Susana duka masih terasa dirumah Ayu. Hari ke empat puluh, Ayu dibawa Romi kerumahnya.
"Kamu tinggal dirumahku ya. Mama ingin kamu pindah kerumah. Disini, akan membuatmu sedih karena kenangan yang mereka tinggalkan, kamu adalah calon istriku. Sudah seharusnya aku memastikan kesehatanmu," kata Romi diruang tamu.
"Tapi, kita belum menikah. Bagaimana aku bisa tinggal dirumahmu?" tanya Ayu khawatir dengan fitnah dari apa kata orang.
"Kan kamu akan menjadi istri ku sebentar lagi. Jadi kamu tidak usah khawatir. Orang tidak ada yang akan membicarakan dirimu. Karena mereka tahu kamu adalah calon istriku," kata Romi.
"Baiklah, tunggu aku ambil baju dulu," kata Ayu lalu mengemasi bajunya dan menelpon sepupunya untuk tinggal dirumahnya.
Kebetulan, sepupunya bekerja dirumah sakit didekat rumah Ayu dan selama ini ngekos dengan keluarganya barunya.
Maka, daripada rumah Ayu kosong, dia ingin agar saudaranya yang menempati rumah itu.
"Sudah siap?" tanya Romi.
"Iya sudah," jawab ayu berjalan dengan kopernya.
Mereka lalu masuk mobil Romi yang sudah terparkir didepan rumah Ayu.
Seorang tetangga yang rumahnya dekat dengan Ayu berkata pada suaminya.
"Itu Ayu mau dibawa kemana pak?" tanya istrinya.
"Sepertinya mau diboyong kerumah calon suaminya Bu," jawabnya.
"Ohh, tapi kan mereka nikahnya masih lama. Katanya masih satu tahun lagi," jawab istrinya.
"Memang diundur bu?" tanya suaminya.
"Iya, kemarin bibinya bilang. Karena masih dalam suasana duka, maka nikahnya diundur satu tahun lagi,"
Ayu dan Romi tersenyum pada beberapa tetangga yang sedang berdiri didekat rumah Ayu.
Mereka akan ada acara arisan RT. Dan melihat Ayu dibawa oleh Romi, merekapun mulai membicarakan nasibnya yang sedang dilanda musibah dua kali.
"Ngga nyangka ya Bu, Orang tuanya meninggal dalam waktu berdekatan. Pasti dia sangat terpukul, mana dia anak tunggal lagi," kata seorang tetangganya.
"Iya Bu. Kasihan nasib si Ayu. Tapi untunglah, dia akan menikah. Dan katanya, calon mertuanya itu sangat perhatian padanya,"
"Ya syukurlah kalau begitu Bu. Orang tuanya telah tiada. Dan sebagai gantinya, dia mendapatkan mertua yang baik dan perhatian padanya," kata tetangganya.
Ayu sampai dirumah Romi. Mama dan Papa Romi menyambutnya dengan senang karena dia mau tinggal bersama mereka.
"Ayu masuk," kata ibu mertuanya.
"Iya Tante,"
"Sudah, jangan panggil Tante. Panggil mama saja. Kamu sudah seperti putri kami sekarang meskipun kamu dan Romi belum menikah," kata Ibunya.
"Iya ma," jawab Ayu dan tersenyum pada ayah mertuanya.
"Bu, papa berangkat dulu ya, Ayu....anggap saja seperti dirumah sendiri....jangan sungkan-sungkan," kata ayahnya Romi lalu pergi ke kantor.
"Iya Om,"
"Panggil papa saja, kamu juga seperti putri Om sekarang,"
"Iya pa...."
Ayu lalu diajak kekamarnya oleh mamanya Romi.
"Ini kamarmu. Kami sudah mempersiapkan untukmu. Tadinya ini kamar Aditya. Tapi kami sudah mengubahnya agar menjadi kamarmu. Dan kamar Aditya ada disana? Kamarmu biar dekat dengan kamar Romi," kata mama Wina.
"Terimakasih ma, kalian sangat baik pada Ayu," kata Ayu mengusap air matanya karena teringat pada ibunya sendiri.
Weni lalu keluar dan membiarkan Ayu sendirian.
Romi berdiri dipintu dan tersenyum pada Ayu lalu masuk kedalam.
"Bagaimana, kau suka dengan kamar ini?" tanya Romi.
"Iya, aku suka," jawab Ayu.
"Kamarku ada disebelah. Jika kau butuh sesuatu, kau bisa datang," kata Romi.
"Iya,"
"Dimana Aditya? Aku tidak melihatnya sejak tadi?" tanya Ayu.
"Dia lagi keluar kota menggantikan aku. Beberapa pekerjaan yang biasa aku tangani digantikan olehnya,"
"Maafkan aku. Karena sibuk denganku, kau meninggalkan pekerjaan mu," kata Ayu merasa bersalah karena telah membuat Romi terus saja mengurus dirinya.
"Mulai besok, aku akan bekerja, dan kau jangan mengkhawatirkan aku lagi. Aku sudah berusaha ikhlas dan menerima. Aku juga berusaha tegar. Jadi, kau bisa bekerja dengan tenang," kata Ayu agar Romi tidak meninggalkan pekerjaannya terus-menerus demi dirinya.
Ayu tahu jika selama empat puluh hari ini, Romi banyak menghabiskan waktu untuk menemaninya dan menghiburnya. Dan semua pekerjaan nya di kerjakan oleh Aditya, adiknya.
"Kau yakin? Karena aku kebetulan ada pekerjaan di Qatar. Aku sudah menundanya beberapa kali," kata Romi.
"Kau bisa kesana dengan tenang. Ada keluarga mu disini. Aku tidak akan kesepian," kata Ayu pada Romi.
"Baiklah jika begitu," kata Romi membelai rambut Ayu penuh cinta kasih dan perlindungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments