Saat Ayu dan Romi kembali, keluarga Mereka juga sudah berpamitan untuk pulang. Ayu turun dari mobil.
Ayu berjalan kesamping orang tuanya dan berdiri bersama mereka.
Ayu masuk dan ibunya berbicara dengannya. Ingin tahu bagaimana tanggapan Ayu dari hati ke hati.
"Bagaimana menurutmu tentang perjodohan ini?" tanya Ibunya.
"Karena ini sudah tradisi, maka Ayu tidak akan menolaknya ibu," jawab Ayu.
"Jadi, kau tidak akan kabur dihari pernikahan mu bukan?"
"Kok ibu bertanya begitu? Apa ada yang seperti itu?"
"Tentu saja ada beberapa yang kabur dihari pernikahan nya. Dan ibu tidak ingin hal yang sama terjadi pada keluarga kita. Jika kau ingin menolaknya, maka katakan saja. Nanti ibu akan menjadi jodoh yang lain untukmu,"
"Tidak ibu. Ibu tidak usah cemas. Ayu tidak akan kabur dari pelaminan,"
"Syukurlah jika begitu, berarti kau setuju bukan? Ini memang tradisi, tapi meskipun begitu, ibu tetap ingin kau melakukan nya tanpa ada rasa berat dan terpaksa,"
"Ayu baru mengenal Romi. Tapi, melihat dari caranya berfikir, Ayu bisa tahu jika dia adalah pria yang baik,"
"Ya, mengenal pasangan dan bagaimana sikap mereka sangat penting sebelum memulai hidup baru. Jika sudah ada anak, baru berusaha memahami pasangan dan kaget dengan tabiatnya, maka bisa menjadi bumerang nantinya, Ibu juga memahami ayahmu, sebelum menikah, dan menyelaraskan perbedaan itu setelah menikah. Saat punya anak, jadi bisa merawat dan mengasuh bersama. Butuh kerja sama yang baik dari suami istri, agar sebuah rumah tangga menjadi bahagia," kata ibunya.
"Iya, Ayu melihat bapak dan ibu sangat bahagia dan tidak pernah sekalipun melihat kalian bertengkar,"
"Tentu saja. Ayahmu, sangat menghormati dan menyayangi ibu, tidak sekalipun pernah mengucapkan kata kasar apalagi menghina ibu. Dan semua karena ayahmu sadar, ibu adalah istrinya dan akan menjadi ibu dari anak-anaknya. Tidak cukup hanya berkata dan memberikan nasehat pada anak dan orang lain. Semua itu harus dengan contoh dari diri sendiri melakukan hal baik,"
"Bu, terimakasih, sudah menjadi orang tua yang sempurna untuk Ayu. Karena kalian adalah figur bagi Ayu dan suami Ayu nanti,"
"Sekarang, istirahat lah, ibu juga akan istirahat sejenak," kata ibunya.
Hari ini, Ayu menemui Siti dengan wajah yang bahagia.
Bagaimana tidak? Dia akan dijodohkan dengan Romi yang ternyata pria yang sangat berwawasan luas dan peduli pada wanita dan mau belajar memahami pasangannya.
"Siti......" panggil Ayu saat sampai dipintu. Siti sedang mengepak beberapa barang.
"Kenapa kamu baru datang? Aku benar-benar kerepotan. Hari ini banyak sekali orderan yang masuk," sahut Siti.
"Ohh maaf. Aku terlambat. Banyak sekali. Apa ada tambahan lagi?"
"Iya. Satu orang memesan barang kita sangat banyak. Dan dia ingin kita mengirimnya hari ini juga," kata Siti dan tanganya tetap gesit mengepak semua barang dan merapikannya.
"Biar aku taruh tas aku dulu," kata Ayu lalu menaruh tasnya dan duduk didekat Siti.
"Oh ya, bagaimana dengan kemarin? Apakah semua berjalan dengan lancar?" tanya Siti pada Ayu.
"Ya, syukurlah, orang yang akan dijodohkan denganku ternyata pria yang baik dan berwawasan luas. Aku sangat menyukai caranya berfikir dan tidak egois," sahut Ayu.
"Artinya kau menerima perjodohan ini bukan?" tanya Siti saat melihat ekspresi wajah Ayu.
"Ya, aku tidak menolaknya. Tapi, kau akan kaget saat tahu siapa dia," kata Ayu.
"Memang siapa dia?" tanya Siti jadi penasaran.
"Dia adalah kakak dari Aditya," jawab Ayu dan benar saja, membuat Siti kaget setengah mati.
"Apa!?"
"Iya, dia adalah kakaknya Aditya. Tapi dia jauh berbeda dengan Aditya. Dia sangat perhatian dan aku langsung suka begitu mengenalnya. Dia idaman banget pokoknya," kata Ayu mengingat wajah Romi dan bagaimana dia berbicara sangat dewasa saat bersamanya.
"Lalu...."
"Aku selalu memimpikan jika suatu hari nanti, jodohku sama seperti ayahku. Ayah sangat baik dan menghormati ibu. Mereka tidak pernah bertengkar dan saling menghormati hingga saat ini. Tidak pernah sekalipun, ayah berkata kasar apalagi membuat ibu menangis. Dan aku melihat Romi sama seperti ayahku, akhirnya Tuhan mempertemukan aku dengan jodoh yang baik, seperti yang aku impikan selama ini," kata Ayu.
"Oh Syukurlah jika dia adalah pria yang baik. Oh ya, bagaimana reaksi Aditya?"
"Entahlah. Aku tidak terlalu memperhatikannya. Karena kami berbicara berdua saja keluar dari rumah. Sepertinya, aku lihat Aditya juga terkejut, saat melihat jika aku yang akan dijodohkan dengan kakaknya," kata Ayu berusaha mengingat ekspresi Aditya.
"Semoga dia tidak membuat masalah untukmu,"
"Sepertinya tidak. Hubungan kami sudah lama berakhir. Dan dia yang mengkhianati nya. Jadi untuk apa mencampuri urusanku dengan kakaknya?"
"Bagaimana kalau dengan istilah cinta lama bersemi kembali. Setelah melihatmu sekarang, dia jatuh cinta lagi?"
"Apa?! Tidak mungkin lah, pria seperti itu, mudah bosan dan akan mencari mangsa yang baru. Mana mau dia pada stok lama, hehe, kau mangsa berikutnya...." kata Ayu menggoda Siti.
"Apa!?"
"Tidak-tidak, aku tidak mau menjadi bagian dari petualangan cintanya. Aku juga ingin mendapatkan pria yang baik dan seperti yang kau bilang. Yang menghormati dan menghargai wanita. Tidak ringan tangan dan mudah mencaci, apalagi berkata kotor," ucap Siti.
"Sayangnya, pria seperti itu limited Edition...." kata Ayu dan Siti sambil tertawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments