Setelah mengantarkan Ayu, Aditya langsung pulang karena khawatir dengan kondisi mamanya.
Aditya langsung naik kekamar mamanya untuk melihat keadaannya. Mamanya menjadi lemah karena terus memikirkan perbuatan Romi dan juga perjodohannya dengan Ayu.
"Mama...kok belum dimakan sejak tadi, biar Aditya suapi ya,"
"Tidak, bawa kebawah aja. Mama tidak selera makan,"
"Ma, sejak tadi pagi mama belum makan apapun. Nanti mama sakit,"
"Bagaimana mama bisa makan Aditya? Mama sangat bingung sejak gadis itu datang. Jika benar jika anaknya adalah darah daging Romi. Maka dia adalah cucuku dan bagian dari keluarga ini. Tapi, bagaimana dengan Ayu? Kita sudah berjanji pada keluarganya untuk menikah jamnya dengan Romi. Sekarang kedua orang tuanya sudah tiada. Dia adalah gadis yatim piatu. Bagaimana ibu sanggup mengatakan padanya tentang kenyataan ini?"
Aditya menatap ibunya sedih. Dia bisa merasakan apa yang dirasakan ibunya. Disatu pihak, ada cucunya yang hidup diluar sana dengan status yang belum jelas. Dan dipijak lain, ada janji yang harus ditepati.
"Kita tunggu kakak pulang ma," kata Aditya.
"Kakakmu masih satu bulan lagi disana. Rasanya begitu lama," kata mamanya.
"Yang penting, selama kakak belum pulang, jangan sampai Ayu tahu hal ini ma," kata Aditya.
"Aku tidak sanggup melihatnya kecewa, Aditya. Bagaimana pun, Ayu sudah kita bawa kemari dengan harapan yang indah,"
"Sudahlah ma. Jangan terus dipikirkan. Nanti mama malah sakit. Kita tunggu tes DNA dilakukan. Bagaimana kalau itu bukan anak kakak? Semua masih belum jelas. Jadi mama harus tetap tenang," kata Aditya.
"Iya, mama menyuruhnya untuk tes DNA."
"Ya, sebaiknya kita tidak menyimpulkan apapun sampai tes itu dilakukan. Sekarang, mama harus makan, biar Aditya temani," ujar Aditya lalu menemani mamanya makan.
"Kau tadi mengantarkan Ayu?" tanya Mamanya.
"Iya,"
"Kau harus menjaganya dengan baik selama kakakmu tidak ada. Mama kasihan setiap kali mengingat kedua orang tuanya yang sudah tiada, beruntung dia gadis yang kuat dan tegar. Dia lekas bisa bangkit setelah musibah menimpa keluarganya," kata mamanya.
"Iya ma."
Sore hari, Ayu dan Siti pulang lebih awal. Mereka akan mencari beberapa batang untuk kebutuhan kantornya. Kebetulan semua barang sudah dikirimkan lebih awal.
Karena tidak ada pekerjaan lagi, maka mereka berdua memutuskan untuk membeli barang-barang keperluan kantor.
Aditya pergi menjemput Ayu dengan mobil kali ini karena hujan. Beberapa hari hujan terus mengguyur setiap menjelang sore hari.
Aditya melihat kantornya tertutup, dia lalu menelpon Ayu.
"Kamu dimana? Apa sudah pulang?" tanya Aditya.
"Aku dalam perjalanan kekantor. Aku sedang membeli beberapa barang," kata Ayu lalu menutup teleponnya.
"Kau sudah dijemput? Kau bilang calon suamimu ke luar negeri. Lalu siapa yang menjemputmu?" tanya Siti.
"Aditya. Dia yang menjemputku," sahut Ayu mengagetkan Siti.
"Apa? Aditya. Tapi dia adalah adik dari Romi. Dan dia dulu kan mantan pacarmu? Kok bisa?"
"Aku juga tidak tahu. Setelah Romi keluar negeri. Dia terus mengikuti ku. Dirumah juga begitu," kata Ayu.
"Hati-hati loh. Nanti Cinta lama bisa bersemi kembali,"
"Nggaklah. Dia tidak bisa dibandingkan dengan Romi. Dan Romi adalah calon suami yang sempurna menurutku. Perhatian, sayang, dan tutur katanya juga lembut dan bijaksana. Pokoknya idaman banget. Sedangkan Aditya? Dia kebalikan dari sikap Romi. Dia berganti pacar seperti ganti baju. Setiap hari yang dia sukai berbeda. Mana mungkin aku suka padanya setelah tahu tabiatnya yang buruk, bahkan aku menyesal, kenapa dulu bisa tergoda oleh rayuannya,"
"Hahahaha, tapi kenapa aku tidak sependapat denganmu. Menurut ku, Aditya cowok yang cukup manis," kata Siti.
"Kau memuji ya sejak pertama kali bertemu. Apakah kau benar-benar masih menyukainya? Kau benar-benar penasaran dengan dirinya?" Ayu menggelengkan kepalanya melihat sahabatnya yang mengagumi ketampanan Aditya sejak mereka menyekapnya.
"Cinta memang aneh. Apalagi kalau sudah suka. meskioun aku bilang itu tak ayam, kau tetap melihatnya seperti cokelat," sindir Ayu menyadarkan sahabat nya.
"Ehm, jangan nyindir. Ehm, boleh ngga nanti aku bareng kalian?" kata Siti pada Ayu.
"Boleh," jawab Ayu tertawa melihat wajah sahabatnya yang merona merah.
"Kalau memang jodoh mau diapain?"
"Apa maksudmu?" Ayu menoleh pada Siti.
"Ya, bagaimana kalau aku berjodoh dengan Aditya. Maka kita bisa menjadi saudara ipar. Pasti sangat menyenangkan. Kita bisa bersahabat sampai tua," kata Siti berandai-andai.
"Kau benar-benar sudah mulai konyol karena jatuh cinta," kata Ayu.
"Ayolah Ayu. Orang tidak selamanya buruk. Tapi oh ya, kau yakin sudah tidak ada perasaan dengan Aditya?" tanya Siti.
"Tidak! Sama sekali!"
"Kalau begitu, aku akan mendekatinya. Menurutku dia pria yang manis," sahut Siti.
"Awas ya jika nanti kau menangis karena di kecewakan olehnya,"
"Tidak akan. Aku akan mengubahnya menjadi merpati yang jinak,"
"Hahahaha..Siti...aku tidak tahu harus bilang apalagi. Kau benar-benar telah terpesona oleh ketampanan nya. Semua yang ku katakan seperti hanya keluar dari telinga kiri dan kanan. Tidak bisa membuatmu sadar. Yang penting, aku sudah memperingatkan mu. Karena aku tidak mau sahabatku terluka karena di khianati olehnya," kata Ayu.
"Percayalah. Kali ini aku benar-benar serius dengannya. Aku akan membuatnya jatuh cinta padaku," kata Siti pada Ayu.
"Oke. Karena kau tidak mau dengar nasehatku. Maka selamat berjuang,"
"Pak, berhenti, sudah sampai," kata Ayu pada sopir taksi.
"Iya neng,"
Mereka lalu turun dan Aditya datang untuk membantu membawakan beberapa barang yang dibeli oleh mereka berdua.
"Oh manis sekali," gumam Siti saat melihat Aditya datang membantu membawakan semua barang dari dalam mobil.
"Sudah semua?" Tanya Aditya saat mereka berada didalam kantor.
"Sudah. Dan terimakasih," kata Ayu dingin.
"Ehm, bolehkah aku ikut denganmu? Hujan sangat deras. Apakah bisa?" tanya Siti pada Aditya.
Aditya menatap wajah Ayu sebentar. Sementara yang ditatap malah melihat kearah yang lainnya.
"Ya boleh. Aku akan mengantarkan kamu dulu," kata Aditya.
"Terimakasih..." kata Siti girang. Ayu benar-benar melihat sahabatnya sedang mulai melakukan rencananya untuk mendekati Aditya.
Apa dayanya? Meskipun sudah tahu kalau Aditya adalah seorang playboy, tapi sahabatnya terlanjur jatuh cinta. Dan semua adil dalam cinta.
Setelah mengunci pintu Kantor, Siti akan naik kemobil. Aditya dan Siti sudah ada didalam.
Dan melihat Siti duduk dikursi depan, membuat Ayu mengelus dada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments