diluar pernikahan, tidak punya hak atas nafkah ayahnya,"

Ayu terus berbicara sesuatu yang diketahuinya dari sebuah buku yang dia baca.

"Tutup mulutmu. Aku tidak ingin berdebat tentang anakku. Ini sudah benar. Demi anakku, akan aku lakukan apapun juga. Aku tidak mau mendengar lagi," kata Lucy pergi kedapur dan membuat sarapan untuk anaknya.

Ayu hanya tersenyum tipis.

"Yang aku katakan benar. Memang itu yang aku ketahui. Terserah jika kau akan menerimanya atau tidak," kata Ayu lalu pergi berpamitan pada bibi untuk kekantor.

Aditya turun dari atas dan segera mengejar Ayu.

"Ayu, tunggu! Biar aku antar sekalian aku kekantor," kata Aditya.

Ayu tidak menggubrisnya.

Aditya memegang pergelangan tangannya.

Ayu berhenti dan menatap tangan Aditya yang memegang pergelangan tangannya.

"Biar aku mengantarmu," tiba-tiba Romi datang dari pintu utama. Ayu dan Aditya kaget lalu saling berpandangan.

"Aditya, ayo kita berangkat," Ayu tidak menghiraukan Romi. Dia benar-benar kecewa dengan takdirnya saat ini dan juga dia tidak ingin terus berbicara masalah yang sudah terlanjur terjadi, dan hatinya hancur kembali setiap kali mendengar kesalahan Romi dimasa lalu.

"Ayu, tunggu!" Romi nampak mengejar Ayu.

"Lucy sedang membuat sarapan untukmu. Sebaiknya kamu masuk kedalam." kata Ayu lalu masuk ke mobil Aditya.

Aditya segera menyalakan mobilnya.

"Ayu....tidak bisakah kita bicara? Sebentar saja?" pinta Romi.

"Tidak. Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi," kata Ayu dan menatap ke arah lain.

Romi menarik nafas dalam dan dia bisa dengan jelas melihat kecewa dan kesedihan dimata Ayu.

Romi lalu masuk kedalam dan menemui Lucy.

"Papa....." tiba-tiba anaknya berlari kearahnya dan minta digendong oleh Romi.

Romi yang merasa canggung akhirnya tidak tega melihat gadis kecil itu merengek minta di gendong.

Romi mengusap matanya yang berair. Dia mencintai Ayu tapi saat berhadapan dengan gadis kecil tak berdosa ini, dia juga tidak tega untuk menyakiti hati kecilnya.

"Mas....ini sarapan untukmu," kata Lucy tersenyum melihat Tiara, anaknya berada dalam gendongan papanya.

"Ya...." Romi yang awalnya akan mengatakan hal pada Lucy, mengurungkan niatnya.

"Mam....mamm...." kata Tiara lucu dan cedal.

"Sini, makan sama mama. Mama siapin ya?" kata Lucy.

"Nggak....maunya ama papa...." kata Lucy lucu dan menggemaskan.

Weni dan suaminya turun dari atas. Mereka sangat lelah dan bangun lebih siang dari biasanya.

Melihat Romi makan bersama Lucy dan cucunya, hatinya senang dan merasa semua akan berjalan dengan baik. Aditya mau menikah dengan Ayu. Dan Romi dengan Lucy. Mama Weni berfikir jika semuanya telah bisa dia selesaikan dengan baik.

"Lihat pa, meskipun masalah datang bertubi-tubi, tapi mama senang. Akhirnya kita bisa mendapatkan jalan keluar dari masalah ini," kata Mama Weni pada suaminya.

"Iya ma. Ayu, sepertinya juga tidak keberatan menikah dengan Aditya. Dan Romi dengan tanggung jawabnya atas kesalahannya," kata suaminya.

"Mama sedikit lega melihat anak-anak akur pa," kata Mama Weni.

Padahal, sejak Ayu akan menikah dengan Aditya, Romi seperti menjaga jarak dari adiknya. Dia kesal, karena Aditya memutuskan untuk menikahi Ayu. Padahal, tadinya Romi berharap, Ayu akan pulang kerumahnya. Dan setelah semuanya tenang, Romi akan mencari cara untuk menikah dengan Ayu setelah mendapatkan hak asuh Tiara.

Tapi semua gagal karena Aditya justru akan menikah dengan Ayu tidak lama lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!